Tanpa mengganti bajunya Nara menghempaskan dirinya diatas kasur,tubuhnya sangat lelah dan juga lapar karena tadi belum sempat makan dipesta.Nara lebih memilih memejamkan mata dan menarik selimutnya,ruang kamarnya sangat dingin.
Pagi harinya Nara terbangun karena kilauan sinar matahari pagi masuk dari celah-celah tirai kamarnya.Mata terbuka perlahan sesekali tangannya menutupi mata.
Perutnya terasa lapar pagi ini,dengan buru-buru dia meninggalkan kasur dan masuk kedalam kamar mandi.
Setelah merasakan kembali badan dan wajahnya dia mengganti pakaiannya dengan tshirt yang nyaman.
Melihat didalam kulkas beberapa jenis sayur dan buah Nara mengolahnya dengan tangannya,memasak bubur ditambah kuah sup dan buah potong.
"Ibu,aku pikir kalian menginap disana."kata Nara
"Ibu baru datang pagi ini,kamu masih tidur.Ibu gak berani membangunkan karena kamu kelihatan lelah."kata Ibu
Nara keluar rumah membawa sekotak susu,berjemur dibawah matahari pagi membuat tubuhnya menjadi hangat.
Ibu mengikuti kemana arah Nara dan mengajaknya duduk.
"Nak,kamu jadi pendiam.Apa ada masalah semalam?"tanya Ibu
"Tidak ada Bu?"jawabku
"Bibirmu berkata seperti itu,namun raut wajahmu cukup menjadi jawaban."kata Ibu
"Ibu memang paling pintar menilai orang."kataku sambil memeluknya.
Aku bertahan lama berada didalam pelukannya,ternyata rasanya sangat nyaman.Selama ini aku hanya mendapat omelan dan makian dari Ibu tiriku.
Ibu mengelus-elus rambutku dengan lembut.
"Ibu,aku menyukai rumah ini.Bagaimana kalau aku membelinya?"tanya Nara
"Ibu juga suka,nanti kita bilang sama Ayah bagaimana baiknya."kata Ibu
Aku masih betah berada dipelukannya,dan sekarang aku tidur dipangkuan Ibu dengan wajah menghadap kelaut
"Bulan depan aku akan pulang,dan saat aku kembali kesini setidaknya aku punya tujuan."kata Nara
"Kamu yakin mau kembali?"tanya Ibu
Aku hanya mengangguk meyakinkan Ibu,Ibu berhenti mengelus rambutku dan memandang kearah laut.
Aku bangun dari pangkuan Ibu dan ikut menatap kearah laut.
"Ibu tidak pernah cerita tentang keluarga ibu?"tanyaku
"Ah,ibu menikah dengan Chris dan memiliki satu anak laki-laki namanya Nick,dan sekarang sedang berada di Paris."jawab Ibu
"Ah begitu,jadi Ibu hanya tinggal sama Ayah ya?"tanyaku lagi
"Tidak juga,mertua ibu ada serumah dengan kami."jawab Ibu
"Lalu mengapa sekarang Ayah dan Ibu memilih tinggal bersamaku?"
"Dirumah sudah ada tiga pembantu,dan terkadang Ayah juga kesana meski sebentar."jawab Ibu
Christian menemani Rian Castro ayah dari David Castro yang saat ini sedang menjalani perawatan karena sedang sakit.
Kimberly istrinya juga ikut serta,saat ini dia hanya banyak diam, hanya saja tidak menyukai David menikah dengan Renata.
Karena Kimberly ada meeting dengan beberapa klien maka dia ijin dan menitipkan suaminya kepada Chris.
"Chris,aku ada urusan kutinggal Rian bersamamu."kata Kim
"Baik Ibu,hati-hati dijalan."jawab Chris
Chris mengantar Kim sampai dia naik kemobil dan membungkuk memberikan hormat sampai mobil tidak terlihat.
Chris kembali menemui Rian dan membawa kedalam mobilnya.Ponsel Chris berbunyi beberapa kali namun Chris tidak mengangkatnya karena sedang mengemudi.
"Angkat dulu,mana tahu itu sangat mendesak."kata Rian
Chris hanya mengangguk menghentikan mobil dan menepi,diusapnya layar pada ponsel pintarnya yang tertera nama istrinya.
"Ada apa?"tanya Christ
"Nara ingin membeli rumah yang ditempati saat ini,tapi dia juga akan kembali kenegaranyanya."jawab istri Chris
"Apa?Lalu bagaimana dengan....?Chris menghentikan percakapannya.
"Apa ada masalah?"tanya Rian.
"Tidak ada Pak."jawab Chris
Chris kembali mengemudi mengantar Rian kembali kerumahnya,saat sampai dirumah Renata menyambutnya dengan hangat.
"Ayah,bagaimana kondisinya?"tanya Renata
"Jauh lebih baik."jawab Rian
"Chris,ikut aku ada yang ingin kubicarakan denganmu."kata Rian
"Baik Pak."jawab Christ
Chris membawa Rian sampai kedalam kamarnya,memapah dan membaringkan tubuhnya yang masih lemah.Dia singkirkan kursi roda kesisi sudut ruangan yang masih kosong.
