Episode 12

Reva masuk ke dalam toilet wanita. Ia membasuh wajahnya yang terlihat bodoh dan menyebalkan. Ingin sekali ia berteriak, tapi tidak ada suara yang bisa ia pekikan, ingin menangispun, air matanya tak ingin menetes.

Reva menyandarkan tubuhnya pada dinding toilet. Ia menangis tanpa air mata, hanya bahunya yang bergerak naik turun.

Betapa bisa semuanya begitu menyakitkan bagi Reva. Laki-laki yang ia kenal sebagai cinta pertamanya, berpaling ke lain hati bahkan sedang menanti buah hatinya. Apa artinya ia selama ini di dalam hati Adrian selain selingan yang tidak akan pernah sampai pada titik saling memiliki satu sama lain.

Setelah bergelut dengan batinnya, Reva berusaha kuat untuk dirinya sendiri.

“Ya, kamu hanya orang asing buatku bey….” Tegas Reva dengan wajah sendunya.

Dengan langkah pasti, ia keluar dari toilet, memasang senyum bodoh yang selalu ia jadikan tameng bahwa dirinya kuat. Terdengar desas desus tentang dirinya, namun tidak ia hiraukan.

“Reva….” Panggil Jeremy yang sedari tadi menunggunya di depan toilet wanita.

Reva menghentikan langkahnya. Di hadapannya terlihat Adrian yang juga menunggunya. Reva membalik tubuhnya menghadap Jeremy. Tanpa Reva duga, tiba-tiba Jeremy memeluknya dengan erat.

“Jer, lepasin gue!” berontak Reva.

“Bukannya asal gue bisa bayar, gue bisa minta lo kapan aja kan?” bisik Jeremy dengan suara sengaunya. Ia tau rasa sakit yang coba Reva tahan saat ini.

Reva terpaku di tempatnya. Ia melihat Adrian yang menatapnya dengan nanar. Pikiran jahatnya mulai berputar. Hatinya sudah terlalu sakit dengan semua tuduhan dan rasanya ia harus membuat keputusan.

“Tentu, asal lo punya duit, gue bisa nemenin lo kemanapun lo mau, asal jangan minta tidur bareng.” Tegas Reva dengan seringai pedih yang coba ia ukir.

Terdengar Jeremy menghembuskan nafasnya dengan kasar di telinga Reva. Untuk sejenak, biarkan mereka melihat Reva yang seperti ini. Reva sang penggoda, Reva sang perusak hubungan orang dan Reva yang tidak mudah disakiti.

“Lo boleh nangis kalo lo mau Re, gue akan temenin lo.” Lirih Jeremy yang semakin mengeratkan pelukannya.

Reva menelan ludahnya dengan kasar, ya ia harus kuat. “Nangis? Jangan harap gue nangis buat perasaan sesaat.” Kilah Reva. “Lepasin gue, lo kena cas khusus kalo meluk gue!” lanjut Reva seraya melepaskan tubuhnya dari rangkulan Jeremy.

Dengan terpaksa Jeremy melepaskan pelukannya. Sepasang mata Jeremy menatap Reva dengan lekat.

“Lo mau pergi kemana? Biar gue temenin….” Tawar Reva seraya tersenyum.

Dengan segera Jeremy menarik tangan Reva dan membawanya berjalan melewati Adrian yang masih terpaku melihat Reva berlalu.

“Re….” lirih Adrian yang diacuhkan begitu saja oleh Reva.

****

Malam ini, Reva terpaku sendirian di kamarnya dengan fotonya dan Adrian yang tengah ia pandangi. Ia merangkul kedua kakinya dengan air mata yang menetes dari kedua matanya. Ini kali pertama ia menangisi cerita cintanya setelah tadi ia menahan perasaannya yang remuk redam di hadapan semua orang.

Ternyata, ada satu titik dimana Reva merasa dirinya hanya manusia biasa yang bisa merasakan sakit atas sebuah pengkhianatan. Tetesan air mata mungkin bisa mewakili perasaan sakitnya saat ini. Dalam hatinya ia berharap, esok tidak ada lagi alasan baginya untuk menangisi Adrian yang hanya akan menjadi kenangan baginya.

