Pagi bersemi kembali–mentari tidak pernah lelah menyinari.
di ruang ganti Alfi sedang menyiapkan diri–dengan susah payah karena harus meninggalkan sang istri.
“Bu tolong jaga Ahmy dengan baik, aku keperusahaan sekarang.” ujar Alfi kepada Nesti yang menyuapi Ahmy.
”Iya,, ibu datang kemari memang untuk merawat menantuku, bukan seperti kau bisanya membuat menantu ku jadi sakit.” grutu Nesti kepada anaknya.
Ahmy menggenggam tangan Mertuanya.
“Sudahlah Bu, Mas Alfi tidak sengaja.” Ujarnya membela sang suami.
“Tidak sengaja apanya, itu karena dia yang terlalu bodoh hanya mementingkan birahinya saja.” ujar Nesti semakin blak-blakan.
Ahmy menutup wajahnya dengan telapak tangan. rasanya sangat malau jika membahas yang seperti itu dengan mertua.
“Ibu cerewet sekali, kasian ayah selama ini.
dan aku beruntung mempunyai istri selembut ini.” Alfi mencium kening Ahmy.
“Aku berangkat.” Ucapnya mengahiri kalimat.
“Hati-hati di dalam mas.” ujar Ahmy.
Nesti menyenggol bahu menantunya,
“Bagaiaman? apa kalian akan segera memberikan cucu!”
Ahmy terdiam–air mukanya berubah.
Ahmy menunduk ia seperti ingin mengutarakan sesuatu.
“Bu, ada sesuatu yang ingin Ahmy beri tahu.”
“Apa itu?” balas Nesti
“Astaga Ibu hampir lupa, ibu kan sedang memasak makanan untuk kawan-kawan mu yang akan datang hari ini. ibu hampir lupa.” Nesti turun ke bawah menuju dapur.
Ahmy yang di tinggal begitu saja mulai memegangi perutnya–sebenarnya ia merasa bersalah karena sudah mengonsultasi KB satu Minggu sebelum pernikahan mereka tanpa memberi tahu keluarga nya.
Maafkan aku, aku melakukan ini untuk melindungi diriku. setidaknya aku tidak akan mengandung anak tuan Alfi jika tiba-tiba ia ingin menceraikan ku. kita tidak tahu kan perasaan seseorang akan berubah begitu saja.
Aku tahu mengonsumsi pil kontrasepsi bukanlah anjuran dalam islam–tapi aku harus melindungi diri ku bukan.
Di lantai bawah Nesti tampak sibuk dengan pekerjaannya, menyiapkan masakan yang banyak untuk teman-teman Menantunya.
“Huaaa ini pasti akan sangat menyenangkan.”
“Mama kenapa bahagia sekali.”
“Kawan-kawan kakak ipar mu akan datang sebentar lagi, mereka pasti akan sangat bahagai mama memasak untuk mereka.” Nesti begitu kegirangan.
“Oh, apa kakak ipar lagi tidur mah? aku pengen ketemu.”
“Pergilah temani kakak mu, dia sedang menghabiskan sarapannya. dan tolong kasih dia obat yang ada di nakas ya.”
“Tidak mau, aku menemuinya kan untuk menggangunya.” Gea berlari menaiki anak tangga.
“Hei jangan kurang ajar kamu, jangan coba-coba mengganggu menantuku. meski pun kau putri kandungku rasa cintaku kepada Ahmy lebih besar.” ujar Nesti merepet di dapur.
untung saja Gea tidak mendengar nya.
Gadis cantik itu masuk ke kamar Kakak-kakaknya.
ia menatap Ahmy dengan tatapan kesalnya lalu duduk di ujung ranjang.
“Hai apa kabar.” ujar Ahmy kepada adik iparnya yang tidak pernah akur itu.
“Jangan bicara kakak ipar, kau sehat saja sudah menyebalkan apalagi kau sakit. cepatlah sembuh, Aku tidak bisa membiarkan mama terus-terusan menjadi milik mu. kau sudah punya kak Alfi jadi jangan merebut mami dari ku lagi.” Gea berjalan menuju nakas.
menakar obat seperti anjuran yang tertulis lalu memberikannya kepada Ahmy.
”Minum agar orang-orang tidak kerepotan mengurus mu kakak ipar.”
“Terimakasih Gea.” ujar Ahmy lalu minum.
“Sama-sama.”
ujarnya ketus.
Gea masih memerhatikan Ahmy.
ekspresi wajahnya berubah saat melihat tanda-tanda merah di tubuh Ahmy stempel kepemilikan Alfi.
“Kakak ipar, apakah sesuatu merah-merah yang ada di tubuh mu itu adalah cacar air.”
Ahmy yang sedang minum itu tersedak.
bagiamana bisa ia mengira kalau ini adalah cacar Air
batinnya.
“Kakak ipar, kenapa kau hanya diam saja, cepat jawab, apakah itu yang di namakan cacar air.” sesak Gea.
“Aa sepertinya begitu.” jawab Ahmy, tidak mungkin kan dia berkata "Ini adalah ulah kakak mu." tidak mungkin.
“Wahhh Seksi sekali, aku jadi ingin memiliki yang seperti itu di sini.” menunjuk atas dada ratanya.
“itu pasti akan terlihat seksi.” Ujarnya tersenyum membayangkan.
Astagfirullah apa anak ini sudah mengerti tentang yang seperti itu.
“Aa Gea, kamu tidak sedang memikirkan itu kan.” Tanya Ahmy terbata.
Gea langsung mendekati Ahmy duduk dengan dekat lalu memegangi tangan Ahmy.
”Aku memiliki teman saat SMU, dia selalu memiliki tanda merah di lehernya dan itu sangat sexy, aku selalu ingin mendapatkannya. katakan bagaiman caranya kakak ipar.” ujar Gea antusias.
“Anu–itu tidak seperti yang kau bayangkan.”
“Ayokah kakak ipar, kenapa kau sangat pelit sekali”
Gea cemberut di hadapan Ahmy– Ahmy ingin menjelaskan tapi Ahmy tidak tahu apakah itu baik untuk anak sepolos adik iparnya.
“Ahmy..!!” teriak Dina dan Lina yang baru memasuki kamar itu. kedua gadis itu berlari menghampiri ranjang dimana teman mereka duduk sambil melonjorkan kaki.
“Kalian sudah datang.” ucap Ahmy senang.
“Iya cepat ganti baju kita akan turun ke bawah.” ujar Dina, Lina menuntun Sahabat untuk berdiri.
Di sudut Ruangan, Gea yang yang ingin bertanya itu harus menepi-nepi karena kedua sahabat kakak iparnya begitu bar-bar.
Gea turun duluan dari kamar kakaknya, ia menuju ruang keluarga, betapa kaget wajah cantiknya melihat seorang pria di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Roji Harapan Hasibuan
lanjut lagi
2021-01-01
0
Ti_Wi
😁😁😁😁
2020-12-22
0
Nona gangster
kenapa
2020-12-22
0