CHAPTER 12

Flashback sepuluh tahun yang lalu…

“Son, musuh kita selalu tersebar dimana-mana,” ujar Carlos, ayah Damien sembari menatap putranya itu dengan lekat-lekat.

Kekayaan dan popularitas yang mereka dapatkan setimpal dengan seberapa kerasnya mereka bekerja dan pastinya ada saja pihak-pihak yang merasa dirugikan dalam dunia bisnis seperti ini. Jika kita tidak pandai-pandai bersikap, maka mereka akan sakit hati dan bahkan menyakiti kita.

“Maksud dad, Bernades?” tanya Damien serius kepada Carlos, Damien tahu betul berita mengenai kekalahan tender milik ayah Bernades dalam perluasan hotel mereka. Kemudian pria itu stress dengan kerugian yang melipat ganda, para karyawannya yang demo akibat gaji yang tak kunjung didapat dan akhirnya salah satu anak perusahaan mereka bangkrut.

Ayah Bernades beberapa kali dipergoki oleh para wartawan bolak-balik rumah sakit karena pria itu melakukan percobaan bunuh diri hingga suatu malam ayah Bernades itu mengakhiri hidupnya sendiri di rumah sakit dengan lompat dari rooftop rumah sakit.

Tentu saja berita itu sangat menggemparkan, termasuk Bernades putra satu-satunya yang tiba-tiba entah hilang kemana sejak berita itu disiarkan.

“Dia pasti tidak akan tinggal diam, bisnis ayahnya bangkrut, disusul kematian yang sungguh menyedihkan seperti itu. Bernades juga tidak punya keluarga lagi setelah ibunya meninggal saat melahirkannya,” jelas Carlos kepada Damien.

Damien hanya diam mendengarkan dengan pikirannya yang berkecamuk sebelum ponsel yang terdapat di dalam sakunya bergetar sekali. Damien mengeceknya dan terlihat sebuah pesan masuk disana.

Damien menekannya dan terdapat sebuah pesan yang mengirimkan sebuah lokasi.

Damien menatap lama layar ponselnya itu, bukan pada titik tempat lokasi yang dikirim, melainkan nama pengirim pesan itu.

Bernades.

Damien memarkirkan mobilnya tepat didepan sebuah bangunan tua yang tampak sudah lama terbengkalai. Ia mengecek kembali alamatnya dan benar.

Damien bergerak turun dari mobilnya kemudian berjalan masuk ke dalam gedung tua itu. Bau lembap kayu-kayu dan tanaman menyergap kuat indra penciumannya.

Dengan gelap malam yang menemani setiap langkahnya, Damien mendapati suara jangkrik sebab tempat itu terlalu hening.

Sepi, tidak ada orang hingga Damien terus menaiki anak tangga tanpa pegangan itu yang mengantarkannya pada lantai paling atas gedung itu. Sebagian batu-bata pada bangunan itu terlihat jatuh tak beraturan, banyak coret-coret cat di dinding dengan segala kalimat kotornya.

Perasaan Damien tidak enak, rasa tidak nyaman segera menyergapnya kala matanya menangkap siluet seseorang di tengah-tengah lantai itu.

Damien menajamkan pandangannya dan napasnya serasa berhenti untuk sesaat. Di sana, Grace ibunya terikat di sebuah kursi dengan mulutnya yang di kunci menggunakan selotip hitam secara melingkar. Damien ingat betul pakaian yang ibunya pakai saat pagi ini Damien sarapan bersamanya terlihat lusuh, rambutnya berantakan dan ada semacam noda-noda tanah disana.

Tubuh Grace diikat menggunakan tali pada sebuah kursi membuat segala pergerakan yang dilakukan Grace terkunci dan tidak bisa gerak.

Saat Damien hendak mengambil langkah untuk mendekati Grace, wanita itu menggeleng kuat kemudian air matanya kembali menetes. Grace menangis dengan suara pekikan samar-samar yang tersembunyi dibalik kuncian selotip pada mulutnya itu.

Namun Damien menghiraukan isyarat ibunya, ia sudah sangat panik melihat keadaan ibunya seperti itu. Dunianya seakan runtuh melihat wanita yang begitu ia cintai itu berakhir dengan keadaan yang sangat mengenaskan seperti itu.