"Bagaimana kabar gadis itu?"tanya Rian
"Dia sangat sehat dan bersemangat."jawab Christ
"Bagus,terus jaga dia jangan sampai kehamilannya terdengar oleh David,kamu tahu selama ini dia hanya mencintai Renata.Aku hanya takut dia akan mengancam gadis itu."kata Rian
"Baik Pak."jawab Christ
"Pergilah,sepertinya dia membutuhkanmu saat ini."kata Rian
Chris hanya mengangguk dan pamit pulang karena sudah waktunya istirahat,ada Renata yang akan menjaganya sampai Kimberly pulang.
Christ menemui Renata yang sedang membuat kue untuk teman minum teh.
"Nona muda saya ijin pulang,Pak Rian baru saja tidur."kata Chris
"Baiklah hati-hati dijalan."jawab Renata
Christ meninggalkan Renata yang masih sibuk dengan adonan ditangannya,hobinya memasak sangat menghibur saat ini karena dia merasa terpasung tinggal dirumah suaminya.
David pulang lebih awal karena nanti malam akan mengajak Renata makan malam diluar.Senyumnya sangat menghibur hati istrinya karena David menjadi orang yang selalu membelanya.
"Ren,aku pulang.Apa yang kamu buat?ini sangat wangi."tanya David
"He hem,hanya kue kering buat teman minum teh."jawab Renata
"Apapun yang kamu buat rasanya pasti enak."kata
David memeluk Renata dari belakang,disaat yang sama adik David yang bernama Kaila Castro melihat hanya geleng-geleng kepala.Dia sengaja menyenggol vas yang dekat dengan tangannya dan berlalu mengambil air dan makanan dalam kulkas.
"Ch,sangat menjijikkan."kata Kaila
"Kaila!"sapa David tegas
"Apa?"jawab Kaila
"Bersihkan barang yang sudah kamu jatuhkan."perintah David
"Gak mau tuh,terus kamu mau apa?Mau mengusirku?Mentang kamu sudah bisa berdiri dengan kedua kakimu!"kata Kaila
David mendekati Kaila dengan kedua tangan mengepal,ucapan Kaila sudah keterlaluan membuat darahnya bergemuruh namun Renata buru-buru menenangkan dengan menarik tangan David dan menatapnya.
"Sudah biar aku saja yang melakukannya."kata Renata.
Kaila berlalu dengan tetap menatap tajam kearah David,selama ini hubungan David dan Kaila sangat baik hanya saja setelah David menikah dengan wanita pilihannya hubungan mereka menjadi renggang bahkan Kaila sangat membenci teman-teman David yang mendukung pernikahannya.
Karena kehadiran Renata selama lima tahun terakhir benar-benar menjauhkan David dan Kaila,teman-teman David juga dulu sangat menyayangi dan peduli kepada Kaila.
Renata mengambil sapu dan alat pel,mengambil pecahan vas yang menjadi puing-puing kecil,karena tidak tahan melihat istrinya menjadi seperti pembantu David menarik tangan istrinya membawanya kedalam kamar.
Kaila kembali kedapur karena dia sangat lapar,sudah waktunya makan malam tapi mengapa para pembantu belum memasak.Akhirnya Kaila turun tangan sendiri memasak untuknya,bahka saat ayahnya keluar dengan berjalan tertatih mendekati meja makan.
"Ayah,kenapa tidak memanggilku?"tanya Kaila
"Ayah lapar nak,apa belum masak?"tanya Ayah.
"Aku baru masak sebentar lagi matang,ayah tunggu ya."jawab Kaila
Rian hanya mengangguk,Kaila kembali kedapur menambah menu agar bisa makan bersama,awalnya Kaila ingin membawa makan malamnya kedalam kamar.
"Kemana para pembantu?"tanya Kaila dalam hati
Kaila mencari pembantunya dikamar mereka,mereka berkumpul dan makan bersama.Saat Kaila membuka pintu mereka terkejut,pasalnya David yang menyuruh mereka tidak perlu memasak untuk makan malam.
"Apa-apaan kalian?kenapa meja makan masih kosong?"tanya Kai
"Maaf Nona Muda,tadi Pak David yang
Tanpa mendengar kata dari pembantunya Kai kembali kedapur dan menghidangkan makan diatas meja,dua pembantu berlari menbantunya.
"Maaf Nona,biar kami bantu."
Kaila duduk bersama Ayahnya,pada saat yang sama Kimbery datang dan langsung duduk dekat dengan ayah.Wajahnya tidak berhenti tersenyum karena bisa makan malam dirumah.
"Kalian kenapa?"tanya Kim
"Tadi...!Kai tidak melanjutkan
"Masakannya belum matang,tunggu sebentar lagi karena Kaila yang masak tadi."kata Rian menggenggam tangan Kai .
"Benarkah?"tanya Kim
Kaila melihat wajah Rian yang berusaha melindungi David,Rian tidak ingin ada keributan lagi hanya karena masalah kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Daulat Pasaribu
Gilak sih david
2025-03-08
0