BAB 10 - Rencana pindah

“Ck! Apa-apaan sih pria ini!” gerutu Miko sengaja dan terdengar ke telinga Morino.

“Apa yang kau inginkan dariku!” tanya Miko sebelum menaiki mobil Morino.

“Sudah cepat naik!”

Morino membuka pintu mobil depannya untuk Miko, memastikan wanita itu masuk dan sudah duduk di kursi depan. Ia menutup pintu mobil, kemudian akan melangkah ke pintu depan sebelah kiri.

Tapi ketika Morino sudah hampir duduk di kursi kemudi, tiba-tiba Miko membuka pintu mobil cepat lalu melarikan diri, berusaha kabur dari pria itu dengan berlari sekuat mungkin. Morino hanya menghela nafas kasar sambil mengumpat memukul setir mobil, “Sial!”

Morino menutup pintu mobil dan melajukan mobilnya cepat mengejar ‘buruannya’. Miko terus berlari akan menuju keluar area parkir.

Tetapi Miko terpojok ketika ia berada di sudut yang agak sepi. Mobil Morino berhenti mendadak menyilang menghalangi jalan Miko.

Pria itu akan keluar cepat dari mobil, tetapi Miko dengan tubuhnya yang ramping mampu melewati celah kecil depan mobil. Morino tidak mengejarnya, karena di depan sana ada beberapa orang yang khawatir akan mencurigainya. Morino membiarkan Miko lolos kali itu.

Miko berlari cepat tanpa arah. Ia hanya berlari dan berlari menghindari Morino.

‘Kau tidak akan bisa lari dariku, kelinci kecil’ gumam Morino menyeramkan.

Malam harinya di rumah Miko. Ia benar-benar ketakutan. Ia tidak bisa lagi hidup tenang. Ia harus pindah secepatnya. Tapi kemana, karena kemanapun ia pergi Morino selalu membuntutinya.

Setelah beberapa lama berfikir. Miko sempat terpikir akan pergi kerumah pamannya, tapi niatnya buru-buru ia urungkan. Ia takut sesuatu menimpa pamannya nanti. Akhirmya ia mencoba cara lain.

Akhirnya Miko memutuskan untuk pindah ke kota lain. Ia ingat pernah suatu hari dia diajak ibunya ketika ia masih berumur delapan tahun ke sebuah kota kecil bernama Bullvard Town. Disana terlihat sangat tenang. Tidak terlalu banyak penduduk. Miko berfikir ia bisa membuka klinik terapi kecil-kecilan di sana.

“Yah! Fix, aku akan pindah ke tempat itu” gumamnya.

Miko buru-buru membuka laptopnya. Ia membuka mesin pencarian, mencari rumah-rumah yang dijual di kota itu. Tapi semua pencarian seolah tidak membuahkan hasil. ‘Apa karena kota itu hanya kota kecil, jadi sangat sulit mencari rumah yang akan dijual di daerah sana. Sebaiknya aku langsung kesana saja’

Paginya ia buru-buru berangkat kesana mencari rumah kosong yang bisa di tinggali atau jika belum menemukan sebuah rumah, ia bisa menyewa apartemen untuk sementara waktu.

- - -

Di sebuah kota yang sejuk, bersih dan jauh dari keramian. Miko menyusuri kota itu sendiri. Hampir seharian ia mencari rumah kosong yang akan dibelinya, tapi dia belum juga menemukan yang cocok. Ada rumah yang ia sukai namun harganya tidak disanggupi oleh Miko. Jika ia menjual rumah lamanya ditambah uang tabungannya rasanya juga belum cukup untuk membeli rumah yang ia inginkan itu.

Sampai akhirnya dia melihat sebuah rumah tidak terlalu besar yang bertuliskan bahwa rumah itu dijual.

Setelah bertanya kesana kemari, Miko bertemu dengan si pemilik rumah. Mereka membicarakan harga. Miko sesuai dengan harga yang di tawarkan si pemilik. Akhirnya transaksi tersebut deal. Besok Miko akan mengurus surat-suratnya.

Malamnya, Miko tidak kembali ke kotanya, karena ia pikir akan sangat lelah bila esoknya ia harus pulang pergi ke kota ini. Akhirnya Miko menyewa penginapan kecil dan murah hanya untuk semalam.

Tapi ketika akan beristirahat di penginapan, Miko mendadak mendapat telepon dari si pemilik rumah yang tadi siang.

“Malam Nona Miko. Kami minta maaf sebelumnya, tapi sepertinya rumah kami tidak jadi di jual. Atau jika anda mau, pembayarannya bisa dua kali lipat dari harga yang tadi siang aku tawarkan”

“Apa! Tapi tadi kita sudah deal dengan harga itu? Kenapa tiba-tiba anda batalkan, Tuan?!” pekik Miko geram.

