Ch- 11. Menghentikan Kehancuran.
Di istana raja kota, To Mui Wang yang sedang melakukan pertemuan dengan para petinggi istana serta para keluarga bangsawan, tiba-tiba saja dikagetkan dengan suara ledakan yang cukup besar, lalu beberapa saat kemudian, seorang prajurit datang menghadap padanya.
"Hormat yang mulia, di kota sedang terjadi kekacauan" ucap prajurit tersebut.
"Apa?! Siapa yang berani melakukan kekacauan di kotaku?!" ujar To Mui Wang geram.
"Entahlah yang mulia, tapi saat ini Patriak Hui sedang menghadapi orang tersebut" jawab prajurit tersebut.
"Pantas saja Hui Feng tidak hadir di sini, lalu bagaimana keadaannya?" tanya To Mui Wang.
"Patriark Hui masih berusaha menangani orang itu dengan pasukannya, tapi sepertinya mereka membutuhkan bantuan yang mulia" jawab prajurit tersebut.
"Yang mulia, ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, meskipun Hui Feng sedikit angkuh, tapi kepeduliannya terhadap kota Zhimo tidak diragukan lagi" ujar salah seorang petinggi istana.
"Benar yang mulia, sebaiknya kita datang untuk membantu" ucap petinggi istana yang lain membenarkan.
"Baiklah, siapkan pasukan sekarang! Kita akan pergi ke alun-alun kota!" ujar To Mui Wang.
Setelah pasukan kerajaan bersiap, To Mui Wang langsung memimpin mereka semua menuju ke alun-alun kota, tidak hanya sekedar pasukan kerajaan saja, bahkan To Mui Wang juga memerintahkan para keluarga bangsawan untuk membawa pasukan mereka masing-masing.
Ketika mereka semua sampai di alun-alun kota, To Mui Wang dan mereka semua langsung terkejut saat melihat keadaan yang benar-benar sudah kacau, mereka juga kaget ketika melihat begitu banyak mayat di alun-alun kota, namun mereka juga merasakan keanehan, karena semua mayat tersebut mati dengan keadaan yang sama, yaitu dengan kepala yang terpenggal.
"Prajurit, apa dia orang yang membuat semua kekacauan ini?" tanya To Mui Wang saat melihat Ming Xuan berdiri di antara semua mayat yang tergeletak di jalan alun-alun kota.
"Benar yang mulia" jawab prajurit tersebut.
"Apa? Tapi dia hanya seorang diri!" ujar To Mui Wang kaget.
"Hamba juga tidak mengetahuinya yang mulia, karena sebelumnya mereka masih bertarung, tapi pemuda itu adalah orang yang menimbulkan kekacauan ini" jawab prajurit tersebut.
"Siapa sebenarnya pemuda itu" gumam To Mui Wang.
"Hentikan!" ujar To Mui Wang, saat melihat Ming Xuan berjalan mendekati Hui Feng.
Ming Xuan menghentikan langkahnya, kemudian mengalihkan pandangannya kepada To Mui Wang yang baru saja datang bersama pasukannya. "Ada apa?!" tanya Ming Xuan sinis.
"Siapa kau? Kenapa kau melakukan ini semua?" tanya To Mui Wang.
"Kau tidak berhak untuk mengetahui siapa aku!" jawab Ming Xuan sinis.
"Kurang ajar! Berani sekali kau bicara seperti itu kepada yang mulia!" ujar salah seorang petinggi istana.
"Aku peringatkan kau! Bawa semua prajurit mu pergi atau kalian semua akan aku habisi seperti mereka!" ucap Ming Xuan sinis.
"Sombong sekali kau bocah! Prajurit tangkap dan seret bocah sombong itu ke sini!" ujar To Mui Wang.
"Baik yang mulia!" ujar semua prajurit.
Para prajurit tersebut kemudian bergerak maju sesuai perintah To Mui Wang, mereka semua langsung mengelilingi Ming Xuan dan mengacungkan senjata mereka padanya. Tapi Ming Xuan tidak terlihat gentar sedikitpun, justru suasana tersebut malah membuat Ming Xuan tersenyum senang.
***
Di sisi lain, Tang Wu semakin tertarik dan semakin kagum dengan sosok Ming Xuan, Tang Wu bahkan sudah sangat tidak sabar untuk menyaksikan Ming Xuan membantai semua prajurit tersebut. Namun bersamaan dengan rasa kagumnya, Tang Wu juga semakin penasaran dengan identitas Ming Xuan.
Berbeda dengan Tang Wu yang hanya ingin menyaksikan saja, Qiao Ning malah sangat ingin bergabung bersama Ming Xuan, karena perasaan haus darahnya tiba-tiba saja muncul setelah melihat darah berceceran dimana-mana.
