CHAPTER 16

Amara merasakan ada yang berbeda dari sikap Damien jika dibandingkan dengan sebelumnya. Sepanjang perjalanan kembali ke apartemen, Damien berubah dari pria yang dingin menjadi sangat dingin. Tidak ada obrolan sama sekali selama perjalanan dan Amara menangkap Damien yang menaikkan kecepatannya dalam berkendara.

Bahkan Amara harus mengenggam erat sabuk pengamannya saat Damien terus melaju dengan kecepatan tinggi untuk membelah jalan raya, seolah pria itu tengah menumpahkan emosinya ke dalamnya.

Terdengar suara ban berdecit saat Damien menghentikan mobilnya secara sempurna di parkiran bawah apartemen. Pria itu lebih dulu membuka pintu mobilnya kemudian turun meninggalkan Amara.

Bahkan Damien berjalan mendahuluinya diikuti Amara yang mengekor dibelakang hingga mereka sampai di dalam lift.

Amara masih menatap punggung kokoh pria itu dari belakang, sebelum pintu lift terbuka dan lagi-lagi Damien terus berjalan mendahuluinya, seolah Amara tidak hadir disana.

Amara ikut masuk ke dalam apartemen mereka kemudian menutup pintunya sebelum suara berat Damien berkumandang diantara keheningan yang menyiksa keduanya sedari tadi.

“Jangan temui dia lagi,” ujar Damien dengan nada bicaranya yang terkesan memerintah.

Amara yang bingung dengan perubahan sikap Damien itu hanya menyatukan alisnya bingung, “Maksudmu Bastian?” tanya Amara, sebab orang terakhir yang Amara temui memanglah Bastian sebelum Damien menghampiri mereka dan segera menarik tangan Amara untuk pergi dari sana.

Damien tidak repot-repot menyapa Bastian, menanggap pria itu tidak hadir disana dan hanya fokus pada Amara.

Damien diam, tidak menjawab pertanyaan Amara. Pria itu lebih memilih untuk meraih gelas dari dapur kemudian mengisinya dnegan air dan meneguknya hingga habis dalam waktu yang singkat.

Amara masih memperhatikan setiap gerak-gerik Damien hinnga sudut bibirnya naik. Senyum tipisnya berubah menjadi sebuah senyum misterius yang tampak memesona pada wajah cantiknya.

Menarik. Ini terlihat menarik bagi Amara.

“Jangan bilang kau cemburu?” todong Amara langsung kepada Damien. Wanita itu masih setia memperhatikan gerak-gerik Damien, mulai dari menghindari tatapannya yang kini jelas-jelas seang memaku pandangan kepadanya.

Damien meletakkan gelasnya kemudian membuka jas kantornya dan melemparnya asal ke atas sofa.

‘Tidak,” jawab Damien singkat sembari melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya itu kemudian membuka dua kancing atas kemejanya.

Amara menaikkan alis kanannya, tampak menikmati momen ini.

“Kalau begitu, aku berniat pacaran dengannya setelah kita bercerai nanti,” ujar Amara lagi berusaha memancing, untuk melihat ekspresi dan reaksi seperti apa yang akan diberikan oleh Damien.

Kalimat itu berhasil merenggut fokus Damien sepenuhnya, pria itu menoleh dan manik mereka akhirnya bertemu.

Damien menatap dalam ke arah manik hazel Amara sebelum berujar, “Kita tidak akan bercerai sebelum kau menang taruhan itu,” ujar Damien dengan nada memperingatinya.

Melainkan takut dengan ekspresi Damien sekarang, Amara malah tersenyum penuh kemenangan, “Tapi bagaimana ya, sepertinya aku sudah menang. Kau cemburu Damien,” ujar Amara sembari menatap lurus ke arah manik biru Damien.

Tangan Damien yang berada di balik saku celanannya terkepal erat saat ia terus memperhatikan setiap sisi wajah Amara yang tampak tersenyum usil itu.

Amara percaya diri dan Dan Damien yang merasa tersudutkan oleh pernyataan Amara ataupun tuduhan Amara kepadanya akhirnya mengambil langkah cepat dan berjalan mendekati Amara.

Amara yang awalnya merasa dirinya memimpin, langsung terkejut dengan sikap Damien yang secara tiba-tiba mendekatinya. Pria itu menatapnya dan mendatanginya layaknya seekor binatang buas yang siap untuk menghabisi mangsanya.

Amara mengambil langkah mundur dan terus mundur saat pikirannya tak mampu berpikir jernih tentang perlawanan apa yang akan ia berikan pada Damien. Aura Damien terlalu kuat dan tanpa sadar Amara sudah berakhir terpojok di dinding apartemen yang terdapat di belakangnya.

Damien berhenti tepat di depan Amara membuat wanita itu harus mendongak untuk dapat mengecek raut wajah Damien sekarang. Jujur, Amara tidak bisa membaca isi pikiran Damien apalagi menebak jenis emosi apa yang sedang pria itu tampilkan dalam raut datarnya. Damien benar-benar pria yang misterius.

