Episode 15

Malam hampir menjelang dini hari, sepasang mata bulat masih enggan terpejam. Ia memandangi langit-langit kamarnya yang berwarna putih polos. Sebuah lampu besar tergantung di sana dan telah ia matikan. Hanya lampu tidur yang menerangi kamarnya remang.

Adalah Raka yang saat ini masih berguling ke sana kemari, mencari posisi yang nyaman untuknya tidur. Ia mengecek group pesan yang baru diikutinya. Tidak ada perbincangan tentang Reva, selain rencana kumpul-kumpul mereka di salah satu café.

Raka melihat-lihat foto Reva yang tersebar di group tersebut. Ia menyimpannya ke dalam galery handphonenya dan memandanginya seraya tersenyum.

“Lo dimana sih? Kok pinter banget nyiksa orang? Apa setiap lo buka mata, lo akan melupakan laki-laki yang pernah bersama lo, termasuk gue?” gumam Raka yang berbicara pada foto Reva di hadapannya.

Ia memiringkan tubuhnya, memeluk guling dengan erat seraya tersenyum menatap Reva yang tengah tersenyum padanya.

Benar kata Fery, begini rasanya berhalusinasi membayangkan seseorang ada di depan kita dan berbicara dengan kita, ternyata bisa mengobati sedikit kerinduan.

Raka mulai mencari akun media sosial milik Reva, ia menggunakan semua tagar yang ada di chat groupnya. Namun tidak ada satupun wajah yang terlihat mirip Reva di sana.

Ia mengetikkan beberapa pesan pada Fery dan mengirimkannya.

“Reva gag punya akun medsos ya?” begitu tulisnya yang ia kirim jam 23.49 wib.

Fery yang sudah masuk ke alam mimpinya, tentu saja mengabaikan pesan yang dikirim Raka.

“Nih kebo udah tidur kali ya? Gag bisa banget di ajak susah dikit.” Protes Raka yang berbicara dengan handphonenya.

Ia mendengus kesal, kembali berguling tak karuan.

“Ya tuhaaannn, gue kesiksa banget kayak gini…” pekik Raka dalam hatinya.

Ia mencari kontak Reva, kemudian membuka aplikasi whatapp nya. Last seen nya adalah 2 hari lalu. Raka kembali mendengus kesal, mengacak rambutnya hingga berantakan. Sungguh, malam ini ia merasa benar-benar akan gila.

*****

“Rakaa,,, bangun nak… Rakaa…” suara Niken terdengar nyaring di depan pintu.

Saat akan di buka pun, pintu kamar Raka terkunci rapat, tidak seperti biasanya.

“Raka, papah bilang ikut ke kantor. Ayo kamu bangun dulu…” Niken mengulang panggilannya namun Raka tidak menjawab sama sekali.

Wira yang mendengar suara Niken tak bersambut, segera angkat bicara.

“Mah bilang, kalo dia gag bangun, papah beliin lagi tiket ke LA. Dia terusin lagi sekolah di sana.” Seru Wira setengah berteriak.

Niken hanya tersenyum, walaupun ia tahu ini hanya candaan sang suami, semoga bisa membuat Raka terbangun.

“Raka,, kamu denger nak. Papah bilang kalo kamu gag bangun, dia mau beliin tiket buat kamu ke LA lagi.” Ujar Niken setengah berteriak.

Raka yang masih berada di bawah selimutnya segera bangun dan terduduk mendengar suara Niken. Sebenarnya sejak tadi, bukan ia tidak mendengar panggilan Niken, tapi ia terlalu ngantuk untuk membuka matanya. Rasanya baru beberapa jam saja ia tertidur.

“Raka udah bangun mah!!!” teriak Raka yang segera berlari menuju kamar mandi.

Niken terkekeh, ternyata ancaman suaminya begitu berhasil. Ia segera kembali ke meja makan untuk sarapan bersama suami tercintanya.

“Kenapa mamah senyum-senyum sendiri?” tanya Wira yang sedang menikmati sarapannya.

“Hahha enggak pah, itu anak kamu kok takut banget di suruh balik lagi ke LA. Bukannya kemaren-kemaren dia gag mau di suruh pulang?” tutur Niken yang mulai mengoleskan selai di rotinya.

“Mungkin dia menemukan sesuatu yang menarik di kampusnya.” Sahut Wira seraya tersenyum.

“Apa seorang gadis pah?” Niken terlihat sangat antusias.

Wira hanya mengangkat bahunya, tanda tidak tahu.

Tak lama, Raka terlihat menuruni anak tangga menuju ruang makan. Ia duduk di samping Niken dan meneguk susu putihnya hingga tandas.

“Nanti kamu ke pameran, liat kondisi stan kita di sana.” Tutur Wira yang seketika menghentikan kunyahannya.

“Kenapa gag om Rudy aja sih pah? Raka mesti ke kampus.” Sahutnya dengan malas.

