Tiga: Hanselio Kaban

Ternyata aku dapat dengan mudah melupakan keinginan kuat untuk memendam si Tengku (aku tidak ingat nama lainnya yang ia sebut tadi) ini ke dalam tanah. Mau bagaimana lagi, dia anaknya sok asyik banget. Dan dengan cepat dapat kurasakan bahwa aku cocok dengannya. Lagi pula dia juga bertingkah baik padaku dan memanggilku 'Bos'. Jadi kuanggap saja bualannya tadi adalah bercandaan orang goblok.

"Nah yang di sana itu gedung eksul," jelasnya sambil menunjuk sebuah gedung yang berada di belakang gedung sekolah kami. Tempat itu dihubungkan dengan bangunan utama melalui sebuah lorong panjang tanpa dinding. "Ayo kita ke sana, Bos."

Aku mengikuti Tengku berjalan ke gedung ekstrakurikuler. Di sepanjang lorong, ada beberapa papan mading yang diisi beraneka ragam pengumuman, artikel, gambar-gambar manga, puisi, dan hal-hal lainnya. Di kanan-kiri sekitar lantai lorong yang seperti jalan setapak, terdapat rerumputan, juga pepohonan dan bangku-bangku panjang. Tempat ini sangat sejuk dan terkesan menyenangkan. Tapi lumayan sepi meski sedang jam istirahat.

"Eh, Tengku."

Tengku menoleh dengan muka bingung. "Manggil saya?" tanyanya sambil menunjuk diri sendiri.

Aku berdecak. "Ya iyalah, siapa lagi. Masa Jin Tomang."

"Maaf, Bos. Gak biasanya ada yang manggil kayak gitu. Tapi boleh deh Bos manggil gue Tengku."

Ya, memang harus begitu kalau bicara pada Bos. Mau dipanggil apa pun harus terima. Bahkan kalau aku mau memanggilnya Bagong sekalipun, juga terserah aku kan.

Namun aku hanya mengangguk saja, dan menanyakan apa yang ada di pikiranku, "Kok sepi banget sih di sini?"

Wajah Tengku yang senantiasa cerah mendadak berubah keruh. "Bos liat pohon beringin di sana itu!"

Pohon beringin? Seram amat.

Aku mengikuti arah telunjuk Tengku dan melihat pohon beringin ukuran mini yang tidak ada kesan seram-seramnya sama sekali. Ketakutanku tadi rasanya sia-sia. "Ya, liat," sahutku mendadak malas.

"Dulu di tempat yang sama dengan pohon beringin kerdil itu tumbuh pohon beringin yang besar banget. Katanya dihuni sama arwah perempuan yang meninggal gantung diri di sana. Bertahun-tahun cerita itu ganggu murid-murid yang sekolah di SMA Gajah Mada ini. Akhirnya pihak sekolah milih menebang pohon itu sebab ingin mematahkan statement bahwa pohon itu ditunggui. Tapi sejak saat itu malah banyak murid yang kerasukan. Akhirnya, dengan saran orang pintar, ditanam pohon baru. Tapi ya gitu deh, karena cerita sebelumnya yang menyeramkan sampe sekarang banyak anak-anak yang males nongkrong di sekitar sini. Dan..." Tengku melihat serius padaku, "ada yang bilang kalau mayat perempuan yang gantung diri itu kepalanya putus."

"Putus?" Aku mengernyit ragu. "Masa gantung diri bisa sampe putus?"

"Entahlah gue gak tau. Ada yang bilang dia gantung diri, tapi ada yang bilang dia ditebas waktu mau jalan ke sekolah. Lo sendiri taulah, orang-orang hobi banget ngarang cerita kalo ada kejadian aneh dikit.

"Terus dari cerita yang beredar, kalau kita ngeliat hantu tanpa kepala, gak lama bakal muncul kepala manusia yang bakal ngikutin ke mana pun tubuhnya pergi. Jadi kalau nanti elo nampak kepalanya doang, dan ngikutin elo, Bos. Hati-hati, mungkin badannya ada di deket lo."

Oke. Sebenarnya aku lumayan bergidik mendengarnya. Tapi gengsiku terlalu tinggi untuk menunjukkan hal tersebut. "Kan itu cuma kata orang doang. Gue sih gak percaya."

Mata Tengku berbinar mendengarnya. "Lo berani ternyata. Keren. Keren."