Cinta, entah seperti apa bentuknya, hingga bisa membuat hati remuk redam dan sakit yang tak berkesudahan.

Reva menyeka air mata yang perlahan mulai mengering. Ia melihat bayangan dirinya yang pucat pasi dengan kedua mata sembab dan merah.

“Adrian, kenapa kamu tega nyakitin aku? Apa salah aku sama kamu bey?”

Hanya itu kata-kata yang terus berulang di kepala Reva.

Tak lama, terdengar suara ketukan pintu. Reva masih merasa enggan untuk beranjak dari tempatnya.

“Bey… Buka pintunya… Kita perlu bicara…” suara Adrian terdengar jelas di rongga telinga Reva. Namun, ia benar-benar tidak ingin melihat wajah laki-laki yang membuatnya jadi seorang pesakitan karena cinta.

“Bey, kamu harus dengerin dulu penjelasan aku… Aku mohon izinkan aku masuk…” lagi-lagi suara Adrian terdengar lebih nyaring dengan diiringi ketukan di daun pintu.

Reva melirik jam yang ada di dinding kamarnya. Jam 10 malam, penghuni kost yang lain pasti tengah beristirahat. Ia tidak ingin masalahnya menganggu orang lain yang tidak ada hubungannya.

Dengan mengumpulkan sisa tenaganya, Reva membukakan pintu untuk Adrian.

“Bey…” seru Adrian yang segera memeluk Reva.

Namun secepat itu pula Reva menghindar. Reva melirik Adrian yang berdiri di hadapannya. Ia tampak kacau dengan penampilan yang berantakan dan mata yang merah.

“Aku bukain kamu pintu karena gag mau kamu menganggu penghuni kost-an yang lain. Jadi kalau kamu masih mau bicara, bicaralah dengan cepat, aku lelah.” Tutur Reva tanpa memandang Adrian sedikitpun.

“Bey, …” Adrian meraih tangan Reva dan menggenggamnya dengan erat. “Aku cinta sama kamu…” lanjut Adrian seraya menahan isak di dadanya.

“Cinta? Dimana, aku gag liat? Sebuah pengkhianatan, itu yang kamu bilang cinta?!” sahut Reva seraya mengibaskan tangan Adrian. Sumpah demi apapun, ia muak mendengar kata cinta dari mulut Adrian.

“Bey, aku bisa jelasin semuanya. Aku Cuma cinta sama kamu. Dan perempuan itu adalah wanita yang orang tuaku siapkan untuk menjadi istriku. Aku gag cinta sama Dia, aku bener-bener cuma cinta sama kamu!” cerocos Adrian dengan penuh kesungguhan.

“Gag cinta? Gag cinta kamu bilang? Terus apa yang dia kandung saat ini? Kamu gag mungkin kan ngelakuinnya dalam keadaan terpaksa dan tidak sadarkan diri seperti di cerita-cerita drama atau novel?” gertak Reva dengan tatapan yang nyaris membunuh.

“Aarrgghh!” Adrian mengacak rambutnya sendiri karena frustasi. “Reva, selama aku sama dia, cuma kamu yang ada di pikiran aku re, gag ada yang lain. Aku bisa ngomong sama arini, aku akan bertanggung jawab sama anak itu, asal kamu tetep sama aku Bey, aku mohon kasih aku kesempatan.” Adrian berlutut di hadapan Reva tanpa ragu.

“Astaga Adrian, lo bener-bener bikin gue jijik! Lo bisa punya istri atau selingkuhan sebanyak yang lo mau!

Tapi gue gag akan pernah menjadi salah satunya!” tegas Reva dengan kasar.

Adrian sudah benar-benar menjadi orang asing baginya, hingga kata-kata kasar itu terlontar begitu saja dari mulutnya.

“Kalo gitu aku akan ninggalin Arini, dan kamu hanya akan menjadi satu-satunya buat aku!” sahut Adrian tanpa menyerah.

“Gila! Lo gila! Gue gag bisa hidup dengan orang gag punya hati kayak Lo! Sekarang Lo pergi, mulai sekarang kita hanyalah orang asing yang tidak perlu mengingat apapun yang udah terjadi di masa lalu.” Tegas Reva dengan penuh penekanan.

