BAB 20 - Kesadisan Morino

Bors sang supir mengikat pria berjas coklat di kursi.

“Ini untukmu, Bors” Morino memberikan kepada sang supir sebuah amplop tebal berisi uang.

“Terimakasih Tuan. Aku permisi” ujar Bors kemudian keluar ruangan dan menutup pintunya.

Morino mulai mengenakan sarung tangan karet.

Morino menggeser kursi yang sudah di duduki pria berjas coklat agak ketengah ruangan.

Morino mengguyur wajah pria itu dengan air.

“Bangun! Brengsek!”

Seketika pria itu agak tersadar dengan kondisinya saat itu.

“Ha. Ke-kenapa aku diikat? Apa yang kau lakukan de-nganku?!” suaranya penuh ketakutan.

Morino menggeser kursi kayu agar berhadapan dengan pria itu. Ia duduk dengan kaki menyilang, kemudian menyalakan pemantik api dan menyesap rokok dengan dalam. Matanya sedikit menyipit.

“Hey, Komisaris. Bagaimana kabarmu? Ah, ya. Aku rasa tidak baik-baik saja”

Morino mengepulkan asap tipis rokoknya.

“Ohya, apa kau ingat bocah kecil yang trauma akibat kelakuanmu? Apa kau tahu Tuan Komisaris, apa yang kau lakukan padanya benar-benar menghancurkan hidup dan masa depannya. Dan kau bersikap seolah semua baik-baik saja”

“I-itu sudah berlalu” ucap pria itu ketakutan.

“Berlalu katamu? Apa kau tahu kondisi anak itu sekarang? Anak kecil polos yang kau perlakukan dengan brutal dan menjijikan!”

Pria berjas itu mulai menangis.

“A-aku hilang kendali saat itu!” kilahnya.

“Benarkah? Lalu kenapa kau tidak mengatakan hal seperti ini di depan Pengadilan? Setelah kau memenangkan kasus ini, lalu seolah kau tidak punya dosa sama sekali! Kau benar-benar bajingan!”

Pria yang ketakutan itu menatap lekat wajah Morino.

“Kau, bukankah kau Morino pengacara itu?!” tanya si pria jas coklat.

“Ah, ternyata aku memang terkenal. Jika aku yang menjadi pengacaramu waktu itu, dengan kasus mu yang menjijikan. Aku tidak akan membelamu sama sekali, kalaupun aku membelamu, mungkin hal ini juga yang akan kulakukan padamu”

“Apa yang akan kau lakukan padaku?” pria itu seketika panik.

“Anggap saja ini sebagai bentuk hadiah untuk anak kecil yang kau lecehkan itu, agar dia bisa tersenyum. Setidaknya ada hal yang membuatnya lega. Mungkin aku akan mengirim irisan telingamu untuknya”

“Tuan Morino! Tolong lepaskan aku! Apa kau sudah gila!” pekik pria itu benar-benar panik.

“Bukankah kita sama-sama gila? Tapi kau lebih memalukan!”

Morino bangkit dari duduknya. Ia menuju ke meja panjang. Dia memilih sebuah pisau agak panjang tipis dan memperhatikan pisau itu dengan jeli.

“Kau suka yang ini, Komisaris? Ini akan mengurangi penderitaanmu, karena tipis dan sangat tajam” suara Morino begitu misterius dan menyeramkan.

“Tidak! Jangan! Tolong jangan lakukan apapun!”

Teriakan pria itu percuma sama sekali. Di ruangan itu, Morino sudah meluapkan perasaan hausnya, haus untuk membunuh orang-orang yang menjijikan.

“AAAAAA!”

 

Beberapa pekan kemudian,

Di sebuah Bar tempat pria kalangan atas. Morino dan Dexton berbincang sambil meminum sesuatu yang beralkohol.

“Jadi, ada apa tiba-tiba kau ingin menemuiku disini?” tanya Dexton di sela asap cerutu tebalnya.

“Aku tidak tahu lagi bagaimana mencarinya” keluh Morino di sela kepulan asap rokok dari bibirnya.

