Episode 6

“Tet tet!”

Suara klakson membuyarkan lamunan Reva. Tampak Edho yang tengah menepikan mobilnya di depan Reva. Sesuai janji, Reva akan menemani Edho ke acara ulang tahun teman SMA nya. Reva sudah berdandan rapi dengan mengenakan dress selutut sesuai permintaan Edho.

“Hay cantiikkk…” sapa Edho yang kini berdiri di hadapan Reva.

“Hay Do…” sahutnya dengan senyum tersungging.

“Yuk cabut!” Edho membukakan pintu untuk Reva yang disambut dengan senyuman cantik Reva yang  memperlihatkan deretan gigi putih dan rapinya.

“Apa yang harus gue lakuin di sana nanti?”

Edho menoleh pada gadis cantik yang duduk di sampingnya.

“Gue udah bilang belom kalo lo cantik banget Re?” Edho mengabaikan pertanyaan Reva.

“Tempo hari lo udah bilang dho.”

“Hem, sepertinya gue yang lupa.” Timpal Edho dengan diiringi tawa renyah. “Re, nanti kalo di sana ada yang ngajak lo ngobrol, lo cuek aja yaa, kecuali ada gue di samping lo.”

“Sesuai permintaan lo.” Sahut Reva tanpa ragu.

Edho terangguk-angguk seraya menghentakkan jari-jarinya di atas stir, mengikuti irama lagu yang di putar di music box nya. Sementara Reva tampak duduk santai dengan tatapan lurus ke depan melihat kendaraan yang saling berlarian di hadapannya. Sesekali Edho melirik dan berdecak kagum melihat wujud cantik di sampingnya. Betapa ia bersyukur bisa menjadi laki-laki terakhir yang menemani Reva menyelesaikan petualangannya.

Hingga tiba di sebuah rumah mewah, beberapa mobil mewah telah terparkir di sana. Reva turun bersamaan dengan Edho yang mengulurkan tangannya pada Reva.

“Gandengan doang biar keliatan pacarannya, gue janji gag lebih dari itu.” Bisik Edho yang di sambut senyuman tipis dari Reva.

Mereka melangkah bersamaan menapaki pelataran rumah yang telah di hias oleh bunga-bunga dan dekorasi mewah lainnya.

“Edho, Reva….. Akhirnya lo berdua dateng juga…” sambut seorang gadis yang biasa mereka panggil Alea.

Alea memeluk Edho dan Reva bergantian.

“Selamat ya Lea, inget umur lo makin tua.” Cetus Edho sambil tertawa renyah.

“Hahahaha makasih dho udah ngingetin gue. Ayo masuk, gabung sama yang lain.” ajak Alea seraya menarik tangan Reva.

Edho hanya mengangguk saat melihat tatapan Reva.

Edho bergabung dengan teman laki-lakinya sementara Reva diajak ke mini bar oleh Alea. Ia disuguhi beragam minuman non alkohol karena Alea tahu Reva tidak minum alkohol.

“Re, gue kirain lo sama Edho udah putus, soalnya beberapa kali ketemu dia pasti sendirian.” Ujar Alea seraya memainkan gelas berisi wine di tangannya.

“Iya, gue sama Edho emang punya kegiatan masing-masing dan gag bisa sama-sama terus.” Sahut Reva dengan senyum tipis.

“Kalo gue jadi lo, gag bisa gue jauh-jauh sama Edho. Bawaannya pengen deket dia terus kayaknya. Hahahaha…. Sory nih gue terlalu terus terang.” Tutur Alea dengan tawa ringannya.

Reva hanya tersenyum. Dari kejauhan ia melihat Edho yang tengah berbincang dengan teman-temannya. Secara fisik, memang tidak ada yang kurang dari Edho. Rambut agak gondrong yang terkesan maskulin, dengan mata berwarna biru yang menggairahkan serta bibir dan hidung yang berpadu sempurna di kelilingi rambut tipis di sisi

rahang tegasnya. Bagi Reva, wajar saja jika banyak gadis yang mengaku tergila-gila pada laki-laki berbadan tegap tersebut.

“Lo udah sejauh mana sama Edo?” pertanyaan Alea menggelitik Reva membuatnya tak bisa menahan bibirnya untuk melengkungkan senyum.

“Masih tetep sama, gag ada yang berubah.” Sahut Reva dengan yakin.

Alea hanya terangguk seraya tersenyum, ia kembali meneguk minumannya hingga tandas.

Tak lama ia berajak, “Gue pengen dance, lo ikut?” tawar Alea dengan antusias.

“Gue di sini aja ya…” Reva berusaha menolak dengan halus.

Alea tak ingin memaksa Reva. Ia segera pergi ke area dansa, meminta DJ memutarkan lagu yang berirama lebih cepat hingga refleks membuat orang-orang menghentakan kakinya. Ia menggerakkan badannya seirama dentuman lagu.