Aku menyembunyikan senyum jemawa. Lalu berpura-pura tak peduli dengan pujian itu, dan melanjutkan perjalanan kami ke gedung ekstrakurikuler. Di perjalanan Tengku terus mengoceh, "Oh iya, kalau dari versi cerita yang ditebas, katanya tubuh dan kepala cewek itu di kubur di bawah pohon beringin. Bisa dibilang pohon beringin itu ditanam buat nutupin tanah yang bekas digali sama si pembunuh..."

Tak pernah sekalipun terbersit di pikiranku bahwa kisah pohon itu akan membawa dampak besar ke depannya.

Tepatnya tiga bulan kemudian. Saat di mana seorang siswi kelas sepuluh meninggal gantung diri di dalam kamarnya. Aku tak tahu menahu sama sekali tentang gadis itu. Namun menurut kabar selentingan yang ada, dia gantung diri sebab tak tahan di-bully oleh anak-anak di sini. Yah, bullying selalu menjadi momok menakutkan bagi sebagian murid culun bermental lemah di mana-mana.

Aku sendiri tak menyangkal dulunya aku juga menjadi bully di sekolah lamaku, meski tak sekalipun aku mendengar bahwa ada yang sampai gantung diri. Kini aku bersyukur hal itu tak pernah terjadi, juga sedikit banyaknya jadi introspeksi diri.

Namun, sepertinya kejadian ini menjadi kesempatan bagi para tukang sebar berita bohong untuk membuat kisah-kisah seram baru. Setelah beberapa hari sejak pemakaman gadis bernama Anne yang gantung diri itu, muncul kabar bahwa gadis itu dirasuki arwah perempuan dari pohon beringin. Katanya karena Anne sangat lemah ia jadi mudah dibisiki sugesti-sugesti negatif dari makhluk tak kasat mata.

Aku sama sekali tidak percaya. Meski turut berduka cita, sebisa mungkin aku tak memedulikan hal tersebut. Jika jadi Anne aku tak akan suka jika setelah kematianku banyak mulut menggosipkan diriku yang bukan-bukan.

Tanpa terasa, beberapa bulan kembali berlalu. Kasak-kusuk tentang kematian Anne telah lama dilupakan. Hari-hari berjalan tenang, sebagai mana mestinya hari anak-anak sekolah pada umumnya. Berjalan normal kecuali kebiasaan baruku. Benar, siapa sangka kini aku menjadi penggemar novel-novel thriller.

Mau bagaimana lagi. Setiap hari disodorkan buku yang itu-itu saja membuatku muak. Sempat kubuang buku-buku itu ke tempat sampah. Namun dengan gaibnya benda itu sudah tertata rapi kembali di atas meja belajarku. Selain jadi culun, aku sempat curiga Randall juga mengambil ilmu tertentu di sini.

Akhirnya, begitulah, aku mencoba membaca novelnya dan ketagihan.

Sekarang bahkan aku bukan hanya mengincar novel-novelnya, tapi juga penulis thriller lain. Novel-novel di rak buku Randall sudah raib dan bermigrasi ke kamarku. Bahkan aku juga mulai mengoleksi secara pribadi novel-novel tertentu.

Perlahan tapi pasti, penampilanku juga ikut berubah. Aku jadi anak baik-baik sekarang. Dasiku terpasang rapi, rambutku dipangkas rapi, seragamku dimasukkan rapi. Semuanya serbarapi. Bahkan hidupku pun mulai teratur dan jauh dari sumber masalah. Hasilnya, raporku bersih dari ceramah guru, nilaiku juga cukup baik karena terkadang aku punya niat belajar yang tak terduga. Memang sangat mengherankan, terutama untuk diriku sendiri. Namun aku menolak dipanggil nerd, sebab tampangku masih kece abis.

Nah itulah yang terjadi selama semester satu, yang sangat bertolak belakang dengan kehidupanku setelah kembali lagi ke sekolah di semester berikutnya.

Padahal itu hanya hari biasa yang kukira normal seperti sebelum-sebelumnya. Hari saat aku menghabiskan waktu dengan membaca novel di bangku tak jauh dari pohon beringin yang pernah kubahas. Sudah kubilang kan aku tak percaya dengan kabar-kabar seram yang disebarluaskan.

Aku membalik lembar novel menuju lembar berikutnya, menghayati setiap kata demi kata, terbawa dalam kalimat-kalimat yang diuntai sang penulis menuju dunia imajinasi miliknya. Saat sang pembunuh sudah siap dengan senjatanya dan berniat untuk menghujamkan benda itu dengan brutal ke tubuh si korban, tiba-tiba saja aku merasa penjahat itu keluar dan menyergapku duluan. Mataku tertutup, aku sedikit kelabakan dengan bayangan hitam yang menangkapku itu. Akhirnya kusadari tidak terjadi apa-apa. Aku masih bernapas dan tak merasakan rasa sakit yang selalu kubayangkan setiap membaca adegan sadis.