“Miko?” tanya Dexton lagi.

“Ya. Gara-gara si jalang Helena mengusirnya dari rumahku, aku benar-benar kehilangan dia. Masih untung aku tidak membunuh wanita bodoh itu!”

“Kau tahu kan jika kau serahkan tugas itu padaku, hanya dalam beberapa hari anak buahku bisa mengembalikannya padamu” ujar Dexton.

“Justru itu aku menemui mu. Aku hampir menyerah mencarinya, Dex. Entah kenapa dia tidak pernah pulang kerumahku juga kerumahnya. Sampai-sampai Marble dititipkan pada tetangganya”

“Marble?”

“Kucingnya”

“Baik. Aku akan kerahkan seluruh anak buahku untuk mencarinya”

 

Sampai di suatu siang, Miko berjalan menyusuri pinggiran Kota. Ia terlihat membawa paper bag di dekapannya berisi bahan sayuran dan buah.

Miko mampir ke sebuah toko roti. Ia membuka pintu kaca dan memasukinya.

“Permisi!” sapanya.

Seorang pria berbadan gemuk menghampirinya. Pria memakai celemek dan topi itu menghampiri Miko tanpa senyum.

“Pesan apa?” tanya pria gemuk agak ketus.

“Aku mau roti yang panjang di sebelah sana. Juga roti selai dan pie apel” pesan Miko.

“Sebentar aku siapkan” ujar si penjaga.

Beberapa orang memasuki toko juga. Seorang wanita membawa anaknya yang berumur lima tahun. Juga seorang pria di belakang wanita itu.

Setelah pesanannya selesai, Miko mengambil kantung coklat berisi roti-roti tersebut dari tangan si penjaga toko. Ketika akan membayar, pria di belakang Miko langsung maju lalu menyodorkan uang kearah penjual roti.

“Ambilah kembaliannya untukmu, dan belajarlah untuk ramah pada wanita” ucap pria itu.

Spontan Miko menoleh kearahnya.

“Siapa kau?” ucap Miko terheran dengan mata membulat.

“Apa kabar, Dok” sapanya pada Miko.

“Kau mengenalku?” tanya Miko yang masih mengingat-ingat wajahnya.

“Kau lupa padaku?”

“Aku rasa aku pernah melihatmu, tapi dimana ya?”

Diluar toko,

“Morino mencari mu. Kembalilah padanya” ucap Dexton.

“Jadi kau sahabatnya. Maaf, aku baru ingat melihatmu ketika di acara pernikahanku. Morino memang pernah menceritakan tentangmu beberapa kali”

“Ayo kuantar kau pulang. Morino mencemaskan mu”

“Tapi aku tidak bisa. Helena mengancam ku! Dia bilang jika aku mendekati Morino lagi, para Mafia bawahan Ayahnya akan mendatangi Morino dan akan membunuhnya”

“Itu urusanku dan Morino, kami akan mengurusnya”

“Tapi-”

“Tolonglah, hanya kau yang bisa menyembuhkannya dan membuatnya kembali semangat”

“Menyembuhkannya?”

“Ya. Dia pernah bilang padaku, jika dia bersamamu maka keinginannya untuk membunuh hilang sesaat”

“Keinginan untuk membunuh?” ulang Miko semakin heran.

“Itulah yang sedang di deritanya. Ada perasaan aneh disaat tertentu ia ingin membunuh seseorang. Itu sudah tertanam sejak usianya sepuluh atau sebelas tahun. Semakin tertekan maka perasaan itu akan semakin muncul”

“Apa dia sudah membunuh banyak orang?”

“Mungkin. Tapi yang kutahu, dia hanya membunuh para penjahat yang tak tersentuh hukum”

Miko memejamkan mata dan sedikit menengadah keatas, mulutnya sedikit menganga dan menghempaskan nafas kasar.

“Aaahh-, sepertinya masih banyak yang belum kutahu dari pria itu” ujarnya sendiri.

