BAB 19 - Miko terusir

“Sepertinya kau ada masalah dengannya. Maaf merusak suasana” ucap Dexton dengan cerutu di sela jemarinya. Duduknya menyilang.

“Justru kau menolongku. Aku malas berdebat dengannya”

“Dia, bekas tunanganmu yang pernah kau ceritakan waktu itu?”

“Tidak. Sebenarnya dia menganggapnya begitu. Tapi aku tidak tertarik dengannya. Dia masih ku hormati karena ayahnya sudah seperti anak angkat kakekku. Kakekku dan ayahnya yang dulu mengatur perjodohanku dengannya. Itu semua tanpa persetujuanku. Tapi sekarang aku sudah memiliki Miko, Helena bukan lagi siapa-siapaku”

“Kau tidak tertarik dengannya? Bukankah dia cantik?” tanya Dexton heran.

“Cantik menurut kebanyakan orang. Tapi tidak untuk versiku” Morino mulai menyalakan rokoknya.

Morino tiba-tiba menoleh kearah Dexton. “Kalau kau suka, ambillah dia untukmu” Morino menyeringai.

“Tidak, terimakasih” Dexton sedikit tertawa.

Ketika malam telah pekat meninggi,

Morino kembali ke kamarnya. Tetapi kamar itu di kunci dari dalam oleh Miko.

“Miko! Hey, bukalah pintunya!” panggil Morino dari luar kamar.

“Aaah. Aku sudah tidur” jawab Miko malas.

“Bukalah pintunya!”

“Bukankah kau sendiri yang bilang, kalau aku belum siap untuk melakukan itu, kau akan menungguku siap. Malam ini aku belum siap dan sangat lelah” jawab Miko dari dalam kamar dan tidak beranjak dari ranjang Morino.

“Aku hanya ingin tidur. Aku tidak akan menganggumu malam ini, tapi biarkan aku tidur diranjangku”

Morino tidak mendapat jawaban dari Miko.

“Miko? Hey! Miko, apa kau sudah tidur?” Morino menaik turunkan handle pintu.

Morino tidak lagi mendengar suara dari dalam kamar. ‘Ck, sial. Dia pasti sudah tidur’

Morino menuruni tangga mencari kamar lain untuk tidur.

Dua hari setelahnya,

Morino harus menghadiri sidang dua hari berturut-turut. Ia belum sempat bertemu Miko.

Di persidangan, Morino sempat-sempatnya melihat foto di galeri handphonenya, semua berisi foto Miko. Ia akan tersenyum sendiri memandangnya. ‘Aku rindu padanya’ gumamnya membatin.

Akhirnya Morino sampai ke rumahnya. Ia buru-buru turun dari mobil. Rasa rindunya sudah menggebu ingin bertemu istrinya.

Tapi Morino harus terkejut untuk yang kedua kalinya ketika di ruang tengah ia mendapati Helena dengan tatapan sinis duduk dengan segelas minuman di tangannya.

“Lena! Apa lagi yang kau lakukan disini?!” tanya Morino terlihat tidak suka.

“Menunggumu” jawabnya singkat.

“Jemmy! Eric! Aku akan memecat kalian!. Kenapa kalian membiarkan wanita ini masuk ke rumahku lagi!” pekik Morino.

Morino tak ambil pusing dengan wanita itu. Ia segera naik ke lantai atas untuk menemui Miko.

Tapi baru juga sampai di anak tangga yang kedua Helena berdiri dan berkata,

“Apa kau mencari Doktermu?” tanya Helena dengan tatapan sinis di matanya.

Morino hanya diam sambil menoleh kearah Helena. Langkahnya berhenti sesaat.

“Percuma, dia sudah tidak ada di kamarmu” ujar Helena membuat Morino membulatkan matanya.

“Bicara apa kau?!”

Morino tetap naik ke lantai atas sambil memanggil-manggil Miko. Tetapi benar apa yang di katakan Helena, Miko sudah tidak lagi berada di kamarnya, bahkan dimanapun di rumah itu.

Morino turun dengan kemarahan yang sangat.

