Saat mobil tiba tepat di alamat yang dituju, sopir taksi online pun memberitahu Raina bahwa sudah sampai, Raina yang fokus mengendalikan dirinya tidak menyadari kalau dia sudah sampai di tujuan.
Raina membuka pintu mobil dan sambil menarik napas dia keluar dari mobil.
Pemandangan pertama yang dilihat adalah sosok laki-laki yang yang begitu ia cintai sedang menunggunya di depan rumah.
tenang Raina, fokus... fokus... ini cuma pertemuan biasa, hati mohon untuk bisa tenang ya, cuma sebentar jangan sampai kelihatan gugupnya. Raina sambil menarik napas dan membuangnya perlahan-lahan.
Alex yang melihat pujaan hatinya telah tiba, dia langsung menuju ke arah Raina, dia berjalan menghampiri kekasih hatinya.
Raina terlihat tegang sekali, lihat dia setegang ini membuat aku semakin cinta saja, wajahnya makin imut. Alex meraih tangan Raina dan membawanya masuk.
"Kak ... aku nervous, apa aku pulang lagi aja ya?" Raina sambil menghentikan langkahnya.
"Baru juga sampai masa udah mau pulang lagi." Alex mencoba menenangkan Raina sambil mengelus rambutnya.
"Tapi aku benar-benar nervous Kak, aku takut salah bicara dan takut bikin Kakak malu." Raina terlihat putus asa.
"Tenangkan dulu dirimu, Kakak akan selalu ada di sampingmu, jadi gak usah berpikir macam-macam, ayo tarik napas dulu." Alex meyakinkan Raina supaya dia bisa lebih tenang.
Raina menarik nafas dan membuangnya perlahan, setelah mencoba tarik napas sebanyak lima kali Raina baru bisa mengontrol pikirannya, mereka pun berjalan kembali dan sampai di depan pintu.
Alex membukakan pintu rumahnya dan mempersilakan Raina duduk, dia memberitahu orang tuanya bahwa dia akan memperkenalkan mereka pada seseorang.
"Siapa yang datang Nak?" ibu Alex sambil berdiri dan mengikuti Alex ke ruang tamu.
"Ibu lihat saja nanti." Alex sambil mengajak ayahnya juga untuk pergi ke ruang tamu.
Mereka berjalan menuju ruang tamu, di ruang tamu Raina mencoba menenangkan hati dan pikirannya, dia terus menerus menarik napas.
Saat Raina melihat Alex dan orang tuanya mendekat, Raina langsung berdiri dan tersenyum pada mereka
Alex langsung mendekati Raina dan berdiri di samping Raina.
"Ibu, ayah kenalin ini Raina" Alex mengenalkan Raina pada orang tuanya
"Saya Raina tante." Raina menyebutkan namanya sambil tersenyum dan mencium punggung tangan ibu kemudian ayah Alex.
Orang tua Alex menyambut tangan Raina dengan senyuman dan setelah bersalaman dipersilakan duduk.
Mereka duduk bersama dengan posisi Raina duduk di sebelah Alex serta ibu dan ayahnya berada di kursi di depan mereka.
"Raina teman dekat Alex Bu, Yah." Alex mencoba memecah keheningan ruang tamu tersebut.
"Kayaknya kamu masih anak SMA ya Nak?" Ibu Alex bertanya pada Raina karena dia merasa Raina masih ABG.
"Iya tante saya muridnya pak Alex di sekolah." Raina berkata jujur karena memang benar dia masih anak SMA.
"Kelas berapa Nak?" ayah Alex pun ikut bertanya pada Raina, karena ayah Alex menganggap ada yang salah dengan penglihatannya.
"Kelas XI om." Raina mulai gelisah dengan pertanyaan-pertanyaan orang tua Alex.
Tak banyak pertanyaan yang menjadi pembicaraan di pertemuan pertamanya, orang tua Alex hanya bertanya tentang sekolah dan orang tua Raina, Raina pun dengan tenang menjawab semua pertanyaan orang tua Alex dengan ramah dan tentunya sopan.
Orang tua Alex pun meninggalkan Alex dan Raina, mereka memberi kesempatan bagi Alex dan Raina untuk bisa ngobrol berdua, mereka kemudian kembali lagi ke ruang keluarga melanjutkan aktivitasnya seperti tadi.
"Terima kasih kamu sudah mau menemui orang tua Kakak Rai." Alex meraih tangan Raina dan menggenggamnya.
"Aku kelihatan gugup gak? atau ada ucapan aku yang salah?" Raina menatap Alex kalau-kalau dia salah bicara.
"Kamu sudah kerja keras untuk ini, Kakak bangga sama kamu Rai." Alex memeluk Raina dengan penuh kasih sayang.
"Kakak lepas, nanti ketahuan." Raina melepaskan pelukan Alex.
"Kakak lupa, Kakak pikir cuma ada Kakak aja." Alex pun melepaskan pelukannya.
Mereka berbincang-bincang sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 9 malam, Alex pun masuk ke ruang keluarga dan bilang pada orang tuanya bahwa Raina pamit pulang, mereka pun langsung menemui Raina.
Setelah berpamitan Raina kembali mencium punggung tangan ayah dan ibu Alex sebelum pergi, Alex juga minta izin pada orang tuanya untuk mengantarkan Raina pulang.
Mereka masuk ke mobil dan Alex mulai melajukan kendaraannya.
"Akhirnya aku lega juga." Raina menyandarkan kepalanya di jok kursi mobil.
"Menurutmu orang tua Kakak gimana?" Alex bertanya sambil mengemudikan mobilnya.
"Baik.. bahkan sangat baik." Raina dengan senang menjawabnya.
"Kakak senang mendengarnya Rai, Kakak harap kamu menyukai orang tua Kakak." Alex sambil mengacak-acak rambut Raina.
"Kakak.. bisa ga sih gak ngacak-ngacak rambut aku, aku jadi jelek tahu." Raina sambil merapikan kembali rambut yang di acak-acak oleh Alex.
"Kakak gemes Rai, tenang ... kamu tetap cantik." Alex tertawa dan dia mengulangi kembali mengacak-acak rambut Raina.
Alex terus tertawa karena melihat wajah Raina yang tersipu malu saat Alex mengucapkan kalimat terakhirnya.
Mereka pun sampai di depan rumah Raina.
"Percayalah Rai, semua akan berjalan dengan baik, ini baru permulaan Kakak menunjukkan keseriusan tentang hubungan kita, nanti Kakak juga akan meminta izin pada orang tuamu supaya mereka bisa mendukung dan merestui hubungan kita." Alex berbicara sambil menggenggam tangan Raina.
Raina hanya mengangguk saja, Alex kemudian memeluk Raina, dan mengecup bibir mungil Raina.
Mereka keluar dari mobil dan Alex mengantarkan Raina sampai masuk kedalam rumahnya.
Alex pun pulang dengan perasaan yang sangat bahagia, baginya Raina adalah segalanya, dia tidak akan pernah berpaling pada wanita lain, karena Raina adalah sosok wanita yang sangat dia harapkan.
Begitu juga dengan Raina, perasaanya setelah bertemu dengan orang tua Alex menambah keyakinan dia akan ketulusan cinta Alex padanya, dia akan berusaha untuk menjalani hubungannya dengan lebih serius lagi.
Alex tiba di rumahnya, saat membuka pintu ternyata orang tuanya belum tidur, mereka mengajak Alex berbicara tentang Raina.
"Nak, apa hubungan kamu dengan muridmu tadi? Ibu rasa hubungan kalian bukan hanya sebatas guru dan murid." Nisa mulai mencari tahu.
"Ibu benar, namanya Raina, Alex sedang dekat dengannya Bu, Alex harap Ibu dan juga Ayah bisa mendukung hubungan kami." Jawab Alex.
"Apa anak itu tidak terlalu muda lex? kemungkinan besar usianya masih belasan tahun." Sardi mengeluarkan pendapatnya.
"Iya Lex, apa dia tidak terlalu muda untukmu? ingat Lex sekarang kamu sudah bukan ABG lagi yang kalau pacaran putus nyambung putus nyambung." Nisa menambahkan suaminya.
"Alex serius sama Raina Bu, Alex begitu mengaguminya dan begitu menyayanginya, dia anak yang baik Bu, Alex hanya butuh wanita yang bisa ngerti keadaan Alex, dan Rainalah orangnya." Alex menunjukkan keyakinannya.
"Coba kamu pikirkan kembali, kalau tidak salah tadi dia bilang dia masih kelas XI artinya masih ada waktu satu tahun lebih untuk kamu menunggunya, apa bisa kamu menunggu selama itu? ingat usia Lex." Nisa memperingatkan.
"Do'akan saja Bu semoga semuanya lancar, hanya itu yang Alex harapkan." Alex meminta dukungan.
"Ya sudah kalau kamu bisa menunggunya, kami hanya bisa mendoakan dan mendukung mu, tapi jangan lupa pikirkan kembali, karena tujuan kamu menjalin hubungan yang serius dengan anak itu artinya kamu sudah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi, karena intinya kamu sedang mempersiapkan calon pendamping hidupmu untuk selamanya." Sardi mendukung anaknya.
Alex mencerna semua ucapan orang tuanya, dia senang karena orang tuanya tidak menyulitkan dirinya untuk menjalin hubungan dengan Raina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
QQ
Untung ortunya pengertian 😊😊😊
2021-11-23
1
Siti Nuraslaha
visual Thor....
2021-01-06
0
Asti Asyifa
next yah semangat ngetiknya okk okk okk!!!
2020-10-24
1