Episode 16

Raka tengah duduk di dalam mobilnya, menunggu Reva yang hampir selesai dengan pekerjaannya. Matanya begitu fokus menatap arah pintu masuk dan keluar pameran. Garis bibirnya melengkungkan senyum tatkala ia melihat Reva yang keluar dari tempat pameran dan menuju tempat motornya terparkir.

Raka segera turun dari mobilnya pura-pura berjalan ke arah Reva. Reva masih fokus dengan handphonenya yang menerima pesan agar tidak menukarkan vouchernya  karena Mela sudah memasak makanan kesukaan Reva.

“Pluk.” Reva menjatuhkan kunci motornya dari dalam tas. Dengan segera Raka mengambilnya dan memberikannya pada Reva.

“Lo?” Reva menunjuk Raka yang berdiri di hadapannya.

"Hay, apa kabar? Kebetulan ya ketemu di sini…” tutur Raka seraya mengusap tengkuknya.

“Iya kebetulan banget.” Sahut Reva seraya tersenyum.

“Lo kerja di sini Re?” Raka pura-pura tidak tau dan mencoba berbasa basi.

“Iya, gue kerja di stan Mobil, sebagai SPG nya…” jawab Reva tanpa ragu. “Lo kerja di sini juga?”

“Oh enggak, Gue habis nemuin temen di salah satu stan juga.” Sahut Raka yang masih merasa canggung.

Sebenarnya ia ingin sekali bertanya, apa Reva masih mengingatnya atau tidak. Namun ia urungkan karena tidak tahu harus memulainya dari mana.

“Okey, kalo gitu gue duluan ya Raka. Sampe ketemu lain waktu.”

Ucapan Reva membuat jantung Raka melonjak kegirangan. Ia benar-benar tidak menyangka Reva masih mengingatnya.

“Apa ini berarti gue bukan kejadian buruk yang coba lo lupain?” batin Raka yang masih menatap Reva dengan lekat.

“Raka, hey, Raka…” Reva mengibas-ibakan tangannya di hadapan Raka yang masih terpaku.

“Hah, iya Re?” Raka terlihat gelagapan saat tersadar dari lamunannya.

“Lo ngelamunin apa sih malem-malem gini? Hati-hati kesambet lagi.” Reva terkekeh geli melihat tingkah konyol Raka.

Raka menggaruk kepalanya walau tidak terasa gatal.

“Lo udah makan malem Re?” tanya Raka tiba-tiba. Reva menggelengkan kepalanya. “Mau makan malem gag? Gue yang traktir deh.” Ajak Raka dengan semangat.

“Wah kakak gue masak banyak hari ini. Lain kali aja ya…”

“Oh okey kalo gitu…” Walau merasa kecewa, Raka coba menyembunyikannya.

“Ya udah, gue duluan ya…” Reva bergegas pergi menuju motor maticnya. Raka melambaikan tangannya dengan diiringi senyuman.

Setelah Reva terlihat agak jauh, Raka segera menyusulnya. Ia mengikuti Reva dengan jarak yang lumayan jauh. Sudut hatinya ikut terenyuh, melihat Reva yang pekerja keras dan apa adanya.

“Lo indah, bener-bener indah Re…” gumam Raka.

*****

Beberapa hari ini, Raka memiliki rute baru yang ia lalui. Sebelum berangkat ke kampus ia akan mampir ke rumah Mela, menunggu berjam-jam sampai Reva keluar dari rumah itu dan memulai aktivitasnya. Entah itu menyapu lantai, menjemur pakaian, mengepel lantai atau menyapu halaman dan mengantar Rio ke sekolah.

Ia mulai mengetahui ritme pekerjaan Reva. Jam berapa ia berangkat dan jam berapa ia pulang. Saat Reva bekerjapun ia akan memperhatikannya dari stan miliknya hingga memastikan Reva kembali ke rumahnya dengan selamat.

Raka telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengikuti Reva layaknya seorang penguntit. Namun entah mengapa, melihat Reva berada dalam pandangannya, ada rasa bahagia yang mengisi dadanya. Ia tak lagi merasa sepi dan mulai memiliki arah.

Ia memperhatikan Reva yang mulai menyalakan sepeda motornya hendak mengantar Rio ke sekolah.

“Rio bekal makanannya gag lupa kan?” tanya Reva saat Rio sudah berada di boncengannya.

“Nggak tante rere, tadi ibu udah masukin semuanya ke tas Rio.” Sahut Rio seraya mengencangkan tali helm kecilnya.

“Okey, ayo kita berangkat. Bismilahirohmanirrohim…” tutur Reva dengan semangat.

“Bismilahirohmanirrohim…” sahut Rio.

Reva mulai melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Di belakang Raka mengikutinya. Hanya saja di persimpangan jalan, Raka menuju arah kampus dan Reva menuju sekolah Rio. Seperti itulah setiap hari dan itu cukup membuat Raka bahagia.

