Malam sudah larut saat Kaila sampai dirumah,dia menghempaskan tubuhnya diatas ranjang berusaha memejamkan matanya.Ponselnya berbunyi,ternyata ada panggilan dari Ronald.
"Ada apa?"tanya Kaila
"I miss you."jawab Ronald
"Baru juga aku masuk rumah."kata Kaila
"Lihat kebalkon."kata Ronald
Kaila bangun dari ranjang dan berjalan kearah balkon,dibuka tirai dan ternyata Ronald sudah berada disana.Kaila bersikap biasa karena sudah sangat paham sikap Ronald yang bisa nekad apabila sudah terdesak.
"Ngapain kamu,mau jadi penyusup?"tanya Kaila
"Aku merindukanmu,selama ini banyak waktu terbuang sia-sia karena ulah David."jawab Ronald
"Lalu kamu mau apa?"tanya Kaila bersandar diujung balkon
"Aku mau kita menikah."jawab Ronald
Kaila tersenyum tipis lebih kesinis,dia membalikkan badan dengan memandang jauh kedepan,Ronald memeluknya dari belakang.Biasanya Kaila akan bereaksi saat menolaknya namun entah mengapa kali ini dia diam saja.
Ronald meraih tubuh Kaila kedalam pelukannya,meski sedikit meronta Kaila akhirnya membalas pelukannya.
"Kai,ayo kita menikah."ajak Ronald
"Gak mau,lamaranmu gak romantis."kata Kaila meraih handuk dan masuk kedalam kamar mandi
Ronald masuk kedalam kamar,melepaskan jas dan meletakkan disudut sofa.Dia berbaring disofa sambil menunggu Kaila keluar dari kamar mandi.
Tidak menunggu lama,Kaila keluar dengan setelan baju tidur,wajahnya sangat segar karena sudah mandi.Dia melihat kearah Ronald dan melempar wajahnya dengan handuk.
"Pulang sana."kata Kaila
"Gak mau."kata Ronald
"Kamu mau aku teriak maling."kata Kaila
"Kamu tega."kata Ronald
Kaila hanya berdecih meraih ponselnya yang dia letakkan diatas nakas,dia duduk bersandar diranjang dan menyelimuti badannya.Ronald mendekatinya dan ikut naik keatas ranjang,direbahkan kepala dipangkuan Kaila.
"Kai."
"Apa."
"Ayo kita menikah."
"Kapan?"
Ronald langsung duduk dengan senyum sumringah,memandang dengan tatapan serius kewajah Kaila,namun Kaila malah asyik bermain dengan ponselnya,rasanya kali ini dia bisa membuat Ronald mengejar cintanya.
Ronald merebut ponsel Kaila,dan menyelipkan disela-sela kasur,Kaila berniat untuk merebutnya namun Ronald sudah berhasil menguasai suasana.Dia mencium bibir Kaila dalam,meski Kaila sudah mendorongnya namun tenaganya kalah kuat.
Kaila hampir larut dalam desahan saat ciuman Ronald mulai menyusuri leher dan turun kebawah,membuka satu persatu kancing bajunya.Kaila tersadar sesaat setelah Ronald benar-benar membuka seluruh kancing bajunya.
"Stop,Ron!"kata Kaila mendorong tubuh Ronald
"Ah,sorry.Aku gak bisa nahan."kata Ronald mengusap wajahnya dengan kasar
"Bilang sama Ayahku kalau kamu mau menikahiku."kata Kaila
"Ah,baiklah."kata Ronal kembali mencium Kaila
Ronald keluar dari kamar Kaila,menuju kamar yang selalu dia pakai saat menginap,senyumnya tidak berhenti mengembang.
****
Saat pagi menjelang David mengantar pulang Nara dan Junio,setelah sampai rumah dia langsung menemui Christ yang saat ini masih dirumah.
Nara langsung masuk kedalam kamarnya disusul Ibu,wajahnya sangat tegang karena merasa takut.Nara menghempaskan tubuhnya setelah melempar tasnya dilantai.
"Nara,mengapa kamu bertindak bodoh?"lirihnya
"Nara,kamu baik-baik saja?"tanya Ibu
Nara hanya mengangguk menutup wajahnya dengan bantal menyembunyikan air mata yang mengalir.Ibu membereskan tas meletakkan ditempatnya setelah itu dia keluar.
David terlihat sedang berbincang denga Christ di tepi pantai,Junio bermain pasir sesekali menuangkan air dalam mainanya.
"Rumah yang bagus,apa ini milikmu?"tanya David
"Bukan,rumah ini milik Nara.Dia membelinya karena dia menyukainya."jawab Christ
"Kalau aku melihatnya lebih dulu aku juga pasti membelinya."kata David
Christ tersenyum mendengar perkataan David,mereka memiliki pemikiran yang sama,sepertinya seleranya juga sama.Sejak pulang dari luar negeri dia merubah pola makan dan lebih banyak menghabiskan waktu belajar bahasa asing,meski bahasanya sudah sangat baik,terkadang dia juga membaca buku yang sangat tebal sebelum tidur,sangat mirip dengan Nara.
