CHAPTER 13

Dengan susah payah, Amara melingkarkan lengan besar Damien pada bahunya kemudian dengan perlahan memapah tubuh pria itu untuk bangkit dari duduknya. Secara perlahan, Amara melangkah dengan memapah tubuh besar Damien yang tampak lemah, melewati pintu balkon dan berakhir membaringkan Damien diatas kasur.

Setelah dekat dengan area sisi kasur, Amara langsung melepaskan genggamannya pada tubuh Damien, membuat pria itu terbanting ke atas empuknya kasur.

Tubuh Damien benar-benar berat, padahal mereka hanya melangkah belasan langkah dari area balkon tapi rasanya hampir setengah dari energi Amara sudah terkuras habis.

Amara menaikkan kedua kaki Damien kemudian melepas sepatu pria itu. Damien hanya diam dengan kedua matanya yang masih setia terpejam erat, membiarkan Amara yang mengurus segalanya.

“Kau mabuk?” tanya Amara di sela-sela keheningan saat Amara kembali mengecek pelipis Damien dan ternyata masih sangat panas.

“Tidak, aku kuat minum,” samar-samar Damien membalas dengan suara paraunya.

Amara berdecak pelan mendengar jawaban dari pria itu, “Dasar sombong.”

“Aku hanya mengatakan fakta,” balas Damien lagi.

Padahal pria itu sudah dalam keadaan sekaratnya, tetapi masih sempat-sempatnya membalas ucapan Amara.

“Terserah,” balas Amara singkat kemudian menarik selimut dan menutupi tubuh Damien hingga sebatas dada.

Damien lagi-lagi tertawa di tengah keheningan, membuat Amara menatap pria itu bingung.

“Aku menyesal kita tidak banyak berbicara selama lima tahun belakangan ini,” ujar Damien secara tiba-tiba sembari membuka kedua matanya dan membuat pandangan mereka bertemu untuk sesaat.

Amara menatap bingung ke arah pria itu, “Maksudnya?”

“Cara bicaramu sangat lucu,” komentar Damien lagi sembari membayangkan kembali wajah kesal Amara beberapa waktu belakangan ini ketika berdebat kecil dengannya, sama seperti saat ini.

Mata Amara membulat dan bibir pink-nya itu terbuka seolah tidak percaya dengan kalimat yang barusan ia dengar itu.

“Kau meledekku?” tanya Amara.

“Aku memujimu,” balas Damien.

Dan tanpa ia sadari, berdebat dengan Amara seperti ini perlahan berhasil mengalihkan fokusnya pada rasa sakit dan trauma di masa lalunya itu. Napas Damien sudah lebih teratur walau demam tinggi masih menyerang tubuhnya.

Amara berdecak pelan, “Terima kasih, tapi aku tidak mengharapkan pujian darimu,” ujar Amara dengan nada sok jual mahalnya kemudian melipat tangannya sombong.

Damien mengangkat alis kanannya kemudian menatap gemas ke arah Amara, “Jadi, apa yang kau mau?” Damien bertanya.

“Perceraian kita,” balas Amara. Jujur, mulutnya teruka dan berbicara lebih cepat daripada otaknya memproses. Aksi mendahului pikirannya dan yang terjadi setelahnya hanyalah keheningan.

Diam. Benar-benar diam.

Amara menyadari sepertinya dia telah melakukan kesalahan. Amara telah berhasil merusak suasana dengan kalimatnya barusan, sebab atmosfer diantara keduanya langsung berubah.

Mampus.

Amara memberanikan diri untuk melihat ke arah Damien dan mendapati pria itu tengah melempar tatapan seriusnya ke arah Damien. Manik biru Damien menatap penuh tekad ke arahnya.

“Kau masih ingat taruhan itu?” tanya Damien.

“Ingat, taruhan tidak masuk akal itu,” lanjut Amara smebari menangguk kecil, teringat akan syarat yang Damien berikan ketika Amara mengajukan cerai kepadanya tempo waktu.

“Buatlah aku jatuh hati kepadamu, patahkan hatiku dan kita berpisah setelah itu,” ujar Damien serius sembari menyelami kedua manik hazel milik Amara.

Damien sendiri tidak tahu alasan dibalik ucapannya barusan dan kenapa dia bersikap seperti itu saat ini. Namun ada satu hal yang Damien yakini secara jela. Ia tidak ingin hubungannya dengan Amara berakhir dengan cepat. Mereka baru saja berinteraksi banyak belakangan ini bahkan berdebat kecil dan Damien tidak rela jika momen singkat ini berakhir dengan cepat karena perceraian mereka.