“Dokter jiwamu itu mengatakan hal yang aneh padaku. Dia bilang dia adalah istrimu! Hah, lelucon apa itu. Sepertinya dia yang memiliki penyakit jiwa”

Morino langsung mendekati Helena dengan sorot mata yang menyeramkan.

“Bisa-bisanya bilang dia is-”

Tanpa di duga sama sekali oleh wanita itu, Morino mencengkram kuat leher Helena.

“Aaakh!” pekik Helena dalam nafasnya tercekat dan berusaha membuka cengkraman Morino.

“Dimana dia?!” mata Morino seolah pedang yang menghunus ke mata wanita itu.

“A-aku ti-dak ta-hu” suara Helena samar parau terdengar.

“Kau apakan Miko!” kali ini suara Morino yang menyeramkan.

Helena tidak menjawabnya. Matanya menyiratkan ketakutan

Morino mendorong tubuh Helena ke sofa hingga Helena membentur sandaran sofa. Morino mengurung Helena di sofa.

“Apa yang kau lakukan padanya!” tanya Morino hampir berteriak. Matanya tajam mendelik menatap wanita itu.

“A-aku mengusirnya!. Morino, kenapa kau harus semarah ini?!” wajah Helena kini menampakan kengerian pada pria itu.

“Kau apa?”

“Aku, aku me-”

PAAK!

Sebuah tamparan pedas mendarat di pipi Helena. Wanita itu memegang pipinya sambil menahan perih. Matanya mulai berkaca-kaca.

“Morino! Apa spesialnya dia dibanding aku! Aku akan mengadukan hal ini ke Ayahku! Aku bersumpah tidak akan membiarkan wanita itu menjadi milikmu! Aku juga akan membuatmu menderita!” ancam Helena di tengah kepedihannya.

Morino meraup kerah atas pakaian Helena dengan kedua tangannya. Wajah Morino mendekat ke wanita itu. Helena membulatkan mata ketakutan.

“Aku sudah sangat menderita. Kau tidak perlu repot-repot lagi! Dan aku memang sudah menikahinya. Dia memang istriku! Kau me-nger-ti!”

Morino menghempaskan kasar Helena kelantai.

“JEMMY! BAWA DIA KELUAR!” teriaknya pada pria berjas hitam di depan pintu.

Mata Helena membelalak tak percaya.“Kau-Kau sudah menikahinya?! apa-apaan itu Morino!. Tapi-tapi kapan kau menikah! Kenapa aku tidak tahu!”

“Kau hanya akan merusak rencanaku bila tahu!”

Pria berbadan kekar yang sudah berada disana akan menyentuh lengan Helena untuk membawanya pergi. Tapi Helena buru-buru menghempaskan tangan pria itu.

“Aku bisa keluar sendiri!. pekiknya. “Morino! Kau akan membayar perlakuanmu padaku hari ini! Ayahku tidak akan tinggal diam!”

“Aku tidak takut pada Ayahmu! Atau kakekmu atau kakek kakek buyut sialanmu!” Morino menaiki tangga sambil mengoceh kesal.

Di kamar, Morino duduk di pinggir ranjang. Memandangi selimut yang pernah dipakai Miko. Ia mencium selimut itu. Harum tubuh Miko masih tercium di selimut itu. Beberapa menit kemudian Morino melempar kasar selimut, bantal dan guling ke lantai diiringi teriakan marah.

Pria itu terlihat sangat geram karena kehilangan Miko.

Beberapa kali Morino mencoba menghubungi Miko tapi ponsel wanita itu tidak aktif. Morino juga kerumah Miko, tapi wanita itu juga tidak ada disana. Di rumah sakit, semua tidak ada yang tahu keberadaan Miko, karena masa cutinya memang belum habis.

Di sebuah pinggir danau yang sepi, Morino berdiri menatap danau yang tenang, ia meraup rambutnya kasar.

“Aaarrgh!” teriaknya keras. ‘Dimana kau Miko!’ ucapnya lagi lirih.

Tiba-tiba sebuah perasaan yang ia benci muncul. Perasaan yang membuatnya sakit dan seolah tidak mampu di kontrolnya.

Perasaan ingin membunuh …. yang datang acap kali ia geram dengan sesuatu.

Matanya berubah kosong dan tajam. Ia akan mencari korban selanjutnya untuk dijadikan pemuas rasa membunuhnya.