"Mengapa kamu menyembunyikan dariku?"tanya David
"Aku tidak menyembunyikan apa-apa,aku hanya melindungi apa yang semestinya."jawab Christ
"Mulai sekarang jangan larang aku,aku bebas melakukan apapun pada Nara dan Junio."kata David sambil berlalu meninggalkan Christ
David masuk kedalam kamar Nara,dilihat Nara sedang terisak dibawah selimutnya.David meraih selimut dan memeluk Nara dari belakang,dia mencoba menenangkan Nara.
"Sudah cukup,kasihan Junio kalau kamu terus menangis,saat ini apa yang kamu tangisi?"tanya David
Nara berusaha menjauh dari David,rasa bersalah kepada Renata mulai menganggunya,bayangan Renata yang terus menangis sangat membuatnya merasa bersalah.
"Pergilah,kasihan Renata pasti menunggumu."kata Nara
"Jangan memerintahku aku tidak suka,mulai saat ini kamu yang harus tunduk pada perintahku."kata David
David meraih ponsel dan menghubungi seseorang,dia meminta hari ini semua jadwalnya diundur selama dua hari kedepan,dia juga meminta dikirim baju ganti setelah mengirim lokasi dimana dia berada.
David membuka tirai yang masih menutup kamar Nara,dia melihat Junio dan Mindi bermain air.Senyumnya tidak lepas saat Junio bertingkah lucu,Ibu membawa handuk karena Junio sudah terlalu lama bermain air.
"Anak itu begitu penurut."lirihnya
"Apa,kamu bilang sesuatu?"tanya Nara
"Ah,Anak kita sangat penurut."jawab David
Siang ini Chris dan istrinya serta Mindi pergi untuk sementara atas permintaan David,tidak lama hanya dua hari karena David juga harus kembali bekerja.
****
Rian sedang terlibat obrolan dengan Ronald dimeja makan,keduanya tertawa sesekali namun saat Kaila bergabung keduanya langsung diam tanpa kata,Kaila mencurigai sesuatu mungkin Ronald sudah mengutarakan niatnya.
"Ayah,aku pergi ya."kata Kaila sambil berdiri
"Kai,kamu sudah setuju untuk menikah dengan Ronald?"tanya Rian
"Iya."jawab Kaila masih ketus
"Kapan tepatnya?"tanya Rian
"Sekarang juga tak apa."jawab Kai
Jawaban Kaila membuat Rian tertawa,putri kecilnya sekarang sudah dewasa bahkan sudah siap menikah,Rian meraih ponselnya menghubungi Kim istrinya.
Kaila berjalan dengan langkah gontai,sebenarnya dia belum yakin dengan perasaan Ronald karena dia sangat sering gonta -ganti cewek.Kaila berhenti diteras rumahnya tanpa memperdulikan yang lain,tangannya tiba-tiba ditarik dan dia harus berjalan menuju mobil Ronald.
"Ayo kita menikah sekarang."ajak Ronald
Karena Ronald begitu menggebu-gebu tidak ada gunanya melawan,dengan mudah Ronald mengajak menikah dan mendapatkan akta.
Ronald memberikan akta sebagai bukti bahwa saat ini Kaila sudah resmi menjadi miliknya.Kaila hanya menggelengkan kepala melihat keberanian Ronald.
"Aku pergi dulu."kata Kai
"Eits,mau kemana?"
"Aku ada meeting."
"Meeting diundur oleh David."
Kaila tidak percaya begitu saja,dia menghubungi David dan benar jawaban David.
Kaila berbalik kearah Ronal dengan tatapan tajam tanpa senyum dan kurang ramah,namun itu bukan ancaman buat Ronald justru itu tantangan baginya.
Kaila masuk kedalam mobil,dengan perasaan tak menentu,kali ini dia sudah pasrah Ronald mau membawanya kemana,karena perjalanan yang lama membuatnya tertidur dan sudah sampai tujuan saat dia bangun.
"Kai,bangun sudah sampai."kata Ronald
Kaila membuka mata dan melihat keluar,tempat yang dikunjungi sangat indah,Kaila turun dari mobil langsung menghirup nafas dalam-dalam dengan memejamkan mata,Ronald mengangkat tubuh Kaila membawanya masuk kedalam pondok.
"Turunkan aku,aku bukan anak kecil lagi."kata Kaila
"Aku takut kamu lari."kata Ronald menurunkan Kaila dan mengunci pintu
Kaila tersenyum,dia melipat kedua tangannya didada setelah melempar tasnya.Ronald yang sudah tidak tahan ikut melempar bagitu saja jas yang melekat dibadanya.Dia melepas satu persatu kancing yang mengunci bajunya,pandangannya masih tidak lepas dari Kaila.
Kaila hanya melepas blazer dan duduk disofa,ada perasaan takut melihat tatapan Ronald yang sudah mirip binatang buas siap memangsanya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments