Di sebuah ruangan yang terlihat dingin. Hanya ada satu lampu di meja kerja yang tetap hidup, itu membuat pria yang sedang duduk di kursi kebesarannya terlihat sangat dingin dan tidak terjangkau. Hal tersebut menambah suasana ruangan menjadi semakin mencekam.
Di hadapan pria itu sudah ada beberapa pria berpakaian hitam menunduk ketakutan atas tatapan pria tersebut. Mereka masih belum bisa menemukan orang yang diperintahkan oleh bosnya.
"Apakah menemukan satu wanita saja kalian tidak bisa!?" Suaranya terdengar dingin dan mematikan, mereka merasakan keringat di punggung bercucuran membasahi pakaian mereka.
"Maafkan kami Bos, orang yang kami cari keberadaanya seperti hilang di telan bumi," ucap salah satu pria tersebut.
"Aku sudah memberi kalian waktu 2 tahun. Sepertinya aku harus mengirim kalian ke kutub Utara." Itu bukan candaan, mereka tau setiap perkataan pria itu adalah kebenaran yang tidak akan bisa di remehkan.
"Tolong beri kami kesempatan sekali lagi, Bos. Kami berjanji akan menemukannya." Mereka tidak ingin mati kedinginan jika pria tersebut sampai mengirim mereka ke kutub Utara.
"Baiklah. Kali ini kalian ku beri kesempatan terakhir dan jika kalian masih belum bisa menemukannya maka bersiap-siaplah untuk mengemasi barang-barang kalian!"
Mendengar ucapan Bos mereka. Ketiga pria tersebut langsung bernafas lega.
"Terima kasih, Bos."
"Kalian bisa pergi."
Setelah itu mereka bergegas pergi meninggalkan pria tersebut.
"Katakan pada ku gadis kecil. Kemana lagi aku harus mencari mu." Pria itu tersenyum sedih.
Setelah kejadian dua tahun yang lalau, dia benar-benar berusaha mencarinya. Bagaimana pun gadis itu yang sudah menyelamatkan hidupnya, dia hanya ingin mengucapkan terima kasih.
Walau pria itu terkenal dengan sifat dingin dan kejamnya. Dia masih tau bagaimana cara menghargai setiap pertolongan yang dia dapat.
Dia menyesal karena tidak langsung mengejarnya. Bagaimana pun itu memang bukan sepenuhnya kesalahannya. Walau pada dasarnya gadis itu langsung pergi setelah mengalahkan para pembunuh itu.
"Aku akan mencari mu walau ke ujung dunia sekali pun."
Hanya saja tanpa pria itu sadari. Pencariannya itu bukan lagi sebatas rasa berterima kasih, namun sudah menjadi obsesi dan kerinduan untuk bertemu gadis itu.
"Apa kau masih belum menyerah, Kak?"
Tiba-tiba saja ada pria lain yang masuk ke ruangan tersebut. Penampilannya yang memikat dengan balutan pakaian yang terlihat berwarna berbanding terbalik dengan pakain sang kakak yang selalu memakai pakaian serba hitam.
Mereka terlihat seperti siang dan malam, tentu saja sang adik lah yang menjadi siang dan sang kakak akan menjadi malam.
"Hm."
Setelah mendengar itu sang adik menghembuskan nafas pelan. Dia tidak tau jika sang kakak akan tetap mencari orang itu.
Awalnya dia hanya menganggap itu seperti rasa ingin berterima kasih. Namun, pencarian itu sudah memakan waktu 2 tahun dan sang kakak masih belum menyerah untuk menemukan sang gadis.
"Apakah gadis itu sangat berharga sehingga kau masih tetap mencarinya?"
"Aku hanya ingin berterima kasih."
"Tapi kau masih belum menemukanya. Mungkin saja dia sudah mati atau bersembunyi."
"Aku akan tetap mencarinya dan akan berhenti saat aku menyaksikanya sendiri."
"Aku merasa ini menjadi sebuah obsesi bagi mu. Atau kau memang sudah jatuh cinta padanya."
Tiba-tiba saja jantungnya berdetak kencang saat mendengar perkataan sang adik.
Apakah dia memang sudah jatuh cinta pada gadis itu?
Sesaat pikiranya kacau dan dia merasa ada sesatu hal yang mengganjal di hatinya. Namun dengan cepat dia menyingkirkan semua itu dan meyakinkan hatinya bahwa ini hanya sekedar ucapakan terima kasih.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Dia sengaja mengalihkan percakapan agar adiknya tidam terus bertanya.
