Setelah mengatakan hal itu, sang supir taksi pergi meninggalkan Alana sendirian di depan bandara. Alana juga langsung masuk dan tidak memperdulikan tatapan orang-orang padanya. Dengan santai Alana memesan tiket pesawat, Dia berencana pergi ke Negara A. Alana berharap di negara itu hidupnya akan menjadi lebih baik. Dia bertekad menjadi lebih kuat sehingga bisa kembali ke negaranya untuk membalaskan dendamnya.
Sesampainya di Negara A, Alana langsung membeli sebuah rumah yang cukup besar dari situs online. Dia juga tidak lupa membeli keperluannya berupa pakaian dan kebutuhan lainnya. Setelah itu dia menjalani hidup yang bebas seperti yang dia inginkan.
Tidak perlu di tanya dari mana dia mendapatkan uang tersebut, tabungan yang di buatkan oleh kakeknya mampu membantu hidupnya selama beberapa bulan kedepan. Sedangkan untuk uang pembelian rumah serta perusahaan dia ambil dari tabungannya yang ada di Bank Swiss, hasil dari pekerjaanya menjadi seorang hacker serta menjuarai beberapa lomba hacker kelas internasional.
Waktu berlalu dengan cepat. Sudah 6 bulan berlalu di Negara A hidupnya mulai membaik, tidak ada satu hari pun yang dia lewati dengan bersantai. Banyak hal yang Alana alami selama hidup disana, dia juga akhirnya mengetahui cara untuk melindungi diri dari kerasnya hidup di Negara yang tingkat kejahatan tinggi terutama untuk gadis kecil sepertinya.
Kesulitan dan kekejaman itu membuatnya tidak ingin menyerah. Baginya semakin sulit kehidupan itu maka semakin kuat dirinya menghadapinya. Bukankah kehidupan yang menyenangkan adalah kehidupan yang penuh dengan kebebasan dan sekarang dia menikmati kehidupan bebasnya tanpa ada yang bisa menyakitinya dan membuatnya sedih. Alana sudah menutup lembaran kelamnya dan memulai hidup barunya.
Tubuhnya juga sudah terlihat langsing, mungkin karena sudah tidak memakan sesuatu yang selalu di campur oleh Olivia dan selalu menyempatkan diri untuk olahraga sekaligus melatih fisiknya, membuat Alana kembali ke wujud aslinya. Dia bahkan terlihat sangat cantik namun dingin, sifat yang baru saja terbentuk karena kejadian 6 bulan yang lalu.
***
Waktu berjalan dengan cepat, sudah 8 bulan Alana tinggal di Negara A dan hari ini. Saat Ia berjalan-jalan di malam hari, Alana tiba-tiba saja mendengar suara yang cukup mengerikan.
"Bunuh dia."
Tiba-tiba saja telinganya mendengar suara di sudut bangunan yang gelap dan jarang di lalui orang-orang. Kondisi tersebut semakin mempermudah tindakan kejahatan, terutama untuk seorang gadis sepertinya.
"Keponakan ku yang malang."
Suara itu masih terus terdengar dan semakin mengerikan, entah mengapa kakinya semakin melangkah ke arah suara itu. Alana bahkan tidak mengerti mengapa dia begitu tertarik dengan urusan orang lain.
"Andai saja kau tidak keras kepala mungkin saja kau tidak akan mati hari ini."
Lawan bicara pria yang mangaku sebagai paman sudah tidak mampu membalasnya, seluruh tubuh si keponakan suda penuh dengan luka dan darah. Anehnya hanya ada dua orang yang berusaha membantunya sedangkan mereka dikelilingi oleh pria-pria yang berpakaian hitam dengan jumlah yang banyak.
"Bereskan dia, aku tidak ingin kalian gagal lagi." Setelah itu dia pergi meninggalkan kerumunan dan masuk ke dalam mobil lalu menghilang.
"Bos maafkan kami." Andai mereka tidak bodoh dan masuk dalam jebakan paman dari Bosnya, mungkin saat ini mereka masih tetap aman.
"Sudah!!! cepat bereskan mereka agar kita bisa merayakanya dan berpesta bersama para gadis-gadis cantik."
Medengar percakapan para pria itu. Hati Alana tidak bisa membiarkan tiga orang pria tersebut di bunuh. Walau pun Alana tidak mengenali mereka, tapi hatinya memaksanya untuk membantu. Bagaimana pun jika dia ada di posisi ketiga pria itu, dia pasti tidak akan tahu harus berbuat apa.
Alana juga merasa bahwa ketiga pria itu pasti orang-orang yang baik dan pria yang menyebut dirinya paman adalah seorang pria jahat yang ingin menguasai harta pria tersebut. jadi dengan tekat yang kuat Alana memutuskan untuk membantu mereka.
“Apakah kalian pantas disebut pria? Bagaimana bisa kalian mengeroyok tiga orang pria sedangkan kalian berjumlah lebih dari 3. Aku bahkan menjadi sangat malu melihatnga.” Alana menatap ketujuh pria berbadan besar.
"Hahahah, kau hanya seorang wanita tapi cara bicara mu sangat berani. Apakah kau ingin berindak seperti pahlawan disini.“
“Bos, dia terlihat sangat cantik. Bagaimana jika kita mengurusnya setelah membunuh tiga pria ini.“
“Ya bos, itu ide yang bagus.“
“Baiklah, kalian harus segera mengurus tiga pria itu dan setelah itu aku akan memberikan wanita ini pada kalian.“
“Terima kasih bos.“
Saat keenam pria tersebut ingin menyerang ketiga pria itu, tiba-tiba saja pria pertama yang maju kedepan jatuh ke tanah karena sebuah tendangan yang sangat kuat dan cepat. Setelah itu para pria yang berbadan besar langsung berjatuhan satu persatu.
Pria yang menjadi Bos mereka tercengang ketika melihat bagaimana kekuatan Alana, dia tidak menduga bahwa wanita muda yang umurnya bahkan belum mencapai 19 tahun bisa mengalahklan para anak buahnya. Hal itu membuatnya malu.
Ketiga pria itu juga menatap Alana dengan tatapan tidak percaya, ini pertama kalinya mereka melihat sebuah kekuatan yang sangat luar biasa dari seorang wanita muda.
"Kurang ajar, beraninya kau menyerang ku. aku akan membunuh mu malam ini.“
Namun, sebelum dia bisa bergerak maju. Alana langsung mengarahkan kakinya ke dada pria tersebut dan sang pria yang di tendang mengeluarkan seteguk darah.
Suasanya semakin mencekam setelah kejadian itu, siapa yang akan percaya jika seorang gadis kecil bisa melukai laki-laki yang lebih besar dan kuat darinya.
"Brengsek, kau bahkan tidak bisa mengalahkan wanita itu." Dia adalah ketua dari organisasi pembunuh yang disegani. Namun sekarang dipermalukan oleh wanita muda yang berhasil mengalahkan kelompoknya.
"Dia sangat cepat bos." Walau dia menderita namun dia masih bisa menjawab bos nya.
"Cepat habisi dia, kita tidak ada waktu lagi. Jangan sampai pria itu marah lagi hanya karna kita gagal."
Dengan sigap mereka mengelilingin Alana, mereka mulai menyerangnya. Namun tidak ada satu orang pun yang mampu menyentuhnya karena gerakanya lebih lincah dari mereka. Dia terus memukul mereka dengan cepat dan gerakan yang sangat baik untuk berkelahi.
Setelah 30 menit semua pria berbaju hitam tersebut terbaring ditanah dengan tubuh yang sudah habis babak belur. Sedangkan Alana masih tetap bisa berdiri walau ada beberapa bekas pukulan di lengan dan wajahnya.
"Kalian semua sampah. Wanita, kau seharusnya tidak ikut campur. Tapi karna kau sudah ada di sini maka sekarang kau juga harus mati." Dia menggenggam sebuah pistol dan mengarahkanya ke Alana.
Namun sayangnya sebelum itu terjadi, Alana sudah berdiri tepat di belakangnya. Dengan satu pukulan pria tersebut jatuh ke tanah dengan seteguk darah keluar dari mulutnya, gerakanya sangat cepat. Tidak ada satu pun dari mereka melihatnya.
Setelah semuanya selesai dia langsung bergegas pergi. Alana tidak ingin berurusan lebih banyak dengan orang yang tidak dia kenali.
"Nona tolong tunggu." Salah satu dari pengawal tersebut menghentikanya, mereka merasa sangat beruntung karena kehadiran Alana.