Di situ kusadari aku telah bertingkah konyol. Lalu dengan sedikit malu aku membuka mata.

Di sana, tepat di depanku berdiri seorang gadis cantik berambut bob yang dibuat bergelombang pada ujung-ujungnya. Dialah orang yang telah menakutiku dengan bayangannya. Tak seharusnya ia tiba-tiba berdiri di depan seseorang dengan membelakangi matahari begitu.

Aku melihatnya dengan pandangan kesal. Matanya juga menatap padaku, tapi sorot itu tampak kosong tanpa jiwa.

Susah payah aku meneguk ludah yang terasa sudah bercampur dengan semen. Angin dingin berembus menggoda tengkukku yang mendadak sensitif. Seluruh bulu di tubuhku meremang.

Saat dia membuka mulut kukira aku akan melihat berbagai macam ular akan berloncatan dari sana, tapi lagi-lagi aku salah. Dia hanya berusaha untuk berbicara.

"Aku bisa membuat hidupmu lebih menarik dibanding kisah dari novel thriller yang kamu baca. Mau main bareng aku?" Dengan gerakan kaku sudut kiri bibirnya terangkat ke atas, menampilkan senyum yang tak wajar, apalagi melihat fokus matanya yang entah berada di mana.

Tanpa diminta ia pergi tanpa menunggu jawaban apa aku mau bermain dengannya atau tidak.

Kupandangi punggung gadis itu yang berjalan lurus dengan ritme gerak yang lambat. Kemudian menghilang di balik gedung ekstrakurikuler.

🥀🥀🥀

Gimana menurut kalian sampai sejauh ini?

Sincerely,

Dark Pappermint

Terpopuler

Comments

atmaranii

atmaranii

pnsaran

2021-09-24

0

novita setya

novita setya

baca disiang hr ketika senggang/boss ga ada ditempat😁yg ke 2 baca ketika ada teman..nah ni dia penakut penggemar thriller#saia

