Sweet Marriage
Deg deg deg
Dengan hati berdebar Ava duduk di depan meja rias pengantin. Kebaya putih dengan desain modern menjuntai hingga ke tumitnya. Riasan halus dari seorang make up artist ternama menghiasi wajah cantik nan putih itu. Sanggul mini dengan anak rambut terurai di samping telinga, memperindah sosok seorang perempuan ciptaan Tuhan yang satu ini.
Gadis cantik bernama Ava Ashalina akan menikah dengan pria berdarah biru untuk menyelamat perusahaan keluarganya, Elang.
***
Beberapa waktu sebelumnya.
Di sebuah kampus ternama milik perusahaan Eagle Group, masih terdapat banyak aktivitas meski malam sudah larut dengan dingin yang menyapa.
Dua orang pemuda yang berusia sebaya, sedang berjalan ke arah parkiran dan sedang menghampiri mobilnya masing-masing. Sebelum keduanya menghampiri kendaraannya, mereka terlibat percakapan yang menunjukkan kedekatan mereka.
“Malam yang cerah, kau tidak ingin menghabiskan waktumu bersama yang lain?”
“Aku terlalu banyak pekerjaan, tidak punya waktu untuk bermain-main seperti dirimu.”
“Kau tetap saja serius seperti ini. Jadilah seperti anak muda sekali-kali! Kukira dengan menjadi dosen kau akan tertular jiwa muda dari mereka.”
“Aku masih punya ikatan kerja dengan keluargaku.”
“Ya, aku mengerti! Pemilik yayasan juga menyarankan agar kau memilih salah satu diantara pekerjaanmu, menjadi dosen sekaligus penerus Eagle Group, bukanlah dua pekerjaan yang bisa dengan mudah dilakukan bersama.”
“Aku lebih mengerti posisiku. Lebih baik kau pulang dan layani wanita sewaanmu sana!”
Pria dengan postur tubuh tegap dan badan yang tinggi ini pergi meninggalkan kawannya yang begitu berisik mengajaknya untuk ke club malam.
Elang, begitulah namanya. Sebuah nama milik kakek buyut dari tiga generasi sebelumnya yang diwariskan padanya, menunjukkan bahwa dirinya memiliki posisi yang sangat penting dalam kerajaan bisnis Eagle Group.
Laki-laki ini begitu tampan, iris coklat kehitaman memberi kesan tatapan yang begitu dalam. Rambut yang selalu mengkilap hingga malam hari ditata dengan gaya pompadour fade, menunjukkan betapa dirinya begitu peduli akan penampilan. Rahang yang tegas, hidung semancung paruh elang, dan bibir cukup tebal dengan filtrum yang begitu lancip di bagian atasnya. Satu kata untuk menggambarkan dirinya, SEMPURNA.
Meski menjadi pewaris utama dari kerajaan bisnis milik keluarganya, Elang baru dipercaya untuk menjalankan secara langsung beberapa bisnisnya saja. Dia tidak menguasai semua kerajaan bisnis itu mengingat seluruh aset dan bisnis dari Eagle Group begitu banyak.
Perusahaan yang saat ini dibawahi Elang adalah perusahaan yang terletak di negeri ginseng, Korea Selatan. Dan tak dapat dielak lagi, jika di masa depan, Elang akan menjadi penerus dari seluruh kerajaan bisnis ini.
Namun kini Elang sedang menjalankan misi yang diberikan oleh sang kakek padanya. Lee Suk Chin, adalah kakek Elang dari garis keturunan ayahnya, yang berdarah Korea asli.
Suk Chin memberi misi pada cucunya, Elang, agar dia mengabdi dan mendidik siswa siswi yang bersekolah di Yayasan Pendidikan dan Kesehatan Elang Jaya milik Eagle Group. Awalnya Elang menolak karena menjadi guru bukanlah bidangnya, apalagi dengan karakternya yang begitu sulit untuk bersikap ramah pada anak-anak.
Akhirnya dengan tawar menawar yang cukup alot, Suk Chin mengabulkan permintaan cucunya. Elang tidak akan dijadikan guru, melainkan seorang dosen. Setidaknya, para mahasiswa sudah terbiasa dengan istilah dosen killer yang saat ini sudah jelas pasti disandang oleh Elang.
Elang kini sedang melakukan perjalanan pulang ke arah apartemennya, dia mengendarai mobil Marcedez Benz putih miliknya. Tangan kekar yang terbalut oleh jas hitam itu begitu serasi ketika berada di atas kemudi mobil mewahnya. Elang tinggal sendiri, di sebuah apartemen di ibu kota. Meski keluarganya juga tinggal di kota yang sama, namun dirinya memilih untuk tinggal mandiri karena dirinya butuh privasi, begitu menurutnya.
“Ah, sepertinya persediaan bahan makanan di kulkas habis.” Elang langsung teringat akan isi kulkasnya begitu mobilnya melewati sebuah supermarket. Ia segera menyeberangkan mobilnya dan memarkirkan mobil itu di basemen Supermarket Raksasa berlantai tiga tersebut.
Tidak ada yang pernah menyangka, pria yang bahkan menggunakan cufflink seharga enam belas juta di pergelangan tangannya, akan berbelanja keperluan dapurnya seorang diri.