“Raka, sebentar lagi kamu akan  jadi penerus perusahaan, kamu harus tau lah minat calon konsumen kita kayak gimana. Belajar yang banyak dari Om Rudy, jangan cuma main  aja kerjanya.” Tutur Wira dengan tatapan tajamnya.

Raka hanya mengangguk-angguk sambil melahap roti isi di tangannya.

“Raka, tentang putri Om Seno, mamah udah aturin waktu buat kalian…”

“Maaahh… jangan mulai lagi deh…” potong Raka dengan kesal.

“Tapi Raka,…”

“Mah, Raka juga normal kok. Raka suka sama perempuan, tapi Raka masih mau nyari sendiri. Jadi berhenti jodoh-jodohin Raka sama para putri teman mamah itu.” Tukas raka yang segera menghabiskan sarapannya.

Niken menghembuskan nafasnya dengan kasar. Lagi-lagi Raka menolak calon gadis yang akan ia kenalkan. Bukan sekali ini, sudah berkali-kali dan semuanya berakhir dengan anak gadis orang yang dibuat patah hati.

“Ya udah, pokoknya sampe kamu resmi menjadi penerus perusahaan, kalo kamu masih belum ngenalin seorang gadis sama mamah, mamah akan maksa kamu menikah dengan pilihan mamah.” Ancam Niken dengan serius.

Raka tak menanggapinya sama sekali.

“Aku duluan. Nanti sore ke kantor papah.” Ujarnya seraya berlalu.

“Aduuhhh anak kamu itu pah. Keras kepala banget sih!” gerutu Niken sambil mengeram karena kesal.

Wira hanya tersenyum, Raka memang mewarisi sifatnya, selektif dan semaunya.

****

Sore ini Reva di buat kerepotan dengan banyaknya pengunjung yang datang. Ternyata orang kaya di negara ini memang banyak dan baru terlihat saat event seperti ini.

“Re, tadi atas nama siapa yang mau ngajuin kredit?” tanya Kemal yang sudah membawa setumpuk berkas ditangannya.

“Bapak Anggoro mas.” Sahut Reva dengan segera.

Kemal kembali ke meja nya, stand nya penuh sesak dengan pengunjung.

“Mas kemal, gara-gara si Reva nih kita penuh begini. Ya liat-liat unit iya, ya minta foto juga. Udah kayak dia aja brand ambasadornya.” Kekeh Aldy yang sejak tadi memperhatikan Reva.

“Gag pa-pa, yang penting dalam waktu 2 hari udah 6 unit yang kejual.” Sahut kemal dengan penuh kebanggan.

“Hahahha iya, bonus menanti kita.” tukas Aldy yang tiba-tiba tenaganya ikut bertambah saat harus menghitungkan biaya para kreditur.

Di stan lain, Raka sedang memeriksa Maket yang di tawarkan perusahaannya. Suasananya sangat membosankan dan sepi pengunjung. Dalam sehari hanya 2 atau 3 orang yang mengunjungi stan nya.

Raka melihat, beberapa orang berbondong-bondong menuju stan yang tidak jauh dari tempatnya. Kondisinya penuh sesak.

“Om, di sana pameran apa sih? Kok rame banget?” tunjuk Raka pada kerumunan orang di kejauhan.

“Oh mobil kayaknya. Kenapa, kamu minat?” goda Rudy yang masih asyik memeriksa daftar pengunjung stan nya.

Tanpa menjawab, Raka meninggalkan Rudy begitu saja. Rudy segera menyusulnya dan berjalan bersama Raka.

“Silakan Ibu, type seperti apa yang ibu inginkan? Kami memiliki banyak model dan warna yang eye cathing. Silakan untuk memilihnya terlebih dahulu.”

Mendengar suara itu, Raka serasa mengenalnya. Ia segera masuk dan melihat ke dalam stan tersebut. Benar saja, suara itu adalah milik gadis yang dua hari kemarin dicarinya.

“Om beli satu.” Tutur Raka tanpa berpikir panjang.

“Apanya yang beli?” Rudy kebingungan sendiri.

“Mobilnya lah… Tapi jangan bilang aku yang beli, anggap aja kita gag saling kenal.” Terang Raka yang kemudian ikut bergabung dengan kerumunan orang.

“Mba, boleh foto bentar ya?” ujar seorang wanita yang datang bersama laki-laki muda.

“Boleh bu, sebelah sini yaa, supaya mobilnya terlihat.” Sahut Reva dengan ramah.

“Bukan saya, mba foto sama anak saya aja.” Sahut ibu tersebut sambil mendorong putranya mendekati Reva.

Reva berseru O tanpa suara.

Laki-laki itu tampak salah tingkah dan berdiri di samping Reva dengan kaku. Beberapa foto di ambilnya, si ibu tampak kegirangan sendiri.

“Gimana bu, jadi ngambil yang ini?” Reva mengulang pertanyaanya.

“Nanti ya mba, saya bilang suami saya dulu. Kalo suami saya oke, saya balik lagi ke sini sama anak saya. Anak saya ini udah kerja di perusahaan bonafit lo mba. Gajinya juga lumayan besar, iya kan De?” cerocos wanita tersebut dengan penuh semangat.