Terbesit sebuah perasaan asing dalam sudut hati Damien yang nyatanya hadir dan tidak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.

Perasaan kehilangan orang yang berharga dan Damien benci perasaan itu.

Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah Damien tidur. Bahkan Amara harus berjalan mendekati sisi kasur, membungkukkan tubuhnya kemudian melambaikan tangannya di depan wajah Damien demi memastikan apa pria itu benar-benar tertidur atau hanya sekedar berakting.

Dan itulah bagaimana obrolan mereka berakhir malam itu.

Amara berbalik ke arah toilet kemudian mengambil handuk kecil dan membasahinya dengan air hangat dan berjalan kembali ke sisi kasur untuk meletakkan handuk itu pada pelipis Damien. Amara mengulangi kegiatannya itu selama hampir sepuluh kali sembari memastikan Damien tidak bangun dair tidurnya atau mimpi buruknya tidak menyerangnya kembali.

Napas pria itu sudah teratur dan Damien sekarang terlihat seperti seorang anak kecil yang polos. Sangat jauh berbeda dengan sosok Damien yang dikenal oleh publik dimana pria itu terkenal dingin dan kejam ketika berhadapan dengan dunia bisnisnya.

Amara masih terus memperhatikan wajah damai Damien, pria itu bahkan masih terlihat tampan dalam keadaan kacaunya. Alis tebalnya, kemudian bulu matanya yang lentik disusul hidung mancung pria itu dan bibir merah mudanya yang banyak menggoda para kaum hawa. Amara tahu fantasi liar orang-orang, sebab Amara pernah membaca laman komentar dalam sebuah postingan yang menyorot tentang kesuksesan Damien dalam memenangkan tender bisnisnya.

Amara tidak tahu harus beruntung atau tidak dapat menikah dengan Damien, pria yang nyatanya banyak di idam-idamkan oleh para wanita di luar sana. Mereka memang menjalin sebuah ikatan pernikahan, tetapi Amara tidak pernah merasakan kehangatan didalamnya. Semua hanya karena paksaan dan Amara tidak memimpikan jenis pernikahan yang seperti itu.

Itu adalah salah satu alasan kenapa Amara lebih memilih untuk meminta cerai dari Damien.

Setelah memastikan untuk yang terakhir kalinya kalau keadaan Damien baik-baik saja, Amara segera meraih handuk yang menempel pada pelipisnya kemudian menggantinya dengan yang baru untuk terakhir kali. Amara kemudian meraih tas yang ada diatas meja nakas dan sudah hendak pergi dari sana sebelum sebuah tangan mengenggam pergelangan tangannya, membuat Amara menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

“Jangan pergi,” Damien meracau pelan, pria itu mengigau dalam tidurnya.

Amara menatap kedua manik Damien yang terpejam erat, ia menghela napas sekali saat kantuk kembali melandanya. Amara memutuskan untuk meletakkan kembali tasnya kemudian mendudukkan dirinya di atas lantai sembari menumpuhkan kepalanya pada sisi kasur dengan tautan tangan mereka yang masih terjalin erat.

 

Amara lupa jam berapa ia tidur tetapi karena posisinya yang tidak nyaman, Amara bangun cukup cepat. Melirik ke arah ponslenya, waktu masih menunjukkan pukul lima pagi. Amara merasakan lehernya kebas dan susah digerakkan sebab ia tidur dengan posisi menopangkan kepalanya pada sisi kasur.

Amara berusaha untuk bangun sembari menyeimbangkan tubuhnya membuat tautan tangannya dengan Damien terlepas begitu saja. Dan hal itu berhasil memancing Damien untuk bangung dari tidur lelap pria itu.

Untuk pertama kalinya sejak kejadian nahas di malam itu, Damien tidak mengalami mimpi buruknya tahun ini.

Sepertinya Damien benar-benar berhutang budi dengan Amara yang sudah merawatnya semalaman ini.

Damien mengerjapkan maniknya pelan dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah Amara dimana wanita itu sibuk melakukan peregangan pada tubuhnya itu.

Melihat Amara yang hendak berjalan kelaur dari kamar, Damien langsung mengeluarkan suaranya, “Mau kemana?” tanya Damien.

Amara menoleh dan menyadari ternyata Damien sudah bangun, “Memasak sarapan untuk kita.”

“Aku saja,” balas Damien kemudian secara perlahan mendudukkan dirinya, membuat selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap, memperlihatkan tubuh bagian atas pria itu yang tidak dibalut pakaian.

