CHAPTER 19

“Merasa sesak di pesta itu?”

Awalnya Amara berniat untuk mengabaikannya, tetapi pria itu tiba-tiba bersuara membuat Amara mau tak mau harus kembali menoleh ke arahnya untuk menanggapi pertanyannya.

“Iya,” jawab Amara singkat dan tersenyum sedikit menandakan etika sopannya.

Amara terus memperhatikan wajah pria itu, tetapi dia tidak ingat sama sekali wajahnya pernah muncul di media sosial atau berita mengenai perusahaan yang ia garap ataupun proyek bisnis yang ia ambil.

Wajah pria itu memancarkan ciri khas Asia yang halus dan putih bersih, dia memiliki kesan polos dan lugu berbanding terbalik dengan fakta bahwa pria itu merokok sendirian di rooftop seperti ini.

Amara yang merasa tidak nyaman karena menyadari kehadiran orang lain disana berniat untuk kembali ke pesta dan berharap Damien sudah datang. Sebab Amara tidak terlalu mengenal orang-orang didalam pesta dan tugasnya hanyalah menemani Damien dalam menyapa kolega bisnisnya.

Saat Amara berbalik dan hendak berjalan, tiba-tiba ujung hak tinggi Amara bertabrakan dengan lantai rooftop yang bebatuan membuatnya hampir hilang keseimbangan.

Pria tadi yang melihat Amara hampir jatuh langsung membuang rokoknya ke atas tanah menginjaknya kemudian segera menghampiri Amara hendak menolongnya.

Amara mengangkat tangan kanannya ke atas, seolah memberitahu dia baik-baik saja.

Pria itu memberikan uluran tangannya namun Amara hanya menatap uluran tangan itu tanpa berniat membalasnya. Entah kenapa terbesit perasaan tidak nyaman walaupun niat pria itu hanya ingin menolongnya.

“Aku tidak apa-apa, terima kasih,” ujar Amara dengan nada sopannya lagi.

Pria itu hanya tersenyum kecil kemudian menarik tangannya dan memasukkannya ke dalam saku celananya lagi.

Kemudian pandangan pria itu turun ke arah bawah, tepat pada kaki Amara yang sedikit luka akibat hak tinggi yang ia pakai.

Pagi tadi Damien memberikan gaun kepada Amara. Untuk ukuran gaun, Damien memesankannya gaun dengan ukuran yang pas sesuai tubuhnya. Tetapi untuk hak tinggi pemberiannya, ukurannya sedikit kecil dari ukuran hak tinggi yang biasa Amara pakai. Ditambah ia tadi hampir tergelincir, sekarang kaki Amara berdenyut sakit.

Tetapi Amara tetap memakainya demi menghargai pemberian dari pria itu.

“Kakimu terluka,” ujar pria itu lagi kemudian tiba-tiba berjongkok di depan Amara, berniat untuk menggapai kakinya.

Sontak Amara langsung melompat mundur saat tangan pria itu hendak menyentuh kakinya. Pria itu kemudian mengangkat kepalanya dan menengok ke arah Amara bingung.

Amara lagi-lagi hanya menampilkan senyum canggungnya, Amara mengusap leher belakangnya kaku dan berujar kembali, “Aku tidak apa-apa, silahkan nikmati waktu anda. Saya permisi dulu,” ujar Amara kemudian menunduk cepat saat pria itu bangkit berdiri.

Terlihat sangat kentara bahwa Amara tidak nyaman berinteraksi dengan pria itu dan ingin pergi dari sana saat itu juga. Sebab entah kenapa perasaannya tidak enak kala itu.

Pria itu kemudian menatap lurus manik hazel Amara, “Senang bertemu denganmu Mrs. Amara,” ujar pria itu terdengar tulus.

Amara menangguk pelan, “Senang bertemu denganmu juga…”

Amara menggantungkan kalimatnya sebab dirinya sendiri tidak tahu nama pria itu.

“Thompson,” ujar pria itu seolah bisa membaca isi pikiran Amara.

“Senang bertemu denganmu juga, Mr. Thompson,” ujar Amara kemudian membungkuk sedikit untuk pamit dan detik selanjutnya ia langsung beralri kecil menjauh dari hadapan Thomspon.

Bahkan dengan hak tinggi yang membungkus erat kaki mulusnya, wanita itu rela menahan rasa sakitnya untuk berlari kecil demi menghindari interaksi diantara mereka berdua berlangsung lebih lama lagi.

“Wanita yang menarik,” ujar pria itu kemudian tersenyum miring sebelum membuka topeng kulit yang membungkus kepalanya sedari tadi, menampilkan rambutnya yang berantakan dan sedikit lembap karena terlalu lama bersarang dibalik topeng wajah yang ia kenakan itu.

Berbeda dari wajah mulus dan polos yang ia miliki diawal, kini yang tersisa hanyalah wajah tegas dengan luka jahitan pada pipi kanannya yang terukir jelas.

