Episode 8

“Hay Reva…” sapa seorang laki-laki yang ia kenal sebagai Jeremy teman sekelasnya.

“Hay Jer,,, Makan?” Reva mengangkat piring yang ada di hadapannya , bermaksud menawari Jeremy.

“Thanks Re, gue cuma pengen minum doang.” Sahut Jeremy seraya menyeruput jus jeruk milik Reva.

“Ish, lo emang gag ada akhlak yaa… minuman Gue maen embat aja!” Reva memukul Jeremy dengan bogem mentahnya.

“Aduh sakit Re, minuman doang gue ganti kali!” sengit Jeremy sambil memegangi tangan Reva

“Re, lo jangan kasar dong sama cowok…” protes Riana yang tiba-tiba jadi pendiam dan elegan setelah kedatangan Jeremy.

Reva segera mengibaskan tangannya dari cengkraman Jeremy. Di tatapnya Riana yang masih tertunduk dan memainkan makanan di hadapannya.

“Gue ke perpus dulu ya Ri. Dan lo, temenin Riana di sini!” ancam Reva dengan kasar.

“Re, gue belum selesai ngomong kali.” Jeremy menahan tangan Reva yang akan pergi

“Ngomong apalagi sih? Bawel banget lo!”

Reva mengibaskan cengkraman tangan Jeremy lalu menyilangkan tangannya di depan dada. Terlihat Jeremy senyum-senyum tak jelas sambil menyentuh tengkuknya.

“Malem minggu , nonton yuk… Ada film romantis baru.” Ajaknya seraya tersenyum manis

“Film romantis?” Reva mengutip sebagian kelimat Jeremy. Sekilas ia menoleh Riana yang mengacak makanannya dengan geram.

“Iya, romantic…” Jeremy tersipu sendiri, ia berharap Reva mengiyakan ajakannya.

“Noh ajak Riana, gue gag mau!”

Reva menolaknya begitu saja. Terlihat raut wajah senang Riana mendengar ujaran Reva.

“Tapi gue maunya sama lo.” Jeremy merengek

“Gag!”

Dengan segera Reva pergi meninggalkan Riana dan Jeremy. Ia tak peduli dengan ajakan Jeremy yang aneh-aneh. Sebentar-sebentar ngajak makan di café, atau hiking bareng , kadang karaoke bareng dan semuanya tidak pernah Reva iyakan.

“Isshh susah banget sih ngajak si Reva jalan. Ada aja alesannya.” Gerutu Jeremy yang mengacak rambutnya frustasi.

“Gue bisa temenin ko Jer…” Riana berusaha mendekati Jeremy yang terlihat putus asa.

“Lain kali deh! Males gue!” sengit Jeremy yang juga berlalu pergi. Riana hanya mendengus kesal. Tolakan Jeremy selalu menjadi hal yang menyedihkan baginya.

*****

Suasana perpustakaan tampak tenang seperti biasanya. Reva memilih beberapa buku sebagai referensinya untuk mengerjakan tugas. Setelah mengambil beberapa buku, ia memilih duduk di pojokan agar lebih konsentrasi.

“Bu, punya charger laptop?”

Sebuah suara yang tak asing di telinga Reva membuatnya berbalik. Terlihat Adrian yang sedang berada di meja petugas perpustakaan.

“Wah saya gag punya laptop…” sahut wanita tersebut sambil membenarkan posisi kacamatanya.

“Ini pak, pake punya saya…”  Reva menyodorkan charger miliknya.

“Reva Anasya… Terima kasih.” Sambut Adrian dengan senyum tipis di sudut bibirnya.

Reva ikut tersenyum, karena ternyata Adrian mengingat namanya bahkan tau kepanjangannya, membuat jantung berdenyut-denyut kecil.

Selesai dengan urusannya, ia segera kembali ke mejanya, namun ternyata Adrian mengikutinya. Ia duduk di samping Reva dan focus pada layar persegi di hadapannya.

“Kamu jurusan apa?” Adrian bertanya tanpa melirik sedikitpun.