2021-08-14

1

mbemndut

mbemndut

mau ngalnjutin tapi kok aku dah gemeteran dulu pegang hp nya

2021-07-01

1

lihat semua
Episodes
1 #1 The Mysterious Rose - Prolog: Dia
2 Satu: Hanselio Kaban
3 Dua: Hanselio Kaban
4 Tiga: Hanselio Kaban
5 Empat: Kawanan Berjaket Hoodie
6 Lima: Ningsih Sri Wahyuni
7 Enam: Ningsih Sri Wahyuni
8 Tujuh: Hanselio Kaban
9 Delapan: Hanselio Kaban
10 Sembilan: Hanselio Kaban
11 Sepuluh: Hanselio Kaban
12 Sebelas: Hanselio Kaban
13 Dua Belas: Hanselio Kaban
14 Tiga Belas: Hanselio Kaban
15 Empat Belas: Hanselio Kaban
16 Lima Belas: Hanselio Kaban
17 Enam Belas: Hanselio Kaban
18 Tujuh Belas: Hanselio Kaban
19 Delapan Belas: Hanselio Kaban
20 Sembilan Belas: Hanselio Kaban
21 Dua Puluh: Hanselio Kaban
22 Dua Puluh Satu: Hanselio Kaban
23 Dua Puluh Dua: Hanselio Kaban
24 Dua Puluh Tiga: Hanselio Kaban
25 Dua Puluh Empat: Hanselio Kaban
26 Dua Puluh Lima: Hanselio Kaban
27 Dua Puluh Enam: Jay dan Sang Tersangka
28 Dua Puluh Tujuh: Hanselio Kaban
29 Dua Puluh Delapan: Hanselio Kaban
30 Dua Puluh Sembilan: Hanselio Kaban
31 Tiga Puluh: Hanselio Kaban
32 Tiga Puluh Satu: Hanselio Kaban
33 Tiga Puluh Dua: Hanselio Kaban
34 Tiga Puluh Tiga: Jay dan Polisi
35 Tiga Puluh Empat: Hanselio Kaban
36 Tiga Puluh Lima: Hanselio Kaban
37 Tiga Puluh Enam: Hanselio Kaban
38 Tiga Puluh Tujuh: Hanselio Kaban
39 Tiga Puluh Delapan: Hanselio Kaban
40 Tiga Puluh Sembilan: Hanselio Kaban
41 Empat Puluh: Hanselio Kaban
42 Empat Puluh Satu: Hanselio Kaban
43 Empat Puluh Dua: Hanselio Kaban
44 Empat Puluh Tiga: Albino
45 Empat Puluh Empat: Griselda Neumann
46 #2 The Mysterious Rose 2 - 1. Diana Hadibroto
47 2. Tengku Ali
48 3. Griselda Neumann
49 4. Korban Pertama
50 5. Diana Hadibroto
51 6. Tengku Ali
52 7. Diana Hadibroto
53 8. Tangku Ali
54 9. Tengku Ali
55 10. Diana Hadibroto
56 11. Tengku Ali
57 12. Tengku Ali
58 13. Tengku Ali
59 14. Diana Hadibroto
60 15. Tengku Ali
61 16. Tengku Ali
62 17. Tengku Ali
63 18. Diana Hadibroto
64 19. Diana Hadibroto
65 20. Tengku Ali
66 21. Griselda Neumann
67 22. Korban Kedua
68 23. Diana Hadibroto
69 24. Diana Hadibroto
70 25. Tengku Ali
71 26. Diana Hadibroto
72 27. Griselda Neumann
73 28. Diana Hadibroto
74 29. Griselda Neumann
75 30. Diana Hadibroto
76 31. Diana Hadibroto
77 32. Tengku Ali
78 33. Griselda Neumann
79 34. Griselda Neumann
80 35. Griselda Neumann
81 36. Griselda Neumann
82 37. Griselda Neumann
83 38. Griselda Neumann
84 39. Griselda Neumann
85 40. Griselda Neumann
86 41. Griselda Neumann
87 42. Griselda Neumann
88 43. Griselda Neumann
89 44. Griselda Neumann
90 45. Griselda Neumann
91 46. Anne dan Masa Lalu
92 47. Anne dan Masa Lalu
93 48. Anne dan Masa Lalu
94 49. Anne dan Masa Lalu
95 50. Anne dan Masa Lalu
96 51. Diana Hadibroto
97 52. Diana Hadibroto
98 53. Diana Hadibroto
99 54. Diana Hadibroto
100 55. Tengku Ali
101 56. Tengku Ali
102 57. Diana Hadibroto
103 58. Tengku Ali
104 59. Tengku Ali
105 60. Tengku Ali
106 61. Griselda Neumann
107 62. Griselda Neumann
108 63. Griselda Neumann
109 Iklan
110 64. Diana Hadibroto
111 65. Diana Hadibroto
112 66. Griselda Neumann
113 67. Griselda Neumann
114 68. Epilog: Tengku Ali
115 Cuap-cuap Novel The Mysterious Rose
116 1. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
117 2. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
118 3. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
119 4. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
120 5. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
121 6. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
122 7. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
123 8. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
124 9. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
125 10. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
126 11. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
127 12. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
128 13. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
129 14. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
130 15. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
131 16. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
132 17. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
133 18. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
134 19. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
135 20. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
136 21. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
137 22. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
138 23. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
139 24. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
140 25. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
141 26. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
142 27. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
143 28. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
144 29. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
145 30. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
146 31. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
147 32. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
148 33. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
149 34. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
150 35. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
151 36. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
152 37. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
153 38. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
154 39. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
155 40. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
156 41. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
157 42. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
158 43. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
159 44. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
160 Pemberitahuan
161 45. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
162 46. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
163 47. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
164 48. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
165 49. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
166 50. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
167 Pengumuman
Episodes