“Aku minta maaf sekali lagi, Nona. Aku sarankan agar Nona mencari yang lain saja. Selamat malam” sambungan telepon terputus sepihak.

Miko belum percaya dengan keputusan orang tadi. ‘Apa-apaan?’

Miko menghela nafas kasar. Seolah pasrah dengan keadaan, besok ia terpaksa mencari lagi rumah kosong yang di jual.

Di tempat yang berbeda,

Seorang pria memberi sejumlah uang kepada pria pemilik rumah yang baru saja menelepon Miko.

“Kerja bagus. Terimakasih atas bantuanmu” ujar si pria.

“Yah. Aku hanya kasihan pada wanita itu” ucap pria pemilik rumah sambil mengambil uang dari si pria misterius.

Esok paginya yang agak dingin,

Miko kembali keliling mencari rumah dijual. Ia ingat kemarin ada dua rumah yang kosong. Keduanya bertuliskan di papan bahwa rumah itu di jual. Akhirnya Miko bergegas kesana.

Tapi anehnya lagi, ketika tiba di lokasi. Satu rumah yang ia lihat kemarin terpampang papan iklan penanda bahwa rumah itu dijual, sekarang sudah tidak ada lagi. ‘Apa rumah ini sudah laku? Tapi apa iya secepat itu?’ Miko tak habis pikir.

Berarti tinggal satu rumah lagi yang akan ia lihat.

Rumah bercat putih bersih, tanpa pagar dan berlantai dua. Di depannya plang papan iklan masih berdiri.

Tetapi Miko melihat lingkungan di sekitarannya sedikit meyeramkan. Beberapa meter dari rumah itu, terlihat bekas botol minuman keras berserakan di sebuah sudut tembok yang penuh dengan coretan dinding. Ada beberapa anak muda yang berjalan kaki terlihat mengenakan anting dan sebagian lagi berambut punk.

Di depannya tidak terlalu banyak rumah. Hanya ada beberapa deret rumah disana. Juga ada rumah tua terbengkalai berlantai tiga di sebrang sebelah kiri rumah yang dijual.

‘Ck, apa aku harus tinggal di lingkungan seperti ini’ keluh Miko.

Akhirnya Miko akan rehat sejenak di sebuah kedai kopi tak jauh dari sana untuk menenangkan pikiran. Miko memesan Mocha latte.

Beberapa orang di kedai itu sempat memandang kearah Miko, karena wajahnya memang terlihat asing disana.

Seorang pria setengah baya menghampirinya.

“Nona, baru disini? Aku belum pernah melihamu sebelumnya?” sapanya ramah.

“Aku sedang mencari rumah yang sedikit murah disini, Paman” ungkap Miko.

“Ah, begitu. Apa kau sudah lihat rumah di sebelah sana dekat pohon cherry besar?”

“Oh yang itu. Ya, aku sudah melihatnya tadi. Tapi aku coba mencari yang lain dulu” ujar Miko.

“Disitu bangunannya baru di renovasi. Tapi belum lama ditinggal oleh pemiliknya dan di jual. Pemiliknya seorang wanita baru bercerai dengan suaminya. Sepertinya wanita itu sedang membutuhkan uang, dia janda tiga anak. Kalau kau membelinya mungkin bisa sedikit membantu” jelas pria tua itu.

“Ah, ya. Akan kupikirkan, tapi sepertinya aku akan mencari apartemen dulu”

“Ini nomer teleponku, simpanlah. Barangkali suatu saat kau berminat dengan rumah itu, aku bisa menghubungi pemiliknya” pria tua yang ramah itu memberikan secarik kertas yang sudah ditulis nomer telepon di atasnya

