Alfi selalu menutupi tubuh istrinya saat dokter Ibnu mencoba memeriksa kondisi Ahmy.
“Minta izin ya, aku harus memeriksa keadaan kakak ipar.” ujar dokter Ibnu.
“Silahkan.” ucap Alfi.
Ibnu pun mengelus dadanya–perbanyak sabar pikirnya.
Plakkk
Nesti menampar punggung anaknya.
“Alfi bagaimana dokter Ibnu bisa memeriksa keadaan istri mu jika kau sendiri membalutnya dengan tubuh mu, menyingkir kamu.” ujar Nesti kepada anaknya itu.
“Tidak mau, enak saja si dokter cabul ini mau memeriksa tubuh Ahmy-ku.” Ujarnya tidak mengijinkan.
“Mana mungkin aku seperti itu Alfi, aku hanya ingin memeriksa keadaan kakak ipar saja.” ujar Ibnu.
“He anakku! menyingkir dari tubuh istri mu, Dokter Ibnu tidak sekotor pikiranmu. lagian istri mu sudah ibu pakein jilbab, jadi apa lagi yang harus kamu kawatirkan.” ujar Nesti mulai geram.
“Ya sudah.” Ali mengadahkan tangannya
“Sini biar aku saja yang melakukannya.”
Nesti mulai geram dengan anaknya sendiri– ia sudah tidak sabar melihat menantunya yang gemetar kesakitan.
“Lakukan Dokter.” ujar Nesti sedangkan dirinya sibuk memeluk putranya agar Alfi tidak bisa bergerak dan menghalangi dokter Ibnu.
Alfi sangat kesal dengan tindakan itu–menurutnya saat Ahmy sudah menja miliknya tidak akan pernah ada pria yang akan menyentuh Ahmy miliknya walaupun hanya ujung kuku Istrinya itu.
“Kalian sangat menyebalkan.” ujar Alfi lalu memeluk lagi Istrinya yang sedang mengantuk dan sudah tidak gemetar lagi karena dokter Ibnu sudah menyuntikkan obat untuk Ahmy.
Sedangkan Nesti dan dokter Ibnu keluar dari kamar.
Alfi menciumi wajah Ahmy bertubi-tubi.
“Maaf sudah membuatmu sakit.” bisiknya.
Di lantai bawah
Ibnu dan Li berpamitan–Ibnu masih memiliki urusan di rumah sakit miliknya, Sedangkan Li harus berangkat ke perusahaan.
Sekarang tinggal Nesti dan putrinya di lantai bawah.
“Sepertinya mama harus menyewa asisten rumah tangga untuk kakak dan kakak ipar mu.
kasihan kakak ipar mu harus mengurus rumah sendiri–apalagi saat mereka punya anak nanti.” Ujarnya bercerita kepada putrinya itu.
Gea hanya diam, ia lebih memilih rebahan di atas ova Sambil menghubungi teman-teman SMU nya yang baru lulus Minggu lalu.
Gea ada di masa-masa dilema sekarang, ia ingin kuliah di luar negeri tapi orangtuanya menekannya untuk kuliah di tempat Ahmy kuliah dan itu sangat menjengkelkan baginya.
________
Di area kampus
Dina dan Lina melewati hari-hari mereka tanpa Ahmy beberapa hari ini.
mereka tidak seriang dan tidak sesemangat biasanya.
Kifli datang ke meja mereka.
“Ahmy tidak masuk ya hari ini, aku tidak pernah melihatnya di kelas.”
“Ahmy sakit.” ujar Lina dengan lesuh.
“Sakit kenapa? apa dia baik-baik saja sekarang.” Kifli tidak bisa menyembunyikan ke kawatirannya.
Dina yang selalu memperhatikan Kifli terlihat sedih karena di seluruh hati Kifli hanya ada Ahmy.
“Kita jenguk Ahmy besok yuk. kangen dengan senyumnya.” ujar Dina.
“Ok aku setuju.”
“Aku boleh ikut?” tanya Kifli.
“Tentu saja boleh.”
Dan mereka pun sepakat pergi besok.
“Aku pulang duluan ya, kebetulan kelas hari ini sudah selesai.” ujar Kifli senyum semangat ada di wajahnya.
“Ok hati-hati di jalan ya.” balas Lina.
Kifli pun pergi dengan begitu gembira–Dina sang pemuja menatap senang ke arah pria yang membuat hari-harinya bahagia. meski Perasaannya tidak berarti apa-apa bagi pria itu.
Lina mengarahkan tangannya ke depan wajah Dina, menurun naik kan tangan itu menghalangi pandangan Dina.
“Lo memang sekagum itu ya sama Kifli.” ujar Lina.
“Gue cinta setengah mati pada tu orang.” jawab Dina tanpa mengalihkan pandangan.
Lina menyadari sesuatu–tentang cinta segitiga antara Ahmy-Kifli-Dina.
dan tentang Cinta Dina yang bertepuk sebelah kaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Noprie Rygie
koplak si alfi 🤣
2021-01-06
0
Roji Harapan Hasibuan
yoi. lanjut
2021-01-01
0
Ti_Wi
😀😀😀😀😀
2020-12-22
0