CHAPTER 4

Damien memarkirkan mobilnya pada parkiran apartemen kemudian menekan lift untuk ke area lantai apartemen berada. Seketika masuk ke dalam apartemennya, pemandangan yang ia lihat adalah punggung Amara yang duduk di sofa sembari membelakanginya. Sepertinya wanita itu juga pulang lebih cepat hari ini, sebab biasanya Amara selalu pulang larut malam, baik karena pertemuan bisnis ataupun meeting dengan para karyawannya.

Damien masih terus memperhatikan Amara sembari berjalan ke arahnya. Rambut wanita itu dicepol asal ke atas dan dia sudah berganti pakaian ke kaos yang lebih santai dan celana panjangnya kotak-kotaknya.

Walaupun pulang cepat, Amara masih tidak melupakan pekerjaannya yang menumpuk. Ia memangku laptopnya kemudian kacamatayang bertengger pada wajah seriusnya itu membuat Damien terpukau dengan betapa ambisiusnya Amara dalam hal pekerjaannya.

Amara tampak tenang dan tidak terusik saat Damien menatap penampilannya secara terang-terangan sebelum pria itu mengambil posisi duduk disampingnya.

“Apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Damien sembari mengistirahatkan punggungnya pada sandaran sofa.

Tanpa repot-repot mengalihkan pandangannya ke arah samping, tepat kepada Damien, Amara berujar dalam sekali tarikan napas.

“Ayo kita bercerai.”

Damien yang sudah hendak memejamkan kedua matanya rapat mengurungkan niat. Ia menegakkan punggung lebarnya kemudian menoleh ke arah Amara.

Amara menutup laptopnya kemudian meletakannya ke samping sembari melempar tatapan seriusnya kepada Damien. Hening kembali menyelimuti mereka berdua dan entah kenapa semakin lama Amara menatap Damien, Amara dapat menyadari perubahan raut Damien yang menjadi serius. Rahang pria itu terlihat mengeras dan manik biru milik Damien menghujam maniknya lurus dan tajam, seolah tidak mau Amara mengalihkan fokusnya dari pria itu.

“Kenapa?”

Setelah lama hening, Damien memutuskan untuk mengeluarkan suaranya. Nada bicaranya masih terdengar tenang, namun raut emosinya, Damien sudah tidak mampu untuk menyembunyikannya.

“Pernikahan kita membosankan,” ujar Amara serius, ia tidak takut dengan raut emosi Damien. Amara sudah memikirkan hal ini baik-baik, ia sudah memikirkan reaksi yang akan Damien pikirkan dan segala konsekuensinya.

Amara tahu Damien akan kebingungan dengan pernyataannya barusan, tetapi pria itu akhirnya akan melepaskannya, yang berarti akan berakhir menceraikannya. Sebab pria itu juga tahu kalau pernikahan mereka memanglah membosankan. Dan kontrak pernikahan itu hanya berlaku untuk lima tahun. Kontrak yang dibuat oleh Amara dan Damien tanpa kedua orang tua mereka ketahui.

Di dalam kontrak itu tertulis jelas, bahwa setelah kerja sama ini berhasil menguntungkan kedua belah pihak yaitu perusahaan ayah Amara yang semakin berjaya kemudian berikut dengan bisnis Damien yang semakin besar, mereka akan mempertahankan pernikahan mereka selama lima tahun sebelum akhirnya berpisah.

“Kontrak itu juga hanya berlaku selama lima tahun,” lanjut Amara lagi, berusaha menjelaskan kepada Damien perihal keputusannya dalam mengutarakan kalimat cerainya sebelumnya.

“Membosankan?” tanya Damien, saat ini raut pria itu benar-benar terlihat serius. Bahkan ia tidak mengalihkan pandangannya dari manik Amara sedari tadi.

Amara merasa gugup, tetapi berusaha semampunya untuk tetap terlihat tenang dan tidak terbata-bata dengan pengucapannya.

“Jadi kau ingin sesuatu yang menyenangkan?” Damien menampilkan senyum miringnya membuat Amara menautkan alis setelah mendengar kalimatDamien itu.

“Apa maksudmu?” tanya Amara.

Damien mengangkat alis kanannya kemudian terkekeh singkat. Tawa yang sangat jarang Amara lihat. Benar-benar sudah lama.