Meskipun sangat ingin bergabung bersama Ming Xuan dan ingin membunuh mereka semua, tapi Qiao Ning masih berusaha untuk menahan perasaan tersebut, karena mau bagaimanapun juga, yang mereka hadapi bukanlah musuh seperti kekaisaran Xian.
"Kau kenapa?" tanya Tang Wu.
"Bukan urusanmu!" jawab Qiao Ning sinis.
"Meskipun kau berusaha menahannya, tapi aku bisa merasakan aura membunuh yang keluar dari tubuhmu, kalau kau ingin membunuh mereka, kenapa tidak bergabung saja bersama temanmu itu?" tanya Tang Wu.
"Tutup mulutmu, atau kau yang akan aku bunuh!" jawab Qiao Ning sinis.
"Darimana mereka berasal? Kenapa mereka memiliki niat membunuh yang sangat kuat?" tanya Tang Wu dalam hatinya.
"Apa lagi yang kalian tunggu, seret pemuda itu sekarang juga!" ujar To Mui Wang.
Para prajurit yang sedang mengelilingi Ming Xuan kemudian langsung menyerangnya, tapi saat senjata mereka hampir mengenai tubuh Ming Xuan, tiba-tiba saja Ming Xuan menghilang dari pandangan mereka semua.
Tidak lama setelah Ming Xuan menghilang, beberapa prajurit tiba-tiba saja jatuh dan tersungkur di tanah, dengan kepala mereka yang telah terpenggal. Prajurit lainnya nampak sangat terkejut, karena tidak ada seorangpun dari mereka yang melihat serangan tersebut.
"Jangan mengalihkan pandangan saat bertarung" ucap Ming Xuan yang telah muncul di samping salah seorang prajurit istana.
Prajurit tersebut kaget dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah Ming Xuan, namun bersamaan dengan itu, Ming Xuan juga menebaskan pedangnya ke leher prajurit tersebut, sehingga membuat kepalanya langsung terpenggal.
***
Sementara itu, di luar gerbang kota Zhimo. Seorang pria paruh baya nampak sedang berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke gerbang kota, bahkan saat para prajurit penjaga gerbang menghentikannya, pria tersebut langsung menunjukkan sebuah lencana kemudian berjalan melewati mereka begitu saja.
"Sial! Semoga saja aku tidak terlambat" ucap pria tersebut.
Pria tersebut mempercepat langkah kakinya, hingga beberapa menit kemudian, pria tersebut akhirnya sampai di alun-alun kota dan langsung menghentikan pertarungan yang sedang terjadi.
"Hentikan!" ujar pria tersebut sambil menunjukkan sebuah lencana di tangannya.
Pertarungan langsung berhenti seketika itu juga dan semua orang langsung mengalihkan pandangannya pada pria tersebut, saat melihat lencana yang ada di tangan kanan pria tersebut, semua orang yang ada di sana kemudian berlutut, kecuali Ming Xuan, Qiao Ning dan Tang Wu.
"Siapa kau?" tanya Ming Xuan sinis.
"Tuan muda, mohon hentikan semua ini, hamba adalah utusan dari yang mulai kaisar Shuo" jawab pria tersebut.
"Kaisar Shuo? Apa dia ingin aku melupakan dendam ku?" tanya Ming Xuan geram.
"Tidak tuan muda, yang mulia kaisar sama sekali tidak berniat untuk melakukan itu, yang mulia hanya tidak ingin anda menghancurkan kota Zhimo, karena hal itu akan berdampak besar pada kekaisaran" ucap pria tersebut.
"Aku sama sekali tidak peduli!" ujar Ming Xuan.
"Tuan muda, hamba mohon untuk mempertimbangkan hal ini lagi, tuan Ming Xingsheng juga melarang anda menghancurkan kota ini" ucap pria tersebut memohon.
To Mui Wang dan mereka semua yang mendengarkan percakapan tersebut benar-benar kaget, karena mereka tidak menyangka bahwa kaisar mengutus seseorang hanya untuk menghentikan Ming Xuan, padahal jumlah mereka jauh lebih banyak daripada Ming Xuan.
"Tuan utusan, apa yang mulia sudah meremehkan kerajaan Zhimo?" tanya To Mui Wang.
"To Mui Wang, aku tahu kau adalah kultivator yang kuat, aku juga tahu kerajaan Zhimo adalah salah satu kerajaan terkuat, tapi kau tidak tahu siapa yang kau hadapi" jawab pria tersebut.
"Maksudnya?" tanya To Mui Wang.
"Tuan muda Ming Xuan adalah orang yang telah menghentikan kekacauan di ibukota kekaisaran seorang diri!" jawab pria tersebut.
"Apa?!" ujar mereka semua kaget.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Nanik S
Bagus benar 👍👍👍
2025-04-11
0
y@y@
👍🏿⭐👍⭐👍🏿
2024-12-02
0