Siang itu, setelah selesai dengan urusan perkampusannya, Raka berencana kembali ke perusahaan ayahnya. Namun saat perjalanan menuju tempat parkir, ia kembali melihat Reva yang tengah berbicara dengan seorang laki-laki berpenampilan rapi. Dilihat dari gaya berpakaian dan mobil mewah yang di bawanya, ia yakin laki-laki itu dari kalangan jetset.
Raka memang tidak melihat jelas wajah laki-laki yang sedang berbicara dengan Reva tapi ia yakin itu adalah laki-laki yang berbeda dengan yang ia lihat di kantin. Keduanya terlihat begitu akrab bahkan Reva tersenyum dan tertawa.
Raka merasa penasaran dengan apa yang dilihatnya. Perlahan ia mendekat dan bersembunyi di balik salah satu mobil untuk mencuri dengar pembicaraan Reva dan partnernya.
“Acaranya besok. Gue bakal jemput lo jam tiga sore ya.” Ujar laki-laki tersebut seraya memberikan sebuah amplop coklat.
“Tema acaranya apa?”
“Kasual. Kalo bisa lo pake dres ya, jangan tomboy begini. Gue pengen bikin temen-temen gue iri liat gue bawa pacar secantik lo.” Terang laki-laki tersebut seraya mencolek dagu Reva.
“Hem…” Reva hanya tersenyum simpul.
“Okey, sampe ketemu besok reva sayang…” tutur laki-laki tersebut seraya melambaikan tangan. Reva membalasnya dengan senyuman.
Tak lama, laki-laki itupun segera berlalu. Raka masih memperhatikan Reva dari kejauhan. Reva memasukkan amplop coklat tersebut ke dalam tas tangannya lalu berjalan menuju pintu keluar parkir. Terlihat senyum manis di bibir tipisnya.
“Gila, tuh cewek transaksi apaan sih? Kelakuannya gak sepolos mukanya.” Batin Raka yang tak habis pikir.
Sejak bertemu dengan Reva, entah mengapa bayangan gadis tersebut terus menggelayuti alam pikirannya. Seperti saat ini, rencananya untuk kembali ke kantor ia urungkan dan malah sibuk mengikuti gadis yang kini membuatnya begitu penasaran.
****
Dengan sedan mewahnya, Raka mengikuti Reva yang tengah berjalan di trotoar. Tampak Reva menghentikan sebuah taksi lalu pergi entah kemana tujuannya. Di belakangnya, Raka mengikuti dengan jarak yang tidak terlalu jauh.
“Reva, reva… Lo mau kemana hah?” Gumam Raka seraya mengetuk-ngetuk jarinya di atas stir. Matanya fokus mengekori taksi yang membawa Reva.
Hingga taksi tersebut menepi di depan sebuah café dan terlihat Reva turun. Dengan segera Raka ikut menepikan mobilnya. Ia memperhatikan Reva yang berjalan menuju café dan memastikan Reva telah masuk.
Layaknya seorang penguntit, Raka segera turun dan mengikuti Reva. Ia memakai topi dan jaket yang membungkus tubuh atletisnya. Di tangannya ada sebuah koran yang dia gunakan untuk menutupi wajahnya. Ia berjalan mengendap-endap dan memilih tempat yang tidak terlalu jauh dari Reva.
“Reva, sayang…..” sapa seorang laki-laki yang begitu sumeringah melihat kedatangan Reva.
“Hay, sory nunggu lama ya?” sahut Reva dengan senyum menawannya.
“Gak pa-pa, Aku akan selalu bersedia nunggu kamu kok. O iya, kenalin, ini eko temen SMA aku. Eko, kenalin, ini reva cewek gue.” Tutur laki-laki tersebut dengan bangga.
Mata Raka terbelalak saat mendengar salah satu kata yang keluar dari mulut laki-laki tersebut.
“Gila, ini cewek pacarnya ada berapa sih?” Gumam Raka yang berusaha mengingat wajah-wajah laki-laki yang bersama Reva.
“Hay Reva… Gue Eko. Wah ternyata bener, seorang Reva emang cantik banget. Lebih cantik malah dari foto yang di tunjukin jeremy.” Tutur Eko seraya menjabat tangan Reva.
“Oh Jeremy nunjukin foto gue?” Reva melirik Jeremy yang salah tingkah di sampingnya.
“Iya, sombong banget nih cunguk. Pamerin foto lo mulu.” Sahut Eko dengan seringai jenakanya.
“Hehehehe… Emang aku gak boleh ngasih liat foto kamu ke temen-temen yang?” ujar Jeremy setengah merajuk.
Reva hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Jeremy. “Oh iya, aku udah pesenin makanan favorit kamu. Yuk kita makan dulu.” Ajak Jeremy yang segera menarikkan kursi untuk kekasihnya.
“Thanks jer….” Reva berusaha se ramah mungkin pada laki-laki hitam manis yang ada di hadapannya.
“Dengan senang hati sayang….” Sahut Jeremy seraya mengacak gemas rambut tebal Reva.
Suasana makan pun terlihat begitu santai. Sesekali Jeremy mengusap sudut bibir Reva saat terlihat ada sisa sauce di sana, membuat Eko mengeram iri dalam hati karena bukan ia yang melakukan hal tersebut pada gadis cantik di hadapannya.
