Episode 5

Nara termenung sendiri ditaman,siang ini matahari cukup redup banyak anak-anak bermain disini.

Hari ini dia benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan Kaila adiknya David yang sangat welcome,bertemu dengan David dan teman-temannya menjadi mimpi buruk baginya.

Satu-satunya pilihan kali ini adalah meninggalkan tempat ini secepatnya.

Saat ingin beranjak pergi seseorang dengan baju setelah rapi mendekati dan memperkenalkan dirinya.

"Selamat siang Nara,saya Julian Castro."sapanya ramah

"Maaf,saya tidak mengenalmu,saya harus pergi."kata Nara

"Hanya sebentar,tidak butuh waktu lama."kata Julian menghadang Nara

Nara melihat keadaan ditaman,tidak ada Ibu disana lalu kemana Ibu,apa dia kehilangan jejaknya.

Dengan berat Nara menerima permintaan Julian,dia berjalan mengekori Julian dan diikuti dua pengawalnya.

Begitu duduk didalam mobil Nara melihat Julian tersenyum,dan merasa tiba-tiba dunianya menjadi gelap.Ternyata dari belakang Nara dibekap dengan menggunakan obat tidur.

"Bagaimana dengan yang satunya?"tanya Julian

"Sudah beres Tuan."jawab pengawalnya

"Waktunya kita buat perhitungan dengan David."kata Julian dengan pandangan jauh dan tajam

Saat tersadar tangan dan kaki Nara merasa kebas karena terikat dikursi,disampingnya ada Renata yang mengalami hal yang sama,hanya saja dia belum sadar.

Julian datang dengan membawa tongkat baseball,tangannya memakai sarung tangan,sepertinya hal ini sudah dia rencanakan dengan matang.

"Narita Nara,kamu sangat mencintai David bahkan saat ini kamu sedang...."Julian tidak melanjutkan kata-katanya karena melihat Renata sudah sadar.

"Jaga bicaramu Tuan Julian,banyak pasang mata disini bisa-bisa anda jadi penyebar gosip."kata Nara

"Sayangnya ini bukan gosip,ini fakta bahwa kamu diam-diam mengandung anak David."kata Julian pelan

"Diam kamu!'kata Nara berteriak

"Ups."kata Julian sambil berdiri dan memainkan tongkat baseballnya

Julian berpindah ke duduk didepan Renata,kali ini Renata sudah mengenalinya.Julian Castro adalah saudara sepupu David Castro,dia pernah diasingkan oleh keluarga Castro karena perbuatan yang sudah mencoreng nama baik keluarga.

"Halo Ren,apa kabar?"tanya Julian

"Mau apa lagi kamu?"tanya Renata

"Aku cuma mau bermain-main dengan kalian,lihatlah nanti siapa yang akan David selamatkan lebih dulu,kamu apa dia."kata Julian

"Apa maksudmu?dia siapa?aku tidak mengenalnya."kata Renata

"Ck,ck,ck.Kamu memang tidak mengenalnya tapi David lebih dari mengenalnya."kata Julian

Satu orang pengawal Julian datang memberi kabar bahwa David sudah ada diluar,kali ini dia berjanji dengan tidak membawa polisi.

Julian meninggalkan tempat yang masih dijaga beberapa orang bayarannya.

"Setidaknya buat dia tidak bisa tidur nyenyak selamanya."kata Julian memerintah

"Siap Tuan."kata orang bayaran

Julian melangkah meninggalkan gedung rusak yang dia gunakan untuk menyekap Renata dan Nara,dari tempat lain dia melihat rekaman cctv yang sengaja dipasang.

David masuk namun harus menghadapi beberapa orang bayaran,rasanya tidak mungkin bertahan menghadapi orang yang benar-benar sudah terlatih.

Nara merasa ikatan ditangannya mengendur,dia berusaha lebih keras membuat talinya renggang dan akhirnya bisa lepas,buru-buru dia lepaskan ikatan dikakinya,namun aksinya ketahuan salah satu orang bayaran dan kembali mengikatnya.

David sudah tidak berdaya,namun dia berusaha bangun,disaat kritis seperti ini bantuan dari teman-temannya datang,mereka menyelamatkan David,Nara dan Renata.

Nara melepaskan tali yang mengikatnya dan menampik bantuan dari teman David,dia berdiri sendiri dan berjalan kearah pintu,namun berhenti dan melihat kembali kebelakang,David berusaha melepaskan tali yang mengikat Renata.

Ronald mendekati Nara berusaha membantu dan menjelasakan tentang keadaan,namun Nara tidak mau mendengarnya sama sekali.Dia berjalan keluar dari gedung dengan diikuti Ronald.

