Di tempat lain, Reva baru turun dari taksi tepat di halaman sebuah rumah sederhana. Seorang wanita melambaikan tangan menyambut kedatangan Reva.
“Re…. kangen gue…” seru wanita yang biasa Reva panggil Kak Mela.
“Kangen gue juga kak.” Reva merangkul Mela dengan hangat. “Hay jagoan tante Rere, kamu apa kabar?” sapa Reva pada anak laki-laki berumur lima tahun bernama Rio.
“Kabar baik tante Rere…” sahutnya seraya mengecup punggung tangan Reva.
“Ya ampun, kamu manis banget sih….” Reva mengacak rambut Rio dengan gemas.
“Ya udah , masuk dulu. Kita ngobrol di dalem.” Mela menarik tangan Reva dan mengajaknya untuk masuk.
Segelas teh telah tersaji di depan Reva. Mereka mulai berbincang, sementara Rio asyik bermain dengan mobil-mobilan dan keretanya.
“Re, gue seneng akhirnya lo bisa ikut lagi kerja sama gue. Lo jadi nginep di sini kan?” tanta Mela seraya menggenggam tangan Reva.
“Jadi kak. Iya alhamdulillah tugas-tugas kuliah gue udah selesei. Minggu ini juga banyak dosen yang gag masuk karena persiapan magang. Jadi minggu ini gue bisa ikut lo kerja kak.” Terang Reva dengan semangat.
“Iya bagus lah. Di pameran sekarang, kita dapet distributor mobil yang bagus. Lo masuk divisi mobil mewah sama gue. Jadi shift nya bisa gantian, gue pagi, lo sore sampe jam 9 malem. Gag pa-pa kan?” terang Mela dengan antusias.
“Wah bagus tuh kak. Kita juga bisa gantian jagain Rio. Dia udah sekolah kan?”
“Iya, ini tahun pertama dia masuk TK. Gila berat banget nyekolahin anak padahal baru TK.” Dengus Mela yang memang single parent.
“Apa kabar anak gue nanti ya kak?” Reva memandangi wajah polos Rio yang tengah asyik berbicara dengan mainannya.
“Cari dulu calon bapak yang baik, baru mikirin bikin anak.” Goda Mela seraya menyenggol lengan Reva.
“Ah bisa aja lo kak…” Reva tersipu.
Meski Reva masih tergolong muda dengan usia 22 tahun, mengingat track record nya selama ini dengan para kumbang, ia pesimis akan ada laki-laki yang benar-benar baik mencintai dia apa adanya.
“Re, gue pernah salah memilih, jadi jangan sampe lo ngelakuin hal yang sama kayak gue. Jaga diri lo baik-baik. Berikan jiwa dan raga lo cuma sama laki-laki yang bisa ngebimbing lo gag cuma di dunia tapi juga di akhirat.” Tutur Mela dengan penuh kesungguhan.
“Iya kak, makasih udah ngingetin.” Sahut Reva seraya tersenyum.
“Ah gila, gini kali ya rasanya jadi murid mamah dedeh.” Ujar Mela seraya terkekeh mengingat ucapannya barusan.
“Ahahahha.. Lo emang keren kak. Lo juga ibu yang hebat buat Rio. Gue salut sama lo bisa bertahan sejauh ini cuma berdua sama Rio.”
Reva mengusap pucuk kepala Rio dan mengecupnya dengan lembut.
“Ah gila, hidung gue terbang Re!” sunggut Mela yang di sambut tawa renyah keduanya.
****
Sore ini, Reva tengah memulai pekerjaan barunya sebagai seorang Sales promotion girl (SPG) sebuah brand mobil terkenal. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Reva akan menyempatkan diri bekerja di Pameran sekaligus festival ini karena bayarannya cukup besar.
Beberapa mobil mewah telah berderet di hadapannya. Reva berdiri di depan stand seraya menawarkan brosur produk yang dijajakannya.
“Silakan untuk melihat produk terbaru kami. Produk terbaik di kelasnya dengan banyak promo menarik dan bonus eksklusif untuk bapak dan ibu. Saya pastikan, bapak ibu akan puas dengan produk yang kami tawarkan.” Itulah kalimat yang terus Reva ulang untuk mempromosikan beberapa mobil mewah yang berbaris rapi.