Di sudut lain, Raka masih memperhatikan Reva yang tengah menikmati makan sian romantisnya. Segelas minuman menjadi teman setia Raka siang itu. Entah mengapa ia merasa sangat risih melihat perlakuan Jeremy pada Reva.
“Ddrrtt… Ddrrttt…” sebuah panggilan masuk ke handphonenya. Dengan segera Raka menjawabnya.
“Ya pah…” jawabnya dengan malas. “Iya, aku udah di jalan, bentar lagi nyampe kantor papah.” Lanjutnya yang segera mengakhiri panggilan.
Raka beranjak dari tempat duduknya. Diliriknya Reva yang sesekali tertawa tanpa canggung. Sejujurnya ia tidak ingin melewatkan apapun yang dilakukan gadis itu dan entah kenapa ia sangat penasaran sampai harus melakukan hal ini.
“Gila, ngapain sih gue ada di sini? Urusan gue apa harus tau urusan dia?” Raka mengupati dirinya sendiri. Ia sendiri tidak habis pikir dengan yang dilakukannya.
*****
Raka memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah keramaian ibu kota. Beberapa kali lampu merah di temuinya membuatnya mendengus kasar. Kemacetan, yang selalu menjadi hal yang paling di benci oleh Raka namun kali ini ia malah menikmatinya. Pikirannya tertaut pada senyum manis dan mata bulat yang terus mengisi ruang imajinya dan membuatnya ikut tersenyum.
“Cakep sih, tapi murahan.” Ujarnya dengan diiringi senyum simpul.
Tiga puluh menit berselang, Raka sampai di sebuah perusahaan besar milik keluarganya. Adiyaksa corp, salah satu perusahaan besar yang kelak akan menjadi tempatnya bekerja.
“Selamat siang Tuan muda…” sapa seorang laki-laki paruh baya yang ia kenal sebagai Rudy, sekretaris dari pimpinan perusahaan tempatnya berada sekarang.
“Siang Om.. Papah di ruangannya?”
“Iya tuan muda, silakan…”
Rudy menunjukan jalan untuk Raka. Selama menuju ruangan yang akan di tuju, mata Raka berkeliling melihat seisi kantor yang dilewatinya. Kondisinya masih sama seperti tujuh tahun lalu, saat sebelum ia memutuskan untuk kuliah di luar negri.
Melihat Raka yang melintasi koridor ruangan, tampak beberapa pasang mata gadis tertuju padanya. Terdengar decakan kagum melihat paras tampan yang berjalan di samping sekretaris utama Adiyaksa Corp. Raka semakin membenamkan topinya, berusaha menutupi wajahnya, ia merasa tidak nyaman terlalu banyak mata yang menatapnya.
“Ding!” pintu lift khsusus direktur terbuka lebar menyambut Raka dan Rudy. Lantai 11 adalah lantai yang mereka tuju.
“Gimana kondisi kesehatan papah sekarang om?” Raka memecah keheningan di antara keduanya.
“Tuan besar akan check up kesehatan kembali minggu depan Tuan. Hasilnya akan langsung disampaikan oleh
dokter pribadi tuan besar.” terang Rudy dengan gamblang.
“Ya ampun om, kalo lagi kayak gini gak usah formal juga kali. Toh gak ada yang liat dan denger juga.” Ujar Raka dengan santai. Ia menyandarkan tubuhnya ke dinding lift lalu perlahan matanya terpejam.
Rudy hanya membalasnya dengan senyuman tipis. Gesturnya yang kaku pun berubah sedikit santai.
“Papahmu, sudah tidak sesehat dan semuda dulu. Om sarankan, sebaiknya kamu mulai fokus sama perusahaan.” Tutur Rudy dengan tatapan seriusnya.
Terdengar tarikan nafas kasar dari mulut Raka. Selalu menjadi hal yang ia benci saat mendengar tugas meneruskan perusahaan.
“Apa mamah juga masih minta om cariin calon istri buat aku?”
Rudy kembali tersenyum melihat pantulan wajah Raka di hadapannya.
“Beliau hanya berpesan, kalau sampai kamu mulai bekerja dan belum punya pacar, om harus mengenalkan kamu dengan putri dari para kolega saat ulang tahun perusahaan.” Tandas Rudy dengan seringai gelinya.
“Aahh.. Mamah selalu gitu. Apa aku setua itu sampai harus dicarikan calon istri?” gerutu Raka yang sudah terbiasa mendengar kata dijodohkan.
“Sebaiknya, kamu segera kenalkan calon buat papah dan mamahmu, supaya mereka tidak terlalu banyak berfikir.” Tutup Rudy.
Raka tak menanggapinya. Ia kembali memejamkan matanya dan mengosongkan pikirannya yang kadang ia sendiri tak mengerti.
*****
Boleh dong bagi Like dan commentnya, supaya nulisnya tambah semangat, hehehe
BTW, ini baru pertama belajar nulis kayak gini, kalau ada saran boleh tulis di kolom komentar. Terima kasih... Happy Reading... :D
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Mystera11
mampir thor... alurnya sejauh ini mnurutku udah sangat menarik thor meskipun ada bbrapa pnulisan yg typo tp tdk mngurangi isi isi critanya yg bagus...
2023-07-07
1
Kisti
bagus sudah kg thor kryanya.i like 💪
2023-03-11
0
Bunda dinna
Reva,,masa sih punya banyak cowok?
2023-02-28
1