Perasaan yang terbendung.
Di balik Gorden tipis, Ahmy menatap Rerintik hujan yang beberapa hari ini tidak Berhenti membasahi bumi.
Ia sudah siap untuk mengikuti kerja kelompok di rumah temannya, tapi sepertinya alam tidak mendukungnya.
“Tidak usah pergi. aku akan menyuruh Li membereskan semuanya.” Alfi berjalan kearah Ahmy memeluknya dari belakang.
Ahmy membalik badan, Sebenarnya tidak se simpel itu jika bicara masalah kelompok. Rasanya tidak adil bila salah satu di antara anggota kelompok tidak hadir dalam kegiatan mereka.
mungkin seperti itu jugalah yang di rasakan Ahmy.
“Ijinkan aku pergi Tuan. Teman-teman ku sudah menunggu.” Ahmy memohon dengan wajah memelas.
“Baiklah, tapi tergantung caramu membahagiakan ku di sana.” ujar Alfi sambil memandangi ranjang.
Ahmy tersenyum, ia tidak bisa menolak atas kewajibannya,
yang ia risaukan adalah kelelahannya. Bahkan mereka baru saja selesai melakukannya setelah subuh tadi. Dan sekarang Suaminya meminta jatah lagi.
Pria itu seperti tidak ada puasnya atau inikah yang di namakan meluapkan perasaan yang selama ini terbemdung.
Waktu semakin Siang,
Ahmy memandang jam di Gawainya bergantian memandang Alfi yang sudah terlelap di atas ranjang.
Ahmy mengumpulkan tenaga yang terkuras itu untuk bangkit, berjalan lesuh menuju kamar mandi.
satu jam kemudian, ia sudah siap untuk pergi.
Ahmy memandangi layar Gawainya, rasanya tidak tega menghubungi Sekertaris Li.
Dia sudah bekerja full untuk tuan Alfi, aku tidak mungkin tega menyuruhnya mengantarku hari ini.
ini adalah hari liburnya.
Ahmy berjalan keluar kamar, sambil menyandang tas berukuran sedang yang berisi pokok bahasan kerja kelompok mereka.
Suara pintu Garasi terdengar horor.
ahmy langsung menyalakan lampu di sisi Tembok, koleksi mobil tuan muda itu tertata rapi di ukuran garasi yang sangat luas.
Ahmy meraih kunci di lemari hias, Setiap kunci mobil beda tempatnya agar memudahkan mereka saat ingin memakai yang mana.
Ahmy menyalakan mobilnya melaju keluar pagar, Ia masih harus turun mengunci Pintu dan pagar karena tidak ada orang yang akan melakukannya selain dirinya.
mobil sport mewah melaju di bawah gerimis membelah jalanan kota yang di selimuti awan hitam.
Ahmy menghubungi teman-temannya menanyakan dimana seharusnya mereka berkumpul.
Rumah Khusnil adalah tempat perkumpulan mereka, mobil yang di kendarai Ahmy melaju dengan kecepatan sedang.
Keadaan di rumah.
Alfi yang mulai terusik dalam mimpi tenangnya mulai meraba-raba.
matanya langsung terbuka ketika sang istri tidak bisa ia rasakan kehadirannya.
Alfi langsung melonjak pergi ke kamar mandi untuk melakukan mandi junubnya.
pria itu begitu tergesa-gesa entah apa yang membuatnya resah.
“Li! kau dimana? cepat kemari Ahmy menghilang.” ujarnya di dalam sambungan telpon itu.
“Baik tuan.”
Alfi langsung memakai pakaiannya dengan cepat.
Di rumah Khusnil, semua orang telah berkumpul, di kelompok Ahmy ada empat perempuan dan satu laki-laki yaitu terdiri dari.
Ahmy, Irene, Khusni, Apnih dan Kifli.
mereka memulai pekerjaan mereka dengan santai, asik, dan menyenangkan.
bahkan Khusnil menyiapkan teh hangat dan cemilan untuk mereka.
Semua amat sangat bersemangat.
“Mbak Ahmy aku boleh minjem hp bentar nggak.” Ujar Ikbal adik Khusnil yang masih duduk di sekolah dasar.
“Boleh, tapi sebenarnya anak kecil tidak boleh main hp loh.”
“Iya Ikbal tahu, tapi kan Ikbal mau YouTube-an pengen menghapal sholawat yang lagi viral itu loh.” ujar Ikmal memberi alasan.
“Ya sudah, pakai saja.” Ahmy meminjamkan ponselnya.
“Myy, Apa kamu bisa bantu aku menyiapkan yang ini.” ujar Kifli.
“Ok sip.” Ahmy langsung memutar arah Duduk menghadap Kifli dan merek mengerjakan bagian yang di maksud Kifli.
