Oh My Fak Girl

Oh My Fak Girl

Episode 1

Hari ini menjadi hari baru bagi seorang Raka di salah satu kampus swasta terkenal di Jakarta. Beberapa pasang mata menatap takjub padanya saat dia melenggang dengan bebas di halaman kampus dan mampu menarik perhatian para gadis yang ada di sekitarnya.

“Gila, tuh cowok cakep bangeettt…” seru salah satu gadis dengan mata membulat.

“Waaahhh opa baru nih di kampus kita.” Sahut gadis lainnya seraya menyelipkan rambut di sela telinganya, tangannya melambai ke arah Raka.

Terlihat tarikan tipis di sudut bibir Raka. Pandangan takjub dan tingkah para gadis tersebut sudah menjadi hal biasa baginya saat dimanapun ia berada. Wajah yang tampan dengan style modis dan outfit branded menjadi  ciri khas dari laki-laki berhidung bangir ini.

“Bro!” seru salah seorang laki-laki yang berjalan ke arahnya.

Raka melepaskan kacamata yang melindungi kedua matanya dan tersenyum ramah pada laki-laki yang kini ada di hadapannya.

“Lo gak bilang masuk hari ini.” Lanjut Fery sambil merangkul sahabat karibnya. “Kalo gue bilang, emang lo mau nyiapin karpet merah buat gue?!” sahut Raka yang membalas rangkulan sahabatnya.

“Karpet merah, cewek cakep dan wiski, paket lengkap buat nyambut lo!” ujar Fery dengan diiringi tawa renyah. Raka hanya tersenyum simpul. “Wah hari pertama gini, siapa yang bikin muka cakep lo bonyok?” Fery baru tersadar dengan lebam di sudut bibir sahabatnya.

“Oh, ini..” Raka mengusap sudut bibirnya yang masih terasa nyeri. “Di colek kucing betina.” Lanjutnya dengan senyuman ketir.

“Hahahahha… Gila, kucing mana yang berani nyolek-nyolek muka lo sampe kayak gitu?”

“Nanti gue ceritain, sekarang kita cari dulu minuman seger.” Sahut Raka yang segera kembali memakai kacamatanya.

"Okey, let's go!" Fery menepuk bahu sahabatnya lalu berjalan beriringan menuju kantin, sesekali terdengar suara tawa keduanya. Dan lirikan genit para gadis menjadi pelengkap perjalanan mereka.

*****

“Lo udah fix nerusin kuliah lo di sini?” Fery memulai pembicaraan dengan penasaran.

“Ya, bokap nyuruh gue nerusin kuliah di sini sekalian belajar ngelola perusahaan.” Sahut Raka di selingi sesapan secangkir kopi hitam di hadapannya.

“Sayang banget ya, padahal rencananya libur semester sekarang gue mau nyusul lo ke LA, tapi lo malah balik.”

“Kayak bocah sekolah lo, nyusul gue mesti nunggu libur semester segala.” Sahut Raka dengan tawa renyah. Fery ikut terkekeh mendengar sahutan Raka.

Terlihat Raka menarik nafas dalam-dalam. Suasana yang berbeda ia rasakan. Suara celotehan dan tawa serta kebiasaan orang-orang yang beberapa tahun belakangan tidak pernah dilihatnya, kini ia bisa rasakan setiap hari.

“Kenapa, di sini gak semenarik di LA?” Suara Fery kembali menyadarkan Raka dari lamunannya.

“Gak lah, justru suasana seperti ini yang gue kangenin waktu di sana.” Raka kembali menyeruput kopinya dengan perlahan. Merasakan setiap rasa pahit yang berubah manis saat mengisi tenggorokannya. Dibalik kacamata hitamnya, matanya berkeliling melihat sekeliling kantin yang ramai dengan lalu lalang pengunjungnya.

“Waahh,, ada yang mesti lo tau juga nih dari kampus ini… " Fery mencondongkan tubuhnya pada Raka seraya memperlihatkan senyuman  lebarnya. Raka mengernyitkan dahinya, tanda tidak mengerti pada maksud ucapan Fery. "Reva, f*ck girl kampus sini.” ujar Fery dengan mata membulat.

“Ah basi lo!!” Raka menaruh kopi di hadapannya, ia mengerti maksud  sahabatnya, yang ia bahas tidak akan lepas dari masalah perempuan.

"Tuh liat!" Fery menunjuk dengan sudut matanya. Dengan malas Raka mengikuti arah pandang Fery.

Terlihat seorang gadis tengah berjalan dengan santai melewatinya. Di sampingnya ada seorang laki-laki yang berjalan sambil terus merapikan rambutnya dan terlihat sangat gugup.