Tetapi baru dua langkah Damien mendekat, tanpa ia sadari kursi yang terikat dengan tubuh Grace, memiliki sebuah tali lagi yang dihubungkan pada sebuah mesin yang terletak jauh di ujung sisi gedung di lantai itu. Dan seketika mesin itu berbunyi keras seolah baru saja dihidupkan oleh seseorang, kemudian katrol yang berada dalam mesin itu berputar cepat, menggulung tali paksa tali yang menghubungannya dengan keempat kaki kursi yang diduduki oleh Grace itu.

Alhasil kursi yang mengikat tubuh Grace itu terseret ke belakang secara cepat dan saat salah satu kaki kursinya bertabrakan dengan lantai semen yang tidak rata, kaki kursinya kehilangan keseimbangan dan berakhir terpontang-panting bertabrakan dengan kekuatan dari mesin yang terus menggulung paksa tali itu.

Tubuh Grace akhirnya ambruk ke depan, kepalanya nyaris menghantam lantai semen dengan keras kalau tubuhnya tidak berputar cepat membuat lengan kanannya yang berakhri mengenai lantai semen terlebih dahulu. Tubuhnya masih terus diseret, menyebabkan kulitnya yang terluka dan sobek itu menimbulkan rasa nyerih yang luar biasa saat asap debu yang berterbangan hinggap pada luka segar yang mengeluarkan darah secara terus-menerus itu.

Damien menyaksikan semuanya dari tempatnya berdiri, bahkan saat tali digulung habis berakhir ibunya menabrak dinding secara paksa menimbulkan suara dentuman yang cukup keras.

Damien mengepalkan tinju tangannya dengan sangat kuat dan erat, Damien tahu betul siapa pelaku dibalik semua perlakuan bejat yang Grace dapatkan ini.

Dan Damien bersumpah akan membunuhnya dengan tangannya sendiri jika sampai Damien bertemu dengannya.

Tiba-tiba terdengar suara tawa seseorang dan muncullan Bernades dari arah belakang Damien, berjalan menghampiri pria itu dan berdiri di tengah-tengah diantara Grace dan Damien.

“Bagaimana? Apakah pertunjukanku seru?” tanya Bernades dengan nada bicaranya yang angkuh.

“Apa maumu,” desis Damien rendah dan dia sangat serius sekarang. Tatapannya menggelap. Tidak ada manik biru yang tenang, yang ada disana hanyalah ombak besar yang kacau dan berantakan. Damien menatap lurus dan tajam, menghujam kedua manik Bernades didepannya, seolah dengan tatapannya itu, Damien mampu membunuh siapapun sekarang.

Grace dengan sisa tenaga yang ia punya, berusaha menatap ke depan. Ia tidak bisa banyak bergerak. Tubuhnya serasa remuk, tulang-tulangnya seolah patah dan sekujur tubuhnya berdenyut sakit. Ada rasa perih yang muncul ketika kulitnya yang robek itu bertemu dengan partikel debu yang ada di tanah.

Bernades mengeluarkan tawa kerasnya, seolah tidak ada rasa bersalah sama sekali atas tindakan kejinya barusan.

“Ini yang kurasakan Damien. Sekarang kau mengerti perasaanku kan?” tanya Bernades kemudian berdecih singkat, menatap penuh benci ke arah Damien.

“Ayahmu bunuh diri karena tidak terima dengan kebodohannya. Jadi lepaskan ibuku,” ujar Damien lagi, memperingati Bernades dengan suara beratnya, mati-matian ia menahan diri agar tidak lepas kendali saat itu juga.

Sebab Damien tahu, semakin ia menunjukkan gelagat ingin menolong ibunya, amak semakin kejam Bernades akan menyiksa Grace.

Dasar iblis.

Bernades adalah wujud manusia dari iblis.

“Dan semuanya terjadi karena ayahmu. Kalian satu keluarga sangat sombong, tidak ada yang benar di dunia bisnis Damien. Harus ada yang dikorbankan, termasuk reputasimu untuk nyawa ibumu,” ujar Bernades lagi kemudian tersenyum miring.

Damien menatap lurus ke depan, menghujam kedua manik Bernades dengan tajam, “Ambillah nyawaku,” ujar Damien penuh tekad, tidak ada keraguan sama sekali dalam nada bicaranya.

