“Kau tidak perlu berterimakasih padaku. Karena aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu” ucapnya perlahan.
Miko tercekat sejenak. Bingung dengan yang diucapkan dan dilakukan pria itu.
Kemudian Morino beranjak lalu melangkah menuju pintu kamar.
Tapi, tangan dan kaki Miko masih terikat lakban.
“Hey! Setidaknya bukakan ikatanku!” teriakan Miko tidak digubris oleh pria itu.
Setelah pintu kamar ditutup. Miko dengan kesendiriannya hanya bisa duduk pasrah di ranjang. ‘Berati dia yang kemarin menembak kedua pria itu’ pikirnya.
Miko mencari cara untuk membuka lakban di tangannya. Ia menggerakkan tubuhnya seperti ulat. Ia melihat ke meja kerja Morino, barangkali ada benda tajam untuk membuka lakban ikatannya.
Tapi ia tidak menemukan apapun. Akhirnya ia hanya bisa pasrah menunggu pria itu kembali.
Sore meninggi, melukiskan warna jingga di langit dari jendela kamar Morino.
Tanpa sengaja Miko tertidur dengan kondisi terikat. Ia belum memakan apapun hingga sore.
Tiba-tiba mata wanita itu membuka dan menangkap wajah Morino di depannya.
“Bangunlah! Kau belum makan dari tadi pagi” sapa pria itu.
Miko terkejut bukan main. Ia bangkit dan duduk dengan lemah. Rambut wanita itu sedikit berantakan. Wajahnya agak pucat menahan lapar. Tapi ia hanya diam kesal dengan pria di depannya.
Morino duduk di pinggir ranjang. Ia membawakan sekotak Cheese cake dan sebotol minuman rasa Sarsaparilla, kesukaan Miko.
Miko terdiam sejenak. Dia tak menyangka pria itu akan perhatian padanya. Miko hanya mengerutkan alisnya melihat makanan dan minuman yang dibawa Morino.
“Kenapa? Kau tidak suka? Baiklah kalau tidak suka aku akan membuangnya” Morino beranjak berdiri dari duduknya.
“Aku suka! Aku su-ka” entah sadar atau tidak, suara Miko agak keras menahan makanan itu agar tetap disana. Apa pria itu tidak sadar jika Miko sudah menelan sesuatu di tenggorokannya sejak kue itu di perlihatkan padanya.
Morino tersenyum dengan sudut bibirnya. Kemudian ia kembali duduk di sebelah Miko.
“Bagaimana aku akan makan?” tanya Miko mengisyaratkan kedua tangannya yang terikat.
“Buka mulutmu!” ucap Morino sambil menyendok kue di kotak itu. Belum lagi sampai ke mulut Miko, ia sudah bisa membayangkan betapa lembutnya Cheese cake itu.
“Apa kau serius akan menyuapiku?” tanya Miko.
“Buka saja mulutmu! Berisik!”
Miko terpaksa membuka mulutnya, kemudian Morino menyuapinya. Mata Miko sedikit membulat. Alisnya menaik. ‘Dia, dia benar-benar menyuapiku? Ada apa dengan pria ini?’
Seketika kue itu lumer di mulut Miko. Tanpa sadar ekspresi Miko menunjukan ia sangat menyukai kue itu.
‘Ah, benar-benar lembut. Fix, Kue ini adalah kue terenak yang pernah kumakan sepanjang hidupku’ gumam Miko di batinnya.
“Kau suka?”
Miko mengangguk pasti, dengan pipi yang gembung dengan kue di dalamnya.
Pria itu memandang wajah Miko. Kemudian tiba-tiba mendekatkan jemarinya ke kening Miko. Miko memundurkan kepalanya agak takut.
Tetapi benar-benar diluar dugaan. Morino justru menyingkirkan rambut yang sedikit berantakan dan berhamburan menghalangi wajah Miko. Pria itu menyelipkannya ke belakang telinga wanita itu.
‘Kenapa pria ini jadi romantis. Bukankah dia psikopat?’ batin Miko dengan keheranan.
“Hey, biarlah aku memakannya sendiri. Tolong buka saja ikatan tanganku” katanya pada pria yang masih memegang sekotak kue.
“Sudah diam saja!” tukas Morino sambil terus menyuapi Miko kue keju nan lembut itu.
Setiap suapan yang pria itu berikan pada Miko. Matanya tak lepas memandangi wajah wanita itu.
