BAB 17 - Bulan madu

Paginya, Morino sudah berada di depan pintu Miko. Ia mengenakan blazer panjang berwarna abu tua. Penampilan Morino sangat berkelas. Pria itu memencet bel.

Miko yang baru mandi, dengan handuk yang melilit rambutnya membuka pintu perlahan. Ia membukanya setengah, tubuhnya menyembul separuh di balik pintu.

Harum wangi tubuh Miko yang segar menghampar ke endusan Morino, membuat pria itu sempat bergairah sepersekian detik.

Morino yang berada di bibir pintu menatap Miko dari atas sampai bawah.

“Kau baru mandi?” sapanya.

“Aku tidak perlu menjawabnya, kan?” ucap Miko agak kaku.

Morino membawakan se-buket bunga mawar putih dan merah muda cantik lengkap dengan pita merah muda yang manis.

Morino langsung melangkah mendekat kearah Miko, memberikan buket bunga itu pada Miko, beriringan dengan kecupan lembut di pipi wanita itu.

Tapi Miko mengangkat sebelah bahunya dan sedikit menghindar, seolah belum siap menerima kecupan dari pria itu.

“Boleh aku masuk?” tanya Moino sopan.

“Ya. Kita kan suami istri. Kenapa harus tanya lagi” lagi-lagi jawaban ketus Miko terlontar untuk Morino.

Tapi di batin wanita itu, ia menjerit bahagia. ‘Aiih, bunga ini sangat cantik Morino. ternyata kau pria romantis. Lalu, kecupan itu …’ entah kenapa Miko ingin tersenyum sendiri.

Morino duduk di sofa sederhana berwarna cream.

“Kenapa aku jarang sekali kerumahmu, ya. Padahal disini sangat nyaman” ucap Morino sambil melihat sekeliling sudut rumah Miko.

“Kau tidak akan betah berada disini. Karena kau terbiasa dengan istanamu” ucap Miko yang melangkah ke dapur.

“Kau juga akan tinggal di istanaku secepatnya, kan?” tukas Morino.

Miko menyiapkan kopi dan sepotong roti gandum berlapis selai kacang untuk Morino.

“Tidak perlu repot begini. Kita akan makan diluar” ucap Morino.

“Memangnya kita mau kemana?”

“Ketempat yang belum pernah kau lihat sebelumnya”

Miko mengerutkan alisnya heran.

“Alam lain?” ucap Miko bergurau tanpa ekspresi sambil duduk dan memakan roti gandum miliknya.

Morino tersenyum ringan.

“Sudah, cepat ganti pakaianmu. Kita akan pergi bulan madu”

“Bulan madu? Aku tidak merasa pernikahan kemarin seperti pernikahan yang serius” kata Miko di sela suapan roti terakhirnya.

“Hm, sudahlah Miko. Jangan terus bersikap seperti ini”

* * *

Di sebuah tempat yang sejuk dan indah. Sebuah tempat agak jauh dari kota mereka. Ada wisata air disana, menggunakan perahu kecil untuk menyusuri sungai sepanjang kota.

Di sisi pinggirannya berjejer rapih rumah model lama, terkesan klasik. Membuat pemandangan disana terlihat estetik. Layaknya pemandangan di Belgium City.

“Apa kau menyukai tempat ini?” tanya Morino di atas perahu kecil bersama Miko.

Miko masih memandangi pemandangan di sekitarnya sehingga tidak mendengar pertanyaan Morino. Morino memandang wajah Miko lekat.

Morino menyentuh lengan Miko. “Miko, apa kau menyukai tempat ini?” ulang Morino.

“Ah, ya. Sangat. Ini benar-benar indah. Aku tidak tahu jika ada kota seindah ini. Dari mana kau tahu tempat ini?” Miko balik bertanya.

“Aku tidak hanya bekerja di balik meja. Aku menelusuri banyak tempat”

Tempat kedua,

Kali ini Miko bertingkah seperti anak kecil. Ia terus menghindar ketika Morino mengajaknya naik ke keranjang gondola besar balon udara.

“Jangan bercanda, Morino! aku tidak akan naik kedalam sana!” pekik Miko menaha tubuhnya agar tidak di geser ke dalam keranjang gondola tersebut.

“Ini akan menyenangkan” bujuk Morino.

“Tolong jangan paksa aku! Aku takut ketinggian!” Miko yang mencoba menjauh, justru di cekal lengannya oleh Morino.

“Ayolah! Ini tidak terlalu mengerikan seperti yang kau bayangkan”

“Tidak! Tidak mau!”

Morino justru menarik lengan Miko sampai masuk ke dalam keranjang besar. Tubuh Miko hampir terhuyung akibat paksaan Morino.

“Tolong nyalakan!” perintah Morino pada pria pilot yang sudah siap menyalakan api untuk penerbangan balon udara.

Miko memejamkan mata kasar.

“Tidak tidak tidak! Ah apa kita sudah melayang?!” pekik Miko yang mencari pegangan.