Adrian jauh terduduk, rasanya tulang penyangga tubuhnya sudah melebur bersama air mata yang terus menetes.

Sudut hati Reva terasa begitu perih tatkala kata-kata itu keluar begitu saja. Tidak hanya Adrian, Reva pun ikut terisak saat menyadari semuanya memang harus berakhir.

Reva berusaha menguasai dirinya yang ikut terlarut dalam pusaran kecewa.

“Adrian, Kamu harus tanggung jawab sama istri dan anak kamu. Terlepas seperti apa asal hubungan kalian, saat ini kamu adalah tiang bagi mereka. Jangan sakiti mereka seperti kamu nyakitin aku. Walaupun sulit, aku harus melepaskan kamu dan membiarkan kamu memulai hidup kamu yang baru bersama mereka. Tolong, jangan buat aku merasa berdosa karena merebut sesuatu yang tidak seharusnya aku harapkan.” Tutur Reva dengan penuh ketegaran.

Air mata yang menetes tinggallah air mata yang mungkin akan menjadi akhir dari rasa sakit yang Reva rasakan.

Adrian mencoba untuk bangkit, kakinya terasa lemas seperti kehilangan tenaga. Semua yang telah ia jalin bersama Reva, memang terpaksa harus berakhir. Ia tak bisa lagi menyentuh wajah yang kerap muncul di pikirannya, ia tak lagi bisa memeluk tubuh yang selalu menghangatkannya dan ia pun tak lagi bisa menatap mata damai yang selalu mengusir kegundahannya, terlebih ia tak bisa lagi mendapat cinta dari Reva Anasya yang begitu dicintainya.

Adrian meraih tangan Reva lalu mengusap pipinya dengan lembut. Ia menghapus setiap sisa air mata yang membekas di wajah Reva. Reva tertunduk, ia tak mampu menahan rasa sedih yang menggerogoti hatinya.

Untuk terakhir kalinya, Adrian mengecup lembut kening Reva dengan penuh perasaan. Bahunya terlihat naik turun, menggambarkan tangis yang sedang di tahannya. Di peluknya Reva dengan erat.

“Maafin aku,… Aku ngelepasin kamu. Bahagialah dengan yang lain, cukuplah aku yang jadi alasan kamu menangis. Love you bey….” Bisik Adrian dengan suara paraunya.

Reva hanya mengangguk, ia berusaha melepaskan semua perasaannya pergi bersama Adrian. Terasa sakit memang, tapi tidak ada pilihan lain baginya. Sejenak , biarkan ia menjadi egois, menikmati pelukan hangat Adrian untuk terakhir kalinya. Dan tangis yang menetes ini, biarkan menjadi pengiring kepergian Adrian menuju kebahagiaannya yang baru.

Flash Back Off

****

Huhuhu... Aku nulisnya sambil nangis jugaaaa, yang sabar yaaa reader sekalian...

Terpopuler

Comments

mang tri

mang tri

ya ampuuunn nyesek banget sih 😭

2024-03-06

0

Mystera11

Mystera11

😭😭😭😭😭😭

2023-07-07

1

Kisti

Kisti

😭😭😭krn mncintai kekasih dan dijodohkn ortu itu qta sering mengalahkn perasaan,dan ortu qta mnangkn....jangan spt aq ya anak2,adik2 mungkin...melepas cinta spt adrian dan reva,terima prjodohn dmi ortu punya 2anak cowok.dan kndas juga rumahtangga krn hti tdk bisa dpaksa dan anak2 korban itu pasti 😭😭😭😭

2023-03-11

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 179
179 Episode 180
180 Episode 181
181 Episode 182
182 Episode 183
183 Episode 184
184 Episode 185
185 Episode 186
186 Kamsahamnidaaa
187 announcement
188 Otor Menyapa
189 Coming up
190 Menjadi Dia
191 Ranjang Dingin Ibu Tiri
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 179
179
Episode 180
180
Episode 181
181
Episode 182
182
Episode 183
183
Episode 184
184
Episode 185
185
Episode 186
186
Kamsahamnidaaa
187
announcement
188
Otor Menyapa
189
Coming up
190
Menjadi Dia
191
Ranjang Dingin Ibu Tiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!