Tiba di sekolah Rio, tampak ibu-ibu sedang berkerumun di depan sekolah. Seorang wanita tengah berteriak sambil menangis. Dengan segera Reva memarkirkan motornya.

“Bu ada apa ini?” tanya Reva yang kebingungan melihat ibu-ibu berkerumun.

“Itu tante Rere, ada anak yang lagi disekap di sekolah sebelah. Anak laki-laki umurnya 3 tahunan gitu.” Terang salah satu orang tua murid.

“Terus udah lapor polisi bu?”

“Udah, tapi dari tadi anaknya nangis kenceng banget. Mba susternya sampe ketakutan, takut di apa-apain.” Lanjut wanita tersebut dengan wajah panik.

Sekolah Rio memang berdampingan dengan sekolah Elit yang menerima siswa mulai dari umur 3 tahun di playgroup mereka. Beberapa anak orang ternama bersekolah dan dititipkan untuk belajar di sana.

Reva mendekati wanita yang tengah menangis sesegukan.

“Ibu, itu anak ibu yang di dalem?” tanya Reva dengan perlahan.

“Bukan Neng, itu anak majikan saya. Orang tuanya sedang keluar kota. Aduh gusti Allah, saya harus gimana?” pekik ibu itu dengan berurai air mata.

“Orang tuanya udah tau bu?”

“Sudah saya telpon, dalam perjalanan pulang katanya.” Terang wanita tersebut.

Terdengar suara jerit ketakutan yang memekakan telinga, membuat para ibu bergidik ngeri. Reva segera menghampiri security sekolah tersebut yang ikut ketakutan mendengar lengkingan tangis anak tersebut.

“Pak, berapa anak yang di sekap di dalem?” tanya Reva dengan segera.

“2 orang non. Yang 1 umur 5 tahun yang 1 lagi umur 3 tahun.” Terang laki-laki paruh baya tersebut.

“Guru-gurunya dimana?”

Laki-laki tersebut menunjuk sebuah ruangan yang bersisi sesak guru. Tidak ada yang berani mendekat karena sang penyekap memegang sebilah pisau.

“Bapak punya denah sekolahnya gag? Coba saya lihat.”

Laki-laki itu menunjukkan sebuah denah. Ia juga memperlihatkan rekaman CCTV. Seorang anak duduk di atas kursi dan di ikat dengan tali, sementara anak yang lebih kecil di gendong dengan pisau di dekat lehernya. Entah apa yang laki-laki itu coba teriakan kepada para guru.

“Pak, tolong telpon salah satu guru dan coba pecahin jendela yang paling deket sama mereka. Nanti saya masuk

lewat jendela  yang ini.” Tunjuk Reva pada sebuah jendela yang terbuka.

“Tapi nanti bahaya Non…”

“Tapi semakin lama juga kasian anak itu di cekik gitu. Kalau dia kehabisan nafas gimana?”

“Oh iya non..”

Security itu pun hanya bisa menurut pada permintaan Reva. Ia menghubungi salah satu guru dan meminta melakukan yang Reva lakukan. Dengan cepat Reva masuk ke dalam sekolah membawa helm yang tadi di pakainya.

Reva bisa melihat dengan jelas laki-laki itu. Tak lama berselang,

“PRANK!!!” terdengar pecahan kaca yang di hantam benda keras.

“Heh siapa itu yang berani melawan?!” teriak laki-laki itu seraya menurunkan anak berusia tiga tahun dan mendudukannya di pojokan.

“Lo diem di sini, kalo berani pindah, gue abisin lo bocah!” teriak laki-laki tersebut hingga membuat kedua bocah terkencing-kencing.

Melihat laki-laki itu mendekati pintu, Reva segera naik ke jendela, melempar helm ke udara dan menendangnya hingga mengenai kepala laki-laki tersebut. Tubuhnya mulai oleng, dengan cepat Reva masuk melalui jendela dan menghajar laki-laki tersebut hingga babak belur. Laki-laki itu terkapar tidak sadarkan diri.

Dengan segera Reva membuka ikatan sang anak dan mengikatkannya pada laki-laki tersebut. Sementara satu anak lainnya masih terdiam di pojokan dengan wajah pucat pasi dan tubuh yang gemetar ketakutan.

“Mamih... mamiihhh takutt...” hanya itu yang keluar dari mulut kecilnya.

Reva segera menggendong anak kecil itu dan membawanya ke dalam pelukannya ia mengusap tubuh kecil itu bersama satu anak lagi yang tidak pernah jauh dari langkah kaki Reva. Mereka menangis tersedu di pelukan Reva.

“Tenang sayang, kalian baik-baik aja. Ayo ikut tante keluar.” Ujar Reva seraya membawa kedua anak keluar ruangan.

Reva membawa kedua anak tersebut berlari keluar sekolah yang cukup luas. Para guru yang sedang menunggu, segera berlari menghampiri Reva.

“Ya allah mba… terima kasih banyaakkk” ujar sang guru seraya memeluk satu per satu anak yang di bawa Reva.

