BAB 12 - Helena

“Ya, sayang. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu. Bagaimana? Bisa kan kau menjemput ku sekarang?”

“Sebenarnya aku agak sibuk. Bagaimana jika supirku yang menjemput?”

“Supir? Tidak! Aku ingin kau yang datang, Morino. Apa kau tidak rindu padaku? Aku sengaja pulang untukmu. Sudah lama aku menantikan ini. Kenapa kau sulit sekali meluangkan waktu untukku? Kau malah menyuruh supir! Aku … …”

Morino menjauhkan ponsel dari telinganya. Begitulah Helena jika sudah kesal. Bisa sampai satu jam lamanya ia akan mengomel.

Morino menghela nafas panjang dan kasar.

“Ya, ya. Baiklah. Aku akan menjemputmu. Kau tunggu disana!” Morino langsung menutup telponnya.

“Ck! Menyusahkan saja. Kenapa dia harus pulang disaat seperti ini. Sial!” umpat Morino terlihat kesal.

Sebelum pergi, Morino memandang sesaat ke rumah Miko. ‘Aku akan kembali, Miko’.

Helena tak henti-hentinya memegang lengan Morino di dalam mobil. Morino yang tampak tidak nyaman hanya diam, dingin seperti biasanya.

Mereka duduk di kursi belakang sedan mewah milik Morino. Supir dengan tuxido dan sarung tangan putih memegang kemudi dengan sesekali melirik ke kaca spion di atasnya kearah Helena.

“Sayang, aku turut berduka atas kematian istrimu. Kau tidak perlu khawatir, aku akan membuatmu tidak lagi merasa kesepian” ucap Helena percaya diri.

“Aku tidak merasa kesepian” kata Morino agak ketus.

“Morino, ayolah! Sikapmu tidak pernah berubah dari dulu. Selalu dingin seperti ini padaku” ucap Helena yang kepalanya mulai bersandar pada pundak pria itu.

“Kau yang terlalu manja. Hentikanlah, Lena” ucap Morino risih.

“Aku tidak akan berhenti merayumu, sampai kau bersedia menjadi suamiku” tukas Helena berani.

Morino langsung memandang kearah Helena yang wajahnya tidak terlihat karena memendam di pundak pria itu..

“Lena, sudah lupakan saja pertunangan kita. Itu sudah lama dan sudah tidak berlaku lagi” ujar Morino setengah kesal.

“Enak saja. Itu masih berlaku untukku”

‘Cih!’ Morino kemudian membuang wajah ke arah kaca jendela. Wanita ini terlalu percaya diri, pikir Morino.

Helena, memang wanita dengan kecantikan yang menggoda. Ia adalah artis papan atas di Negeri tetangga. Namun sedari dulu semenjak orang tua Helena dan Kakek Morino bersahabat dan berniat menjodohkan dua insan ini, Morino tidak sedikitpun tertarik pada Helena. Entah karena sikap Helena yang terlalu manja, atau terlalu berani untuknya. Yang jelas Morino selalu menghindarinya.

“Kau akan chek in dimana? Biar kuantar. Setelah itu aku langsung pulang” tanya Morino sesaat.

“Chek in? Sayang, aku akan bermalam dirumahmu. Itu yang Ayahku pesankan padaku” protes Helena.

“Tidak! Aku akan memesankan kamar untukmu di Hotel langgananku” tukas Morino.

Morino sudah akan mengetik jemari di ponselnya untuk memesan kamar.

Helena buru-buru mengambil ponsel milik Morino.

“Aku tidak ingin tidur di Hotel. Beri aku kesempatan bersamamu satu malam saja!” paksa Helena.

“Helena! Kau bisa mencari pria lain di luar sana! Bukankah kekasihmu juga banyak. Aku sedang tidak ing-”

Tiba-tiba Helena mencium bibir Morino. Tangan sebelahnya memegang sesuatu dibawah sana milik pria itu, meremasnya perlahan membuat tubuh Morino sedikit menegang.

Morino mendorong pelan pundak Helena, memutus tautan bibir wanita itu yang tengah bergairah. berusaha menghindarinya. “Lena, tolonglah. Aku sedang tidak ingin seperti ini. Sudahlah!”

Helena merajuk mendelik menatap pria di depannya. Kemudian ia diam dan memalingkan wajahnya ke kaca mobil.

“Kita ke Hotel Prixons” perintah Morino pada supir.

Malam berikutnya, Morino kembali memantau Miko dari atas rumah tua.

Morino seolah menikmati kegiatannya memantau wanita yang menjadi incarannya saat ini. Sebenarnya mudah saja bagi Morino untuk menculik atau mendatangi wanita itu langsung. Namun ia belum menginginkan hal seperti itu. Morino memiliki kenikmatan dan kepuasan tersendiri dengan memantau aktifitas Miko dari kejauhan. Pria itu terkadang tertawa sendiri ketika membuat wanita itu ketakutan, atau melihat ekspresi Miko yang kaget ketika kelakuan Morino menjadi sebuah kejutan untuk Miko. Ia benar-benar menikmati suasana pengintaian itu.