“Ekonomi pak…” sahut Reva yang memilih tidak melirik juga.

Ia mencoba focus dengan halaman-halaman yang di bukanya. Sementara Adrian focus mengerjakan silabus perkuliahannya.

Masing-masing tampak tidak terusik dengan kegiatannya. Hingga hari menjelang malam dan Reva telah selesai dengan tugas kuliahnya.

“Saya pulang duluan pak…”

Reva telah selesai mengemasi semua barangnya.

“Saya juga sudah selesai. Yuk!” sahut Adrian yang segera mengemasi barang miliknya.

Ia mengembalikan charger milik Reva dan membantunya memasukkan ke dalam tas punggung yang telah Reva gendong.

“Makasih pak…”

Adrian hanya tersenyum dan memperlihatkan lesung pipi di kedua sisi wajahnya.

Mereka berjalan beriringan, tidak ada pembicaraan apapun dari keduanya. Hingga tiba di tempat parkir, Reva segera pamit.

“Kamu tinggal dimana?”

“Kost pak…”

“Ayo naik..” Adrian menepuk jok motornya, meminta Reva untuk naik.

“Gag usah pak, nanti malah ngerepotin. Saya naik angkot aja, 10 menit juga nyampe.”

“Naiklah, saya antar.” Sahut Adrian tidak ingin ada penolakan.

Reva pun mengikuti permintaan dosennya. Adrian mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Hembusan angin malam membuat Reva bergidik dingin. Adrian meraih tangan Reva dan memasukkannya ke dalam saku jaketnya.

Sungguh, jantung Reva berdegub sangat kencang. Wajahnya bersemu kemerahan, ia menyembunyikan wajahnya di punggung Adrian agar tidak terlihat dari kedua belah spion. Ingin sekali ia bersandar di punggung Adrian yang bidang dan memeluknya dengan erat. Tapi semua hanya harapan.

****

Hingga beberapa menit berlalu, Adrian memarkirkan motornya di depan sebuah resto kecil dengan menu andalan sate.

“Turunlah, kita makan dulu.”

Reva segera turun. Ia menyatukan kedua tangannya dan menggosoknya satu sama lain. Udara malam ini benar-benar sangat dingin. Baju tipisnya tidak mampu menahan hembusan angin yang menelusuk setiap lekuk tubuhnya.

Adrian berjalan di depan Reva yang terlihat ragu dengan langkahnya. Bagaimana bisa ia  makan malam dengan dosennya, apa kata dunia kalau tau Reva dinner dengan sang dosen idola. Itulah pikiran-pikiran yang menganggu Reva saat ini.

Tak disangka, Adrian menarik tangan Reva hingga berjalan di sampingnya.

“Maaf pak, saya tidak bisa.” Reva mengibaskan tangan Adrian dengan segera dan menghentikan langkahnya.

“Reva, ini di luar kampus. Anggap saja saya teman lelaki kamu.”

“Tapi saya gag pernah pegangan tangan sama teman laki-laki manapun.” Sahut Reva.

Ada rasa kecewa di hati Reva, melihat sikap Adrian yang menurutnya terlalu berani.

“Okey, saya minta maaf. Saya janji tidak akan mengulanginya. Jadi bisa kan kita makan malam dulu?” tanya Adrian dengan penuh kesungguhan.

Reva hanya mengangguk.

Beberapa menu telah di pesan dan terhidang di atas meja. Wangi sate benar-benar menusuk hidung Reva.

“Makanlah jangan malu-malu..”

Adrian mendekatkan satu per satu makanan yang ada di hadapannya pada Reva. Setelah memejamkan mata dan mengucap do’a dalam hati, Reva segera menyantap makanan di depannya tanpa ragu. Adrian tersenyum tipis melihat Reva makan tanpa jaga image sedikitpun, ia sangat apa adanya.

Mereka begitu menikmati makan malamnya. Sesekali mereka tertawa membahas hal remeh temeh yang biasa terjadi di kampus. Perlahan rasa canggung pun memudar. Adrian begitu tertarik dengan sosok Reva yang ceria dan menyenangkan.

