Kecemburuan

Hssssshiuhh–Hssssshiuhh

Alfi mengusap hidungnya yang memerah karena flu.

“Minum lah.” ujar Ahmy, ia sangat jengkel mihat Suaminya itu,

tapi melihat kondisi tuan muda itu sekarang Ahmy sedikit iba dan menunda rasa jengkelnya sampai mereka di rumah.

“Terimakasih istriku.” ujar Alfi dengan senyum manis–menyeruput teh hangat buatan Istrinya.

Ahmy mengeringkan rambut Alfi dengan handuk, mengusap-usap dengan lembut.

“Kenapa anda kemari.” tanya Ahmy.

“Bagaiamna kalau anda sakit karena kehujanan.” ia terdengar marah.

lupakan tentang terbongkarnya statusnya

sebagai tuan Alfi, yang ia cemaskan sekarang adalah kondisi Suaminya.

“Memangnya tidak boleh! Aku merindukan istri ku memangnya aku salah.” ucap Alfi dengan suara keras, Sepertinya ia sengaja ingin memperofokasi hati Kifli.

Kifli hanya diam di sana, mengerjakan kegiatan mereka meski sebenarnya ia tidak fokus.

“Wah nggak nyangka, ternyata tuan Alfi adalah suami teman kita.”

“Iya, kemarin Tuan Alfi datang ke kampus loh, membuat beberapa pihak mengira Ahmy adalah kekasih gelap tuan Alfi, eh ternyata istri syah.”

Irene dan Apnih mulai menggibah.

Kifli mengepal pena yang ada di tangannya, Sepertinya ia kesal mendengar semua itu.

Tidak lama setelah itu, Khusnil datang membawa beberapa lipat pakaian.

“Ini adalah baju lama almarhum bapak saya, Tuan Alfi boleh memakainya jika tidak keberatan." ujar Khusnil sedikit ragu bahwa Alfi akan menolak.

“Terimakasih ya Nil,” Ahmy

“Terimakasih banyak.” ujar Alfi.

“Sayang cepat temani aku mengganti pakaian ku.” ujar Alfi.

Ahmy langsung menatap suaminya.

Sampai kapan anda akan berhenti mempermalukan ku tuan.

“Baiklah.” ujarnya dengan senyum paksa.

Alfi dengan riangnya merangkul istrinya menuju kamar mandi orang.

sedangkan Ahmy sudah mulai kesal.

Dasar tidak tahu malu.

“Ihhh Tuan Alfi lucu sekali ya.”

“Iya menghempaskan banget.”

“Ahmy beruntung banget punya Suami kayak tuan Alfi, Aaa mama aku pengen nikah muda." teriak Irene.

Mereka mulai lagi menggibah, tanpa memperdulikan perasaan Kifli yang sedang remuk redam membayangkan apa yang sedang terjadi di kamar mandi sana.

selang beberapa menit, semua keadaan sudah kondusif.

mereka memulai kembali kerja kelompok mereka.

saling sibuk satu sama lain dalam posisi yang seperti tadi.

Alfi duduk dengan tenang di sova bersama Ikbal menyaksikan layar televisi di hadapan mereka.

bukan, aku salah. Tuan muda itu tidak akan pernah bisa tenang.

Ikbal yang sedang menyaksikan gosip seputar selebriti tanah air itu di buat kaget oleh Alfi.

“Tontonan macam apa ini!” Alfi meraih remote tv menyetel siaran menjadi....

itu dia, kartun.

Ikbal merasa kesal, ia sudah tidak bisa lagi meminjam ponsel Ahmy karena sudah diambil alih oleh Alfi, dan sekarang siaran televisi itu menjadi hak milik Alfi juga.

“Mas tau nggak, pria itu suka sama mbak Ahmy loh.”

Alfi langsung menatap kearah istrinya, ia mulai salfok dengan posisi Ahmy dan Kifli yang berdekatan.

“Apa mereka sudah sedekat itu dari tadi.” Ujarnya cemburu.

“Ya, bahkan lebih dari itu.” bocah sekolah dasar itu mulai mengarang cerita demi kebebasan televisinya.

Alfi yang mulai termakan omongan itu semakin memerhatikan dengan sorot mata tajamnya.

“Ahmy bisakah kau memberitahu ku tentang ini.”

”Iya,”

Ahmy mendekatkan sedikit wajah.

Alfi yang melihat itu mulai kerjang-kejang di atas Sova.

“Ahmy apa yang kau lakukan.” suara Alfi meninggi.

semua orang yang ada di sana menoleh ke arah Alfi.

Kifli yang juga kaget mulai mengangkat kepala, tapi sial ia mengenai dagu Ahmy yang sangat dekat dengannya.

Alfi melotot! ia menghampiri Istrinya. kali ini tuan muda itu serius dan marah.

Alfi membawa istrinya pulang karena tidak tahan melihat Ahmy berdekatan dengan pria lain.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***