BAB 7 - Dia menyukaimu

“D-dari mana anda tahu Morino menyukai-ku?” nafas Miko hampir berhenti.

“Dia yang mengakui semua padaku. Dia sudah bosan dengan mainan lamanya, dan dia menginginkan yang baru. Dia tidak pernah menyukaiku apalagi mencintaiku, dan sekarang dia menginginkan seorang wanita yang benar-benar dia sukai - Itu adalah anda, Dokter!. Karenanya pergilah sejauh mungkin darinya. Saat ini dia sedang berada di Selatan Kota Laerge. Dia akan pulang dua hari lagi. Masih ada waktu untuk anda menyelamatkan diri darinya”

“Aku akan melapor ke Polisi, bagaimanapun resikonya” ujar Miko

“Jangan Dokter. Tolonglah! Tolong jangan libatkan Polisi dalam masalah Morino. Aku khawatir akan ada korban-korban berikutnya jika sampai melibatkan Polisi” tukas Anabella dengan nada ketakutan.

“Kalau begitu aku akan pergi denganmu! Ikutlah denganku sekarang!”

“Tidak. Aku sudah tidak sanggup untuk menghidarinya. Aku terlalu lelah, Dok. Dia berhasil membuatku gila. Dia menciptakan aku yang seperti sekarang ini. Aku hanya memohon padamu, Dokter. Pergilah sejauh mungkin!”

“Nyonya Anabella! Masih ada waktu untuk kita! Ayolah kita pergi dari sini!” Miko sudah berdiri dari duduknya. Ia menarik lengan Anabella.

“Tidak! Dokter. Pergilah! Kumohon!”

“Tapi, aku tidak bisa meninggalkan anda sendirian disini!”

“Pergilah yang jauh, Dokter!” Anabella meneteskan air matanya.

Ia mengeluarkan sesuatu dari balik pinggangnya.

Sebuah pistol kecil.

Miko membatu seketika. Ia tidak mampu bergerak. “Nyonya!, tolong singkirkan benda itu” Miko mengangkat kedua lengannya.

Anabella mengarahkan pistol tersebut bukan kepada Miko, tetapi kesamping kepalanya.

“Morino sengaja meninggalkan aku senjata ini, Dokter. Miris sekali bukan? Andai saja ia memberiku benda ini ketika aku bersamanya, maka sudah kulubangi jantungnya dengan senjata ini. Tapi dia sangat cerdas, dia sangat tahu apa yang dia lakukan”

“Nyonya, tolonglah!. Jangan gunakan senjata itu. Itu berbahaya!” Miko benar-benar dalam keadaan bingung.

“Dokter, pergilah. Jika anda tidak pergi sekarang. Aku akan meledakkan kepalaku di hadapanmu” ancam Anabella dengan suara tenang.

“B-baik aku akan pergi. Tapi ku mohon, jangan gunakan benda itu untuk dirimu”

Miko hanya mendapat senyuman pasrah dari Anabella. Miko sangat khawatir jika pasiennya nekat melakukan sesuatu diluar kendalinya.

“Nyonya Anabella, baiklah aku akan pergi seperti yang anda minta. Tapi kumohon, serahkan pistol itu padaku. Aku tidak ingin sesuatu terjadi pada anda. Kumohon Nyonya” pinta Miko.

Anabella menghela nafas panjang.

“Nyonya, tolong. Kumohon serahkan senjata itu, ya” Miko memintanya dengan hati-hati berulangkali.

Akhirnya Anabella menyerahkan pistol itu ke tangan Miko. Air matanya tumpah dengan wajah yang datar.

Miko menurunkan pundaknya lemas.

Miko segera menyimpan senjata itu cepat.

“Terimakasih. Sekarang aku akan pergi. Aku harap kita bisa bertemu lagi, Nyonya Anabella”

“Aku juga berharap begitu. Tolong tutup pintunya, Dokter” ujar Anabella sebelum Miko keluar ruangan dan menutup pintunya.

- - -

Miko buru-buru menuju mobilnya. Ia bergegas menuju rumahnya dan mengemas barangnya secepat mungkin.