Raka mengernyitkan dahinya. Ia merasa familiar dengan wajah yang dilihatnya.

Flash Back on

“Copeeetttt!!!!” Teriak seorang wanita setengah baya di antara kerumunan ramainya orang-oorang yang berada di pasar pagi itu.

Seorang laki-laki berlari dengan cepat membelah kerumunan, di tangannya ia memegangi dompet dan berlari ke arah Raka.

“Bruk!” laki-laki tersebut menabrak Raka dan membuat keduanya terjatuh.

Dengan wajah panik ia segera berdiri dan berlari meninggalkan hasil copetannya begitu saja. Raka segera bangkit namun tiba-tiba sebuah tangan menarik kerah jaketnya dengan kasar.

“Buk!”

Sebuah pukulan mendarat di wajah Raka dan membuat sudut bibirnya meneteskan lelehan darah. Raka masih belum bisa mencerna apa yang terjadi padanya. Kepalanya masih terasa begitu pening mendapatkan hantaman yang tiba-tiba dari tangan seorang gadis.

“Berani lo ya nyopet di sini?!” seru gadis tersebut dengan mata menyalak.

“Gue gak nyopet!” sahut Raka yang gelagapan menerima tuduhan yang tiba-tiba dari seorang gadis.

“Oh, masih gak ngaku juga? Terus ini apaan, hah?” Gadis itu memukulkan dompet wanita yang tadi dicopet ke pipi Raka.

“Astaga, itu bukan gue yang ngambil!” kilah Raka.

Raka melihat kesekelilingnya, beberapa pasang mata menatap sinis ke arahnya. Tak terkecuali sepasang mata bulat yang kini sedang berusaha menghakiminya.

"Gue gak nyopet! Lo salah paham, okey?" Raka berusaha menjelaskan. Tangannya memegang tangan gadis tersebut agar melepaskan cengkramannya tapi sepertinya gadis ini tidak peduli dan cengramannya malah semakin kuat.

Sebuah senyuman sarkas tergambar jelas di bibir gadis yang berdiri di hadapannya.

"Kalo copet kayak lo ngaku, penjara pasti penuh." Lagi-lagi Raka menerima pukulan di dada kirinya, meski tidak terlalu keras tapi tetap membuatnya terhuyung.

“Reva! Tunggu!” seru sebuah suara yang menghampiri mereka. “Bukan dia kayaknya copetnya.” Lanjut wanita tersebut yang terengah-engah karena nyaris kehabisan nafas.

Raka menatap gadis itu dengan senyum tipis dan belalakan mata puas.

“Maksud ibu?” Gadis bernama Reva tersebut masih tak habis pikir dengan ucapan wanita di sampingnya.

“Copetnya tadi pake jaket warna abu, dia jaket item. Kamu salah orang nak!” terang wanita tersebut.

Pandangan Reva beralih pada laki-laki yang ada di hadapannya. Sebuah topi, dengan jaket branded menyamarkan penampilan laki-laki tersebut. Mata keduanya saling bersitatap, sebuah tatapan penuh amarah terasa balik menyerang Reva.

Reva segera melepaskan genggamannya. Dengan penuh rasa bersalah ia tertunduk di hadapan Raka. Raka mengusap lelehan darah di sudut bibirnya. Lidahnya bisa merasakan asinnya darah yang kemudian ia usap. Ingin sekali rasanya ia membalas pukulan di wajahnya, namun tatapan sepasang mata bulat itu telah menghilangkan semua amarahnya. Malah berganti jatungnya yang berdebar kencang mendapat tatapan dari Reva.

“Sory…” Kata tersebut terdengar lirih dari mulut Reva. Ia memberanikan diri mengangkat wajahnya dan menatap Raka. Tangannya saling memilin satu sama lain, kemudian kembali tertunduk dengan penuh rasa bersalah.

Raka menghembuskan nafasnya dengan kasar. Bagaimana bisa gadis dihadapannya begitu,

“Hah!” hanya itu yang bisa mewakili perasaan Raka saat ini. Ia bahkan tidak bisa marah melihat ekspresi gadis ini.

“Mas nya, ibu minta maaf ya… Sepertinya putri ibu salah orang.” Ujar wanita tersebut seraya menyenggol Reva.

Raka berusaha tersenyum, namun pandangannya masih belum bisa beralih dari gadis yang tertunduk di hadapannya.

