Ahmy

Ahmy Zani itu namaku, nama yang sangat aku sukai karena Ini adalah Nama pemberian kedua Almarhun orangtuaku.

Aku di lahirkan di Pulau Jawa Pada tahun 1999.

Masa kecilku di penuhi Canda dan tawa. aku bahkan masih mengingat samar-samar beberapa deretan kebahagiaan itu.

Ayah ku adalah seorang Pengusaha, sedangkan Ibu ku seorang Desainer ternama.

Aku anak tunggal. Kehidupan keluarga kami sangat bahagia.

Hingga pada akhirnya di usiaku yang ke sepuluh tahun.

Ayah dan ibu ku mengalami kecelakaan bersama sekertaris Ayah yaitu pak Joni dalam sebuah perjalanan pulang ke rumah.

Aku masih mengingat dengan jelas masa itu.

Di malam hari saat aku di bangunkan dari tidurku untuk melihat ayah dan ibu untuk yang terakhir kalinya.

Malam itu juga Ayah dan ibu Di Makamkan Di pemakaman Umum Belati jadi.

sedangkan Paman Joni Di bawa ke desa tempat keluarganya berada dan akan di makamkan di sana.

Aku tidak ingin mengingat jelas kejadian itu, Karena sangat menyakitkan.

Aku di Asuh oleh Bibi Suli selama beberapa hari, Asisten rumah tangga kami. sampai pada suatu malam Kakek sanjaya dan Pak Bima datang menjemputku.

Di bawah hujan rebas-rebas aku menangis.

Menatap rumah dua lantai yang selama itu aku singgahi harus aku tinggalkan begitu saja.

bersama dua orang pria yang tidak ku tahu bagaiman Bentuk hatinya.

Aku hanya bisa menurut saat itu, pada siapa lagi aku Bertumpu selain kepada kakek Sanjaya dan juga anaknya.

mereka adalah satu-satunya kerabat jauh yang ku miliki karena ayah adalah Anak tunggal dari keluarganya, Dan kakek, nenek ku telah tiada sejak lama sekali.

sedangkan keluarga dari ibu, yang aku tahu dia Memiliki keluarga tapi sangat jauh. Di Arab Saudi. Ibu dan ayah menikah dan saling jatuh cinta saat ayah pergi beribadah ke tanah suci.

keluarga ibu semua berada di sana.

Aku juga ingin bertemu mereka tapi, aku tidak memiliki alamat dan Kabar mereka.

siapa saja Keluarga ibu di sana,

lagi pula saat itu aku masih kecil.

Aku berusaha menjadi yang terbaik, anak yang patuh dan cerdas agar Kakek dan pak Bima tidak sia-sia membiayai hidup ku.

Seluruh kekayaan ayah dan ibu Di olah dengan baik oleh pak Bima, Setiap penghasilan dari Perusahaan ayah baik butik ibu selalu di sumbangkan untuk Orang-orang yang kurang mampu, juga tempat-tempat yang layak seperti panti asuhan.

Aku sendiri sangat bahagia dengan itu. Itu seperti Amal ariyah untuk keduanya.

aku sangat berterima kasih atas kebaikan keluarga Sanjaya dalam merawatmu dan memperlakukanku seperti anggota keluarga mereka.

Tapi yang aku tidak mengerti sekarang adalah.

Aku di jodohkan dengan Tuan Alfi, anak kebanggaan Keluarga Sanjaya.

Pria yang tidak terlalu aku sukai karena gaya hidupnya yang jauh dari Budaya muslim.

Aku sering melihatnya bergonta-ganti pacar dengan membawa Kerumah, bahkan Tidak ada yang bisa menegurnya di rumah itu.

Tapi aku juga tidak peduli mau seperti apa dia menjalani hidupnya, yang aku sesali sekarang adalah. kenapa aku yang harus menjadi istrinya.

Dua Minggu yang lalu, Kakek dengan keadaannya yang lemah, memintaku agar bersedia menikahi cucu lelaki satu-satunya.

Saat itu Aku hanya diam saja, karena tidak terlalu menganggap serius permintaan kakek, ternyata seminggu setelah itu, semua orang tampak sibuk mempersiapkan hari pernikahan.

bahkan Tuan Alfi sendiri tidak Membantahnya meski di luar sana banyak kekasih yang menunggunya.

Aku sempat berfikir dia akan menolak pernikahan ini, sehingga aku merasa tenang, dan ternyata aku salah.

dan pada hari ini aku sudah menikah dengannya,

Tuan Alfi.

Tidak sedikit pun terlintas di pikiranku berhayal atau bermimpi menjadi istrinya, meskipun dia sangat tampan dan terlihat Cool.

Tidak pernah sedikitpun.

Tapi Yang terjadi, aku sudah menjadi istri sahnya sekarang.

Apa yang harus aku lanjutkan selanjutnya, Apa aku harus mengikuti alurnya begitu saja. atau aku harus memberontak kepadanya.

Tidak!

saat aku menjadi istri Seseorang, aku tetap harus menghormati suamiku. meski itu adalah Tuan Alfi.

tapi,

bagaimana jika ia membawa wanita-wanitanya kemari.