“Kita baru akan terbang”

“Kenapa kita harus menaiki balon besar ini!” Miko yang masih memejamkan matanya, meraba-raba. Akhirnya ia menemukan pegangan, lengan Morino. Ia terus berpegangan pada lengan Morino, entah sadar atau tidak, Miko menggenggamnya erat.

Morino menghela nafas sambil tersenyum kecil melihat genggaman Miko di lengannya yang begitu kuat.

Ketika balon udara melayang naik beberapa meter ke udara, dan semakin membumbung di atas jauh dari tanah. Pegangan Miko semakin kuat, mencengkram lengan Morino. Hingga tubuhnya merapat ke pria itu. Mata Miko masih terpejam kasar.

“Miko, bukalah matamu. Pemandangan dari atas sini sungguh indah” ucap Morino.

“Tidak!”

“Sebentar saja. Kalau kau masih takut, kau boleh menutup matamu lagi. Tapi bukalah sebentar. Lihatlah ke bawah sana” bujuk Morino.

Perlahan lahan Miko membuka matanya. Awalnya ia takut dan kembali menutup mata. Tapi lagi-lagi ia mencoba membukanya.

“Lihatlah” ucap Morino, yang lengannya masih di cengkram oleh jemari Miko.

Miko membuka matanya penuh. Melihat pemandangan di bawahnya. Semua terlihat kecil dari atas sana.

“K-kita sudah benar-benar tinggi?” ungkap Miko sambil melihat kebawah nya.

“Ya. Semua bisa terlihat jika kita berada di atas. Tapi kau tidak bisa benar-benar melihat apa yang terjadi di bawah sana, karena yang kita lihat dari sini hanyalah bercak-bercak kecil” ucap Morino bijak sambil menatap pemandangan di bawahnya.

Miko sekejap sadar jika ia masih memegang lengan Morino. Miko langsung melepasnya buru-buru. “Maaf” ucapnya bersamaan dengan wajahnya yang semu memerah.

“Kenapa? Kau boleh terus memegang lenganku. Nah, pegangan!” balas Morino sambil menyodorkan dengannya untuk digenggam lagi.

“Aku belum terbiasa”

Morino langsung menggapai pergelangan tangan Miko, dan menuntunnya untuk kembali tetap berpegangan pada lengannya.

“Tetaplah berpegangan padaku jika kau masih takut”

Lama kelamaan, Miko bisa menikmati keindahan pemandangan di bawahnya. Udara dingin dan sejuk dari atas sana membuat ketegangan yang baru Miko rasakan.

Tempat ketiga,

Mereka mengunjungi taman bunga yang menghampar warna warni. Ribuan bunga tumbuh indah memenuhi lahan luas di taman itu.

Miko tidak henti-hentinya mengungkapkan perasaan takjubnya dengan taman berwarna itu.

Tempat terakhir,

Mereka kembali ke kota mereka, mampir disebuah restauran bintang lima.

Mereka duduk di meja yang sudah di pesan Morino sebelumnya. Pelayan bertuxido dan bersarung tangan putih menawarkan menu pada mereka.

“Sacher cake atau Esterhazy torte?” Tawar Morino pada Miko.

Miko sedikit kebingungan.

“Apa Sacher cake semacam kue bolu?” tanya Miko yang memang belum pernah mencicipinya.

“Ya, dua-duanya adalah sponge cake. Kau suka yang coklat atau rasa kacang?” ucap Morino.

“Coklat”

“Sacher cake dua, dan minumannya” kata Morino pada sang pelayan.

“Baik Tuan” tunduk sang pelayan sopan kemudian berlalu dari sana.

Mereka menikmati kudapan ringan manis di pagi itu. Morino terlihat bahagia. Baru kali itu Miko melihat senyum tulus Morino. Bukan senyum sinis yang biasanya ia dapatkan.

“Aku sengaja memilih tempat ini, karena kau suka makanan manis, kan?” ujar Morino di sela menikmati kudapannya.

“Apa kau mau membuatku gemuk? Kau selalu memberiku kue manis. Tapi aku menyukainya”

Tapi dari kejauhan. Seorang wanita memperhatikan mereka berdua. Kemudian ia mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang. “Halo, Helena …”

Terpopuler

Comments

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

tadinya udah berfikiran.... kayanya lagi naik balon udara, miko dijorokin dari atas he...he... 😝🤭🤭🤭