Updated 167 Episodes

1
#1 The Mysterious Rose - Prolog: Dia
2
Satu: Hanselio Kaban
3
Dua: Hanselio Kaban
4
Tiga: Hanselio Kaban
5
Empat: Kawanan Berjaket Hoodie
6
Lima: Ningsih Sri Wahyuni
7
Enam: Ningsih Sri Wahyuni
8
Tujuh: Hanselio Kaban
9
Delapan: Hanselio Kaban
10
Sembilan: Hanselio Kaban
11
Sepuluh: Hanselio Kaban
12
Sebelas: Hanselio Kaban
13
Dua Belas: Hanselio Kaban
14
Tiga Belas: Hanselio Kaban
15
Empat Belas: Hanselio Kaban
16
Lima Belas: Hanselio Kaban
17
Enam Belas: Hanselio Kaban
18
Tujuh Belas: Hanselio Kaban
19
Delapan Belas: Hanselio Kaban
20
Sembilan Belas: Hanselio Kaban
21
Dua Puluh: Hanselio Kaban
22
Dua Puluh Satu: Hanselio Kaban
23
Dua Puluh Dua: Hanselio Kaban
24
Dua Puluh Tiga: Hanselio Kaban
25
Dua Puluh Empat: Hanselio Kaban
26
Dua Puluh Lima: Hanselio Kaban
27
Dua Puluh Enam: Jay dan Sang Tersangka
28
Dua Puluh Tujuh: Hanselio Kaban
29
Dua Puluh Delapan: Hanselio Kaban
30
Dua Puluh Sembilan: Hanselio Kaban
31
Tiga Puluh: Hanselio Kaban
32
Tiga Puluh Satu: Hanselio Kaban
33
Tiga Puluh Dua: Hanselio Kaban
34
Tiga Puluh Tiga: Jay dan Polisi
35
Tiga Puluh Empat: Hanselio Kaban
36
Tiga Puluh Lima: Hanselio Kaban
37
Tiga Puluh Enam: Hanselio Kaban
38
Tiga Puluh Tujuh: Hanselio Kaban
39
Tiga Puluh Delapan: Hanselio Kaban
40
Tiga Puluh Sembilan: Hanselio Kaban
41
Empat Puluh: Hanselio Kaban
42
Empat Puluh Satu: Hanselio Kaban
43
Empat Puluh Dua: Hanselio Kaban
44
Empat Puluh Tiga: Albino
45
Empat Puluh Empat: Griselda Neumann
46
#2 The Mysterious Rose 2 - 1. Diana Hadibroto
47
2. Tengku Ali
48
3. Griselda Neumann
49
4. Korban Pertama
50
5. Diana Hadibroto
51
6. Tengku Ali
52
7. Diana Hadibroto
53
8. Tangku Ali
54
9. Tengku Ali
55
10. Diana Hadibroto
56
11. Tengku Ali
57
12. Tengku Ali
58
13. Tengku Ali
59
14. Diana Hadibroto
60
15. Tengku Ali
61
16. Tengku Ali
62
17. Tengku Ali
63
18. Diana Hadibroto
64
19. Diana Hadibroto
65
20. Tengku Ali
66
21. Griselda Neumann
67
22. Korban Kedua
68
23. Diana Hadibroto
69
24. Diana Hadibroto
70
25. Tengku Ali
71
26. Diana Hadibroto
72
27. Griselda Neumann
73
28. Diana Hadibroto
74
29. Griselda Neumann
75
30. Diana Hadibroto
76
31. Diana Hadibroto
77
32. Tengku Ali
78
33. Griselda Neumann
79
34. Griselda Neumann
80
35. Griselda Neumann
81
36. Griselda Neumann
82
37. Griselda Neumann
83
38. Griselda Neumann
84
39. Griselda Neumann
85
40. Griselda Neumann
86
41. Griselda Neumann
87
42. Griselda Neumann
88
43. Griselda Neumann
89
44. Griselda Neumann
90
45. Griselda Neumann
91
46. Anne dan Masa Lalu
92
47. Anne dan Masa Lalu
93
48. Anne dan Masa Lalu
94
49. Anne dan Masa Lalu
95
50. Anne dan Masa Lalu
96
51. Diana Hadibroto
97
52. Diana Hadibroto
98
53. Diana Hadibroto
99
54. Diana Hadibroto
100
55. Tengku Ali
101
56. Tengku Ali
102
57. Diana Hadibroto
103
58. Tengku Ali
104
59. Tengku Ali
105
60. Tengku Ali
106
61. Griselda Neumann
107
62. Griselda Neumann
108
63. Griselda Neumann
109
Iklan
110
64. Diana Hadibroto
111
65. Diana Hadibroto
112
66. Griselda Neumann
113
67. Griselda Neumann
114
68. Epilog: Tengku Ali
115
Cuap-cuap Novel The Mysterious Rose
116
1. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
117
2. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
118
3. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
119
4. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
120
5. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
121
6. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
122
7. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
123
8. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
124
9. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
125
10. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
126
11. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
127
12. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
128
13. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
129
14. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
130
15. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
131
16. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
132
17. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
133
18. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
134
19. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
135
20. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
136
21. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
137
22. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
138
23. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
139
24. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
140
25. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
141
26. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
142
27. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
143
28. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
144
29. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
145
30. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
146
31. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
147
32. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
148
33. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
149
34. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
150
35. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
151
36. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
152
37. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
153
38. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
154
39. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
155
40. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
156
41. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
157
42. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
158
43. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
159
44. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
160
Pemberitahuan
161
45. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
162
46. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
163
47. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
164
48. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
165
49. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
166
50. Dia Sembunyi di Kolong Tempat Tidurmu
167
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!