Reva hanya mengangguk-angguk mengiyakan pernyataan si ibu.

Di sudut lain, Raka  tengah memandangi Reva yang terlihat sangat cantik dengan polesan make up tipis di wajahnya. Baju SPG yang biasa ia lihat di dealer dan jalanan terlihat begitu mewah saat di pakai oleh Reva.

“Selamat datang bapak, silakan ada yang bisa saya bantu?” sapa Reva saat melihat Rudy datang dengan pakaian kerjanya.

“Selamat sore. Saya mencari mobil.” Sahut Rudy gelagapan. Ia mencari sosok Raka yang bersembunyi di kejauhan dan memperhatikan Reva yang tengah berbicara dengan Rudy.

“Iya mobil seperti apa yang bapak inginkan?” Reva begitu fokus pada Rudy yang berada di hadapannya.

“Emm sebenarnya mobilnya buat ponakan saya. Jadi saya juga belum tau mobil jenis apa yang dia mau.” Tutur Rudy yang kebingungan dan celingukan.

“Baik, mungkin bisa saya bantu tapi bisa bapak ceritakan seperti apa keponakan bapak itu?”

“Eemm… Dia itu pinter, tampan, badannya tinggi dan berotot, sekarang kuliah pasca sarjana jurusan manajemen bisnis dan hoby nya minum kopi.” Tutur Rudy dengan gamblang.

Reva tersenyum tipis mendengar gambaran yang Rudy paparkan. Persis beberapa ibu yang tadi mempromosikan anak laki-lakinya. Sementara itu, Raka menutupi wajahnya dengan kedua tangannya, ia merasa sangat malu dengan detail yang di ceritakan Rudy.

“Mohon maaf kalau dari segi karakternya seperti apa pak?”

Rudy tampak berfikir, ia berusaha mengingat sikap Raka selama ini. “Dia itu kaku, pemalu, gag punya banyak temen. Sikapnya dingin terhadap orang lain dan keras kepala.” Ujar Rudy sambil mengangguk-angguk.

“Astaga Fery, kelakuan bokap lo… Kenapa gag sekalian aja bilang gue jomblo!” gerutu Raka sambil meremas jemarinya satu sama lain.

“Dan belum punya pacar!” tutup Rudy dengan yakin.

“Astagaaaaaa…. Om, awas yaa…” Raka mengepalkan tangannya mendengar kalimat terakhir Rudy. Harga dirinya terasa hancur.

Terlihat  Reva yang tersenyum geli mendengar celoteh Rudy.  Ia terlihat sangat cantik dengan barisan gigi putih yang rapi. Raka ikut tersenyum, ia lupa akan kekesalannya terhadap Rudy.

“Baik Pak, silakan ikut saya.”

Reva membawa Rudy pada sebuah mobil mewah produksi Eropa berwarna putih yang terlihat gagah. Reva menceritakan detail mobil yang ditawarkannya secara terperinci. Raka ikut menyimak pembicaraan Reva, gerak bibirnya begitu menarik perhatian Raka, terlebih senyum merekah yang tak pernah lepas dari garis bibirnya.

“Iya om, ambil yang itu.” Raka mengetik pesan untuk Rudy dan mengirimkannya.

Rudy tersenyum puas dengan penjelasan Reva.

“Saya ambil yang ini.” Sunggut Rudy dengan yakin.

“Baik bapak, silakan tunggu sebentar, bagian administrasi kami akan menyiapkan segala kelengkapan administrasi pembelian berikut surat-suratnya.” Tutur Reva dengan rasa bahagia yang menyeruak di dadanya.

Rudy hanya mengangguk dan menunggu Aldy yang kemudian dengan cepat mengurus administrasinya.

“Good job Re! kamu emang keren.” Ujar Kemal seraya menepuk bahu Reva dengan bangga.

“Makasih mas…” sahut Reva dengan perasaan bahagia yang bergemuruh di dadanya.

*****

Terpopuler

Comments

Mystera11

Mystera11

🤣🤣🤣🤣🤣

2023-07-07

1

Kisti

Kisti

gak sabar nunggu reva pacaran jadi istrinya raka,,pasti kumbang pd pth hti dan mawar pd layu sketika yaaa 😅

2023-03-11

1

Ririn

Ririn

om rudy bokapnya fery.. sama2 somplak wkwkk..
seru yah bab ini

2023-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 179
179 Episode 180
180 Episode 181
181 Episode 182
182 Episode 183
183 Episode 184
184 Episode 185
185 Episode 186
186 Kamsahamnidaaa
187 announcement
188 Otor Menyapa
189 Coming up
190 Menjadi Dia
191 Ranjang Dingin Ibu Tiri
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 179
179
Episode 180
180
Episode 181
181
Episode 182
182
Episode 183
183
Episode 184
184
Episode 185
185
Episode 186
186
Kamsahamnidaaa
187
announcement
188
Otor Menyapa
189
Coming up
190
Menjadi Dia
191
Ranjang Dingin Ibu Tiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!