Setelah selesai makan Nara bermaksud membantu Kaila mencuci piring,namun David menahannya dengan satu alasan Junio.
Junio kembali mendekati kedua orang tuannya dan bermain bersama David,Nara hanya memperhatikan sesekali senyumnya menghias wajahnya.
"Papa lihat Mama cantik kalau senyum."kata Junio
"Benarkah?"tanya David
Kaila bermaksud menginap malam ini namun Ronald tidak mengijinkan,akhirnya Kaila pamit pulang namun dia minta kepada Ronald untuk pulang kerumah karena ingin menemui ayahnya besok pagi dan berbicara kepada Renata.
Ronald tidak bisa membantah karena ini menyangkut David dan anaknya,Junio adalah penerus tahta dalam kerjaan bisnisnya.
"Apa yang ingin kamu bicarakan kepada Renata?"tanya Ronald
"Aku cuma minta dia memahami,secara dia sudah divonis tidak bisa mengandung lagi,namun juga tidak berarti keluarga akan mengusirnya.Ayah sangat dingin padanya tapi ayah juga menyayanginya,bahkan Ibu tidak pernah sekalipun berbicara buruk,malah masih berharap David memiliki anak darinya."jawab Kaila
"Aku yakin David masih mencintainya."kata Ronald
"Aku tahu,bagi Ayah kelahiran Junio sudah ditunggu sejak Ayah tahu David pernah menjalin hubungan dengan Nara."
Ronal terkejut mendengarnya,tidak menyangka Ayah mertuanya begitu peduli pada Nara,Ronald berfikir bahwa Junio dan Nara sudah mendapatkan hak waris.
Setiba dirumah Kaila melihat Renata keluar dari kamar dengan memegang kepalanya,Kaila langsung menghampirinya dan meminta Ronald masuk kedalam kamarnya.
"Barusan kamu meminta Ronald masuk kekamarmu,apa aku salah dengar?"tanya Renata
"Kami sudah menikah."jawab Kaila
"A apa,menikah?"tanya Renata
"Sudahlah tidak usah dipikirkan."jawab Kaila mengambil air dan memberikan kepada Renata
"Terimakasih."kata Renata
Setelah meneguk minuman sampai habis Renata masih memegang kepalanya yang masih berdenyut,Kaila juga mencium bau alkohol meski tidak banyak,namun cukup untuk membuat sakit kepala.
"Ren,bagaimana perasaanmu kepada David setelah kamu tahu?"tanya Kaila
"Aku masih mencintainya meski perlahan mulai luntur,aku tidak tahu apa aku bisa bertahan nanti yang pasti selama David masih ingin mempertahankan aku akan tetap bersamanya."jawab Renata
"Kamu ini,kenapa sangat bodoh."kata Kaila
"Aku sudah menjadi bodoh saat mengenalnya."kata Renata sedikit bercanda
"Apa kamu berniat mengenal Nara?"tanya Kaila
"Tidak perlu,tapi aku akan memberi David ruang untuk bersamanya."kata Renata
"Kamu tidak cemburu?"tanya Kaila
"Cemburu hanya membuat badan sakit,jika David bahagia maka aku juga senang,selama lima tahun ini aku merasa dia kecewa dan pelan-pelan menjauh."kata Renata
"Sejak kapan?"tanya Kaila
"Dua tahun terakhir."jawab Renata
Kaila tidak menyadari bahwa keluarga Kakaknya sudah berada diujung jari namun Renata tetap bertahan,meski selama ini terlihat baik-baik saja Renata sangat pandai menutupinya,tidak jarang juga hidupnya terabaikan.
"Ren,jika kamu tidak tahan kamu bisa lari."Kata Kaila
"Maksudmu?"tanya Renata
"Cari kebahagiaanmu,entah dengan siapa atau kemana.Aku tidak mengusirmu hanya setelah mendengar ceritamu jika kamu tetap bertahan hanya akan membuatmu sakit hati."jawab Kaila
Renata merenung mendengar kata-kata Kaila,dia tidak salah,Renata bisa mencari kebahagiaannya sendiri tanpa ada embel-embel David,atau tanpa David mencarinya.
Hubungannya juga sudah sangat tidak hangat,apalagi saat ini Nara sudah memberinya anak laki-laki yang bisa meneruskan tahta kerajaan bisnisnya.
"Tidurlah,sepertinya beberapa hari kedepan dia tidak pulang anaknya sangat rewel hari ini,aku berkata sesungguhnya karena aku juga baru dari sana."kata Kaila
Renata hanya mengangguk dan beranjak menuju kedalam kamarnya kembali,setelah merenung beberapa saat dia sudah memutuskan untuk kembali menjadi relawan,bahkan kali ini akan lebih lama.