Tetapi Miko diam sejenak. Ia memikirkan Anabella. Khawatir wanita itu akan berbuat sesuatu diluar kendalinya. Miko sudah memegang ponselnya. Ia akan menghubungi Polisi untuk mengecek rumah Anabella. Tetapi Miko ingat pesan Anabella padanya agar jangan melibatkan Polisi dalam masalah Morino. ‘Bagaimana jika benar-benar ada korban selanjutnya? Tapi Anabella?- Ck, Ah!’ Miko bergumul pada pikirannya sendiri.

Akhirnya Miko mengurungkan niatnya. Ia menurunkan pundaknya ‘bagaimana ini’ Miko bingung sendiri dengan keadaan saat itu.

Ia menghubungi Asisten rumah tangganya yang setiap pagi datang dan pulang sore hari. Miko berpesan padanya agar tidak datang ke rumahnya untuk sementara waktu.

Miko memasukan dengan cepat barang-barang yang dianggap penting. Nafasnya seolah diburu waktu. Ia belum sempat berfikir akan menuju kemana.

Namun rencana sementara di benaknya adalah, ia akan memesan tiket pesawat. Tapi sebelum itu ia akan mampir sebentar ke Rumah Sakit, menemui atasannya dan meminta ijin cuti untuk beberapa pekan kedepan.

Miko melajukan mobilnya agak cepat. Hingga hampir saja ia menabrak pembatas jalan. Ia berhenti sejenak di pinggir jalan. Matanya terpejam sambil masih memegang kemudi mobil. Nafasnya yang terengah tidak teratur, menandakan katakutannya yang mulai muncul.

‘Apa yang terjadi padaku?’ gumamnya.

Ia mulai mengatur nafasnya. Kemudian melajukan mobilnya kembali menuju Rumah Sakit.

Di rumah Sakit, hampir semua menanyakan tentang kondisinya yang agak kacau. Wajahnya yang pucat, keringat yang tak beraturan di dahinya, juga nafasnya yang belum stabil.

“Sepertinya kau memang perlu istirahat, Miko” ujar teman se-profesinya.

“Yah, karna itu aku meminta ijin cuti” jawab Miko seadanya.

Ketika urusannya sudah selesai. Ia melihat rekan-rekannya serius melihat kearah televisi besar yang di pampang di ruang tunggu.

Mata Miko mengarah ke televisi tersebut. Belum juga ketakutannya hilang, kini ia lagi-lagi harus terkejut dengan berita yang di siarkan di televisi tersebut.

Dilaporkan seorang wanita tewas bunuh diri di rumahnya. Wanita tersebut di duga membunuh dirinya sendiri menggunakan pisau dapur. Ia memutus urat nadinya di dalam bathtub… Polisi menerima laporan dari seseorang melaui sambungan telepon …

Wanita tersebut di duga bernama - Anabella Brezensi -

Istri dari Pengacara ternama, Morino Stenell.

Kepala Miko seolah berputar. Ia sedikit limbung dan hampir jatuh. Untungnya ia memegang ujung meja dan ditahan oleh teman wanita di belakangnya.

“Miko! Kau harus di periksa. Sepertinya kondisimu sangat lemah” ucap temannya, yang sempat berada di belakang Miko dan memegangnya ketika Miko hampir tumbang.

“Ah, ya. Aku memang sangat pusing” ucap Miko lemah.

Bagaimana tidak, pasien yang beberapa jam yang lalu bicara dengannya, kini tewas bunuh diri mengenaskan.

- - -

Miko diantar dua temannya pulang kerumahnya.

Kini ia tidak bisa pergi kemana-mana. Ia pasti akan menjalani proses Peradilan untuk menjadi saksi atau justru tersangka untuk kasus bunuh diri yang dilakukan pasiennya, Anabella.

Di meja kerja rumahnya yang hening. Miko membenamkan kepalanya di atas kedua lengannya yang menekuk di atas meja.

Suara tangisan mulai terdengar dari sela lengan Miko.

‘Kenapa ini terjadi padaku!’ keluhnya.

Setelah beberapa saat menumpahkan tangis di meja kerjanya. Ia bersandar pada sandaran kursi. Wajahnya menengadah sedikit keatas. Matanya terpejam.