“Jadi kenapa kamu pilih jurusan ekonomi Re? kamu suka berbicara dengan orang lain, sepertinya komunikasi public lebih cocok buat kamu.” Adrian terlihat begitu penasaran dengan gadis muda di hadapannya.

“Saya orangnya boros tapi perhitungan pak, kayaknya lebih cocok ngambil ekonomi.” Sahut Reva seraya tergelak.

“Pelit juga gga?”

“Banget, hahaha…”

Keduanya kembali tertawa. Reva sosok yang begitu menyenangkan untuk Adrian, dan Adrian sosok yang membuat jantungnya berdegub kencang sejak pertama melihatnya.

“Ddrrtt.. ddrrtt…”

Terdengar handphone Adrian berbunyi nyaring. Ia segera mengangkatnya tanpa beranjak meninggalkan Reva.

“Iya Bu? Oh silabusnya sudah saya email tadi jam 2 siang.” Ujar Adrian seraya melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. “Iya, baik selamat malam…” lanjutnya yang kemudian mengakhiri panggilan.

Reva menatap serius pada Adrian. Ia bisa mendengar jelas ucapan Adrian barusan.

“Kenapa, satenya gag enak?” Tanya Adrian yang dengan santai mencicipi sate di hadapannya.

“Bapak tadi kalo udah selesai kenapa gag pulang duluan aja?”

“Emangnya kenapa? Pulang tadi dengan sekarang gag ada bedanya, sama-sama bakal nungguin kamu.” Sahut Adrian sekenanya.

“Haish, hoby banget sih buang waktu nungguin orang..” gumam Reva yang masih mengaduk makanan di hadapannya.

Adrian hanya tersenyum mendengar gumaman Reva yang menggelitik hatinya.

“Makanlah…” Adrian menyuapkan nasi ke mulut Reva dan Reva membuka mulutnya begitu saja. “Anak baik…” lanjut Adrian seraya mengacak rambut tebal Reva.

“Isshh kotor tau pak!” Reva mengibaskan tangan Adrian, namun Adrian hanya terkekeh geli melihat ekspresi kesal Reva. “Bau sate deh ini rambut.” Reva menciumi rambutnya sendiri.

“Iya gitu?”  Adrian refleks mengendus rambut Reva , Reva yang tiba-tiba mendongakan wajahnya membuat pandangan keduanya bertemu. Jarak keduanya sangat dekat hingga Reva bisa merasakan hembusan nafas Adrian yang menerpa wajahnya.

“Em sory…”

Adrian segera menarik dirinya dan kembali ke posisi duduknya namun tatapannya tak pernah lepas dari Reva. Sementara Reva, dengan segera ia memalingkan wajahnya dan berusaha mengendalikan perasaannya yang bergejolak.

Hanya suara sendok dan garpu saling beradu yang mengisi keheningan di antara keduanya.

*****

Adriiaaannn oh Adriaaannn , minta like dan komennya dong... Makasiihh

Terpopuler

Comments

syalu

syalu

thor maaf sedikit koreksi tulisan "gag"yang mungkin berarti enggak bisa gak "g"nya di ganti k,jadi "gak" gitu.biar enak bacanya.

2022-09-05

0

Etik Widarwati Dtt Wtda

Etik Widarwati Dtt Wtda

wahhh

2022-09-02

0

Oka Luthfia

Oka Luthfia

😍😍

2022-08-31

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 179
179 Episode 180
180 Episode 181
181 Episode 182
182 Episode 183
183 Episode 184
184 Episode 185
185 Episode 186
186 Kamsahamnidaaa
187 announcement
188 Otor Menyapa
189 Coming up
190 Menjadi Dia
191 Ranjang Dingin Ibu Tiri
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 179
179
Episode 180
180
Episode 181
181
Episode 182
182
Episode 183
183
Episode 184
184
Episode 185
185
Episode 186
186
Kamsahamnidaaa
187
announcement
188
Otor Menyapa
189
Coming up
190
Menjadi Dia
191
Ranjang Dingin Ibu Tiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!