Di rumah lama kakek Alana.
“Apa kalian sudah mendapatkan keberadaan cucu ku?“
“Maaf, Tuan. Kami belum berhasil melacak keberadaan nona Alana.“
“Ini sudah hampir 2 tahun tapi kalian masih belum tau dimana keberadaanya. Bagaimana cara kerja kalian sehingga mencari seorang gadis pun tidak berhasil!“
“Maafkan kami Tuan, kami sudah memeriksa semua penerbangan tepat saat nona pergi dan kami mendapatkan info jika dia pergi ke Negara A. Namun nona hilang, setelah melacak keberadaan di Negara tersebut sayangnya kami tidak mendapatkan apa pun."
Kehilangan cucu tersayangnya adalah penyesalan terbesarnya. Dia sudah pernah kehilangan anak kesayangnya dan sekarang cucu perempuanya yang paling dia sayangi juga ikut pergi meninggalkannya.
Dia menyesal pergi saat itu, jika saja markas yang ada di luar kota tidak dalam masalah, mungkin dia tidak akan kehilangan cucunya.
Saat dia tahu jika cucunya di usir oleh menantunya dia sangat marah, dia tidak mengerti mengapa seorang ibu bisa menyakiti anak kandungnya demi anak angkat. Dia juga marah pada sang putra serta istrinya yang membantu menantunya, bahkan sekarang dia sudah tidak mengakui mereka ketika mereka membuat keputusan untuk memperkenalkan anak angkat itu sebagai anak kandung dan cucunya dianggap sebagai anak angkat.
Dia meninggalkan keluarga itu dan tinggal sendiri di rumah leluhurnya. Dia tidak ingin melihat manusia-manusia munafik dan kejam itu lagi.
Dia adalah pensiunan militer yang di takuti oleh musuh, walau pun sekarang dia sudah tidak menjabat lagi namun dia masih diakui oleh negara. Dia juga memiliki perajurit sendiri yang dilatih serta markas untuk mereka tinggal.
“Aku tidak perduli sesulit apa pun itu kalian harus menemukan cucu ku!!!"
“Baik Tuan.“
Setelah itu mereka pergi meninggalkan tuan mereka sendirian di rumah tamu yang besar.
“Tuan, nona Olivia dan tuan Julian ingin menemui anda." Tiba-tiba saja seorang pelayan menghampiri lalu memberi tahu jika si anak angkat dan mantan tunangan Alana ingin bertemu.
“Katakan pada mereka jika aku tidak ingin menemui sampah.“
Dia tidak akan pernah bisa menerima wanita itu, dia bukan cucunya dan dia juga penyebab penyebab cucunya pergi meninggalkannya.
Wanita itu sudah sering datang untuk bertemu dengannya. Tapi pada akhirnya Olivia selalu gagal karena kehadirannya ditolak. Lalu sekarang dia datang bersama mantan tunangan cucunya yang juga tunangan wanita itu, sungguh keluarga yang memalukan.
“Tapi, Tuan.”
“Kakek, aku tahu aku salah, karena kehadiran ku Ana pergi.“ Tiba-tiba saja Olivia angkat bicara. Sepertinya dia masuk tanpa izin pelayan, atau mungkin bisa di bilang dia memaksakan dirinya masuk.
“Siapa yang mengijinkannya masuk ke rumah ku!?“ Edgar meninggikan suaranya, semua yang ada di ruangan itu mulai takut padanya.
“Kakek tolong maafkan aku.“ Olivia berusaha mendekati pria tua itu untuk menunjukan rasa penyesalan dan keinginan agar segera diakui.
“Menjijikan!!! Sampai kapan pun, kau tidak akan pernah bisa menjadi cucu ku. Di Dunia ini hanya Quenza Alana lah cucu ku dan dia akan menjadi satu-satunya cucu ku." Edgar langsung mendorong Olivia hingga terjatuh di lantai.
"Olivia. apa kau baik-baik, Sayang?“ Julian yang ada di dekatnya segera menghampiri. Pria itu dapat melihat wajah sendu Olivia. Hal tersebut membuat hatinya sakit saat melihat wanita yang paling dia cintai di perlakukan tidak adil. "Tuan Edgar! Anda sangat keterlaluan, Olivia sudah meminta maaf. Jika pun Alana pergi, itu karena keinginannya bukan permintaan Olivia.“
“Oh, kau berani membela wanita itu di bandingan cucu ku yang sudah membantu mu untuk mendapatkan jabatan tertinggi dan membantu perusahaan mu berkembang seperti sekarang! Apa yang sudah diberikan wanita itu untuk mu sehingga kau menjadi bodoh seperti ini?“
“Sayang ini bukan salah kakek, sudah cukup jangan berkata seperti itu pada Kakek.“ Olivia berusaha menenangkan Julian, kata-katanya terdengar seperti membela Edgar namun itu adalah kalimat provokasi di telinga pria tua tersebut.
“Jangan pernah panggil aku kakek! Sampai mati mu aku tidak pernah bersedia mengakui mu sebagai cucu ku."
“Tuan Edger hentikan!!!“ Julian sangat marah saat Edgar yang notabennya harus ia hormati menghina kekasihnya. Sayang sekali, ia tidak melihat bahwa ada senyum licik di bibir Olivia ketika melihat sang tunangan membelanya.
Hari ini Olivia sengaja datang bersama Julian karena wanita itu pikir bisa mendapatkan hati Edgar. Sayang sekali harapannya tidak akan pernah terjadi karena Edger tidak akan pernah bisa menerimanya sebagai cucunya.
Olivia sudah berusaha menggunakan semua metode untuk membuat Edgar menerimanya. Olivia berpikir betapa bagusnya jika dia bisa menarik simpati pria tua itu. Dia akan di hormati oleh masyarakat jika memiliki kakek yang merupakan pensiunan militer. Namun sekali lagi, semuanya hanya angan-angan Olivia.
“Sayang sudah hentikan. Kakek adalah panutua kita, tidak seharusnya kau membentak kakek.“
Jenuh melihat sandiwara Olivia. Edgar memutuskan mengusir keduanya, ia lebih suka menghabiskan waktu mencari sang cucu yang belum tahu di mana keberadaannya dari pada menonton acting menjijikan Olivia.
“Sebaiknya kalian pergi dari rumah ini! Aku tidak pernah ingin melihat wajah munafik kalian, karena dimata ku kalian semua adalah sampah!!! Dan satu lagi untuk anda tuan Devian Julian Jareda yang terhormat, ku katakan padamu, suatu hari nanti kau akan menyesal karena sudah memilih mata ikan busuk dan membuang sebuah Mutiara.“
Setelah itu Edger langsung pergi meninggalkan mereka berdua yang masih tertegung dengan ucapaan pria tua itu.
“Maafkan aku, Sayang. Jika saja aku tidak hadir di antara kalian mungkin kau tidak akan di perlakukan seperti itu oleh kakek." Lagi-lagi Olivia memainkan dramanya.
“Cukup! Jangan bicarakan tentang wanita itu lagi. Dimata ku, dia tidak pernah pantas jika harus dibandingkan dengan mu, semua yang terjadi saat ini karena sifat egoisnya tidak ada hubunganya dengan mu sayang."
“Tap-”
“Sudah cukup, kau tidak boleh memikirkannya lagi. Jika pria tua itu tidak ingin mengakui mu maka biarkan, suatu hari nanti dia akan menyesel telah memperlakukan wanita sebaik diri mu.“
Setelah itu mereka pergi meninggalkan kediaman Edgar. Olivia juga memutuskan untuk kembali ke rumah dan memberi tahu keluarganya tentang penolakan yang dilakukan pria tua itu.
Sesampainya dirumah Olivia langsung memperlihatkan wajah sedihnya.
“Ibu.“ Olivia langsung memeluk ibunya dengan erat, seolah-olah memberi tahu jika dia sudah perlakukan tidak baik.
“Apakah pria tu itu melukai mu, Sayang? Apakah dia tetap tidak bisa menerima mu?“ hatinya sakit saat mengetahui jika putri kesayanganya diperlakukan tidak adil oleh ayah mertuanya.
“Maafkan aku, Bu. Jika aku tidak hadir di antara kalian, mungkin Alana tidak akan pergi dan kakek tidak akan pernah memutuskan semua hubungan dan pergi meninggalkan keluarga ini." Olivia mulai menangis dan itu membuat sang ayah menghampirinya.
“Tidak. Jika kakek tidak mau menerima mu sebagai cucu maka tidak akan yang harus di permasalahkan, dia terlalu egois. Kau tetap akan menjadi anak ayah dan ibu, Sayang."
“Tapi Ayah.” Oliviasengaja menggantungkan ucapanya seolah-olah dia merasa bersalah.
“Kau permata kami dan anak tertua di rumah ini. Lagi pula kau akan menjadi nyonya Jareda. Jadi kau harus melupakan kakek, dia akan menyesal nantinya.“
“Itu benar cucu ku. Kau tidak perlu memikirkan pria tua itu, masih ada nenek yang sangat menyayangi mu.“
“Nenek benar, Kak. Kau akan tetap menjadi Kakak perempuan ku dan wanita itu bukan siapa-siapa di keluarga ini.“
Tiba-tiba saja Nyonya Besar Moriana datang bersama dengan Audry Velincia yang merupakan anak ke dua dari Nyonya dan tuan Alaric
“Terima kasih karena sudah menganggap ku sebagai cucu mu Nenek, dan Adik. Aku akan berusaha menjadi kakak yang baik untuk mu." Olivia tersenyum tulus namun dihatinya terdapat banyak kesombongan dan kebencian.
“Tentu, Sayangku." Wanita paruh baya tersebut memeluk Olivia dengan sayang.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Di Negara A
Hari ini, Alana berniat untuk pergi ke markasnya. Dia sengaja mengumpulkan banyak pria untuk di pekerjakan sebagai pengawal dan mata-mata untuk mengawasi setiap perusahaan yang mencoba menyerang QA Corp. Alana ingin perusahaanya berjalan dengan baik dan berkembang.
Saat di tengah perjalanan, tiba-tiba Alana melihat sekelompok preman yang sedang mengepung sebuah mobil. Awalanya dia tidak ingin perduli, namun saat melihat seorang wanita paruh baya yang sedang di paksa keluar, entah mengapa tubuhnya bergerak sendiri dan berjalan menuju kerumunan itu.
“Apakah kalian benar-benar seorang pria?“ Suara dinginya membuat para preman tersebut menoleh padanya.
“Wanita, sebaikanya kau tidak ikut campur atau kau akan berakhir dengan menyedihkan."
Mereka tertawa dan meremehkannya, Alana tidak suka melihat kesombongan mereka. Dia langsung menghajar kelima perampok tersebut dengan kecepatan yang bahkan tidak bisa mereka mengerti.
Jangan salahkan dia yang begitu hebat dalam bela diri, dia adalah cucu dari seorang Jendral yang paling kuat. Sang kakek selalu memberi pelatihan agar dia bisa membela diri saat dia seorang diri.
Setelah setengah jam berlalu, para preman itu terbaring di tanah dengan beberapa tulang yang patah dan kening yang berdarah.
Sejujurnya, Alana tidak terlalu suka banyak berbicara. Itu sebabnya dia akan langsung bertindak untuk menjatuhkan lawannya tanpa berbicara sedikit pun. Dia lebih suka langsung bekerja dan menyelesaikanya lalu pergi.
Saat dia akan pergi tiba-tiba wanita paruh baya itu menghentikan langkahnya.
“Siapa nama mu, Nak?"
Alana hanya berhenti di tempat tanpa membalikan tubuhnya.
“Maaf, aku harus pergi. Ku sarankan pada anda untuk membawa banyak penjaga jika ingin tetap selamat. Tidak semua orang akan bersedia terluka untuk membantu orang asing." Setelah itu Alana pergi tanpa melihat kebelakang.
Saat wanita paruh baya tersebut melihat kepergiaan Alana, dia hanya bisa terdiam karena tidak memiliki hak untuk menghentikannya. Namun dia juga cukup tertarik dengan sifat baik Alana yang menolong tanpa meminta balasan.
“Aku sangat ingin punya anak perempuan dan saat aku sudah melihatnya aku merasa ingin segera memilikinya,“ ucapnya pelan. Entah mengapa dia tiba-tiba saja jatuh cinta dengan gadis kecil yang baru saja membantunya.
Dia berjanji akan segera menemukan gadis kecil itu, dia tidak perduli jika Alana memiliki keluarga. Dia akan mencoba untuk membujuk kedua orang tuanya agar dia bisa mengadosi gadis itu.
Saat itu terjadi dia akan menjadi ibu yg paling bahagia. Dia akan menyangi gadis itu seperti anak kandungnya sendiri.
Walau ini terdengar aneh dan tidak masuk akan, namun entah mengapa dia langsung jatuh cinta pada gadis itu.
Bukan cinta seperti antara laki-laki dan perempuan namun cinta seperti seorang ibu pada anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Hana Hana
Alana ini anaknya tuan Albert klo gk salah...
2024-03-01
1
Hyuna❤️Aditya
alana buat siapapun yg ngelihat dy terkagum kagum
2024-02-21
0
Sani Srimulyani
ga sabar liat olivia dan keluarganya menderita.
2024-02-18
0