"Tolong sebutkan nama mu dan dimana kau tinggal, aku akan membalas kebaikan mu saat aku pulih nanti." Kali ini pria yang lain berbicara, sepertinya dia adalah keponakan dari pria yang berniat membunuhnya.
Sayangnya, ketiga pria itu harus kecewa karena wanita yang sudah membantu mereka pergi tanpa melihat kebelakang atau bahkan menjawab pertanyaannya. Menghilang di gelapnya jalanan.
"Tuan aku sudah menghubungi tuan Alvin, mereka akan segera sampai."
"Hm, aku ingin kau menyelidiki gadis itu." Dia sangat penasaran pada identitas wanita itu,
"Baik tuan."
***
Pagi ini Alana memutuskan pergi keluar untuk mencari orang yang bisa di ajak kerja sama. Sudah saatnya melanjutkan mimpinya membangun perusahaan, dengan pakaian sederhana tanpa riasan atau pun perhiasan dia berjalan dengan santai menelusuri kota yang padat serta sibuk.
Saat di perjalanan, sesekali Alana akan mendapati pandangan memuja para pria dan tatapan iri para wanita yang melihat penampilanya. Cantik, sudah sering kali para pria akan mengucapkan kata-kata itu padanya. Namun dia hanya menatap mereka sekali lalu pergi. Sikapnya yang acuh tak acuh dan tempramennya yang dingin membuatnya terlihat seperti tidak mudah untuk di dekati, saat berjalan tidak sengaja matanya melihat tindakan pencurian yang dilakukan seorang pria.
Pria itu dengan hati-hati memasukan lenganya kedalam tas wanita. Gerakanya sangat halus dan rapi, hanya orang yang benar-benar sadar sepertinya yang bisa melihatnya.
Setelah berhasil, pria tersebut langsung pergi melarikan diri tanpa disadari oleh orang-orang yang ada di sekelilingnya termasuk korban yang dompetnya diambil.
Sayangnya Pria itu tidak menyadari bahwa dia sudah di ikuti oleh Alana. Dia terus berjalan masuk ke dalam gang yang sempit yang jarang di lalui oleh orang-orang. Setelah berjalan lama dan jauh pria itu akhirnya berhenti dan melihat hasil curianya.
"Apakah itu banyak!" Alana bersandar di tembok dan berdiri tepat di belakang pria tersebut sambil menatapnya.
"Siapa kau?" sang pria langsung terkejut saat melihat seorang wanita berdiri di dekatnya. Dia bahkan terkejut saat menyadari bahwa tindakanya sudah di ketahui. Namun melihat yang mengikuti hanya seorang wanita, dia tidak terlalu khawatir.
"Apakah itu cukup?"
"Sebaiknya kau pergi."
"Berapa uang yang kau butuhkan?"
Pria itu tidak mengerti apa yang sedang Alana katakan, dia tidak menjawab apa yang di tanyakan malah sebaliknya mengajukan pertanyaan padanya. Ini sangat menyebalkan untuknya, dia tidak pernah bertemu wanita dengan pandangan sangat dingin. Meski pun wajahnya cantik namun dia menghadirkan aura yang tidak dapat di dekati oleh siapa pun.
"Apa urusan mu!!! Kau hanya gadis kecil kaya yang sombong, kau bahkan tidak tau apa yang dirasakan orang miskin seperti ku."
"Aku bisa membantu mu dengan uang tapi kau harus menjadi orang ku."
Dia bukan tipe orang yang akan terlalu banyak berbicara omong kosong karena baginya itu menghabiskan banyak waktu.
"Itu hanya ada dalam mimpi mu." Dengan cepat dia bergegas ke arah Alana untuk memberinya pelajaran atas sikap sombong dan dinginya.
Alana yang menyadari itu dengan cepat melawan setiap pukulan pria tersebut hingga sang pria kalah begitu saja.
"Apa yang kau inginkan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Hana Hana
Kok kya dh prnh bc y
2024-03-01
2
Sumar Sutinah
cerita yg hini, yg aq suka perempuannya tangguh tdk bs d tindaa, jagoan lanjuuut
2024-02-20
0
Ahmad Zulkarnain
masih penasaran lanjut baca
2024-02-18
0