Setelah membeli seluruh kebutuhan, Elang kembali ke basement dan menghampiri mobilnya yang terparkir.
Tiit … tiit.
Elang mendapati mobilnya berkedip begitu ia menekan tombol kontaknya dari kejauhan.
Trok trok
Suara dari sepatu Elang terdengar begitu nyaring karena suasana Basement itu begitu sepi. Elang menghampiri mobilnya dan segera memasukkan belanjaannya ke bagasi mobil mewah itu.
“Haah? Pak E-Elang!” Seorang gadis dengan jas almamater yang tak asing terkejut melihat kedatangan Elang. Gadis itu membawa sebuah rokok yang ujungnya menyala lengkap dengan sebuah korek api di tangan kirinya.
Gadis itu membuka tutup mulutnya karena saking gugupnya.
Elang tidak merasa mengenal gadis tersebut. Namun dari jas almamater yang dikenakan, Elang bisa menebak jika gadis itu adalah mahasiswanya.
“Saya bisa jelaskan! Pak Elang, saya mohon jangan berprasangka buruk pada saya!” Gadis itu membuang kedua benda di tangannya dan segera menangkupkan kedua telapaknya di hadapan Elang.
“Kau Mahasiswi di Institut Elang Jaya?” tanya Elang ragu karena dia benar-benar kurang mengenali gadis di hadapannya ini.
Gadis itu mengangguk dengan tangan yang masih menangkup menutupi wajahnya.
“Namamu?”
Gadis itu terdiam dan langsung pergi berlari begitu saja.
***
“Huuuh, Huuuh ….” Seorang gadis menghela napasnya dan keluar dari basement sebuah supermarket.
“Mengapa harus kusapa? Padahal pak Elang sendiri seperti tidak mengenaliku.” Gadis itu memukul-mukuli kepalanya karena menyadari kebodohannya.
***
"Hai, hari ini giliran dosen ganteng. Ayo bersiap."
"Duh aku belum selesai meluruskan rambutku."
"Harus pakai lipstik yang tebal."
"Lip tint yang tipis lebih imut."
"Ciye, Ava. Kau tidak berdandan? Pak Elang akan datang. Pakai cushionku," ujar seorang gadis dengan rambut sebahu pada temannya. Dia menyodorkan sebuah benda bulat dengan ketebalan sekitar 2 cm berwarna rose gold pada teman di sampingnya.
Gadis yang disodori sebuah cushion mahal itu menolak. "Aku sedang tidak mood berdandan."
"Ah, kau tidak berdandan pun tetap cantik, sih. Bikin iri saja."
Memang benar, Ava namanya. Gadis berkulit seputih susu, dengan bibir semerah delima. dagunya bak lebah bergantung, giginya serapi biji mentimun, hidung mancung yang tidak terlalu lancip, dengan pipi tirus membuat wajahnya berbentuh oval, satu kata untuk melambangkan kecantikannya. JELITA.
Gadis pendiam, yang tidak punya banyak teman. Hidup tertindas di tengah keluarga angkatnya, namun dirinya tidak pernah merasa sengsara. Sering disudutkan oleh sadaranya, namun ia terus berbaik sangka.
Kini dosen killer yang tampan itu memasuki kelas mereka. Tanpa basa-basi, dia selalu mengabsen mahasiswanya, padahal dosen lain jarang ada yang melakukannya.
“Ava Ashalina.”
“Ha-hadir Pak!” Gadis yang sedang diabsen menyembunyikan wajahnya dari balik buku.
Elang merasa mengenali suara dari gadis yang wajahnya tertutup oleh buku itu, dia pun menghampiri gadis yang baru saja ia absen kehadirannya.
“Ava Ashalina?” Kini suara berat itu terasa benar-benar dekat di samping Ava.
Seperti seseorang yang telah ketahuan berdosa, Ava hanya berani mengintip dosennya dari balik buku, dia tidak bernyali untuk menatap wajah tampan dosen yang dikagumi oleh banyak teman-temannya.
“Ava?” Sebuah jari menggeser helaian di bagian atas buku tersebut.
“I-iya Pak Elang?” Gadis bernama Ava itu malah menutup wajah menggunakan sepuluh jarinya.
Elang menyadari sesuatu ketika melihat bayangan wajah dari sela jari mungil nan panjang itu. Ia memberikan senyum tipisnya, dan senyum kecil itu berhasil membuat semua mahasiswi yang berada dalam kelas tersebut berdebar-debar.
“Jadi kau? Gadis korek api?” Elang mendekatkan wajahnya ke arah Ava. “Datang ke ruanganku sepulang sekolah.”
“Mati aku ….”
***
Bersambung …
Hai, ini adalah novel keduaku di NovelToon.
Novel ini sekaligus menjadi novel dengan genre Adult Romance kedua yang kubuat.
Pembuatan outline novel ini benar-benar membuat jantung saya berdebar, saya harap kalian juga merasakan hal yang sama saat membacanya.
Salam Baper
Salam manis dari Aeesha.
Love you readers. :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
seprtinya Authornya lagi ter dosen" hehe novelnya beberapa unsur dosen
2023-11-13
0
Rose_Ni
Good Job Thor !!! Lanjuttt...
2021-12-12
0
Arninyon
suka thor menarik..
2021-08-28
0