Selain memantau dari kejauhan. Diam-diam Morino juga memasang CCTV tersembunyi dibeberapa ruangan di rumah baru Miko. Tak sulit untuknya memasuki rumah Miko ketika wanita itu pergi.

Morino menyambungkan CCTV di rumah Miko ke handphone miliknya. Ia bisa memantau Miko kendati tengah bekerja atau ketika di pengadilan.

 * * *

Di sebuah ruang pertemuan sebuah kantor. Morino berada di balkon gedung lantai dua puluh lima. Ia tengah rehat dari rapat besar antar Investor dan para pengusaha kelas atas. Beberapa orang penting yang juga sedang istirahat terlihat lalu lalang mengisi waktu rehat mereka. Ada yang memakan kudapannya, ada juga yang berbincang santai.

Morino, pria itu terlihat sedang tersenyum sendiri melihat handphonenya. Ia melihat kelakuan Miko yang menurutnya menggemaskan bersama Marble.

Miko saat itu tidak menyadari jika dirinya tengah di pantau oleh Morino dengan CCTV tersembunyi. Dokter cantik itu memakai terusan kaos berwarna pink muda sebatas lutut. Kaos yang dikenakan agak membentuk tubuhnya, hingga sedikit menggoda. Rambutnya indah digerai, ia sedang menggoda Marble di sofa mungil miliknya.

‘Dia sangat menggoda dengan pakaian itu’ batin Morino sambil tersenyum.

Tiba-tiba seorang wanita berpenampilan berkelas mendekatinya.

“Sepertinya seru sekali yang sedang anda lihat, Tuan Morino?” sapa wanita itu.

Morino yang tersentak kaget buru-buru menyembunyikan ponselnya.

“Nyonya Cylia?” sapa Morino sedikit gugup sambil menatap wanita itu.

Ciylia, Wanita dengan kekayaan yang melimpah. Kekayaannya dua kali lipat dari Morino. Sudah lama ia menyukai Morino tapi Morino selalu bersikap dingin padanya. Ia sudah bersuami, namun suaminya sering bermain wanita hingga ia tidak lagi memperdulikan suaminya dan mencari kesenangan sendiri.

Wanita itu menggeser kursi kosong yang ada disana.

“Boleh aku duduk disamping anda?” tanya wanita itu dengan anggun.

“Ah, ya. Silakan. Tapi rapatnya sebentar lagi akan dimulai, bukan?” ucap Morino.

“Ya. Tapi bukankah kita yang menentukan rapat itu. Kita adalah jajaran tertinggi, Tuan Morino” Wanita itu mengeluarkan rokok dari dalam tasnya. Tak berapa lama ia menyalakan dan menghisapnya.

“Ya, aku tahu” Morino menunduk menghindari kontak mata dengan wanita itu.

“Tuan Morino. Apa kau ada waktu malam nanti? Aku ada pesta kecil-kecilan di kapal pesiarku. Apa kau mau datang sebentar untuk ikut memeriahkan?” tawar wanita itu di sela asap tipis dari bibirnya.

“Maaf Nyonya Cylia. Bukan aku menolak, tapi sepertinya aku agak sibuk nanti malam. Mungkin kau bisa mengajak yang lain untuk penggantiku. Maaf, tapi sepertinya rapatnya akan dimulai” Morino berdiri dari duduknya dan langsung kembali ke ruang rapat.

Wanita itu sendiri di luar balkon, menghempaskan kasar asap rokoknya sambil memincingkan matanya. ‘Hah, pria itu memang benar-benar sulit di sentuh’