Keduanya tak henti menangis karena ketakutan.

“Pak, pelakunya udah saya ikat, tapi sebaiknya di kunci dulu ruangannya, sampai polisi datang dan menangkapnya.

Dengan segera beberapa guru laki-laki mengikuti perintah Reva. Mereka mengurung laki-laki tersebut di ruang kelas.

“Den Kean, ayo ikut sama bibi Den…” ujar wanita paruh baya yang tadi di temui Reva.

Namun anak itu malah memilih untuk berada di samping Reva. Ia memeluk Reva dengan erat, tubuhnya masih gemetar ketakutan. Wanita yang akrab di panggil bi asri itu menangis sesegukan melihat tuan mudanya yang ketakutan dengan wajah pucat pasi.

“Kean sayang, mana yang sakit nak? Coba tante Rere liat…” bujuk Reva yang berusaha melepaskan pelukannya.

Namun Kean semakin erat memeluk Reva. Ia menggelengkan kepala, saat orang-orang membujuknya.

“Sepertinya kean masih ketakutan. Tolong ada minum gag buat Kean?” pinta Reva.

“Ada nak Rere, ini…” ujar salah satu guru yang menyerahkan tumbler berbentuk beruang pada Reva.

“Kean, liat deh, tante Rere punya botol minum bagus. Kean mau minum?” bujuk Reva dengan lembut.

Perlahan Kean melirik botol minum yang ada di tangan Reva. Mata sayunya menatap Reva penuh ketakutan.

“Kean gag usah takut, orang jahatnya udah tante Rere iket. Dia gag bisa jahatin kean lagi. Sekarang kean minum. Kalo ada yang sakit, kasih tau tante Rere yaa…” tutur Reva dengan lembut.

Kean yang polos hanya mengangguk. Perlahan ia meneguk air di dalam botolnya lalu kembali memeluk Reva.

“Mba Rere, bisa tolong Keannya di bawa ke ruang daily care aja. Biar dia bisa istirahat.” Tutur salah satu guru.

Reva mengangguk mengiyakan. Ia membawa Kean ke ruangan yang dimaksud.

****

Terpopuler

Comments

Kisti

Kisti

aduch jangan anak adrian dong.kasian reva 🤲🙏

2023-03-11

1

Bunda dinna

Bunda dinna

Anak siapa yg di sekap?

2023-03-02

1

Etik Widarwati Dtt Wtda

Etik Widarwati Dtt Wtda

reva hebat ..tp tsktnys itu anak adrian

2022-09-02

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130
131 Episode 131
132 Episode 132
133 Episode 133
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
138 Episode 138
139 Episode 139
140 Episode 140
141 Episode 141
142 Episode 142
143 Episode 143
144 Episode 144
145 Episode 145
146 Episode 146
147 Episode 147
148 Episode 148
149 Episode 149
150 Episode 150
151 Episode 151
152 Episode 152
153 Episode 153
154 Episode 154
155 Episode 155
156 Episode 156
157 Episode 157
158 Episode 158
159 Episode 159
160 Episode 160
161 Episode 161
162 Episode 162
163 Episode 163
164 Episode 164
165 Episode 165
166 Episode 166
167 Episode 167
168 Episode 168
169 Episode 169
170 Episode 170
171 Episode 171
172 Episode 172
173 Episode 173
174 Episode 174
175 Episode 175
176 Episode 176
177 Episode 177
178 Episode 179
179 Episode 180
180 Episode 181
181 Episode 182
182 Episode 183
183 Episode 184
184 Episode 185
185 Episode 186
186 Kamsahamnidaaa
187 announcement
188 Otor Menyapa
189 Coming up
190 Menjadi Dia
191 Ranjang Dingin Ibu Tiri
Episodes

Updated 191 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130
131
Episode 131
132
Episode 132
133
Episode 133
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137
138
Episode 138
139
Episode 139
140
Episode 140
141
Episode 141
142
Episode 142
143
Episode 143
144
Episode 144
145
Episode 145
146
Episode 146
147
Episode 147
148
Episode 148
149
Episode 149
150
Episode 150
151
Episode 151
152
Episode 152
153
Episode 153
154
Episode 154
155
Episode 155
156
Episode 156
157
Episode 157
158
Episode 158
159
Episode 159
160
Episode 160
161
Episode 161
162
Episode 162
163
Episode 163
164
Episode 164
165
Episode 165
166
Episode 166
167
Episode 167
168
Episode 168
169
Episode 169
170
Episode 170
171
Episode 171
172
Episode 172
173
Episode 173
174
Episode 174
175
Episode 175
176
Episode 176
177
Episode 177
178
Episode 179
179
Episode 180
180
Episode 181
181
Episode 182
182
Episode 183
183
Episode 184
184
Episode 185
185
Episode 186
186
Kamsahamnidaaa
187
announcement
188
Otor Menyapa
189
Coming up
190
Menjadi Dia
191
Ranjang Dingin Ibu Tiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!