“Tapi dia sangat membutuhkanmu”

“Benarkah? Tapi aku takut untuk menemuinya lagi, juga Helena, bagaimana jika dia-”

“Kau tidak perlu takut. Masalah Helena, kau tidak perlu khawatir. Apa Morino pernah berlaku kasar padamu?”

“Tidak, tapi …”

“Ayolah! Aku akan mengantarmu menemuinya” ujar Dexton.

Miko diam sejenak.

“Tapi aku akan kerumahku dulu mengambil sesuatu” pinta Miko.

“Baik, akan ku antar”

Mereka menuju rumah Miko dengan mobil Dexton.

“Oya, Dexton. Bagaimana kau bisa menemukan aku?” tanya Miko tiba-tiba.

“Aku memiliki banyak mata-mata. Morino kalah sedikit dibanding denganku untuk masalah mencari orang hilang”

Sesampainya di rumah Miko, Dexton hanya menunggu di teras depan.

“Tolong cepat, aku tidak bisa menunggu terlalu lama” ujar Dexton.

Miko masuk kedalam rumahnya dan menguncinya dari dalam. Setelah beberapa saat, Dexton tidak mendengar suara Miko.

Miko keluar dari pintu belakang. Ia menggeser sebuah almari kayu agak kecil dari dapur dan meletakkan kursi diatasnya. Kemudian ia merapatkannya ke sisi dinding. Ia akan memanjat dinding pembatas di belakang halaman rumahnya.

Ia akan kabur menghindari pria itu. Miko tidak ingin bertemu dengan Morino, karena banyak sebab. Salah satunya ia tidak ingin Morino menjadi sasaran Mafia Ayah Helena. Juga karena penyakit Morino terlalu menyeramkan untuknya.

Terpopuler

Comments

Rei Jaavu

Rei Jaavu

done kak, minta feedback like boleh ya kak. ke karyaku AniGate 🥰 plisss. kita saling mendukung kedepannya.

2024-12-14

0

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

ternyata miko kabur, mungkin dgn bantuan miko, morino bisa sembuh

2024-12-14

0

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

ditunggu update nya thor

2024-12-14

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Istri Pengacara
2 BAB 2 - VISUAL
3 BAB 3 - Kunjungan Penjara
4 BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5 BAB 5 - Yang sebenarnya
6 BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7 BAB 7 - Dia menyukaimu
8 BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9 BAB 9 - Ledakan mobil
10 BAB 10 - Rencana pindah
11 BAB 11 - Pindah rumah
12 BAB 12 - Helena
13 BAB 13 - Perampok
14 BAB 14 - Tertangkap
15 BAB 15 - Dirumah Morino
16 BAB 16 - Pernikahan
17 BAB 17 - Bulan madu
18 BAB 18 - VISUAL
19 BAB 19 - Miko terusir
20 BAB 20 - Kesadisan Morino
21 BAB 21 - Masa kecil
22 BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23 BAB 23 - Belum siap
24 BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25 BAB 25 - Ketakutan
26 BAB 26 - Osborn
27 BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28 BAB 28 - Kelakuan Key
29 BAB 29 - Morino ditangkap
30 BAB 30 - Mencari kebenaran
31 BAB 31 - Curiga
32 BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33 BAB 33 - Menemui Cylia
34 BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35 BAB 35 - Surat dari Anie
36 BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37 BAB 37 - VISUAL
38 BAB 38 - Kediaman Morgan
39 BAB 39 - Pasien
40 BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41 BAB 41 - Rekaman
42 BAB 42 - VISUAL
43 BAB 43 - Penggoda
44 BAB 44 - Godaan Becky
45 BAB 45 - Penyakit Miko
46 BAB 46 - Masuk rumah
47 BAB 47 - Tragedi Lemari
48 BAB 48 - Menyimpan berita
49 BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50 BAB 50 - Tenggelam
51 BAB 51 - Penjelasan Jericho
52 BAB 52 - Kamar hotel
53 BAB 53 - Jebakan
54 BAB 54 - Membuktikan
55 BAB 55 - Tugas untuk Miko
56 BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57 BAB 57 - Kepercayaan
58 BAB 58 - Kediaman Josen
59 BAB 59 - di penginapan
60 BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61 BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62 BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63 BAB 63 - Jericho Tertembak
64 BAB 64 - Tidak berharga
65 BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66 BAB 66 - Sebuah kesalahan
67 BAB 67 - Suasana canggung
68 BAB 68 - Kembali kerumah
69 BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70 BAB 70 - Anderson
71 BAB 71 - Kepingan puzzle
72 BAB 72 - Pria misterius
73 BAB 73 - Kesalahan
74 BAB 74 - VISUAL
75 BAB 75 - Insting Leo
76 BAB 76 - Miko menghilang?
77 BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78 BAB 78 - Bertemu Black Joe
79 BAB 79 - Lukisan
80 BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81 BAB 81 - Pria di dekat Julia
82 Bab 82
83 BAB 83 - Kegagalan
84 BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85 BAB 85 - Seperti semua akan berakhir
Episodes