“Kau ingin aku memberimu sebuah panggilan spesial? Baby? Apakah itu cukup?” tanya Damien dengan nada menantangnya.

Amara mengerjap beberapa kali, “Aku tidak mengerti.”

Damien bangkit dari duduknya kemudian mengambil tempat tepat disamping Amara, Damien benar-benar mengikis habis jarak mereka.

“Di dalam kontrak itu, kau bahkan tidak mengizinkanku untuk menyentuhmu selama pernikahan kita. Dan aku mematuhinya selama lima tahun Amara,” ujar Damien, nada bicaranya merendah, terdengar seperti putus asa.

Amara menahan napasnya, tubuhnya beringsut mundur saat Damien mendadak memajukan tubuhnya. Kini punggung Amanda sepenuhnya menempel pada sandaran sofa dengan Damien yang terus memajukan tubuhnya.

“Dan sekarang kau bilang pernikahan kita membosankan?” tanya Damien lagi, pandangannya yang menatap kedua manik hazel Amara perlahan turun dan berhenti pada bibir pink gadis itu.

“Perjanjian tetaplah perjanjian Damien,” ujar Amara berusaha tidak terpengaruh dengan fakta bahwa Damien saat ini lebih mendominasi kondisi diantara mereka berdua.

Amara tidak mau membiarkan Damien yang memimpin percakapan ini, Amara berusaha untuk mengatur fokusnya. Namun setiap kali ia menarik napas untuk menjernihkan pikirannya, lagi-lagi Amara jatuh pada manik biru Damien yang tenang dan terkesan mengurungnya. Mmebuat akalnya timbul tenggelam tanpa bisa ia kontrol.

“Hm… benarkah?” Damien tersenyum simpul sebelum menjauhkan wajahnya dan dengan segera Amara bangkit berdiri untuk menjauhkan dirinya dari jangkauan Damien.

Damien berakhir membaringkan tubuhnya kembali ke atas sofa, dengan tangannya ia jadikan sebagai bantalan, pria itu mulai menutup kedua matanya rapat. Damien seperti hendak pergi ke alam mimpinya bahkan dengan pakaian lengkapnya yaitu jas kantor yang masih melekat pada tubuhnya.

“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.

Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya,

Dengan satu syarat baby.”

“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras dengan permintaannya untuk bercerai.

Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”

Damien dengan posisi yang hampir tertidur itu masih menyempatkan diri untuk mengeluarkan senyum bodohnya yang sayangnya terlihat sempurna pada wajah tampan pria itu.

“Aku serius Damien,” ujar Amara yang keras kepala dengan pernyataan awal. Ia sendiri tidak mengerti dengan maksud dari kalimat Damien barusan.

“Jika kau bercerai denganku, kupastikan tidak akan ada pria lain lagi yang ingin mengencanimu,” ujar Damien masih dalam posisi berbaringnya. Ia berujar kelewat santai seolah kalimatnya itu keluar begitu saja dan jujur dari lubuk hatinya.

Amara tersinggung. Benar-benar tersinggung. Apa maksud pria tukang tidur didepannya ini?

“Apa maksudmu?” tanya Amara, tidak mampu menahan diri untuk tidak berdecak pinggang. Emosinya berhasil terpancing.

“Tidak akan ada pria yang mau berkencan dengan wanita penggila kerja sepertimu,” ujar Damien kemudian membuka kedua matanya, ia dapat melihat Amara yang berdiri di sisi sofa sembari menatap tajam ke arahnya. Kemudian Damien mengedipkan matanya sekali berniat menggoda wanita itu.

“Hanya dalam mimpimu Damien,” akhirnya kekesalan Amara terlepas begitu saja tanpa bisa ia kontrol.

“Kalau begitu buktikan,” Damien menggoyangkan kakinya sembari kembali bersiap memejamkan kedua matanya rapat.

“Akan kubuktikan kepadamu,” ujar Amara bertekad keras.

Amara akan membuktikan kepada pria didepannya ini kalau masih ada pria yang ingin mengencani dirinya walaupun dunia Amara terdengar membosankan dan hanya seputar pekerjaan. Jujur, Amara adalah wanita kaku yang tidak pandai berekspresi dan mengutarakan perasaannya. Ia cenderung memiliki sisi diam dan suka mengamati dari samping.