“Woowww you hot girl!” seru seorang laki-laki yang tak lain adalah Theo.

Beberapa laki-laki segera mengikuti jejak Alea dan ikut menggoyangkan badannya seirama lagu yang dimainkan. Mereka tampak menikmati musik yang disuguhkan, tak terkecuali Edho.

Reva membalik badannya membelakangi Alea dan teman-temannya yang tengah berpesta. Ia lebih memilih memainkan minuman non alkohol yang ada di tangannya. Hanya sesekali ia melirik dan ikut tersenyum saat terdengar sorakan dari arah mereka yang asyik berpesta.

****

“Reva…” sapa sebuah suara di tengah dentuman musik.

“Oh hay… Lo juga dateng?” sahut Reva dengan ramah.

“Lo masih inget gue?” Raka menunjuk batang hidungnya sendiri, tidak menyangka Reva mengingatnya.

“Memory gue gag sependek itu Fery…” cetus Reva.

“Gue Raka, Re…” timpal Raka.

“Oh, hahahhaha… Sory, kebanyakan minum jus, otak gue jadi ikutan blepbep.” Tukas Reva seraya mengetuk-ngetuk kepalanya. Terdengar tawa renyah dari keduanya.

“Lo dateng sama siapa?” Raka ikut meneguk minuman yang di sodorkan oleh bartender di hadapannya.

“Sama Edho. Lo?”

“Sendiri, kebetulan Alea temen kuliah gue.”

Reva membulatkan bibirnya tanpa suara. Raka tampak mengacungkan gelas berisi wine ke arah Alea yang berteriak memanggil namanya.

Untuk beberapa saat mereka saling terdiam, memandangi gelas masing-masing yang mulai kosong.

“Gue…”

“Gue…”

Ujar keduanya bersamaan. Mereka saling tertawa mendengar ketidak sengajaan keduanya.

“Okey lo duluan.” Ujar Raka seraya tersenyum.

“Hahaha okey… Sebenernya, gue mau minta maaf, karena gag bisa bantu lo dan maen pergi gitu aja. Gue harap lo gag tersinggung.” Tutur Reva dengan tenang.

“It’s okey re, menerima atau menolak itu hak lo kok. Gue gag ada masalah.” Kilah Raka. Walau ia merasa

kecewa, namun ia sadar , ia tak bisa memaksakan kehendaknya.

Dalam sekian detik, Reva merasakan ada seseorang yang berdiri di belakangnya dan melingkarkan tangannya di leher Reva. Secepat itu juga Reva mengambil tangan laki-laki itu dan membantingnya ke meja bar hingga laki-laki itu telentang di hadapannya.

“Theo?” Reva segera melepaskan tangannya melihat Theo yang kesakitan.

“Aw shit! Gerakan lo cepet banget! Belum sempet gue ngasih tanda di leher putih lo.” Ujar Theo seraya terkekeh.

“Theo, ini gag lucu!”

Reva segera berdiri dan menjauh dari Theo yang mulai terlihat mabuk.

“Reva cantik, gue gag becanda… Lo kira gue cowok kuat yang bisa nahan gairah gue ngeliat cewek hot kayak lo? Gue gag sebego Edho yang nganggurin cewek kayak lo gitu aja. Kalo dia gag bisa, gue bisa ngajarin lo sama dia bareng-bareng.” Tutur Theo dengan tatapan penuh gairah. Ia berjalan mendekati Reva dengan seringai jahatnya.

“Theo…” Raka mencoba menahan bahu Theo namun dengan segera Theo mengibaskannya.

“Ada apa ini?” Edho yang baru datang segera menarik  tangan Reva dan menyembunyikannya di balik badan tegapnya.

Terlihat Theo tersenyum sarkas. Ia mengusap wajahnya dengan kasar.

“Gue suka sama cewek lo. Ada masalah?!” sahut Theo dengan terus terang.

“BUK!” sebuah pukulan mendarat di wajah Theo.

Theo terkapar dengan sudut bibir melelehkan cairan darah segar. Tangan Edho masih mengepal kuat, terasa denyutan nyeri di sela jarinya yang ikut memerah. Theo mengusap sudut bibirnya, darah segar itu masih terus mengalir. Ia tersenyum kesal melihat respon Edho yang membuat  wajah tampannya tertutup lebam bekas pukulan Edho.

Theo mendengus kasar, harga dirinya tak terima mendapat perlakuan tersebut dari Edho, Ia berusaha bangkit dan

“BUK!” sebuah serangan balasan membuat Edho terhuyung.

Reva segera menahan tubuh Edho agar tidak terjatuh namun tangan kokoh Theo menarik Reva dengan kasar hingga berjarak beberapa senti saja dari Theo.

Tubuh Edho roboh, dengan segera Alea menghampirinya.

"Berhenti! Kalian apa-apaan sih?! Gara-gara cewek berantem kayak preman pasar gini!” seru Alea yang ikut terbawa emosi.