‘Hah … Apa yang harus kulakukan. Apa aku harus menceritakan semua ini ke Polisi. Atau aku pura-pura tidak mengaku pada Morino jika Anabella menceritakan semuanya. Atau justru aku harus menghadapi si Morino psikopat itu dengan seluruh kekuatanku. Ah! Andai saja aku tidak terlibat di dalam masalah ini’

Tak berapa lama, ponsel Miko berdering. Sebuah panggilan dari pihak rumah sakit. Ia tahu itu pasti pemanggilan untuknya untuk kasus Anabella.

Miko mengangkatnya pelan dan pasrah. “Halo …”

- - -

Miko sementara di jadikan saksi atas kasus bunuh diri Anabella. Statusnya bisa menjadi tersangka jika semua bukti mengarah padanya. Sedangkan suami korban, Morino sebenarnya tidak bisa menjadi saksi, karena ia adalah suami dari Anabella. Namun ia hanya dimintai keterangan oleh penyidik, Karena saat kejadian ia tengah berada di luar kota. Semua bukti mengarah bahwa memang Morino tengah berada di Laerge dan ia baru kembali semalam.

Miko yang terlihat lemas, duduk di ruang introgasi Kepolisian. Ruangan yang tidak terlalu besar, hanya ada dua kursi yang di halangi sebuah meja kayu kecil. Di ruangan itu tidak disediakan cermin dua arah untuk pemantau yang melihat dari sebelah ruangan. Seorang Penyidik yang sudah menanyakan beberapa pertanyaan pada Miko akhirnya keluar untuk memanggil Pengacara Miko.

Miko tidak bisa menjelaskan pada penyidik apa yang sudah Anabella ceritakan padanya tentang Morino. Ia tidak mau menanggung resiko ada korban berikutnya. Sampai disitu Miko masih menutupi dan merahasiakan semuanya.

Miko yang menunduk sambil memijit keningnya. Seolah pasrah dengan keadaan di depannya.

Tok tok tok …

Pintu ruangan diketuk seseorang. ‘Itu pasti Pengacaraku’ batin Miko masih terbebani dengan kasus yang menyeretnya sampai berada disana.

Pintu ruangan terbuka,

“Selamat pagi, Dokter Miko” sapa suara seorang pria yang dikenalnya.

Spontan tubuh Miko kaku tak bergeming. Matanya membelalak melihat kehadiran pria yang membuat dirinya ketakutan setengah mati.

“T-tuan Morino!” Nafas Miko tercekat. Ia tak bisa bergerak. Ia ingin lari dari sana, tetapi seolah rantai telah membelenggunya.

Terpopuler

Comments

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

astaga.... seru...seru..., ampun si morino ya, jahat bgt jadi orang

2024-12-13

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Istri Pengacara
2 BAB 2 - VISUAL
3 BAB 3 - Kunjungan Penjara
4 BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5 BAB 5 - Yang sebenarnya
6 BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7 BAB 7 - Dia menyukaimu
8 BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9 BAB 9 - Ledakan mobil
10 BAB 10 - Rencana pindah
11 BAB 11 - Pindah rumah
12 BAB 12 - Helena
13 BAB 13 - Perampok
14 BAB 14 - Tertangkap
15 BAB 15 - Dirumah Morino
16 BAB 16 - Pernikahan
17 BAB 17 - Bulan madu
18 BAB 18 - VISUAL
19 BAB 19 - Miko terusir
20 BAB 20 - Kesadisan Morino
21 BAB 21 - Masa kecil
22 BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23 BAB 23 - Belum siap
24 BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25 BAB 25 - Ketakutan
26 BAB 26 - Osborn
27 BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28 BAB 28 - Kelakuan Key
29 BAB 29 - Morino ditangkap
30 BAB 30 - Mencari kebenaran
31 BAB 31 - Curiga
32 BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33 BAB 33 - Menemui Cylia
34 BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35 BAB 35 - Surat dari Anie
36 BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37 BAB 37 - VISUAL
38 BAB 38 - Kediaman Morgan
39 BAB 39 - Pasien
40 BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41 BAB 41 - Rekaman
42 BAB 42 - VISUAL
43 BAB 43 - Penggoda
44 BAB 44 - Godaan Becky
45 BAB 45 - Penyakit Miko
46 BAB 46 - Masuk rumah
47 BAB 47 - Tragedi Lemari
48 BAB 48 - Menyimpan berita
49 BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50 BAB 50 - Tenggelam
51 BAB 51 - Penjelasan Jericho
52 BAB 52 - Kamar hotel
53 BAB 53 - Jebakan
54 BAB 54 - Membuktikan
55 BAB 55 - Tugas untuk Miko
56 BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57 BAB 57 - Kepercayaan
58 BAB 58 - Kediaman Josen
59 BAB 59 - di penginapan
60 BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61 BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62 BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63 BAB 63 - Jericho Tertembak
64 BAB 64 - Tidak berharga
65 BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66 BAB 66 - Sebuah kesalahan
67 BAB 67 - Suasana canggung
68 BAB 68 - Kembali kerumah
69 BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70 BAB 70 - Anderson
71 BAB 71 - Kepingan puzzle
72 BAB 72 - Pria misterius
73 BAB 73 - Kesalahan
74 BAB 74 - VISUAL
75 BAB 75 - Insting Leo
76 BAB 76 - Miko menghilang?
77 BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78 BAB 78 - Bertemu Black Joe
79 BAB 79 - Lukisan
80 BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81 BAB 81 - Pria di dekat Julia
82 Bab 82
83 BAB 83 - Kegagalan
84 BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85 BAB 85 - Seperti semua akan berakhir
Episodes