Ronald mengantar Nara kedalam ambulance yang sudah menunggu dibawah.

Christ menghampiri Nara dan memeluknya,bahkan Kaila juga ikut bersama dengan Christ.

"Nara apa kamu terluka?"tanya Kaila

"Tidak,aku baik-baik saja.Masuklah Kakakmu terluka parah."kata Nara

"Aku mengkhawatirkanmu,bukan dia!"kata Kaila

Christ memberikan selimut kepada Nara dan mengajaknya masuk kedalam mobil milik Kaila,saat Kaila menutup pintu Nara menahannya karena melihat David dipapah kedua temannya menuju ambulance sementara Renata dipapah Ronald.

Kaila melihat Nara memandang Kakaknya,matanya berkaca-kaca dan tetesan bening mengalir begitu saja dari kelopak matanya.Kaila memeluk dan menenangkan,dengan menepuk pundak Nara.

"Tidak apa-apa,menangislah jika itu bisa membuatmu lega."kata Kaila

Nara tidak bisa lagi menahan tangis,tangisannya pecah dan isaknya terdengar oleh Christ.

Setelah tenang Nara meminta untuk segera meninggalkan tempat ini,saat mobil melaju Nara melihat Julian duduk dibelakang mobil melambaikan tangannya.

"Bisa berhenti sebentar."kata Nara

"Apa ada yang tertinggal?"tanya Kaila

"Tidak,hanya ada perlu dengan seseorang."jawab Nara

Nara keluar dari mobil berjalan menghampiri Julian, mobil yang dikemudikan Ronald dan kawan-kawan melewatinya,dari dalam mereka melihat Nara menghampiri Julian.

Julian tersenyum melihat Nara berjalan kearahnya.

"Bagaimana menurutmu pertunjukan tadi?tidak ada cinta dihatinya meski kamu sedang mengandung anaknya."kata Julian

"Tuan Julian,maafkan saya."kata Nara dengan menunduk.

"Plaaaak,sebuah tamparan mendarat dipipi Julian,namun Julian hanya tersenyum.

"Hanya itu batas kemarahanmu?"tanya Julian

"Aku tidak marah padamu,justru aku mengucapakan banyak terimakasih setidaknya kamu tidak memberitahu David."kata Nara

Nara meninggalkan Julian setelah kembali meminta maaf,berjalan kembali menuju mobil Kaila.

David langsung mendapat perawatan tim medis dirumah sakit miliknya,Renata juga mendapatkan faslitas yang sama meski hanya luka luar dibagian siku.

Ronald menghampiri Renata memeriksa luka dan mengobatinya.

"Kau yakin hanya ini yang perlu diobati?"tanya Ronald

"Iya,aku baik-baik saja."jawab Renata

"Jawabanmu baik tapi raut wajahmu menyatakan sebaliknya."kata Ronald

Renata tidak mengomentari lagi apa kata Ronald,dia menarik selimut sampai kebatas telinga dan tidur memunggungi David yang belum sadar.

Kata-kata Julian masih terngiang ditelinga dan menari-nari dikepalanya.

David tersadar dari tidurnya,dia berusaha bangun namun tulangnya terasa kaku.Dipaksanya untuk tetap bisa duduk tanpa membangunkan Renata.

Diraihnya air minum yang tersedia diatas meja,dan diteguknya.

Dulu selalu ada Ayah,Ibu dan Kaila bahkan Pak Christ juga ikut menjaganya,mengapa saat ini tidak ada siapa-siapa kecuali Renata.Apa salahku selama ini?mengapa mereka jadi mengabaikanku?apa karena aku menikahi Renata?Ribuan pertanyaan selalu membuatnya kembali galau.

Mengapa bayangan Nara terus menjadi mimpi indahnya?apa artinya semua ini?

Nara memilih untuk kembali kerumah,dua hari dia hanya mengurung diri dikamar keluar hanya saat dia merasa lapar setelah itu dia akan kembali mengurung diri dikamar.

****

Nara memutuskan untuk kembali kenegaranya karena permintaan dari Ayahnya,Kakaknya Andrew sudah memiliki perusahaan sendiri meski awalnya dibantu oleh Ayah.

Nara menoleh kembali kearah rumah yang saat ini sudah menjadi miliknya,suatu saat jika dia kembali setidaknya dia sudah punya tempat tujuan.

"Ayo kita pergi."kata Nara

"Baik."

Nara sengaja tidak memberitahu Christ karena saat ini Christ dan istrinya sedang merawat Ibunya yang tiba-tiba terkena serangan jantung.

Nara hanya meninggalkan kunci dan sepucuk surat untuk Ibu dan Ayah angkatnya.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!