2024-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Istri Pengacara
2 BAB 2 - VISUAL
3 BAB 3 - Kunjungan Penjara
4 BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5 BAB 5 - Yang sebenarnya
6 BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7 BAB 7 - Dia menyukaimu
8 BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9 BAB 9 - Ledakan mobil
10 BAB 10 - Rencana pindah
11 BAB 11 - Pindah rumah
12 BAB 12 - Helena
13 BAB 13 - Perampok
14 BAB 14 - Tertangkap
15 BAB 15 - Dirumah Morino
16 BAB 16 - Pernikahan
17 BAB 17 - Bulan madu
18 BAB 18 - VISUAL
19 BAB 19 - Miko terusir
20 BAB 20 - Kesadisan Morino
21 BAB 21 - Masa kecil
22 BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23 BAB 23 - Belum siap
24 BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25 BAB 25 - Ketakutan
26 BAB 26 - Osborn
27 BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28 BAB 28 - Kelakuan Key
29 BAB 29 - Morino ditangkap
30 BAB 30 - Mencari kebenaran
31 BAB 31 - Curiga
32 BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33 BAB 33 - Menemui Cylia
34 BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35 BAB 35 - Surat dari Anie
36 BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37 BAB 37 - VISUAL
38 BAB 38 - Kediaman Morgan
39 BAB 39 - Pasien
40 BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41 BAB 41 - Rekaman
42 BAB 42 - VISUAL
43 BAB 43 - Penggoda
44 BAB 44 - Godaan Becky
45 BAB 45 - Penyakit Miko
46 BAB 46 - Masuk rumah
47 BAB 47 - Tragedi Lemari
48 BAB 48 - Menyimpan berita
49 BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50 BAB 50 - Tenggelam
51 BAB 51 - Penjelasan Jericho
52 BAB 52 - Kamar hotel
53 BAB 53 - Jebakan
54 BAB 54 - Membuktikan
55 BAB 55 - Tugas untuk Miko
56 BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57 BAB 57 - Kepercayaan
58 BAB 58 - Kediaman Josen
59 BAB 59 - di penginapan
60 BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61 BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62 BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63 BAB 63 - Jericho Tertembak
64 BAB 64 - Tidak berharga
65 BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66 BAB 66 - Sebuah kesalahan
67 BAB 67 - Suasana canggung
68 BAB 68 - Kembali kerumah
69 BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70 BAB 70 - Anderson
71 BAB 71 - Kepingan puzzle
72 BAB 72 - Pria misterius
73 BAB 73 - Kesalahan
74 BAB 74 - VISUAL
75 BAB 75 - Insting Leo
76 BAB 76 - Miko menghilang?
77 BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78 BAB 78 - Bertemu Black Joe
79 BAB 79 - Lukisan
80 BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81 BAB 81 - Pria di dekat Julia
82 Bab 82
83 BAB 83 - Kegagalan
84 BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85 BAB 85 - Seperti semua akan berakhir
Episodes

Updated 85 Episodes

1
BAB 1 - Istri Pengacara
2
BAB 2 - VISUAL
3
BAB 3 - Kunjungan Penjara
4
BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5
BAB 5 - Yang sebenarnya
6
BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7
BAB 7 - Dia menyukaimu
8
BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9
BAB 9 - Ledakan mobil
10
BAB 10 - Rencana pindah
11
BAB 11 - Pindah rumah
12
BAB 12 - Helena
13
BAB 13 - Perampok
14
BAB 14 - Tertangkap
15
BAB 15 - Dirumah Morino
16
BAB 16 - Pernikahan
17
BAB 17 - Bulan madu
18
BAB 18 - VISUAL
19
BAB 19 - Miko terusir
20
BAB 20 - Kesadisan Morino
21
BAB 21 - Masa kecil
22
BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23
BAB 23 - Belum siap
24
BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25
BAB 25 - Ketakutan
26
BAB 26 - Osborn
27
BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28
BAB 28 - Kelakuan Key
29
BAB 29 - Morino ditangkap
30
BAB 30 - Mencari kebenaran
31
BAB 31 - Curiga
32
BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33
BAB 33 - Menemui Cylia
34
BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35
BAB 35 - Surat dari Anie
36
BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37
BAB 37 - VISUAL
38
BAB 38 - Kediaman Morgan
39
BAB 39 - Pasien
40
BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41
BAB 41 - Rekaman
42
BAB 42 - VISUAL
43
BAB 43 - Penggoda
44
BAB 44 - Godaan Becky
45
BAB 45 - Penyakit Miko
46
BAB 46 - Masuk rumah
47
BAB 47 - Tragedi Lemari
48
BAB 48 - Menyimpan berita
49
BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50
BAB 50 - Tenggelam
51
BAB 51 - Penjelasan Jericho
52
BAB 52 - Kamar hotel
53
BAB 53 - Jebakan
54
BAB 54 - Membuktikan
55
BAB 55 - Tugas untuk Miko
56
BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57
BAB 57 - Kepercayaan
58
BAB 58 - Kediaman Josen
59
BAB 59 - di penginapan
60
BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61
BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62
BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63
BAB 63 - Jericho Tertembak
64
BAB 64 - Tidak berharga
65
BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66
BAB 66 - Sebuah kesalahan
67
BAB 67 - Suasana canggung
68
BAB 68 - Kembali kerumah
69
BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70
BAB 70 - Anderson
71
BAB 71 - Kepingan puzzle
72
BAB 72 - Pria misterius
73
BAB 73 - Kesalahan
74
BAB 74 - VISUAL
75
BAB 75 - Insting Leo
76
BAB 76 - Miko menghilang?
77
BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78
BAB 78 - Bertemu Black Joe
79
BAB 79 - Lukisan
80
BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81
BAB 81 - Pria di dekat Julia
82
Bab 82
83
BAB 83 - Kegagalan
84
BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85
BAB 85 - Seperti semua akan berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!