"Lo siapanya Grisel?" tembak Tengku, mengutarakan apa yang juga ada dalam pikiranku.
"Lo?" Dia sedikit bingung, mungkin tak terbiasa dengan lo-gue begitu. Tapi detik berikutnya, wajahnya berubah malas. "Gu-e...," ah, lagi-lagi aku harus mendengar nada bicara aneh begini, "...ini mantan terindahnya Grisel."
"Apa?" Kami berdua tak bisa tidak terpekik.
"Bener, Sel?" tanya Tengku dengan muka patah hati, yang sebenarnya tidak terlalu natural.
"Udah deh, gak usah bahas hal yang gak guna." Grisel kelihatan tidak nyaman sekali dengan kehadiran orang itu. Mungkin lebih baik kalau kuusir saja dia tadi.
"Sebenarnya aku sama teman-temanku punya pertanyaan buat kamu." Atau, tidak. Grisel sepertinya juga suka mengambil keuntungan dalam situasi apa pun.
Dengan gaya menopang dagu dan, lagi-lagi, tampang malas, cowok itu menatap Grisel dengan senyum tipis yang sialnya kelihatan ganteng banget. "Mau nanya apa?"
"Bisa gak sih lo gak usah sok kegantengan gitu!" amuk Tengku yang sama sebalnya denganku.
"Anak tuyul ini siapa sih? Dari tadi sensi mulu. Pacar barumu, Sel?"
"Bukan."
Haha. Rasanya cukup menghibur melihat bagaimana naasnya nasib Tengku sekarang. Agaknya ia benar-benar tidak terima dengan ucapan Grisel.
"Kami mau tanya-tanya soal Nixie."
"Nixie?" Ia mengernyit. "Nanyain apa? Bukannya aneh ya kalo mantan nanyain mantan dari mantannya."
Grisel memutar bola matanya malas. "Udah deh." Ia menoleh padaku. "Sel, kamu mau nanya-nanya dia, kan? Tanya aja, aku malas soalnya."
Entah mengapa sekarang aku malah merasa canggung dengan situasi ini. Maksudku, ada banyak aura negatif di sini. Dari Tengku yang cemburu buta, Grisel yang sepertinya anti sekali dengan si bule, dan si bule yang kini malah melihatku tak suka. Sialan, bukannya seharusnya aku yang bertingkah begitu. "Ya, gue emang ada pertanyaan buat lo," ucapku dingin. "Lo pacarnya Nixie?"
"Bukannya gak sopan ya, nyebut orang yang udah meninggal serampangan gitu."
Gigiku bergemeluk. "Jadi lo mau gue manggil dia apa, mendiang Nixie gitu?" Memang dia ada benarnya, tapi aku tak bisa menutupi nada ketus di suaraku sebab gengsi untuk mengaku.
"Terserah e-lo sih."
Sebaiknya aku mengalah saja. Apalagi aku memang membutuhkannya. "Lo pacarnya mendiang Nixie?"
Kampret. Cowok itu malah menahan tawa.
"Lo ngetawain orang yang udah meninggal?"
"Bukan lah. Gu-e ngerasa lucu lo mau-mau aja gue suruh-suruh."
Sabar, Hansel, sabar. Tarik napas, embuskan. Fyuh... "Bisa langsung dijawab aja gak?"
"Oh, oke-oke. Dia bukan pacarku, tapi mantan." Akhirnya dia tidak sok ber-lo-gue lagi. "Kita putus di hari dia meninggal." Air muka cowok itu tampak sedikit berubah. Sedikit. Sedikit sekali.
"Terus...," Tengku angkat bicara, "...kenapa kalian putus?"
Dieter mengernyit. "Kenapa kalian pingin tau tentang hubunganku sama Nixie?" Pertanyaan itu membuat kami bertiga saling berpandangan, bingung ingin memberi jawaban apa.
"Kayaknya kalian bukan grup tukang gosip, atau aku salah." Ia berpaling pada Grisel. "Sel, aku gak nyangka setelah putus kamu malah jadi pengumpul gosip-gosip hangat. Jangan-jangan kalian ini admin-admin Lambe Lurah, ya."
"Sembarangan. Kita sama sekali gak hobi ngegibah. Kita cuma---" Grisel memotong kata-kata Tengku. "Bisa jawab aja gak?"
"Oke, aku putus sama dia karena dia punya pacar selain aku." Aku tidak kaget dengan pernyataannya ini. Yang bikin aku tak habis pikir adalah: ia langsung menjawab saat Grisel yang menyuruh.
"Kamu sebelumnya gak tau dia udah punya pacar?"
"Ya enggaklah, Sel. Kamu kira aku cowok kayak apa, mau-mau aja pacaran sama cewek yang udah taken sama orang lain."
"Kamu tau dari mana dia udah punya pacar?"
"Ada cowok yang ngasi tau aku."
Kami kembali saling berpandangan. "Siapa?" Suara tak sabaran Tengku langsung menyerobot.
"Kira-kira siapa?"
"Asem!"
"Siapa yang ngasi tau kamu?"
Seperti sebelumnya, Dieter langsung menjawab saat Grisel yang bertanya. Aku jadi curiga dia menggunakan kesempatan ini untuk bisa berbicara pada Grisel, mengingat bagaimana Grisel tak ingin berurusan dengan dirinya. "Aku kurang inget namanya siapa."
"Ciri-cirinya?" Sekilas Dieter melirik Tengku yang kembali menyerobot, tapi detik berikutnya ia malah mogok berbicara. Diam saja sambil menopang dagu menatap pada Grisel. Cewek itu mengembuskan napas. "Ciri-ciri cowok itu gimana?"
"Dia... Gak terlalu tinggi, kurus, pake kacamata. Yah, kayak anak-anak cupu gitu deh. Tapi yang paling nyentrik dari orang itu: dia sering ketawa gak jelas."
"Jay!" pekik kami berbarengan.
"Ah, iya, itu namanya."
Wah, wah, wah, apa-apaan ini.
"Kamu bisa buktiin kalo memang dia yang ngasi tau kamu."
"Kamu bikin aku patah hati, Grisel," ungkapnya sambil memegangi dadanya yang kuperkirakan tidak sakit sama sekali. "Apa segitu gak bisa dipercayanya aku sampe kamu butuh bukti untuk hal-hal begini."
"Ya," jawab Grisel cepat.
"Oke, aku bakal tunjukin. Sorry, Nix, aku gak mau buka aib kamu sebenarnya, tapi gak mau dituduh bohong sama cewek ini." Ia menatap Grisel dalam, membuatku bertanya-tanya ada apa. Jika hanya mantan, rasanya tatapan itu terlalu berlebihan. Ah, aku jadi penasaran banget sebenarnya ada apa di masa mereka berdua karena, jujur saja, hal itu sedikit menggangguku.
Dieter sibuk memeriksa saku celananya, sebelum akhirnya ia mengeluarkan sebuah ponsel, mengutak-atiknya, lalu menunjukkan sesuatu pada kami. Sebuah potret seorang gadis yang tengah bercumbu dengan seorang laki-laki agak pendek dan berisi. Tak usah dijelaskan lebih lanjut itu siapa. Jelas sekali itu oknum yang sejak tadi kami bincangkan dan pacarnya yang lain.
"Jay yang ngirim ini ke kamu?" Tentu ini suara Grisel karena, sepertinya, kami cukup trauma bertanya pada laki-laki ini.
"Awalnya dia cuma nunjukin di hapenya, tapi, iya, dia yang ngirim karena kuminta."
🌹🥀🌹
Sincerely,
Dark Pappermint
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
novita setya
deterjen semakin semangat ngulik kematian nixie..ayoo semangat cuci bersih gilas bilas abis..betewe ada kah visual tokoh2nya thor
2021-08-15
2
mbemndut
si wanita berambut itu buakn sih, masih belum tau siapa pelakunya, tapi mesti ada kaitannya dng mistis oija
2021-07-01
0
Susi Iskandar
hempp... aku bacanya separuh separuh setiap part.. jadi gak bisa menghubungkan kepingan puzzelnya.
2021-03-27
1