“Reva, lo liat, si Edho gag ada apa-apanya depan gue. Gue bisa ngasih yang lebih buat lo!” Theo mencengkram kuat dagu Reva agar tak berpaling dari pandangannya.

“Theo, becanda lo udah kelewatan. Lepasin gue, jangan sampe gue lewat batas.” lirih Reva yang merasa dipermalukan oleh Theo.

Theo melepaskan cengkramannya dengan kasar, terlihat seringai sebal di wajahnya.

“Berapa si Edo bayar lo sehari? Gue yakin, gag lebih dari harga makanan kucing di rumah gue.”cetus Theo dengan tatapan sinisnya.

Reva tercengang, ia tak pernah menyangka bahwa Theo mengetahui hubungannya dengan Edho. “Reva, gue bisa ngasih lebih buat lo. Lo gag perlu nawarin tubuh lo sama laki-laki lain. Cukup jadi temen späring gue tiap malem, perusahaan gue juga bisa gue kasih buat lo.”lanjut Theo dengan seringai liciknya.

Reva hanya tersenyum. Tidak ada rasa sakit sedikitpun yang ia rasakan. Seperti inilah kenyataannya, pandangan orang lain terhadapnya, adalah konsekuensi yang harus ia terima.

“Theo, jangan bacot lo. Lo udah kelewatan!” teriak Edho yang segera menghampiri dan hendak melayangkan pukulannya. Namun, secepat itu pula Reva menahan tangan Edho dan menggenggamnya dengan kuat. Ia tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pada Edho.

“Maafin gue do, gue pergi.” ujar Reva seraya melepaskan genggamannya dan berjalan menjauhi kerumunan Edho dan teman-temannya. Ia tau, bukan pilihan baik jika ia terus berada di sana, ia tidak ingin membuat hari bahagia Alea menjadi lebih kacau.

“Heh pelac*r\, urusan kita belum selesai b*tch!” teriak Theo dengan diiringi tawa.

Reva menghentikan langkahnya. Teriakan Theo membuatnya merasa tertampar. Ia memejamkan matanya yang tampak berkaca-kaca. Perlahan jemarinya mengepal, ia berbalik menghampiri Theo dengan langkah yakin.

“Iya, urusan kita belum selesai.”bisik Reva dengan senyuman sinisnya. Theo tersenyum penuh kemenangan. Ia mencondongkan tubuhnya ke arah Reva dan berusaha mencium bibir Reva.

“BUK!”

Satu, dua, tiga pukulan bertubi-tubi ia berikan di wajah dan dada Theo. Ia pun membanting tubuh Theo hingga terkapar tak berdaya di lantai.

“Aauuwww” Theo mengaduh kesakitan.

Reva berjongkok di samping tubuh besar Theo.

“Kalo lo mau mengoyak mangsa, pilihlah mangsa yang masih segar, jangan mengoyak bangkai yang sudah busuk karena lo cuma bakal dapet baunya.” Tegas Reva seraya melapkan tangannya pada baju Theo. Theo hanya tertawa di antara rasa sakit di wajah dan tubuhnya.

Reva segera berdiri, tidak ada perubahan ekspresi sama sekali tetap dingin seperti tidak terjadi apa-apa.

“Alea, sory gue udah ngerusak pesta lo. Dan tolong telponin dokter buat Theo.”tutur Reva tanpa menoleh sedikitpun.

Dengan kaki jenjangnya ia berjalan meninggalkan semuanya yang masih terpaku. Hanya suara tawa Theo yang berpadu dengan alunan music disco terdengar saling bersahutan.

Raka terpaku, ia tidak pernah menyangka sosok Reva yang seperti ini.

****

Dari pada tengang, mending like sama komen dulu yaaa, mamaciiii...

Terpopuler

Comments

Nurwana

Nurwana

pokoknya kerennnnn Thor.

2023-10-01

1

Kisti

Kisti

like nya udah,koment nya,,tercengah aq thor.gak bsa berkata kt 😲😮😲😲😲😲

2023-03-11

1

Bunda dinna

Bunda dinna

Harusnya semua wanita punya skill kyk Reva,,biar g gampang di lecehkan pria ya?

2023-03-01

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 179
179 Episode 180
180 Episode 181
181 Episode 182
182 Episode 183
183 Episode 184
184 Episode 185
185 Episode 186
186 Kamsahamnidaaa
187 announcement
188 Otor Menyapa
189 Coming up
190 Menjadi Dia
191 Ranjang Dingin Ibu Tiri
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 179
179
Episode 180
180
Episode 181
181
Episode 182
182
Episode 183
183
Episode 184
184
Episode 185
185
Episode 186
186
Kamsahamnidaaa
187
announcement
188
Otor Menyapa
189
Coming up
190
Menjadi Dia
191
Ranjang Dingin Ibu Tiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!