“Buktikan melalui diriku, buat aku tergila kepadamu lalu kita bercerai setelahnya.”

Mulut Amara terbuka lebar, tercengang dengan kalimat yang barusan ia dengar. Apa Damien salah makan obat? Tidak, Damien memang sengaja untuk menghinanya dan mengejeknya.

Damien merupakan pria yang menyebalkan dan sekarang ia membangkitkan sisi tidak mau kalah Amara, sisi keras kepalanya, persis saat ia melakukan observasi dalam mengalahkan tender dengan rekan bisnisnya.

Damien telah menantang orang yang salah dan Amara akan membuktikannya kepada pria itu.

“Jangan menyesali perkataanmu barusan dan perlu kuingatkan, tidak ada kontak fisik karena jika ada maka kau akan kalah sebab kau melanggarnya dan kita benar-benar akan bercerai.”

Setelah mengucapkan hal itu Amar mengambil langkah lebar kemudian menarik laptop yang ditindih oleh Damien dan segera pergi meninggalkannya tanpa berujar sepatah katapun lagi.

---

Damien tidak bisa tidur malam itu.

Jika Amara meminta perceraian atas pernikahan mereka, Damien seharusnya bisa memberikannya secara sukarela. Karena itu yang memang terdapat dalam perjanjian mereka lima tahun yang lalu. Tetapi kenapa dia merasa marah?

Terlebih ketika Amara mengatakan bahwa pernikahan mereka itu membosankan?

Dan Damien tidak menyangka taruhan seperti itu akan keluar dari bibirnya. Mengacak rambutnya sekali, Damien segera menyalakan shower membuat derasnya air dari gagang shower turun dan membasahi kepala hingga tubuhnya.

Damien perlu sesuatu untuk menjernihkan pikirannya.

Kalimat terakhir Amara benar-benar mengusiknya.

---

Episodes
1 CHAPTER 1
2 CHAPTER 2
3 CHAPTER 3
4 CHAPTER 4
5 CHAPTER 5
6 CHAPTER 6
7 CHAPTER 7
8 CHAPTER 8
9 CHAPTER 9
10 CHAPTER 10
11 CHAPTER 11
12 CHAPTER 12
13 CHAPTER 13
14 CHAPTER 14
15 CHAPTER 15
16 CHAPTER 16
17 CHAPTER 17
18 CHAPTER 18
19 CHAPTER 19
20 CHAPTER 20
21 CHAPTER 21
22 CHAPTER 22
23 CHAPTER 23
24 CHAPTER 24
25 CHAPTER 25
26 CHAPTER 26
27 CHAPTER 27
28 CHAPTER 28
29 CHAPTER 29
30 CHAPTER 30
31 CHAPTER 31
32 CHAPTER 32
33 CHAPTER 33
34 CHAPTER 34
35 CHAPTER 35
36 CHAPTER 36
37 CHAPTER 37
38 CHAPTER 38
39 CHAPTER 39
40 CHAPTER 40
41 CHAPTER 41
42 CHAPTER 42
43 CHAPTER 43
44 CHAPTER 44
45 CHAPTER 45 [WARNING]
46 CHAPTER 46 [WARNING]
47 CHAPTER 47
48 CHAPTER 48
49 CHAPTER 49
50 CHAPTER 50
51 CHAPTER 51
52 CHAPTER 52
53 CHAPTER 53
54 CHAPTER 54
55 CHAPTER 55
56 CHAPTER 56
57 CHAPTER 57
58 CHAPTER 58
59 CHAPTER 59
60 CHAPTER 60
61 CHAPTER 61
62 CHAPTER 62
63 CHAPTER 63
64 CHAPTER 64
65 CHAPTER 65
66 CHAPTER 66
67 CHAPTER 67
68 CHAPTER 68
69 CHAPTER 69
70 CHAPTER 70
71 CHAPTER 71
72 CHAPTER 72
73 CHAPTER 73
74 CHAPTER 74
75 CHAPTER 75
76 CHAPTER 76 [WARNING]
77 CHAPTER 77 [WARNING]
78 CHAPTER 78
79 CHAPTER 79
80 CHAPTER 80
81 CHAPTER 81
82 CHAPTER 82
83 CHAPTER 83
84 CHAPTER 84
85 CHAPTER 85
86 CHAPTER 86
87 CHAPTER 87
88 CHAPTER 88
89 CHAPTER 89
90 CHAPTER 90
91 CHAPTER 91
92 CHAPTER 92 [WARNING]
93 CHAPTER 93
94 CHAPTER 94
95 CHAPTER 95
96 CHAPTER 96
97 CHAPTER 97
98 CHAPTER 98
99 CHAPTER 99
100 CHAPTER 100
101 CHAPTER 101
102 CHAPTER 102
103 CHAPTER 103
104 CHAPTER 104
105 CHAPTER 105
106 CHAPTER 106
107 CHAPTER 107
108 CHAPTER 108
109 CHAPTER 109 [WARNING]
110 CHAPTER 110 [WARNING]
111 CHAPTER 111
112 CHAPTER 112
113 CHAPTER 113
114 EPILOG
Episodes