Terpopuler

Comments

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

kl udah tau siapa morino, pasti dia bersyukur gak deket2 morino

2024-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Istri Pengacara
2 BAB 2 - VISUAL
3 BAB 3 - Kunjungan Penjara
4 BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5 BAB 5 - Yang sebenarnya
6 BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7 BAB 7 - Dia menyukaimu
8 BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9 BAB 9 - Ledakan mobil
10 BAB 10 - Rencana pindah
11 BAB 11 - Pindah rumah
12 BAB 12 - Helena
13 BAB 13 - Perampok
14 BAB 14 - Tertangkap
15 BAB 15 - Dirumah Morino
16 BAB 16 - Pernikahan
17 BAB 17 - Bulan madu
18 BAB 18 - VISUAL
19 BAB 19 - Miko terusir
20 BAB 20 - Kesadisan Morino
21 BAB 21 - Masa kecil
22 BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23 BAB 23 - Belum siap
24 BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25 BAB 25 - Ketakutan
26 BAB 26 - Osborn
27 BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28 BAB 28 - Kelakuan Key
29 BAB 29 - Morino ditangkap
30 BAB 30 - Mencari kebenaran
31 BAB 31 - Curiga
32 BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33 BAB 33 - Menemui Cylia
34 BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35 BAB 35 - Surat dari Anie
36 BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37 BAB 37 - VISUAL
38 BAB 38 - Kediaman Morgan
39 BAB 39 - Pasien
40 BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41 BAB 41 - Rekaman
42 BAB 42 - VISUAL
43 BAB 43 - Penggoda
44 BAB 44 - Godaan Becky
45 BAB 45 - Penyakit Miko
46 BAB 46 - Masuk rumah
47 BAB 47 - Tragedi Lemari
48 BAB 48 - Menyimpan berita
49 BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50 BAB 50 - Tenggelam
51 BAB 51 - Penjelasan Jericho
52 BAB 52 - Kamar hotel
53 BAB 53 - Jebakan
54 BAB 54 - Membuktikan
55 BAB 55 - Tugas untuk Miko
56 BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57 BAB 57 - Kepercayaan
58 BAB 58 - Kediaman Josen
59 BAB 59 - di penginapan
60 BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61 BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62 BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63 BAB 63 - Jericho Tertembak
64 BAB 64 - Tidak berharga
65 BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66 BAB 66 - Sebuah kesalahan
67 BAB 67 - Suasana canggung
68 BAB 68 - Kembali kerumah
69 BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70 BAB 70 - Anderson
71 BAB 71 - Kepingan puzzle
72 BAB 72 - Pria misterius
73 BAB 73 - Kesalahan
74 BAB 74 - VISUAL
75 BAB 75 - Insting Leo
76 BAB 76 - Miko menghilang?
77 BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78 BAB 78 - Bertemu Black Joe
79 BAB 79 - Lukisan
80 BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81 BAB 81 - Pria di dekat Julia
82 Bab 82
83 BAB 83 - Kegagalan
84 BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85 BAB 85 - Seperti semua akan berakhir
Episodes

Updated 85 Episodes

1
BAB 1 - Istri Pengacara
2
BAB 2 - VISUAL
3
BAB 3 - Kunjungan Penjara
4
BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5
BAB 5 - Yang sebenarnya
6
BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7
BAB 7 - Dia menyukaimu
8
BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9
BAB 9 - Ledakan mobil
10
BAB 10 - Rencana pindah
11
BAB 11 - Pindah rumah
12
BAB 12 - Helena
13
BAB 13 - Perampok
14
BAB 14 - Tertangkap
15
BAB 15 - Dirumah Morino
16
BAB 16 - Pernikahan
17
BAB 17 - Bulan madu
18
BAB 18 - VISUAL
19
BAB 19 - Miko terusir
20
BAB 20 - Kesadisan Morino
21
BAB 21 - Masa kecil
22
BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23
BAB 23 - Belum siap
24
BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25
BAB 25 - Ketakutan
26
BAB 26 - Osborn
27
BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28
BAB 28 - Kelakuan Key
29
BAB 29 - Morino ditangkap
30
BAB 30 - Mencari kebenaran
31
BAB 31 - Curiga
32
BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33
BAB 33 - Menemui Cylia
34
BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35
BAB 35 - Surat dari Anie
36
BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37
BAB 37 - VISUAL
38
BAB 38 - Kediaman Morgan
39
BAB 39 - Pasien
40
BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41
BAB 41 - Rekaman
42
BAB 42 - VISUAL
43
BAB 43 - Penggoda
44
BAB 44 - Godaan Becky
45
BAB 45 - Penyakit Miko
46
BAB 46 - Masuk rumah
47
BAB 47 - Tragedi Lemari
48
BAB 48 - Menyimpan berita
49
BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50
BAB 50 - Tenggelam
51
BAB 51 - Penjelasan Jericho
52
BAB 52 - Kamar hotel
53
BAB 53 - Jebakan
54
BAB 54 - Membuktikan
55
BAB 55 - Tugas untuk Miko
56
BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57
BAB 57 - Kepercayaan
58
BAB 58 - Kediaman Josen
59
BAB 59 - di penginapan
60
BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61
BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62
BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63
BAB 63 - Jericho Tertembak
64
BAB 64 - Tidak berharga
65
BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66
BAB 66 - Sebuah kesalahan
67
BAB 67 - Suasana canggung
68
BAB 68 - Kembali kerumah
69
BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70
BAB 70 - Anderson
71
BAB 71 - Kepingan puzzle
72
BAB 72 - Pria misterius
73
BAB 73 - Kesalahan
74
BAB 74 - VISUAL
75
BAB 75 - Insting Leo
76
BAB 76 - Miko menghilang?
77
BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78
BAB 78 - Bertemu Black Joe
79
BAB 79 - Lukisan
80
BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81
BAB 81 - Pria di dekat Julia
82
Bab 82
83
BAB 83 - Kegagalan
84
BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85
BAB 85 - Seperti semua akan berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!