Amara berusaha mengalihkan pandangannya dari tubuh Damien. Kemarin malam, kamar itu terlalu gelap, tetapi sekarang pagi sudah menjemput mereka membuat akses penglihattan Amara bisa terfokus dengan jelas dalam menjelajahi tubuh kekar Damien.

“Kau masih sakit,” ujar Amara menolak smebari membenarkan surainya yang tidak kusut.

“Kau tidak bisa memasak,” balas Damien membuat Amara merasa tersinggung, wanita itu membulatkan matanya saat kekesalannya berhasil dipancing keluar kembali oleh Damien.

Memang benar yang Damien katakan, sebagai seorang wanita yang gila dengan kerjaannya, otak Amara hanya pintar ketika melakukan negoisasi dengan para kolega bisnisnya, merancang rencana untuk memperluas bisnisnya, namun skill Amara dalam memasak benar-benar nol besar.

Amara pernah sekali membawakan bekal ke kantor Damien demi menghindari kecurigaan orang-orang di kantor Damien mengenai hubungan mereka yang dingin, tetapi berakhir dengan Damien yang muntah-muntah karena makanannya.

Lagian Damien juga salah, sudah tahu tidak enak dan sangat asin, tetapi Damien tetap memakannya sampai habis. Jadi itu salah Damien.

Amara meringis pelan, tidak bisa menepis fakta itu, “Kalau begitu aku akan menjadi asistenmu saja,” ujarnya berniat membantu.

Damien kemudian bangkit dari kasur dibantu oleh Amara. Sempat beberapa kali Amara menahan napas, sebab ia tidak tahu bagaimana harus menempatkan tangannya pada tubuh bagian atas Damien yang tidak terbalut apapun itu.

“Damien, pakailah bajumu dulu,” protes Amara, mengurungkan niatnya untuk membantu memapah Damien berdiri.

Damien menaikkan alisnya, “Kenapa? Tubuh seksiku membuatmu tidak fokus?” tanyanya dengan nada bicaranya yang terkesan sangat percaya diri.

“Kalau kau masuk angin nanti, aku berjanji tidak akan mengurusmu lagi,” ujar Amara kesal sembari menatap ke lantai bawah, tidak berani melihat ke arah Damien. Pasti pria itu akan kembali mengejek pipi meronanya itu.

“Ambilkan bajuku di lemari itu,” ujar Damien kemudian menunjuk ke arah sebuah lemari di sudut kamar.

Sebab itu adlaah ruangan private milik Damien, maka tidak heran pria itu meletakkan beberapa pakaian disana.

Amara mengeluarkan sebuah kaos putih kemudian memberikannya kepada Damien.

Damien memakainya dengan cepat kemudian menatap Amara yang masih sibuk memusatkan pandangannya ke arah bawah, wanita itu benar-benar menjaga pandangannya dan menyia-nyiakan pemandangan tubuh atletisnya itu. Merasa gemas dengan tingkah Amara, Damien mengacak surai wanita itu pelan kemudian berjalan keluar dari kamar.

Amara tertegun, ia menaikkan pandangannya dan menyadari Damien sudah pergi dari kamar kemudian memutuskan untuk mengekori pria itu dari belakang.

Terpopuler

Comments

Lya

Lya

Hotelnya private buat Damien?

2024-12-28

1

Lya

Lya

Tapi di bab sebelumnya si Amara kan masak?

2024-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45 [WARNING]
46 CHAPTER 46 [WARNING]
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76 [WARNING]
77 CHAPTER 77 [WARNING]
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92 [WARNING]
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 CHAPTER 100
101 CHAPTER 101
102 CHAPTER 102
103 CHAPTER 103
104 CHAPTER 104
105 CHAPTER 105
106 CHAPTER 106
107 CHAPTER 107
108 CHAPTER 108
109 CHAPTER 109 [WARNING]
110 CHAPTER 110 [WARNING]
111 CHAPTER 111
112 CHAPTER 112
113 CHAPTER 113
114 EPILOG
Episodes

Updated 114 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45 [WARNING]
46
CHAPTER 46 [WARNING]
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76 [WARNING]
77
CHAPTER 77 [WARNING]
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92 [WARNING]
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
CHAPTER 100
101
CHAPTER 101
102
CHAPTER 102
103
CHAPTER 103
104
CHAPTER 104
105
CHAPTER 105
106
CHAPTER 106
107
CHAPTER 107
108
CHAPTER 108
109
CHAPTER 109 [WARNING]
110
CHAPTER 110 [WARNING]
111
CHAPTER 111
112
CHAPTER 112
113
CHAPTER 113
114
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!