****
Junio masih belum tidur sampai lewat tengah malam,dia beralasan Papa akan meninggalkannya saat dia terbangun nanti.Nara sudah terlelap dikamarnya.David masih menemaninya,dia bahkan lupa memberi kabar kepada Renata.
"Junio ayo ini sudah malam."kata David
"Aku gak mau nanti Papa pergi."kata Junio pergi dari kamarnya menuju kamar Nara
David mengikutinya,melihat Junio merebahkan diri didekat Mamanya David juga ikut merebahkan dirinya,mungkin disini Junio bisa terlelap,dan benar tidak menunggu beberapa saat akhirnya Junio tertidur.
****
Renata sudah siap pergi,dia sengaja meninggalkan rumah lebih awal,bibirnya tersenyum karena keluarga David masih peduli padanya,mungkin dengan cara ini bisa membuat David lebih dekat dengan anaknya.
Rian sudah menunggu sarapan dimeja makan,dia merasa kesepian karena Kaila sudah menikah tidak ada lagi yang cerewet dirumah ini.
Kaila sudah bersiap dengan baju kantornya,melihat Ronald masih terlelap dia membiarkan,permainan bar-bar semalam mungkin membuatnya kelelahan.
"Ayah,bagaimana hari ini?"tanya Kaila
"Baik."jawab Rian
"Kai,Ayah ingin bertemu mereka."kata Rian
"Suruh saja mereka tinggal disini,Renata pergi selama sebulan Yah."kata Kaila
"Kemana?"tanya Rian
"Mungkin sedang mencari sesuatu yang hilang."jawab Kaila
Kaila menghubungi David,dia memberitahu apa yang Ayah mereka inginkan.Awalnya David ragu karena ada Renata namun setelah Kaila menjelaskan kemana Renata pergi akhirnya David setuju membawa Nara dan Junio pulang.
Setelah mencoba memberi pengertian kepada Nara,akhirnya Nara mau datang menemui Rian,bahkan Junio langsung dekat kepada Rian,mungkin dengan ini David bisa kembali bekerja meski hanya setengah hari.
"Ayo Junio,kita bermain dengan Kakek."ajak Rian
"Iya,ayo."kata Junio
"Pak Christ pergilah lebih dulu nanti aku menyusul setelah makan siang."kata David
Christ hanya mengangguk dan berlalu,David mengantar Nara kedalam kamar yang biasa dia pakai saat sendiri,ruangannya sangat luas,berada dilantai paling atas dan bisa melihat pemandangan seluruh kota.
"Ini kamarmu?"tanya Nara
"He hem."jawab David
"Maksudku....?"
"Ini kamar pribadiku,dan hanya kamu yang tahu ruangannya."jawab David
Nara berdiri dibalkon dengan menatap kedepan,dia berfikir jika David membawanya keruangan pribadinya yang tidak pernah diinjak oleh orang lain apa itu David sudah menganggap dirinya bukan orang lain.
Setelah selesai meeting jarak jauh David kembali menutup iPad dan meletakkan diatas nakas.Dia melepas jas dan melonggarkan kaitan kancing pada bajunya.Nara masih betah melihat kedepan,tanpa memberi aba-aba tangan David melingkar dipinggangnya.
"Kamu melamun?"tanya David
"Aku hanya sedang menikmati kelas VVIP."canda Nara
"Kamu menyukainya?"tanya David
"Tentu saja,bukankah hanya aku yang kamu ajak kesini?"tanya Nara
David tersenyum memandang wajah Nara,tangan Nara mulai menarik dasi dan mendekatkan wajahnya mencoba mencium David sebelum David memulainya.
"Kamu sudah berani nakal sekarang."kata David
"Aku tidak akan nakal kalau kamu melepaskanku."kata Nara
David menarik tangan Nara mengajaknya berbaring diranjang,keduanya kembali bergumul dalam nafas yang menderu dan desahan,hanya peluh dan keringat yang terus mengalir membasahi kain putih yang menjadi alas.
"Sudah cukup,aku lelah."kata Nara menarik selimut
"Tidurlah,sebelum makan siang aku akan membangunkanmu."kata David
David ikut terlelap disamping Nara,tangannya memeluk Nara dari belakang,keduanya tidak peduli Rian bisa menenangkan Junio apa tidak,yang mereka tahu Junio diam bersama Kakeknya.
Junio mengumpulkan daun yang jatuh,dia akan memberikan kepada Kakek karena dia takut memberinya langsung kepada kelinci peliharaan milik David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments