"Karena kau tidak mau membuat kontrak ini ..." Elang menggantungkan ucapannya sementara tangannya terus merambat masuk dan naik menuju ke area terlarang sambil mengusap bagian luar milik Ava.
"Maka kau harus tidur denganku!"
Ava meringis ketika ia merasa ada sesuatu yang berusaha menyentuh miliknya. Dengan sekuat tenaga, dia mundur dan mendorong Elang semampu yang ia bisa. Namun tubuh kokoh milik pria di hadapannya itu tak bergeming, hanya bergeser beberapa senti dan lalu berdiri melepaskan sentuhannya dari aset berharga milik Ava.
"Ayo! Ayo kita buat kontrak itu!" tukas Ava segera setelah Elang menjauh.
"Akhirnya, kau mau?"
Ava mengangguk lemah.
"Sebenarnya, jika kau tau kontrak itu akan banyak menguntungkanmu secara pribadi."
Ava mendongak mempertanyakan maksud Elang. "Menguntungkanku secara pribadi?"
"Heem."
Keduanya pun diam, suasana menjadi hening seketika. Perlahan lembayung jingga menelisik masuk melalui kaca, menyuguhkan panorama yang tidak dapat ditolak oleh siapapun yang melihatnya.
Elang berjalan mendekati dinding kaca itu, pemandangan nyiur-nyiur kelapa, saling condong hampir bertautan satu sama lain. Daun-daun rampingnya melambai anggun memperlihatkan seberapa lembut angin yang berdesir.
Pandangan Ava mengikuti kemana arah langkah Elang tertuju. Sejenak Ava terkagum, bagaimana makhluk yang menjadi cinta pertamanya ini diciptakan dengan fisik yang begitu sempurna.
Rambut hitam tebal bergaya pompadour fade yang mengembang di bagian depannya, bulu jambang yang merambat dari area dagu hingga rahang dan hidung yang menukik halus di bagian tengah dengan ujung yang tajam bak paruh elang. Sungguh detail kesempurnaan yang membuat siapapun jatuh hati.
"Aku akan kembali mengurus perusahaan di Korea setelah kita menikah." Elang memecah keheningan.
"Bapak akan pergi ke Korea? Dan saya tetap di sini?" tanya Ava menuntut penjelasan lebih dari Elang.
"Hem," gumam Elang singkat.
"Jika kita hidup saling terpisah, lalu pernikahan ini hanya untuk keuntungan bisnis saja. Apakah kerja sama ini tidak bisa dilakukan saja tanpa pernikahan?"
"Memang bisa, kau tidak salah. Tapi sebuah kerja sama bisnis akan menjadi lebih stabil dan sulit dilanggar apabila terikat pernikahan di dalamnya."
"Begitukah?" Kini Ava berdiri menghadap ke arah Elang yang masih menatap penuh panorama di hadapannya. "Sebenarnya menurutku, selain hanya karena bisnis, akan ada banyak masalah menyangkut diri kita pribadi apabila kita memaksa untuk menikah."
"Masalah? Menyangkut pribadi?" Elang berbalik menatap Ava membelakangi cahaya jingga yang kian meredup.
"Ya! Maksudku ... di antara kita sama sekali tidak ada cinta, lalu usia kita terpaut jauh," jelas Ava begitu percaya diri jika ia akan memenangkan pembicaraan ini.
Elang tersenyum miring, ia pun berkata, "tidak sedikit pernikahan dengan usia yang jauh berbeda tetap berakhir bahagia." Elang berjalan mendekat pada Ava. "Dan percintaan mereka sungguh panas di atas ranjang!" tegas Elang saat ia persis di samping telinga Ava.
Ava menyingkirkan tubuhnya, menjauhkan telinganya yang terkena gesekan halus jambang milik Elang. "Jangan sentuh lagi! Bapak sudah melakukan pelecehan!"
Elang menundukkan kepalanya, dengan siku kanan yang bertumpu pada kepalan tangan lainnya, ia menggunakan jempol kanan untuk mengusap halus janggutnya. Matanya melirik ke arah Ava, sebelah ujung bibirnya tersungging ke atas seakan menertawakan apa yang barusan ia dengar.
"Itu bukan pelecahan, itu pembuktian. Jika percintaan di antara kita akan lebih panas dari itu." Elang menunjukkan seringai nakalnya pada Ava. Ia kini mempunyai hobi baru untuk menggoda calon istrinya.
Elang berjalan membelakangi Ava lagi.
Sementara gadis itu menyilangkan kedua tangan di depan dadanya seakan masih takut akan apa yang dilakukan Elang tadi.
"Lagipula tidak ada yang memenjarakan seorang laki-laki yang berusaha mencumbu calon istrinya bukan?" lanjut Elang kemudian.
"Ta-tapi ... tapi ...."
"Tidak usah khawatir, aku sama sekali tak bernafsu meski menyentuhmu tanpa penghalang sekalipun." Elang mengejek Ava dengan seringai khas miliknya.
Ava benar-benar kesal dibuatnya. Bagaimana mungkin setelah mencoba menyentuh daerah sensitif miliknya Elang masih bisa mengatakan hal itu dengan ringan, seolah Ava tak terlihat seperti seorang wanita di hadapannya.