Damien mengeluarkan tangannya dari balik saku celananya kemudian berakhir meletakannya pada dinding di belakang Amara, mengurung Amara dengan lengannya.

Amara dapat merasakan kedua lengan Damien yang mengapit sisi bahunya, membuat Amara terpojok dan tidak bisa kabur lagi.

Untuk kedua kalinya, mereka berada dalam posisi yang sangat dekat seperti itu dengan perasaan mendebarkan yang sulit untuk Amara deskripsikan.

“Kenapa kau bisa sepercaya diri itu?”

Akhirnya Damien mengeluarkan suaranya. Pria itu bertanya dengan suara berartnya sembari manik birunya mengunci tatapan Amara hanya untuk memberikan fokusnya kepada pria itu saja.

Amara yang sedari tadi sibuk menahan napasnya akhirnya memberanikan diri untuk buka suara, “Karena kau terlihat marah sekarang,” ujar Amara, nada bicaranya ikut melemah, tak mampu menandingi aura kuat milik Damien.

Damien menaikkan alis kanannya sembari terus setia menatap Amara yang tidak berkutik dibawahnya. Bahkan untuk menghindari tatapannya saja wanita itu tidak berani.

“Karena…”

Kalimat Amara menggantung di udara saat otaknya mendadak kosong dan tidak dapat bekerja dengan waras. Amara tergagap dan berakhir tidak menyelesaikan kalimatnya.

Damien menundukkan kepalanya untuk mendekatkan wajahnya pada Amara membaut wanita itu yang sudah terperangkap tidak bisa mundur hanya memejamkan kedua matanya rapat-rapat sebab takut. Kedua tangan Amara terkepal di sisi tubuhnya yang menegang.

Damien terus mendekat dan mengarahkan bibirnya pada pipi Amara, sedangkan Amara terus menutup kedua matanya, bahkan tidak terpikirkan lagi oleh dirinya untuk melawan.

Damien hampir mendaratkan bibirnya pada pipi Amara sebelum berakhir dengan satu umpatan yang lolos dari bibir Damien.

Sial, Damien hampir lepas kendali lagi. Damien harus ingat apda taruhannya itu dan dia tidak boleh bertindak berdasarkan alam bawah sadarnya lagi. Damien harus tetap waspada dan sadar sekarang.

Damien menyugar rambutnya sekali membaut surai pria itu berantakan kemudian segera melangkah mundur dan berjalan meninggalkan Amaa yang mematung sendirian disana.

Amara akhirnya membuka kedua matanya sembari memandangi Damien yang sudah hilang dari pandangannya. Amara akhirnya menarik napas sebanyak-banyaknya, dadanya naik turun saat Amara meletakkan tangannya pada jantungnya yang berdebar sangat kencang.

Besoknya, Amara benar-benar tidak bisa fokus pada pekerjaannya. Amara kepikiran dengan kejadian kemarin, bagaimana tatapan Damien terhadap dirinya kemudian kedekatan mereka dan Damien yang hampir lepas kendali.

Sekarang tengah berlangsung meeting bersama para karyawannya, tetapi karena melamun, deretan panggilan dari sekertaris Amara berakhir diabaikan.

“Mrs. Amara?”

Amara mengerjap pelan, meminta maaf pada karyawannya dan menyuruh mereka untuk kembali melanjutkan meetingnya.

Tidak bisa begini.

Kemarin malam, Amara berhasil melihat sisi baru dari sosok Damien. Dan mengenai taruhan itu, Amara tidak akan menyerah.

Amara akan mencoba lagi ide gilanya yang lain malam ini.

Amara benar-benar bertekad untuk memenangkan taruhan itu.

Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45 [WARNING]
46 CHAPTER 46 [WARNING]
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76 [WARNING]
77 CHAPTER 77 [WARNING]
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92 [WARNING]
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 CHAPTER 100
101 CHAPTER 101
102 CHAPTER 102
103 CHAPTER 103
104 CHAPTER 104
105 CHAPTER 105
106 CHAPTER 106
107 CHAPTER 107
108 CHAPTER 108
109 CHAPTER 109 [WARNING]
110 CHAPTER 110 [WARNING]
111 CHAPTER 111
112 CHAPTER 112
113 CHAPTER 113
114 EPILOG
Episodes

Updated 114 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45 [WARNING]
46
CHAPTER 46 [WARNING]
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76 [WARNING]
77
CHAPTER 77 [WARNING]
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92 [WARNING]
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
CHAPTER 100
101
CHAPTER 101
102
CHAPTER 102
103
CHAPTER 103
104
CHAPTER 104
105
CHAPTER 105
106
CHAPTER 106
107
CHAPTER 107
108
CHAPTER 108
109
CHAPTER 109 [WARNING]
110
CHAPTER 110 [WARNING]
111
CHAPTER 111
112
CHAPTER 112
113
CHAPTER 113
114
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!