“Kamu obatin dulu luka mas-nya” lanjut wanita tersebut yang berusaha menyadarkan Reva. “Silakan..” Wanita tersebut memapah Raka ke sebuah bangku yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Kerumunan orang-orang pun berangsur memudar.

“Ibu ambilin obat merah dulu, kamu tunggu di sini sama mas-nya.”

Dengan segera wanita paruh baya tersebut pergi. Tinggallah Raka dan Reva yang masih terdiam satu sama lain. Raka menyentuh sudut bibirnya yang terasa berdenyut perih.

“Apa masih sakit?” Reva berusaha memecah keheningan yang terasa seperti menghakiminya.

“Menurut lo?!” sengit Raka tanpa menatap Reva sedikitpun.Ia memandangi sisa darah yang ada di jemarinya.

Reva benar-benar merasa bersalah. Dari penampilannya, ia yakin laki-laki yang ada dihadapannya bukan orang biasa.

Tak lama berselang, Ibu datang dengan sebuah kotak kecil berisi obat. Dengan segera ia membenamkan kotak tersebut di tangan Reva.

“Kamu obatin mas-nya. Ibu jaga warung dulu.” Tutur wanita tersebut yang kemudian mengangguk pamit pada Raka.

“Hem…” hanya itu jawaban Reva.

Dengan tangan gemetar, Reva mengambil obat merah dan meneteskannya di kapas, lalu perlahan mengoleskannya di sudut bibir Raka.

“Em..” Raka berusaha memalingkan wajahnya karena lukanya yang terasa perih saat di tekan dengan kapas.

“Sebentar..” Reva segera menahan dagu Raka dengan tangannya agar ia leluasa memberinya obat.

Raka bisa melihat dengan  jelas wajah cantik polos yang bersemu kemerahan di kedua pipinya. Beberapa helai anak rambut tampak tergerai menutupi rahang tegas wajah sensual gadis tersebut. Titik-titik keringat di dahinya terlihat berkilauan terbiaskan cahaya matahari pagi.

Sejenak Raka tertegun, memandangi salah satu keindahan ciptaan Tuhan. Entah mengapa sudut hatinya tersenyum. Ada getaran yang merambat di aliran darahnya seirama kerlipan mata dan tiupan lembut dari bibir tipis di hadapannya.

“Udah…” Suara Reva mengakhiri lamunan Raka begitu saja. Raka menyentuh sudut bibirnya yang ternyata sudah tertutup plester kecil. Ia tidak lagi merasakan perih disana. Namun jika ia bisa meminta, ia bersedia untuk kembali terluka di sudut bibir agar bisa kembali Reva obati.

Flash back Off

“Nah kan!” Suara fery dan tepukan di bahu Raka, membuat jantung Raka hampir saja melorot.

“Apaan?!” Raka segera tersadar dari lamunannya.

“Apa gue bilang, itu tuh bidadarinya kampus kita. Reva Anasya. Lo juga terpesona kan?” bisik Fery dengan seringai puasnya.

“Di LA banyak yang begituan!” Raka kembali meneguk kopinya hingga tandas, seolah acuh pada keadaan di sekitarnya padahal di rongga dadanya, jantungnya masih berdetak tak beraturan.

“Yang cakep emang gue yakin banyak. Tapi yang spesial kayak dia, lo cari ke antartika juga gak bakal nemu.” sahut Fery dengan bangga. Matanya tak henti memandangi sosok sempurna yang tengah tersenyum di sela perbincangannya dengan beberapa laki-laki

“Iya , gue dapetnya pinguin!” cetus Raka yang segera beranjak meninggalkan sahabat reseknya.

“Hahahhha…” Tawa Fery mengudara dengan jelas.

*****

Terpopuler

Comments

Pena Hitam

Pena Hitam

wew

2024-03-06

0

Z@in@ ^ €£ QULUB

Z@in@ ^ €£ QULUB

ini novel kedua ku baca dari karyamu thor...

2023-07-08

1

Kisti

Kisti

baca ya thoorrr 👍

2023-03-11

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 179
179 Episode 180
180 Episode 181
181 Episode 182
182 Episode 183
183 Episode 184
184 Episode 185
185 Episode 186
186 Kamsahamnidaaa
187 announcement
188 Otor Menyapa
189 Coming up
190 Menjadi Dia
191 Ranjang Dingin Ibu Tiri
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 179
179
Episode 180
180
Episode 181
181
Episode 182
182
Episode 183
183
Episode 184
184
Episode 185
185
Episode 186
186
Kamsahamnidaaa
187
announcement
188
Otor Menyapa
189
Coming up
190
Menjadi Dia
191
Ranjang Dingin Ibu Tiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!