Sesaat, ia mencandai Miko. Ia sudah akan menyuapkan sesendok kue, namun ketika Miko membuka mulut siap akan melahap kue itu, Morino memundurkan sendoknya. Membuat Miko malu dan mendelik menatap pria itu.
Morino tersenyum kecil dengan sudut bibirnya.
“Wajahmu jelek bila seperti itu” ucap Morino.
“Tolong jangan mengerjaiku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa dengan tangan seperti ini”
“Sudah cepat habiskan kue ini” ujar Morino.
Sampai kue itu habis, Morino juga memberi minuman pada Miko lewat sedotan yang mengalir ke botol minuman segar di depannya.
Morino mengelap mulut Miko dengan tisu.
‘Apa-apaan pria ini. Kenapa dia sangat lembut dan perhatian?’ Miko semakin heran.
“Sudah. Tidurlah lagi. Besok pagi kau ikut denganku”
“Hey, aku baru bangun. Aku tidak akan bisa tidur lagi!” tolak Miko.
“Yasudah, berdiamlah diatas ranjangku sampai pagi!” Morino yang akan melangkah keluar kamar harus membalik badannya karena teriakan Miko.
“Morino! Tolonglah! Aku akan menuruti keinginanmu! Aku tidak akan kabur lagi. Tapi jangan kau ikat aku seperti ini!” pinta Miko memelas diatas ranjang.
“Benarkah kau akan menuruti semua keinginanku? Aku memang sudah memiliki rencana untukmu”
Tetapi Morino hanya mengatakan sedikit kalimat, kemudian kembali membalik badan, tetap melangkah keluar kamar dan menutup pintunya tanpa menuruti keinginan Miko.
“Ck! Sial!” decak Miko.
Paginya, Miko yang kembali membuka matanya agak kaget dengan keadaannya. Tangan dan kakinya sudah tidak terikat lagi. Ia bangkit dari rebahnya. Dilihatnya di samping ranjang, sudah ada food trolley (meja dorong) yang diatasnya sudah tersedia sarapan ala restoran bintang lima.
“Apa ini?” tanya Miko pada dirinya sendiri. “Apa ini semua untukku?”
Tiba-tiba ponsel di sebelahnya berdenyit. Ia tahu pasti pesan masuk dari Morino.
-Makanlah sarapanmu. Setelah itu mandilah. Pakai pakaian yang kusediakan di kotak putih, kemudian aku tunggu di bawah. Kita akan pergi ke sebuah tempat-
Miko mengerjakan semua yang diperintah Morino.
Namun matanya sedikit membulat ketika melihat sebuah gaun panjang indah berwarna putih keemasan di dalam kotak berwarna putih. Dengan alis mengerut, Miko merentangkan gaun panjang itu.
‘Apa ini? Seperti gaun pengantin?’ gumamnya heran. “Apa aku memakai ini?”
Tapi Miko mencoba melakukan apa yang disuruh Morino. Ia sedikit menyimpan rasa takut pada pria itu.
Setelah Miko mengenakan gaun mewah itu. Ia membuka pintu kamar. Kemudian turun ke lantai bawah.
Di rumah yang mewah itu ia tidak melihat Morino dimanapun. Tetapi seorang yang berpakaian pelayan menghampirinya dan menyapanya. Ia memberitahu jika Morino menunggunya di depan teras.
“Anda persis seperti Cinderella, Nona” ucap pelayan yang berada disana.
Miko hanya tersenyum mendengar pujian itu.
Miko segera bergegas ke teras. Ia mendapati Morino yang sudah duduk di kursi belakang di dalam mobilnya. Penampilan Morino juga sangat elegan. Miko mendekati mobil yang pintunya sudah dibuka, seakan-akan memang menunggu dirinya.
Di belakang mobil mewah Morino beberapa mobil sedan hitam juga sedang memasuki halaman. Seolah akan berangkat beriringan. Beberapa pria berjas hitam rapih memasuki mobil. Mereka semua bawahan Morino.
“Masuk!” perintah Morino pada Miko.
Miko masuk dan duduk di kursi belakang di sebelah pria itu. “Kita akan kemana? Apa kita akan ke pesta? Kenapa gaunku seperti pengantin begini?” tanya Miko sambil menutup pintu mobil.
“Ya. Pesta pernikahan” jawab Morino singkat tanpa memandang wajah Miko.
“Pernikahan siapa?” selidik Miko lagi.
Morino menoleh kearah Miko,
“Pernikahan kita”
HA?!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
🌸ReeN🌸
astaga... kasihan bgt miko, nikah paksa namanya
2024-12-14
0