“Siapa penjahat yang akan kudatangi kali ini” gumamnya menyeramkan.

 

Di sebuah ruangan dengan penerangan agak redup. Ruangan tersebut tidak terlalu besar. Di tengahnya ada sebuah Brankar (tempat tidur untuk memindahkan pasien di Rumah sakit). Di pinggir dekat dinding, alat-alat tajam terbuat dari stenlis berjejer rapih.

Pisau berbagai ukuran sudah tersedia di atas meja. Ada pula beberapa kursi kayu, dan satu kursi dengan kabel-kabel di dekat dinding. Pemandangan yang membuat siapapun yang memasuki ruangan itu bergidik.

Seorang pria agak gemuk, berjas coklat di geret masuk kedalam ruangan oleh seorang pria agak botak. Di belakangnya Morino mengikuti masuk kedalam ruangan.

Wajah pria berjas coklat tersebut sudah berdarah darah dan banyak lebam di sekitaran matanya. Ia masih hidup, namun sudah sangat lemah akibat di hantam terlalu keras.

“Ikat dia di kursi!” perintah Morino pada pria yang kerap kali memegang kemudi setir mobilnya. Ia memerintahkan Bors agar meletakkan pria berjas coklat di kursi dan mengikatnya dengan lakban.

Terpopuler

Comments

Ummu Saif

Ummu Saif

rumah morino ga ada satpamnya kali

2024-12-18

0

🌸ReeN🌸

🌸ReeN🌸

🙈🙈🙈🙈

2024-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Istri Pengacara
2 BAB 2 - VISUAL
3 BAB 3 - Kunjungan Penjara
4 BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5 BAB 5 - Yang sebenarnya
6 BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7 BAB 7 - Dia menyukaimu
8 BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9 BAB 9 - Ledakan mobil
10 BAB 10 - Rencana pindah
11 BAB 11 - Pindah rumah
12 BAB 12 - Helena
13 BAB 13 - Perampok
14 BAB 14 - Tertangkap
15 BAB 15 - Dirumah Morino
16 BAB 16 - Pernikahan
17 BAB 17 - Bulan madu
18 BAB 18 - VISUAL
19 BAB 19 - Miko terusir
20 BAB 20 - Kesadisan Morino
21 BAB 21 - Masa kecil
22 BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23 BAB 23 - Belum siap
24 BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25 BAB 25 - Ketakutan
26 BAB 26 - Osborn
27 BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28 BAB 28 - Kelakuan Key
29 BAB 29 - Morino ditangkap
30 BAB 30 - Mencari kebenaran
31 BAB 31 - Curiga
32 BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33 BAB 33 - Menemui Cylia
34 BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35 BAB 35 - Surat dari Anie
36 BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37 BAB 37 - VISUAL
38 BAB 38 - Kediaman Morgan
39 BAB 39 - Pasien
40 BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41 BAB 41 - Rekaman
42 BAB 42 - VISUAL
43 BAB 43 - Penggoda
44 BAB 44 - Godaan Becky
45 BAB 45 - Penyakit Miko
46 BAB 46 - Masuk rumah
47 BAB 47 - Tragedi Lemari
48 BAB 48 - Menyimpan berita
49 BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50 BAB 50 - Tenggelam
51 BAB 51 - Penjelasan Jericho
52 BAB 52 - Kamar hotel
53 BAB 53 - Jebakan
54 BAB 54 - Membuktikan
55 BAB 55 - Tugas untuk Miko
56 BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57 BAB 57 - Kepercayaan
58 BAB 58 - Kediaman Josen
59 BAB 59 - di penginapan
60 BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61 BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62 BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63 BAB 63 - Jericho Tertembak
64 BAB 64 - Tidak berharga
65 BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66 BAB 66 - Sebuah kesalahan
67 BAB 67 - Suasana canggung
68 BAB 68 - Kembali kerumah
69 BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70 BAB 70 - Anderson
71 BAB 71 - Kepingan puzzle
72 BAB 72 - Pria misterius
73 BAB 73 - Kesalahan
74 BAB 74 - VISUAL
75 BAB 75 - Insting Leo
76 BAB 76 - Miko menghilang?
77 BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78 BAB 78 - Bertemu Black Joe
79 BAB 79 - Lukisan
80 BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81 BAB 81 - Pria di dekat Julia
82 Bab 82
83 BAB 83 - Kegagalan
84 BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85 BAB 85 - Seperti semua akan berakhir
Episodes

