Awalnya di jam pulang ingin kami gunakan untuk menginterogasi Dimas, tapi sekarang niat kami berubah menjadi membuntuti Jay. Kami sudah berdiri tak jauh dari kelasnya saat melihat anak itu yang sepertinya tengah kebagian piket kelas.
"Bos, jemput Grisel dulu deh sana. Dia juga gak dateng-dateng," usul Tengku yang kusetujui.
Maka dari itu aku pun langsung bergerak menuju kelas Grisel. Tadi kami sudah mengiriminya pesan tentang rencana kami ini beserta dengan apa yang kami temukan. Tapi gadis itu tak muncul-muncul juga. Pesan terakhir yang aku dan Tengku kirim juga belum dibalas olehnya.
"Sel," panggilku saat ia baru keluar kelas.
Di tempatnya gadis itu tersenyum melihatku.
Astaga, kenapa tiba-tiba jantung gue jadi aneh begini?
Aku berusaha bersikap normal saat akhirnya cewek itu berhasil menghampiriku yang sejenak mematung di tempat. "Sorry, ya. Tadi gurunya lama banget keluar padahal udah bel. Jadi di mana Ali?"
"Dia udah di deket kelas Jay."
"Sorry. Jangan bilang kamu sengaja jemput aku ya?"
Aku tak ingin berbohong jadi... "Iya sih."
Di perjalanan kembali ke tempat Tengku berada, kami melihat Jay yang sedang berjalan menaiki tangga menuju lantai atas.
"Lho, mana Ali?"
Aku juga menyimpan pertanyaan yang sama untuk itu. Tengku tak terlihat mengikuti laki-laki berkacamata tersebut.
"Gue gak tau. Ayo kita ikutin!" usulku yang langsung disetujui oleh Grisel. Kami diam-diam mengikutinya sampai lantai tiga, dengan jarak yang cukup jauh kalau-kalau saja ia menyadari kehadiran aku dan Grisel. Namun jarak tersebut ternyata adalah kesalahan yang cukup fatal. Kami kehilangan jejak Jay saat mengikutinya berbelok arah.
Di sampingku Grisel tampak kesal. "Di mana dia? Apa naik ke rooftop?" cetusnya memerhatikan tangga yang menuju ke atap.
"Aku kurang yakin." Kulihat tangga itu cukup panjang. Jika Jay memang ke sana dengan kecepatan jalannya yang biasa, kuperkirakan kami akan sempat melihatnya lebih dulu (kecuali jika ia sempat berlari menuju ke atap). "Gue lebih curiga dia ke gudang sih," simpulku seraya menunjuk pintu gudang yang terbuka.
"Kita tunggu?" tanya Grisel.
"Jangan. Kita intip dia diem-diem. Siapa tau kita bisa dapat sesuatu."
Grisel menyetujui perkataanku. Dengan mengendap-endap kami berjalan menuju sebuah jendela dan melongok ke dalam. Namun sepertinya tak ada apa pun. Gudang tersebut tampak kosong.
"Kamu yakin dia ke sini?"
"Gue juga kurang pasti sih. Tapi kalo gudang kebuka berarti ada yang masuk kan?"
"Tapi kayaknya kosong. Apa kita periksa ke dalam aja ya, buat mastiin? Gak lucu kalau kita tunggu lama-lama di sini tapi gak ada apa-apa."
Grisel benar. "Oke, ayo kita periksa."
Bodoh amatlah ketahuan atau tidak. Nanti kan kami bisa cari alasan, kalau benar Jay ada di dalam dan memergoki kami. Bilang saja kami ingin mencari kursi baru karena kursi sebelumnya patah atau sebagainya.
Kami berdua masuk ke dalam dan memeriksa sekeliling. Namun tempat ini benar-benar kosong. Tak ada apa-apa selain kursi-kursi atau meja-meja sisa yang belum dipakai dan yang sudah rusak, kardus-kardus yang isinya entah apa, papan tulis, benda-benda tak terpakai yang penuh debu dan sarang laba-laba. Pasti tempat ini tak pernah disentuh oleh petugas kebersihan.
"Kayaknya kosong deh," ungkap Grisel mendahuluiku.
"Kayaknya sih gitu. Apa kita keluar aja?"
Grisel mengangguk. Bersamaan dengan itu, kami berdua segera menoleh ke pintu begitu mendengar suara pintu ditarik.
Pintu menutup dan kami pun bergegas untuk mendekati benda itu. Kucoba memutar hendelnya. Namun gagal. Pintu ini terkunci, atau lebih tepatnya dikunci.
"Sialan."
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
atmaranii
aku rda curiga ma Ali ..tba2 ngilang...
d sinopsis d ksh clue klo PD akhirnya Hansel akan mengetahui kbneran skligus hancur prsaannya...aku ko jd ngira plakunya org trdekat dy
2021-09-24
0
novita setya
aduuuh jantung eike..berdegup kencang kirain takut krn syerem taunya kuota mw abis..crta lg seru2nya lagee
2021-08-15
1
Nengsih Nengsih
bingung,siapa sih pelakunya,tapi dugaan pertama ngarah ke Teungku ali
2020-11-24
3