Hoodie Putih mengawasi mangsanya dari jarak aman. Berbaur dengan siswa dan siswi lain yang memadati koridor pada waktu istirahat, berduyun-duyun menuju kantin untuk mengisi perut masing-masing.
Sang korban bergerak sesuai dengan rute yang Hoodie Putih rencanakan. Saat melewati kelasnya, Hoodie Putih menarik ujung hoodie-nya agar semakin menutupi wajah. Dengan gerakan awas dia lewat begitu saja tanpa dikenali maupun disadari oleh teman semejanya sendiri.
Begitu hampir sampai di pintu menuju ke lorong panjang yang menghubungkan gedung sekolah dengan gedung ekstrakurikuler, korban di depannya berhenti dan menoleh ke samping, memandang tidak suka seseorang yang melewatinya. Benar-benar pendengki yang tidak suka melihat orang lebih baik dibanding dirinya.
Sesaat seseorang itu mengangguk tipis pada Hoodie Putih. Dan Hoodie Putih pun langsung bergerak lebih cepat sebelum korban melewati lorong menuju gedung di belakang.
Hoodie Putih menepuk bahu korban yang langsung kaku seketika, kemudian membisikkan sesuatu di dekat telinganya. Kemudian perlahan-lahan ia berjalan gontai menuju ke koridor, lantas berbelok, menjejaki rerumputan untuk mendekati seorang pemuda yang duduk di salah satu bangku.
Sementara itu...
Orang yang tadi memberi anggukan tipis pada sang Hoodie Putih langsung bergerak menuju tempat semua loker berada. Hari ini ia tak memakai hoodie hitamnya sebab jujur saja benda itu sangat tidak cocok dipakai di cuaca begini. Jika tidak terpaksa ia tak akan memakainya. Apalagi benda itu biasanya mereka pakai jika tengah dalam misi penting atau misi yang membutuhkan penyamaran. Jika tidak, mereka tidak akan memakainya.
Misinya kali ini jelas tak membutuhkan penyamaran. Hoodie Hitam hanya perlu memasukkan surat yang ia bawa ke sebuah loker untuk membantu orang itu menyelidiki sesuatu.
Tiba di depan sebuah loker, tangannya perlahan mengambil surat di sakunya seraya mengamati sekeliling. Lalu dengan cepat berpindah pada lokernya sendiri saat menyadari kehadiran seseorang. Berpura-pura membuka dan melakukan sesuatu, lalu buru-buru memasukkan surat itu pada bolongan berupa garis kecil ke dalam loker milik laki-laki bernama Hanselio Kaban, ketika orang yang tadi mengganggu telah pergi.
Di tempat lain...
Seorang laki-laki menunggu dengan tidak sabar di dalam ruang IT. Sesekali ia melihat arlojinya dan mendengus.
Lama banget.
Namun ketika ia berniat ingin meninggalkan tempat itu, pintu ruangan yang di dalamnya hanya ada dia seorang diri, terbuka. Lalu masuklah seorang gadis cantik berambut bob dengan senyum manis di bibirnya.
"Kok lama banget?" tanyanya.
Mata gadis itu tampak sedikit membeliak. "Dasar gak sabaran," celanya. "Tadi aku jumpa Jay di koridor, tapi kayaknya dia gak ngikutin."
"Kalo dia ngikutin juga biar aja." Cowok itu tersenyum. Ia mendekat pada si gadis dan meletakkan tangannya di pinggang.
Ketika ia mulai mencumbu gadis di depannya, sebuah jepretan kamera menangkap gambar mereka berdua melalui celah sempit jendela. Orang itu menggeram melihatnya. Melihat tidak suka pada dua pasangan tersebut. Setelah menyimpan ponsel di dalam saku, lantas ia berbalik untuk meninggalkan keduanya.
🥀🥀🥀
halo semua, sampai sejauh ini saya harap kalian suka sama cerita ini. kalian boleh ngasih pendapat tentang bagaimana cerita ini. kalo ada hal-hal yang nantinya gak masuk akal juga boleh dikasih tau. ada typo, atau ada yang paham tata bahasa dan pingin kasih saran, boleh.
jangan lupa kasih like dan komen kalo kalian suka!
Sincerely,
Dark Pappermint
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
atmaranii
blm bsa menduga siapa plakunya...lnjut thorr
2021-09-24
0
Jennyanti Fortuna Sari
hallo
2021-05-06
1
Susi Iskandar
sampai di part ini aku memutuskan aku mau lanjut thor. jiwa penasaranku mulai meronta minta penyelesaian cerita
2021-03-26
1