Updated 85 Episodes

1
BAB 1 - Istri Pengacara
2
BAB 2 - VISUAL
3
BAB 3 - Kunjungan Penjara
4
BAB 4 - Pertemuan dengan Morino
5
BAB 5 - Yang sebenarnya
6
BAB 6 - Psikopat itu ternyata...
7
BAB 7 - Dia menyukaimu
8
BAB 8 - Pertemuan dengan sang Psikopat
9
BAB 9 - Ledakan mobil
10
BAB 10 - Rencana pindah
11
BAB 11 - Pindah rumah
12
BAB 12 - Helena
13
BAB 13 - Perampok
14
BAB 14 - Tertangkap
15
BAB 15 - Dirumah Morino
16
BAB 16 - Pernikahan
17
BAB 17 - Bulan madu
18
BAB 18 - VISUAL
19
BAB 19 - Miko terusir
20
BAB 20 - Kesadisan Morino
21
BAB 21 - Masa kecil
22
BAB 22 - Kepahitan masa lalu
23
BAB 23 - Belum siap
24
BAB 24 - Ruang di belakang garasi
25
BAB 25 - Ketakutan
26
BAB 26 - Osborn
27
BAB 27 - Anak Duta besar yang kurang ajar
28
BAB 28 - Kelakuan Key
29
BAB 29 - Morino ditangkap
30
BAB 30 - Mencari kebenaran
31
BAB 31 - Curiga
32
BAB 32 - Ketakutan sang Detektif
33
BAB 33 - Menemui Cylia
34
BAB 34 - Menghubungi Kakek Morino
35
BAB 35 - Surat dari Anie
36
BAB 36 - Terungkapnya pengkhianatan
37
BAB 37 - VISUAL
38
BAB 38 - Kediaman Morgan
39
BAB 39 - Pasien
40
BAB 40 - Morino bebas dari tuduhan
41
BAB 41 - Rekaman
42
BAB 42 - VISUAL
43
BAB 43 - Penggoda
44
BAB 44 - Godaan Becky
45
BAB 45 - Penyakit Miko
46
BAB 46 - Masuk rumah
47
BAB 47 - Tragedi Lemari
48
BAB 48 - Menyimpan berita
49
BAB 49 - Miko menenangkan Eve
50
BAB 50 - Tenggelam
51
BAB 51 - Penjelasan Jericho
52
BAB 52 - Kamar hotel
53
BAB 53 - Jebakan
54
BAB 54 - Membuktikan
55
BAB 55 - Tugas untuk Miko
56
BAB 56 - Tidak membunuh lagi
57
BAB 57 - Kepercayaan
58
BAB 58 - Kediaman Josen
59
BAB 59 - di penginapan
60
BAB 60 - Perjalanan mencari 3 anak Josen
61
BAB 61 - Perasaan terpendam Jericho
62
BAB 62 - Rasa yang tersiksa
63
BAB 63 - Jericho Tertembak
64
BAB 64 - Tidak berharga
65
BAB 65 - Berkumpul anak Josen
66
BAB 66 - Sebuah kesalahan
67
BAB 67 - Suasana canggung
68
BAB 68 - Kembali kerumah
69
BAB 69 - Pertemuan Jericho dengan Julia
70
BAB 70 - Anderson
71
BAB 71 - Kepingan puzzle
72
BAB 72 - Pria misterius
73
BAB 73 - Kesalahan
74
BAB 74 - VISUAL
75
BAB 75 - Insting Leo
76
BAB 76 - Miko menghilang?
77
BAB 77 - Miko di tempat Black Joe
78
BAB 78 - Bertemu Black Joe
79
BAB 79 - Lukisan
80
BAB 80 - Tertangkapnya Black Joe
81
BAB 81 - Pria di dekat Julia
82
Bab 82
83
BAB 83 - Kegagalan
84
BAB 84 - Pembalasan dari Morino
85
BAB 85 - Seperti semua akan berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!