Pria itu masih menatap punggung Amara hingga hilang dibalik belokan tembok, kemudian mengeluarkan rokok dari saku celananya, menyalakan korek dan mulai membakar ujung rokoknya hingga mengepulkan asap ke udara.

 

Saat Amara kembali ke dalam aula pesta, disana dia sudah menemukan Damien dengan setelan jas formalnya. Dibalut sebuah jas berwarna biru yang senada dengan milik Amara. Pria itu memilihkan warna yang sama untuk pakaian mereka.

Damien terlihat kebingungan mencari orang hingga manik mereka bertemu dan Amara daoat melihat Damien menarik napas lega sebelu berjalan cepat menghampirinya.

“Maaf jika aku lama,” ujar Damien kemudian dengan segera melingkarkan lengannya pada pinggang Amara.

“Terlalu lama,” protes Amara yang kesal dengan Damien yang telat datang malam ini.

Damien tersenyum kecil untuk menanggapi kemudian fokusnya jatuh pada penampilan Amara malam ini yang sangat memesona dan cantik dibalik balutan gaun yang Damien pilih sendiri.

“Kau sangat cantik malam ini,” ujar Damien kemudian tanpa bisa Amara prediksi, Damien mendekatkan wajahnya dan mengecup pipi Amara sekali.

Amara menahan napasnya, berusaha mengontrol dirinya agar tidak berdebar. Ia mengingatkan diri kalau mereka sedang berada di tempat umum, jadi mereka sekarang harus berakting sebagai sepasang suami istri yang menjalankan pernikahan yang bahagia.

“Terima kasih,” ujar Amara kemudian menempatkan tangannya pada punggung tangan Damien yang masih melingkar manis pada pinggang rampingnya kemudian mengusapnya pelan.

“Tidak ada pujian untukku?” tanya Damien, berniat Amara memuji penampilannya malam ini juga.

Namun yang Damien dapati sebagai balasan hanyalah Amara yang mengedikkan bahunya acuh.

Wanita itu benar-benar sok jual mahal. Dan entah kenapa Damien hanya tertawa kecil melihat sikap tidak sopan Amara terhadap dirinya.

Akhirnya Damien mulai menyapa kolega bisnisnya satu per satu, mereka saling berinteraksi dan Amara tidak terlalu memperhatikan. Kebanyakan dari mereka hanya saling memberi selamat untuk proyek bisnis mereka masing-masing, saling menanyakan kabar dan Amara selalu mendapat kalimat yang sama setiap kali mereka bertukar mengobrol dengan para tamu yang datang disana.

“Mrs. Amara, anda sangat cantik hari ini untuk Mr. Damien yang tampan.”

Amara hanya membalas dengan senyuman formalnya sebagai bentuk menghargai pujian mereka, nyatanya pujian itu hanya sebatas basa-basi. Baik ketika bersama dengan Damien ataupun fakta nantinya jika Amara bukan menjadi istri Damien lagi, wanita itu akan tetap cantik.

Amara tidak tampil cantik hanya untuk Damien, Amara cantik untuk dirinya sendiri.

Obrolan itu terus berlanjut, Amara yang sedikit bosan akhirnya mulai menjejalkan pandangannya lagi ke sekitar sebelum berhenti apda seorang wanita di ujung ruangan sana.

Amara sepertinya lupa akan fakta kalau pesta ini dihadiri oleh para kolega bisnis Damien jadi otomatis Florynn juga akan hadir disana.

Dan benar saja, sekarang Amara sedang menatap Florynn yang juga sedang menatap dirinya.

Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45 [WARNING]
46 CHAPTER 46 [WARNING]
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76 [WARNING]
77 CHAPTER 77 [WARNING]
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92 [WARNING]
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 CHAPTER 100
101 CHAPTER 101
102 CHAPTER 102
103 CHAPTER 103
104 CHAPTER 104
105 CHAPTER 105
106 CHAPTER 106
107 CHAPTER 107
108 CHAPTER 108
109 CHAPTER 109 [WARNING]
110 CHAPTER 110 [WARNING]
111 CHAPTER 111
112 CHAPTER 112
113 CHAPTER 113
114 EPILOG
Episodes

Updated 114 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45 [WARNING]
46
CHAPTER 46 [WARNING]
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76 [WARNING]
77
CHAPTER 77 [WARNING]
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92 [WARNING]
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
CHAPTER 100
101
CHAPTER 101
102
CHAPTER 102
103
CHAPTER 103
104
CHAPTER 104
105
CHAPTER 105
106
CHAPTER 106
107
CHAPTER 107
108
CHAPTER 108
109
CHAPTER 109 [WARNING]
110
CHAPTER 110 [WARNING]
111
CHAPTER 111
112
CHAPTER 112
113
CHAPTER 113
114
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!