Updated 85 Episodes

1
BAB 1 - Istri Pengacara
2
BAB 2 - VISUAL
3
BAB 3 - Kunjungan Penjara
4
BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5
BAB 5 - Yang sebenarnya
6
BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7
BAB 7 - Dia menyukaimu
8
BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9
BAB 9 - Ledakan mobil
10
BAB 10 - Rencana pindah
11
BAB 11 - Pindah rumah
12
BAB 12 - Helena
13
BAB 13 - Perampok
14
BAB 14 - Tertangkap
15
BAB 15 - Dirumah Morino
16
BAB 16 - Pernikahan
17
BAB 17 - Bulan madu
18
BAB 18 - VISUAL
19
BAB 19 - Miko terusir
20
BAB 20 - Kesadisan Morino
21
BAB 21 - Masa kecil
22
BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23
BAB 23 - Belum siap
24
BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25
BAB 25 - Ketakutan
26
BAB 26 - Osborn
27
BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28
BAB 28 - Kelakuan Key
29
BAB 29 - Morino ditangkap
30
BAB 30 - Mencari kebenaran
31
BAB 31 - Curiga
32
BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33
BAB 33 - Menemui Cylia
34
BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35
BAB 35 - Surat dari Anie
36
BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37
BAB 37 - VISUAL
38
BAB 38 - Kediaman Morgan
39
BAB 39 - Pasien
40
BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41
BAB 41 - Rekaman
42
BAB 42 - VISUAL
43
BAB 43 - Penggoda
44
BAB 44 - Godaan Becky
45
BAB 45 - Penyakit Miko
46
BAB 46 - Masuk rumah
47
BAB 47 - Tragedi Lemari
48
BAB 48 - Menyimpan berita
49
BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50
BAB 50 - Tenggelam
51
BAB 51 - Penjelasan Jericho
52
BAB 52 - Kamar hotel
53
BAB 53 - Jebakan
54
BAB 54 - Membuktikan
55
BAB 55 - Tugas untuk Miko
56
BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57
BAB 57 - Kepercayaan
58
BAB 58 - Kediaman Josen
59
BAB 59 - di penginapan
60
BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61
BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62
BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63
BAB 63 - Jericho Tertembak
64
BAB 64 - Tidak berharga
65
BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66
BAB 66 - Sebuah kesalahan
67
BAB 67 - Suasana canggung
68
BAB 68 - Kembali kerumah
69
BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70
BAB 70 - Anderson
71
BAB 71 - Kepingan puzzle
72
BAB 72 - Pria misterius
73
BAB 73 - Kesalahan
74
BAB 74 - VISUAL
75
BAB 75 - Insting Leo
76
BAB 76 - Miko menghilang?
77
BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78
BAB 78 - Bertemu Black Joe
79
BAB 79 - Lukisan
80
BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81
BAB 81 - Pria di dekat Julia
82
Bab 82
83
BAB 83 - Kegagalan
84
BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85
BAB 85 - Seperti semua akan berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!