“Silakan untuk di kunjungi bapak-ibu, selain nyaman produk kami juga aman dan menggunakan teknologi terbaru.” Lanjutnya saat seorang calon konsumen masuk ke stand nya.
“Silakan bapak, model mana yang bapak sukai?” tawar Reva dengan senyum tersungging di bibirnya.
Sepasang kakek dan nenek saling menggenggam tangan, melihat satu per satu mobil yang di tawarkan Reva. Reva berdecak kagum dalam hatinya, melihat pasangan yang tak muda lagi namun tetap terlihat romantis.
“Mba, mobilnya bisa kredit juga gag?” tanya laki-laki tersebut sambil mengusap salah satu mobil berwarna putih di hadapannya.
“Bisa bapak. Kalau bapak melakukan pembelian secara cash, bapak akan mendapatkan bonus dan diskon tapi kalau bapak melakukan pembelian secara kredit, bapak pun akan mendapatkan cashback.” Terang Reva.
Pasangan itu saling bertatapan, sepertinya ia tertarik dengan yang di tawarkan Reva.
“Saya suka yang ini. Kamu suka sayang?” tanya laki-laki tersebut pada wanita di sampingnya.
“Iya, aku suka pah.” Sahut sang istri seraya tersenyum dengan manis. Reva ikut tersenyum melihat interaksi keduanya.
“Baik bapak dan ibu, silakan luangkan waktunya untuk melihat produk kami lebih dekat. Untuk metode pembayarannya, bagian finance kami akan menjelaskannya lebih lanjut.” Terang Reva seraya membukakan pintu mobil untuk pasangan tersebut.
Keduanya hanya terangguk dan mulai melihat-lihat isi mobilnya.
Reva kembali ke depan stand nya untuk mempromosikan mobil yang ia tawarkan. 2,3 bahkan 4 konsumen masuk dan melihat-lihat produk yang Reva tawarkan. Beberapa orang hanya berfoto di depan mobil dengan gayanya dan beberapa orang lagi minta berfoto dengan Reva.
“Boleh, tapi foto dengan mobilnya juga yaa, siapa tau keluarga mas nya tertarik dengan produk kami.” Tutur Reva saat seorang laki-laki minta berfoto dengannya.
Laki-laki itupun dengan senang hati mengiyakan.
Hingga habis jam kerja Reva, ada 2 mobil yang sudah terjual. Reva menghela nafas lega, tenaganya tidak terbuang sia-sia.
“Reva, kamu keren!” seru Kemal , salah satu staf promosi perusahaan.
“Iya Alhamdulillah mas kemal, ada 1 pelanggan yang bayar cash kan?” tutur Reva dengan wajah sumeringahnya.
“Iya betul. Bos pasti seneng nih.” Tukas kemal yang segera melaporkan pencapaiannya malam ini pada bos besarnya.
Reva mengemasi barang-barangnya dan bersiap untuk pulang. Setelah berganti pakaian, Reva pamit pada beberapa pekerja yang juga bersiap untuk pulang.
“Re bentar, “ Kemal memanggil Reva yang sudah berada di mulut pintu.
“Iya mas kemal, kenapa?”
“Ini ada voucher makan gratis buat kamu sama pasangan kamu mungkin. Ini hadiah dari Bos.” Ujar Kemal dengan wajah gembiranya.
“Wah makasih banyak mas kemal. Sampein terima kasih saya juga untuk pak bos.” Sambut Reva yang segera mengambil voucher yang di berikan Kemal.
“Iya, hati-hati di jalan ya Re..” tutur kemal dengan senyum terkembang di bibirnya.
“Iya mas, mari saya duluan.” Reva bergegas pergi menuju tempat ia memarkirkan motornya, motor milik Mela tepatnya.