Ada rasa kesal bercampur sedih dalam hati gadis dengan rambut panjang itu, seakan ia juga berharap bahwa suatu saat Elang melakukan yang lebih dari itu padanya.
"Kalau Bapak memang tak pernah berniat menyentuh saya, setidaknya jangan permainkan saya seperti tadi. Karena ... karena ... hal itu begitu penting bagi saya yang selalu menjaganya agar tidak disentuh sembarang orang."
Deg
Tiba-tiba saja dada Elang dipenuhi gemuruh mendengar penuturan Ava yang demikian. Entah setan apa yang tadi merasukinya hingga ia ingin mempermainkan Ava seperti tadi. Yang lebih aneh lagi, mengapa ia peduli dengan apa yang dikatakan Ava. Tidak pernah ada perkataan seorang pun yang mampu mempengaruhi perasaan dan pemikiran Elang. Lelaki dengan filtrum tajam di antara bibir atasnya itu memang aslinya bersifat susah dipengaruhi.
Elang pun berpaling untuk berusaha tak mengindahkan Ava, ia membelakangi gadis itu untuk menutupi rasa bersalahnya. Ia terlalu gengsi untuk minta maaf.
"Jadi, aku termasuk dalam kategori sembarang orang?" tanya Elang tanpa menoleh pada gadis itu.
"Ya! Anda adalah orang yang sudah sembarangan menyentuh sesuatu yang menjadi milik orang lain!" Jawaban Ava kali ini cukup tegas.
"Bukankah sebentar lagi kau akan menjadi milikku?" Elang hampir terkekeh mendengar penuturan Ava. Namun ia masih bisa mengendalikannya dan berusaha untuk tetap terlihat dingin seperti biasanya.
"Tidak pernah dan tidak akan pernah! Pernikahan yang kita lakukan ini tidak akan membuat aku menjadi milik Bapak! Begitupun sebaliknya. Karena ini pernikahan yang dilakukan untuk keuntungan bisnis semata!" Ava membuang mukanya ke samping.
"Sebaiknya Bapak jaga sikap dan nafsu Bapak agar selama pernikahan tidak menyentuh saya seperti tadi. Ka ... kalau Bapak tidak bisa mencintai saya dalam pernikahan ini, sebaiknya Bapak tidak coba-coba menyentuh saya. Biarkan saya hanya akan me-memberikan ma-mah ... mahkota saya pada pria yang tulus mencintai saya," ujar Ava sambil sedikit tergagap di akhir kalimatnya.
"Apa kau berharap aku mencintaimu?" Elang benar-benar berusaha menahan tawanya.
"Ti ... tidak sama sekali!"
"Apa jika aku mencintaimu aku boleh menyentuhmu?" goda Elang lagi. Kali ini dia mencoba mendekat lagi pada Ava.
Suara sepatu Elang terdengar mendekat ke arah Ava. Sementara gadis itu menyadari pergerakan Elang yang menghampirinya, dia mempermainkan ujung roknya untuk menghilangkan rasa grogi. Pertanyaan Elang barusan sungguh tak mampu untuk ia jawab.
Mengapa pertanyaan itu tepat sekali dengan kata hatinya? Elang seakan bisa membaca apa yang ada di pikiran Ava.
"Aku tanya sekali lagi." Kali ini Elang mengangkat dagu Ava dan memberinya tatapan tajam. "Apa aku boleh melakukan yang lebih dari itu jika aku mencintaimu?" tanya Elang dengan hembusan napas berbau mint yang bisa langsung terhirup oleh Ava. Sejenak hal itu membiusnya, terutama dengan iris coklat kehitaman memberi kesan begitu dalam, Ava seakan tertelan untuk masuk pada tatapan tajam Elang.
"Tidak!" Ava segera sadar dari tatapan membius Elang, ia berusaha menepis tangan Elang dari dagunya. "Sekalipun Bapak mencintai saya, saya yang tidak akan pernah mencintai Bapak."
"Begitu, ya? Sayang sekali." Elang memundurkan wajahnya, ia masih berdiri menghadap Ava yang sedang duduk. Elang merentangkan kedua tangannya memegang bahu kursi yang di duduki Ava. Lalu memberi tatapan dominasi pada gadis itu.
"Kau memang tak boleh jatuh cinta padaku!" Kali ini terlihat keseriusan dalam manik mata cokelat kehitaman milik Elang. Sekali lagi tatapan itu begitu dalam, dan lebih dalam seakan Ava hendak terhisap dan tertelan hidup-hidup untuk masuk ke dalamnya.
"Tiga tahun," ujar Elang sambil menunjukkan ketiga jarinya di hadapan wajah Ava. "Kita hanya butuh waktu tiga tahun, dan setelah itu ... ayo bercerai!"
***
Bersambung ...
Next ya readers ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Arninyon
kira2 siapa ya thor visualnya elang apakah oppa lee min hoo atau oppa ji chang wook atau hyun bin.. auto meleleh thor.. 😄😄
2021-08-28
0
Indriyani Iin
3 THN mah kelamaan pa elang ....
sethn aja,,,,kesian ava nya
2021-03-19
0
Mas Lucky
lamAaaaaa 3thn.
2021-01-16
0