Grace yang mendengar pernyataan itu semakin deras air matanya mengalir keluar. Grace sakit, baik secara fisik maupun mentalnya.

Bernades menggeleng pelan seakan tidak setuju dengan ide yang diberikan oleh Damien, “Tidak, karena ibumu ini sangat berharga bagi kalian berdua. Aku kehilangan ayahku bahkan Florynn tergila-gila kepadamu, jadi kau juga harus ikut merasakannya.”

Kemudian Bernades tertawa dengan sangat keras dan puas, suara tawanya menggema diantara gedung yang sunyi itu. Bernades bertindak layaknya seorang iblis yang tidak mengenal belas kasihan. Damien juga tahu Bernades mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Bernades akhirnya mengeluarkan rokok elektriknya kemudian mengisapnya.

Damien mengambil langkah maju lagi yang kemudian membuat Bernades tersenyum miring.

“Apa maumu,” Damien berujar pelan, aura Damien benar-benar gelap sekarang.

Bernades lagi-lagi tertawa, “Ini dia yang kumau. Kenapa kau tidak berubah menjadi anjing patuh sedari awal saja?”

Bernades kemudian menatap ke arah Damien penuh menantang dan berujar, “Berlututlah.”

Tubuh Damien otomatis ambruk ke bawah, dengan cepat ia melakukan perintah Bernades dengan berlutut di depan pria itu.

Bernades tertawa puas, tidak menyangka Damien akan secepat ini patuh pada perintahnya.

“Cium kakiku,” ujar Bernades lagi kemudian menghentakkan kakinya ke lantai semen sembari menatap penuh menantang ke arah Damien.

Damien mengeraskan rahangnya, ia tidak pernah menduga kalau Bernades akan sampai berbuat segila ini. Damien juga menyadari kebodohannya dengan datang tanpa pengawal, dia benar-benar sendiri dan tempat itu dikepung oleh pengawal Bernades.

Damien benar-benar tidak berdaya saat itu selain menuruti semua perintah Bernades.

Damien berdiri kemudian berjalan hingga tepat berada didepan Bernades, ia kembali berlutut kemudian ia mulai membungkuk ke bawah, disaat itulah ia bersinggungan mata dengan Grace di ujung sana.

Grace kembali menangis sembari menggeleng kecil.

Seketika Damien bangkit dengan cepat dan segera menonjok Bernades kuat-kuat dengan tinjunya yang sudah mengeras sejak tadi hingga pria jatuh tersungkur ke atas lantai, sudut bibirnya berakhir robek dan berdarah.

Damien kemudian segera berlari hendak menghampiri Grace sebelum terdapat suara tembakan yang sangat keras.

Dor!

“Mom!”

Damien menyaksikannya sendiri menggunakan manik birunya, mulut Grace mengeluarkan darah sebelum akhirnya meninggal di tempat.

Terpopuler

Comments

Fika Chu

Fika Chu

jahat bgt bernades😑.....pngen w colok matanya itu

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45 [WARNING]
46 CHAPTER 46 [WARNING]
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76 [WARNING]
77 CHAPTER 77 [WARNING]
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92 [WARNING]
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 CHAPTER 100
101 CHAPTER 101
102 CHAPTER 102
103 CHAPTER 103
104 CHAPTER 104
105 CHAPTER 105
106 CHAPTER 106
107 CHAPTER 107
108 CHAPTER 108
109 CHAPTER 109 [WARNING]
110 CHAPTER 110 [WARNING]
111 CHAPTER 111
112 CHAPTER 112
113 CHAPTER 113
114 EPILOG
Episodes

Updated 114 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45 [WARNING]
46
CHAPTER 46 [WARNING]
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76 [WARNING]
77
CHAPTER 77 [WARNING]
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92 [WARNING]
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
CHAPTER 100
101
CHAPTER 101
102
CHAPTER 102
103
CHAPTER 103
104
CHAPTER 104
105
CHAPTER 105
106
CHAPTER 106
107
CHAPTER 107
108
CHAPTER 108
109
CHAPTER 109 [WARNING]
110
CHAPTER 110 [WARNING]
111
CHAPTER 111
112
CHAPTER 112
113
CHAPTER 113
114
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!