Updated 114 Episodes

1
CHAPTER 1
2
CHAPTER 2
3
CHAPTER 3
4
CHAPTER 4
5
CHAPTER 5
6
CHAPTER 6
7
CHAPTER 7
8
CHAPTER 8
9
CHAPTER 9
10
CHAPTER 10
11
CHAPTER 11
12
CHAPTER 12
13
CHAPTER 13
14
CHAPTER 14
15
CHAPTER 15
16
CHAPTER 16
17
CHAPTER 17
18
CHAPTER 18
19
CHAPTER 19
20
CHAPTER 20
21
CHAPTER 21
22
CHAPTER 22
23
CHAPTER 23
24
CHAPTER 24
25
CHAPTER 25
26
CHAPTER 26
27
CHAPTER 27
28
CHAPTER 28
29
CHAPTER 29
30
CHAPTER 30
31
CHAPTER 31
32
CHAPTER 32
33
CHAPTER 33
34
CHAPTER 34
35
CHAPTER 35
36
CHAPTER 36
37
CHAPTER 37
38
CHAPTER 38
39
CHAPTER 39
40
CHAPTER 40
41
CHAPTER 41
42
CHAPTER 42
43
CHAPTER 43
44
CHAPTER 44
45
CHAPTER 45 [WARNING]
46
CHAPTER 46 [WARNING]
47
CHAPTER 47
48
CHAPTER 48
49
CHAPTER 49
50
CHAPTER 50
51
CHAPTER 51
52
CHAPTER 52
53
CHAPTER 53
54
CHAPTER 54
55
CHAPTER 55
56
CHAPTER 56
57
CHAPTER 57
58
CHAPTER 58
59
CHAPTER 59
60
CHAPTER 60
61
CHAPTER 61
62
CHAPTER 62
63
CHAPTER 63
64
CHAPTER 64
65
CHAPTER 65
66
CHAPTER 66
67
CHAPTER 67
68
CHAPTER 68
69
CHAPTER 69
70
CHAPTER 70
71
CHAPTER 71
72
CHAPTER 72
73
CHAPTER 73
74
CHAPTER 74
75
CHAPTER 75
76
CHAPTER 76 [WARNING]
77
CHAPTER 77 [WARNING]
78
CHAPTER 78
79
CHAPTER 79
80
CHAPTER 80
81
CHAPTER 81
82
CHAPTER 82
83
CHAPTER 83
84
CHAPTER 84
85
CHAPTER 85
86
CHAPTER 86
87
CHAPTER 87
88
CHAPTER 88
89
CHAPTER 89
90
CHAPTER 90
91
CHAPTER 91
92
CHAPTER 92 [WARNING]
93
CHAPTER 93
94
CHAPTER 94
95
CHAPTER 95
96
CHAPTER 96
97
CHAPTER 97
98
CHAPTER 98
99
CHAPTER 99
100
CHAPTER 100
101
CHAPTER 101
102
CHAPTER 102
103
CHAPTER 103
104
CHAPTER 104
105
CHAPTER 105
106
CHAPTER 106
107
CHAPTER 107
108
CHAPTER 108
109
CHAPTER 109 [WARNING]
110
CHAPTER 110 [WARNING]
111
CHAPTER 111
112
CHAPTER 112
113
CHAPTER 113
114
EPILOG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!