*****
Dalam perjalanan pulang, Reva menyempatkan untuk menukar Vouchernya dengan beberapa menu makanan mewah dari Restoran yang tertera di voucher tersebut. 1 voucher ia bisa mendapatkan 4 menu makanan yang menggoda selera, membuat Reva terpekik riang membayangkan Rio dan Mela melahap makanan ini hingga kekenyangan.
Reva melajukan motornya dengan kecepatan sedang, melewati jalan yang mulai sepi. Salah satu telinganya disumbat headset dan tengah mendengarkan lawakan khas raditya dika. Sesekali Reva ikut tertawa saat candaan Raditya dika terasa begitu segar baginya. Reva pun melirih keresek makanan yang berayun seirama hembusan angin yang menerpanya.
Sampai di rumah Mela, suasana sudah sangat sepi. Reva membawa semua barang bawaanya dan berjalan perlahan menuju teras rumah. Reva memutar handle pintu, tampak Mela yang tertidur di sofa, mungkin tengah menunggunya pulang.
“Kak,,, gue pulang…” bisik Reva seraya mengusap lengan Mela.
Mela menggeliat kecil, matanya mengerjap perlahan dan mulai terbuka.
“Re…” sapanya dengan suara serak. Reva tersenyum melihat Mela yang kemudian terduduk.
“Kak, lo sama Rio udah makan belum, gue bawa banyak makanan.” Tutur reva yang segera duduk di samping Mela. Ia membuka satu per satu makanan dari dalam kantong.
“Astaga Re, lo dapet dari mana makanan mewah begini?” Mela Reflek mecicip salah satu makanan dengan semangat.
“Ini hadiah dari bos. Gue dapet 2 voucher makan. Lumayan, 2 hari kita makan enak.” Seru Reva seraya menunjukan sisa voucher yang di genggamnya.
“Lo gag macem-macem kan sama bos?” Mela menaruh sendok yang di pakainya dan menatap Reva dengan tajam.
“Astaga kak, macem-macem gimana? Ketemu aja enggak.” Sengit Reva. “Tadi tuh, ada 2 mobil yang terjual, 1 cash 1 kredit. Nah mas kemal laporan sama si Bos, terus pas pulang tau-tau gue di kasih voucher ini.” Terang Reva dengan gamblang.
“Hah , lo jual 2 mobil?” Mela baru sadar dengan isi pembicaraan Reva. Reva hanya mengangguk seraya tersenyum. “Gila, ade ketemu gede gue ini hebat banget. Di tengah krisis begini masih bisa jual 2 mobil mewah. Ada yang cash lagi.” Seru Mela seraya memeluk Reva kegirangan.
“Ya kali kak, yang krisis tuh cuma orang kere kayak gue doang, orang kaya sekelas sultan mah, bebas mau beli mobil kapan juga.” Cetus Reva yang ikut melahap makanan di depannya.
“Iya ya, mereka bisa tidur di atas tumpukan duit, sementara kita tidur di atas kasur bau ompol.” Sahut Mela seraya terkekeh geli.
“Tapi mereka belum tentu lebih bahagia dari kita kan? Harta melimpah bukan jaminan seseorang bahagia loh kak.” Timpal Reva seraya menyuapkan sesendok makanan ke mulut Mela.
“Anak pinter, lo emang ade gue Re…” Mela mengusap pucuk kepala Reva dengan lembut.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 191 Episodes
Comments
Yenni
kalo bisa milih antara kaya atau miskin, mungkin bakal banyak orang yang milih jadi orang kaya. Mereka beranggapan dengan banyak uang mereka bakal happy. Nggak tau aja mereka kalau orang kaya tuh banyak cicilannya. Kartu kredit lah, mobil lah, rumah lah, banyak pokoknya. mumet kan tuh otak mikir cicilan. Beda sama orang miskin, dia bahagia tanpa harua mikirin cicilan
2022-09-08
1
Etik Widarwati Dtt Wtda
revaaa
2022-09-02
1
Cahya Zanara
udah 3 novel yg kubaca dari karya outhor .. aku suka para lelaki di novel outhor semuanya gak suka main perempuan..
disaat menikah baik pemeran laki2 atau perempuan mereka masih bisa menjaga kehormatannya..
keren thor..😍😍😍
2021-12-25
4