"Aku hanya ingin menjenguk mu. Ibu menghawatirkan mu karena tidak pulang beberapa bulan terakhir ini."
Walau sebelumnya dia memang jarang pulang ke rumah, namun 6 bulan terakhir dia tidak pernah lagi pulang dan hanya menghabiskan waktunya di kantor serta apartemennya yang ada di dekat kantornya.
Keluarganya sangat menghawatirkan kondisinnya namun tidak ada satu orang pun yang bisa membujuknya termasuk sang ibu.
"Katakan padanya aku baik-baik saja."
"Tapi dia ingin kau pulang, Kak."
"Aku tidak akan pulang jika dia masih tetap saja menjodohkan ku dengan wanita menjijikan itu."
Mungkin itu adalah salah satu alasan terbesarnya untuk enggan pulang ke rumah.
Walau umurnya masih 25 tahun tapi ibunya terus saja menjodohkannya dengan wanita pilihan sang ibu yang notabenya adalah anak dari sahabatnya.
Hal itu membuatnya tidak senang. Dia bukan tipe pria yang akan menentukan wanita seperti apa yang dia inginkan. Namun, entah mengapa hatinya dingin terhadap wanita lain kecuali gadis itu.
Mungkin bukan hanya itu alasanya untuk tidak ingin di jodohkan dan merasa jijik pada wanita itu, dia membenci sifatnya yang selalu melengket seperti lem dan bertindak polos di depanya.
Hanya dia yang tau bagaimana sifat asli wanita tersebut, bagaimana pun dia akan selalu menyelediki setiap orang-orang yang berniat mendekatinya.
Dia juga tau apa rencana keluarga wanita itu, mereka berusaha memanjat keluarganya untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi di depan masyarakat.
"Aku tahu kau membenci wanita itu. Tapi pikirkan keadaan kakek, dia selalu menanyakan mu. Paling tidak kau bisa menjenguknya tanpa sepengetahuan ibu."
Adiknya benar. Seharusnya dia memikirkan sang kakek. Bagaimana pun kakeknya adalah orang yang selalu mendukung dan menyayanginya tanpa pernah memaksakan kehendaknya.
"Baiklah besok aku akan menjenguknya." Dia tidak ingin disebut cucu yang tidak tau terima kasih, bagaimana pun dia juga menyayangi pria tua itu.
"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi. Jaga kesehatan mu, Kak."
Pria itu tersenyum senang saat berjalan keluar. Akhirnya misinya berhasil membujuk sang kakak untuk menemui kakeknya.
Sang kakek selalu saja memaksanya untuk membawa pulang kakaknya. Dia harus memikirkan bagaimana caranya agar sang kakak bisa pulang dan menemui pria tua tersebut.
Dia merasa kakaknya semakin hari semakin dingin setelah kejadian 2 tahun lalu saat paman mereka berusaha untuk membunuhnya.
Keluarga bahkan mereka menjadi renggang setelah kejadian itu, sang kakak bahkan dengan kejamnya menjatuhkan usaha pamanya dan membuat mereka jatuh miskin dalam waktu satu malam. Sepupu mereka juga harus mengemis pada kakaknya agar dia mau mengampuni ayahnya. Namun, kakaknya tidak memperdulikan keluarga pamannya.
Itu adalah hari yang paling mencekam bagi keluarga besarnya, sang kakek berusaha untuk membujuknya namun dia tidak mendengarkannya. Baginya kejahatan harus di balas dengan kejahatan.
Dia bukan tipe orang baik yang berbudi luhur, sebaliknya dia bisa menjadi malaikat saat mereka tidak mengganggunya dan akan menjadi iblis jika mereka mengganggunya, tidak perduli mereka orang lain atau bahkan keluarga sekali pun.
Jika dia sudah memutuskan, maka itu akan menjadi hari paling mengerikan.
Tidak ada yang berani memprovokasinya, sekali pun mereka tidak senang. Mereka akan tetap diam dan mengalah agar tidak memancing kemarahanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
mB€|6€D€§
pinginnya bikin pembaca jd penasaran tp karna terlalu banyak membuat teka teki dlm cerita justru membuat ceritanya membosankan dan SULIT diikuti..😇
2024-08-09
0
Hyuna❤️Aditya
nyimak truss dah,,
2024-02-22
0
Sani Srimulyani
kayanya ibu2 yg ditolong alana ibunya cowok itu deh.
2024-02-18
0