Terpopuler

Comments

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

ternyata mimo udah terlacak sama morino... percuma dong miko kabur

2024-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Istri Pengacara
2 BAB 2 - VISUAL
3 BAB 3 - Kunjungan Penjara
4 BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5 BAB 5 - Yang sebenarnya
6 BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7 BAB 7 - Dia menyukaimu
8 BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9 BAB 9 - Ledakan mobil
10 BAB 10 - Rencana pindah
11 BAB 11 - Pindah rumah
12 BAB 12 - Helena
13 BAB 13 - Perampok
14 BAB 14 - Tertangkap
15 BAB 15 - Dirumah Morino
16 BAB 16 - Pernikahan
17 BAB 17 - Bulan madu
18 BAB 18 - VISUAL
19 BAB 19 - Miko terusir
20 BAB 20 - Kesadisan Morino
21 BAB 21 - Masa kecil
22 BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23 BAB 23 - Belum siap
24 BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25 BAB 25 - Ketakutan
26 BAB 26 - Osborn
27 BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28 BAB 28 - Kelakuan Key
29 BAB 29 - Morino ditangkap
30 BAB 30 - Mencari kebenaran
31 BAB 31 - Curiga
32 BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33 BAB 33 - Menemui Cylia
34 BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35 BAB 35 - Surat dari Anie
36 BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37 BAB 37 - VISUAL
38 BAB 38 - Kediaman Morgan
39 BAB 39 - Pasien
40 BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41 BAB 41 - Rekaman
42 BAB 42 - VISUAL
43 BAB 43 - Penggoda
44 BAB 44 - Godaan Becky
45 BAB 45 - Penyakit Miko
46 BAB 46 - Masuk rumah
47 BAB 47 - Tragedi Lemari
48 BAB 48 - Menyimpan berita
49 BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50 BAB 50 - Tenggelam
51 BAB 51 - Penjelasan Jericho
52 BAB 52 - Kamar hotel
53 BAB 53 - Jebakan
54 BAB 54 - Membuktikan
55 BAB 55 - Tugas untuk Miko
56 BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57 BAB 57 - Kepercayaan
58 BAB 58 - Kediaman Josen
59 BAB 59 - di penginapan
60 BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61 BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62 BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63 BAB 63 - Jericho Tertembak
64 BAB 64 - Tidak berharga
65 BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66 BAB 66 - Sebuah kesalahan
67 BAB 67 - Suasana canggung
68 BAB 68 - Kembali kerumah
69 BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70 BAB 70 - Anderson
71 BAB 71 - Kepingan puzzle
72 BAB 72 - Pria misterius
73 BAB 73 - Kesalahan
74 BAB 74 - VISUAL
75 BAB 75 - Insting Leo
76 BAB 76 - Miko menghilang?
77 BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78 BAB 78 - Bertemu Black Joe
79 BAB 79 - Lukisan
80 BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81 BAB 81 - Pria di dekat Julia
82 Bab 82
83 BAB 83 - Kegagalan
84 BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85 BAB 85 - Seperti semua akan berakhir
Episodes

Updated 85 Episodes

1
BAB 1 - Istri Pengacara
2
BAB 2 - VISUAL
3
BAB 3 - Kunjungan Penjara
4
BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5
BAB 5 - Yang sebenarnya
6
BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7
BAB 7 - Dia menyukaimu
8
BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9
BAB 9 - Ledakan mobil
10
BAB 10 - Rencana pindah
11
BAB 11 - Pindah rumah
12
BAB 12 - Helena
13
BAB 13 - Perampok
14
BAB 14 - Tertangkap
15
BAB 15 - Dirumah Morino
16
BAB 16 - Pernikahan
17
BAB 17 - Bulan madu
18
BAB 18 - VISUAL
19
BAB 19 - Miko terusir
20
BAB 20 - Kesadisan Morino
21
BAB 21 - Masa kecil
22
BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23
BAB 23 - Belum siap
24
BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25
BAB 25 - Ketakutan
26
BAB 26 - Osborn
27
BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28
BAB 28 - Kelakuan Key
29
BAB 29 - Morino ditangkap
30
BAB 30 - Mencari kebenaran
31
BAB 31 - Curiga
32
BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33
BAB 33 - Menemui Cylia
34
BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35
BAB 35 - Surat dari Anie
36
BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37
BAB 37 - VISUAL
38
BAB 38 - Kediaman Morgan
39
BAB 39 - Pasien
40
BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41
BAB 41 - Rekaman
42
BAB 42 - VISUAL
43
BAB 43 - Penggoda
44
BAB 44 - Godaan Becky
45
BAB 45 - Penyakit Miko
46
BAB 46 - Masuk rumah
47
BAB 47 - Tragedi Lemari
48
BAB 48 - Menyimpan berita
49
BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50
BAB 50 - Tenggelam
51
BAB 51 - Penjelasan Jericho
52
BAB 52 - Kamar hotel
53
BAB 53 - Jebakan
54
BAB 54 - Membuktikan
55
BAB 55 - Tugas untuk Miko
56
BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57
BAB 57 - Kepercayaan
58
BAB 58 - Kediaman Josen
59
BAB 59 - di penginapan
60
BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61
BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62
BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63
BAB 63 - Jericho Tertembak
64
BAB 64 - Tidak berharga
65
BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66
BAB 66 - Sebuah kesalahan
67
BAB 67 - Suasana canggung
68
BAB 68 - Kembali kerumah
69
BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70
BAB 70 - Anderson
71
BAB 71 - Kepingan puzzle
72
BAB 72 - Pria misterius
73
BAB 73 - Kesalahan
74
BAB 74 - VISUAL
75
BAB 75 - Insting Leo
76
BAB 76 - Miko menghilang?
77
BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78
BAB 78 - Bertemu Black Joe
79
BAB 79 - Lukisan
80
BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81
BAB 81 - Pria di dekat Julia
82
Bab 82
83
BAB 83 - Kegagalan
84
BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85
BAB 85 - Seperti semua akan berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!