Updated 85 Episodes

1
BAB 1 - Istri Pengacara
2
BAB 2 - VISUAL
3
BAB 3 - Kunjungan Penjara
4
BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5
BAB 5 - Yang sebenarnya
6
BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7
BAB 7 - Dia menyukaimu
8
BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9
BAB 9 - Ledakan mobil
10
BAB 10 - Rencana pindah
11
BAB 11 - Pindah rumah
12
BAB 12 - Helena
13
BAB 13 - Perampok
14
BAB 14 - Tertangkap
15
BAB 15 - Dirumah Morino
16
BAB 16 - Pernikahan
17
BAB 17 - Bulan madu
18
BAB 18 - VISUAL
19
BAB 19 - Miko terusir
20
BAB 20 - Kesadisan Morino
21
BAB 21 - Masa kecil
22
BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23
BAB 23 - Belum siap
24
BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25
BAB 25 - Ketakutan
26
BAB 26 - Osborn
27
BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28
BAB 28 - Kelakuan Key
29
BAB 29 - Morino ditangkap
30
BAB 30 - Mencari kebenaran
31
BAB 31 - Curiga
32
BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33
BAB 33 - Menemui Cylia
34
BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35
BAB 35 - Surat dari Anie
36
BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37
BAB 37 - VISUAL
38
BAB 38 - Kediaman Morgan
39
BAB 39 - Pasien
40
BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41
BAB 41 - Rekaman
42
BAB 42 - VISUAL
43
BAB 43 - Penggoda
44
BAB 44 - Godaan Becky
45
BAB 45 - Penyakit Miko
46
BAB 46 - Masuk rumah
47
BAB 47 - Tragedi Lemari
48
BAB 48 - Menyimpan berita
49
BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50
BAB 50 - Tenggelam
51
BAB 51 - Penjelasan Jericho
52
BAB 52 - Kamar hotel
53
BAB 53 - Jebakan
54
BAB 54 - Membuktikan
55
BAB 55 - Tugas untuk Miko
56
BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57
BAB 57 - Kepercayaan
58
BAB 58 - Kediaman Josen
59
BAB 59 - di penginapan
60
BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61
BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62
BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63
BAB 63 - Jericho Tertembak
64
BAB 64 - Tidak berharga
65
BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66
BAB 66 - Sebuah kesalahan
67
BAB 67 - Suasana canggung
68
BAB 68 - Kembali kerumah
69
BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70
BAB 70 - Anderson
71
BAB 71 - Kepingan puzzle
72
BAB 72 - Pria misterius
73
BAB 73 - Kesalahan
74
BAB 74 - VISUAL
75
BAB 75 - Insting Leo
76
BAB 76 - Miko menghilang?
77
BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78
BAB 78 - Bertemu Black Joe
79
BAB 79 - Lukisan
80
BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81
BAB 81 - Pria di dekat Julia
82
Bab 82
83
BAB 83 - Kegagalan
84
BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85
BAB 85 - Seperti semua akan berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!