Lengangnya hari yang sudah berakhir–tapi mendung yang berkalut-kalut tidak juga sirnah dari langit.
seperti perasaan Alfi yang marah menahan cemburu.
”Tuan makanlah sedikit, anda bisa sakit kalau terus merajuk seperti ini.” Ahmy membujuk perianya untuk makan sesuatu mengisi perutnya, sejak kejadian tadi siang–Alfi terlihat murung menyedihkan.
“Tidak mau!”
“Aku akan menyuapi anda, makanlah walau sedikit.”
Ahmy mencoba membujuk Alfi dengan sabar.
Alfi memandang Ahmy tajam–kesal terlihat di wajahnya.
pria itu berjalan menuju lantai atas–memasuki kamar lalu mengurung diri di kamar mandi.
Ahmy yang berada di ruang makan mulai mengulum raut sedih di wajahnya.
ternyata sakit juga rasanya di cuekkan tuan muda itu.
Kata orang-orang saat pria cemburu itu adalah masa-masa ter–uwwu.
tapi yang di alami Ahmy bukannya teruwwu malah terpukul perasaan.
Ahmy mencoba menyusul suaminya–masuk perlahan-lahan kedalam kamar.
“Tuan, maafkan saya ya!” Ujarnya dari depan pintu kamar mandi–dan tetap saja tidak ada sahutan.
Ahmy berjalan ke ujung kamar, di atas Sova ia menenangkan dirinya.
memandang ke luar jendela kaca–hujan rebas-rebas meledek perasaannya.
Kenapa jadi begini sih, kenapa aku sangat sedih tuan Alfi memperlakukan ku seperti ini
seharusnya kan biasa saja, dari dulu kan dia memang pandai mengacuhkan orang–tapi kenapa aku merasa kecewa.
bukankah seharusnya aku sudah mempersiapkan hati yang tegar.
kemana semau ketegaran dan kesabaran yang ku kumpulan sebelum menjadi istrinya.
Ahmy begitu pilu, ia mengangkat kakinya keatas sova menutupnya dengan gamis panjang itu–malam yang dingin baru saja akan di mulai.
Setelah sekian lama menunggu– Ahmy belum juga mendapati Alfi keluar, sudah tidak wajar seorang pria mandi hampir dua jam. membuat Ahmy curiga kalau suaminya di dalam sedang. . .
“Tuan, Anda sudah siap kan mandinya?” tanya Ahmy dari luar.
“Masuk saja.” suara Alfi terdengar parau dan bergetar.
Ahmy langsung membuka pintu– ia mendapati Suaminya terkapar di dalam bathtub, sedang berrendam air, wajahnya terlihat pucat bibirnya kebiru-biruan.
“Tuan! Anda baik-baik saja.”
Alfi hanya menoleh, ia tidak bisa lagi berkata-kata.
Ahmy langsung menghampiri Suaminya, membalut tubuh bagian bawah lagi dengan handuk lalu membopong Suaminya keluar dari kamar mandi.
Tubuh itu bergetar hebat, Alfi kedinginan–hidung dan wajahnya memerah di sertai bersin yang berkepanjangan.
”Anda sakit, sebentar saya buatkan sesuatu.” Ahmy menyelimuti Alfi yang kedinginan dengan selimut tebal.
beberapa menit kemudian–ia kembali dari dapur membawa nampan berisi teh hangat dan makan malam Alfi.
Ahmy meminta Alfi untuk makan meski prianya sedang gemetar.
“Kalau tuan tidak mau makan bagaimana anda meminum obat.”
Alfi dengan tatapannya yang menyeramkan akhirnya mau makan beberapa suapi dari tangan Ahmy.
Ahmy memaksa Suaminya minum pil penurun demam untuk orang dewasa.
Ahmy meletakkan piring dan gelas itu di nakas,
menyelimuti perianya lalu memeluk dengan hangat.
Alfi merasa nyaman setelah ini, meski tubuhnya meriang tapi ia tidak bisa membohongi perasaannya dia butuh kasih sayang dari Istrinya.
Ahmy mengusap-usap rambut Alfi perlahan agar pria manjanya tidur dan besok bisa lebih segar lagi.
tapi bukannya tidur Alfi malah bicara dan itu membuat Ahmy merasa bersalah.
“Aku benci padamu.”
ujar Alfi sambil menatap Ahmy dengan kebencian.
“Maafkan aku tuan.”
“Kau membuat ku sangat membencimu.” raut wajah itu semakin tidak terkendali.
“Maaf tuan.”
“Aku semakin membencimu saat bicara.”
Ahmy pun diam.
“kenapa tidak menjawab apa kau pura-pura bisu.”
“maaf tuan, tapi anda bilang semakin membenci kalau saya bicara.”
“Memang, kau sangat menyebalkan.” ujar Alfi dengan suara cempreng tidak seperti Biasanya suara nya yang maskulin.
“Kau selalu memanggilku tuan, memangnya aku tuan mu apa! kau sangat menyebalkan Ahmy.
aku kan suami mu, aku juga pengen di panggil sayang, punya panggilan sayang–karyawan di perusahaan ku selalu memanggil pasangan mereka dengan sebutan yang cute, membuat telingaku panas. sedangkan aku memiliki istri yang tidak romantis sepertimu.” Alfi mendorong tubuh Ahmy dengan telunjuknya.
Mendengar semua itu Ahmy ingin tertawa melihat ekspresi Suaminya.
Apa lagi ini, tadi siang dia sangat marah karena Kifli, dan sekarang dia murka karena aku memanggilnya tuan.
“Baiklah, memang seharusnya kita harus memiliki panggilan itu.” ujar Ahmy yang menjelma menjadi lebih dewasa dari suaminya yang menjelma menjadi anak-anak itu.
“Kenapa tidak dari dulu.” Alfi memukul bahu Ahmy seperti perempuan yang kesal dengan pasangannya.
Ahmy tersenyum, ini adalah tuan muda versi sakit pikirnya
“Sayang kita akan memanggil dengan sebutan itu. apa anda setuju sayang.” ujar Ahmy menanyai suaminya yang membenamkan wajah di dalam pelukannya.
Alfi mengangguk– ia baru bisa tenang setelah Ahmy memberinya pengertian. dia adalah suami manja yang membutuhkan perhatian.
BERSAMBUNG...
Chapter selanjutnya di tunggu hari ini ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
@shiha inayah
tuan muda Alfi yg bucin...
LG sakit manja banget sama istri nya...
2022-07-06
0
Wiek Soen
bucin banget sih Alfi😍😍
2021-01-28
2
Asya Ambar Kusuma
😍😍😍😍😍
2021-01-16
0