“Kalian kerjakan yang itu saja biar aku, Apnih sama Khusnil mengerjakan ini, nanti kita runding lagi hasil akhirnya.” ujar Irene.
“Seperti itu juga tidak masalah.”
.
.
.
Di sebuah jalan, mobil hitam milik sekertaris Li terus saja berjalan.
“Cepat lacak keberadaannya.” ujar Alfi dengan hebohnya kepada Sekertaris Li.
“Baik tuan.”
Sekertaris Li yang sedang menyetir mulai mengetik pesan kepada Ahmy dengan satu tangannya.
“Nona anda di mana? tolong Share lokasi anda nona.”
Ikbal yang mendapat notifikasi chat itu langsung terganggu. ia ingin menskip pesan masuk itu tapi tangannya malah memencet notifikasi sampai layar gadget itu berubah menjadi aplikasi WhatsApp.
Ikbal ingin menyerahkan gawai Ahmy tapi melihat keseriusan di sana. Ikbal jadi mengurungkannya.
anak itu dengan segala kepolosannya mengirim lokasi itu kepada Sekertaris Li.
“Tuan! Nona mengirimkan lokasinya!” seru Sekertaris Li.
“Cepat samperin ke sana.” ujar Alfi girang.
“Baik tuan.”
Li yang memandang tuan mudanya dari spion depan merasa bertanya-tanya.
apa yang sebenarnya terjadi? kemapa tuan muda seantusias sekarang.
apa nona kabur? atau di culik? ah jadi bingung.
Setelah beberapa menit, Alfi dan Li sampai di tempat tujuan.
“Nah ini dia tempatnya Li, lihat itu mobil yang di kendarai Ahmy tadi.” ucap Alfi Girang.
“Aaaa Tuan, sebenarnya apa yang terjadi? apa nona muda kabur!” tanya Li.
“Enak saja! Istriku sedang mengerjakan kelompok bersama temannya, siapa bilang dia kabur.” jawab Alfi datar.
Li yang berada di depan langsung menepuk jidatnya.
lalu, apa arti dari kepanikan anda tadi tuan.
apakah itu hanya sebatas kerinduan?
“Tapi tuan, dari mana kita lewat agar sampai di sana.” ujar Li yang menatap tidak ada jalan masuk menuju tempat dimana mobil Ahmy berada.
“Sepertinya kita harus memutar balik dan masuk dari sana tuan.” ujar Li memberi pilihan.
Bamm
pintu mobil tertutup.
lantas Li langsung menoleh ke belakang dan ekspresinya sangat kaget.
“Tuan anda mau kemana?”
“Pulanglah Li, aku mau menemui istri ku. terimakasih.”
“Tuan, anda akan ke hujannan! tunggu tuan saya akan memayungi anda.”
Alfi dengan sangat gembira berlari menyebrangi hujan deras menuju teras rumah di mana mobil Ahmy berada dan itu tidaklah dekat.
Di dalam mobil, Li menggeleng-gelengkan kepalanya. baru kali ini ia melihat Tuan mudanya Seperti itu. meski cintanya kepada Ahmy bukanlah baru, tapi sikap itu baru muncul setelah mereka menikah.
Li menghubungi Ahmy.
Drtttt drtttt
Ikbal langsung melempar gawai itu, kaget karena dirinya sedang asik bermain game bukannya menghafal shalawat Seperti yang ia ucapkan tadi.
“Mbak Ahmy, Sekertaris Li menelpon.” Ujarnya saat membaca kontak itu.
Ahmy langsung menoleh, ia menerima gadget yang di ulurkan Ikbal.
“Teman-teman, aku angkat telpon sebentar.”
“Silahkan.”
Kifli memperhatikan Ahmy dengan mata merahnya, sepertinya ia mulai tidak suka saat perempuan yang ia cintai itu sudah bersuami.
“Nona! tuan muda ada di depan rumah teman anda, tuan basah kuyup karena kehujanan.”
“Apa? bagaimana bisa tuan muda sampai ke sini.”
“Cerianya panjang nona, sebaiknya anda temui tuan dan ajak masuk.”
“Baik Sekertaris Li.”
Sekertaris Li memandang tuan mudanya dari kejauhan.
“Tuan seperti anak ayam yang kedinginan.”
pria itu tersenyum samar.
Li baru bisa beranjak dari sana setelah melihat Ahmy menemui Alfi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
@shiha inayah
ya ampun Alfi segitu bucin nya SM istrinya 🤭🤣🤣
nekat banget...
Li setia banget sama bos nya...
seperti anak ayam yang kehujanan...kalo bos mu dengar bisa ² km kena amukan nya...
🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣🤣
2022-07-06
0
Asya Ambar Kusuma
ya ampun si alfi segitunya 😁😁
2021-01-16
0
Mammyy Melissa
anak bebek tetangga yg gak di bikin min rumah😍😍
2020-12-28
0