Bab 9

Bab 9

Di pusat kota Ariston, berdiri sebuah bangunan megah yang tampak seperti memancarkan aura kekuasaan JC Tower, markas besar dari JC Investment. Gedung pencakar langit ini bukan hanya sekadar bangunan ia adalah lambang dari ambisi dan kebijaksanaan, yang menjulang tinggi di antara bangunan-bangunan lain, seakan menantang langit untuk merasakan sentuhan dari visi besar yang berada di dalamnya.

JC Investment adalah kekuatan tak terlihat di balik banyaknya pembangunan besar di kota Ariston. Meski berdiri dengan begitu terang-terangan, JC Investment tetap menyembunyikan pemiliknya, sebuah misteri yang bahkan jurnalis investigatif paling gigih sekalipun tak mampu mengungkap. Mereka hanya mengenal nama besar "JC" yang menggaung di seluruh penjuru kota dan industri, membawa pengaruh yang terasa di setiap sektor yang disentuhnya.

JC Tower adalah pusat komando dari seluruh operasi JC Investment di dunia. Gedung ini didesain layaknya benteng futuristik dengan panel kaca berwarna perak yang memantulkan langit Ariston di siang hari dan menjadi pusat perhatian malam hari ketika lampu-lampu eksteriornya membentuk pola-pola geometris yang seakan menceritakan sebuah kisah melalui cahaya. Setiap lantai memiliki teknologi terkini yang memungkinkan karyawan bekerja dengan efisiensi tertinggi, termasuk jaringan komunikasi yang dienkripsi secara ketat, yang dikembangkan khusus oleh divisi riset perusahaan.

Di lantai-lantai atas gedung, ruang kantor terbuka dengan pemandangan menakjubkan dari keseluruhan kota menjadi simbol dari transparansi yang justru menjadi tameng kerahasiaan. Para eksekutif dan direktur bekerja tanpa melihat siapa pemilik utama perusahaan ini, dan itulah yang membuat JC Investment begitu unik dan menantang bagi siapa pun yang berurusan dengannya.

JC Investment juga memiliki Institut International Healthcare (IIH), jaringan rumah sakit mewah yang beroperasi di kota-kota utama dunia. Di Ariston, rumah sakit ini berdiri seperti istana penyembuhan modern yang dikelilingi oleh taman hijau luas, seakan menghadirkan kedamaian di tengah hiruk-pikuk perkotaan. Di sini, pasien bukan sekadar pasien, melainkan tamu istimewa yang diperlakukan dengan layanan sekelas hotel bintang lima.

IIH adalah tempat di mana dokter-dokter terbaik dari seluruh penjuru dunia berkumpul, dilengkapi dengan teknologi medis paling canggih, seperti alat bedah robotik dan perangkat pemindai beresolusi tinggi yang mampu melihat hingga ke tingkat molekuler. Mereka bekerja dengan efisiensi luar biasa, mengikuti protokol rahasia yang diterapkan oleh Evan, pemilik yang tidak dikenal. Di setiap ruang perawatan, ada rasa misteri yang menyelimuti tidak ada pasien atau bahkan staf yang benar-benar tahu siapa sosok di balik keberhasilan tempat ini.

Di sektor properti, JC Investment memiliki sejumlah kompleks perumahan dan pusat bisnis yang tersebar di lokasi-lokasi elit Ariston dan kota besar lainnya. Setiap properti memiliki desain modern nan elegan yang menawarkan eksklusivitas dan kemewahan yang tak tertandingi. Kompleks-kompleks ini dilengkapi dengan keamanan 24 jam, lapangan golf pribadi, dan bahkan area perbelanjaan yang hanya bisa diakses oleh penghuni dan tamu terpilih. Dalam setiap sudut bangunan-bangunan tersebut, terdapat tanda-tanda gaya hidup kelas atas yang terpancar dengan sangat halus namun tak bisa disangkal.

Namun, yang paling misterius adalah JC Technology Labs. Laboratorium ini berada di bawah tanah gedung JC Tower, tersembunyi dari pandangan publik, dan memiliki keamanan ketat yang hampir mustahil ditembus. Di sinilah para ahli terbaik berkumpul untuk mengembangkan teknologi masa depan, dari AI hingga keamanan siber, bahkan proyek pertahanan rahasia yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali tim khusus yang bekerja di sana.

Di balik pintu-pintu baja tebalnya, terdapat laboratorium dengan komputer super canggih yang menyalin, mengolah, dan mengkaji data dalam jumlah yang begitu besar. Para ilmuwan bekerja tanpa henti, di bawah aturan ketat yang melarang mereka membawa pekerjaan ini keluar. Tidak ada satu pun yang pernah bocor ke publik, dan sebagian besar orang bahkan tidak menyadari keberadaan lab ini.

Namun, rumor tetap beredar di antara elit bisnis dan keamanan bahwa JC Investment memiliki kekuatan yang tak hanya terbatas pada kekayaan, namun juga pada teknologi yang bahkan bisa mengontrol arus informasi dunia kedepannya.

JC Investment mengoperasikan beberapa hotel dan resor mewah di tempat wisata utama di Ariston, serta di destinasi-destinasi eksotis di seluruh dunia. Hotel-hotel ini menjadi pusat dari kesempurnaan layanan, menyediakan segala kemewahan yang tak tertandingi bagi pengusaha papan atas yang haus akan pelayanan yang sangat eksklusif. Setiap resor memiliki pantai pribadi, spa kelas dunia, dan layanan yang seakan-akan dibangun hanya untuk satu tamu istimewa. Ketenangan di tempat ini adalah hal yang tidak bisa ditemukan di tempat lain, sebuah surga bagi orang-orang yang menginginkan privasi total.

JC Investment tidak hanya berkembang melalui properti fisik, tetapi juga melalui investasi pada perusahaan-perusahaan rintisan di bidang teknologi medis, energi terbarukan, dan bioteknologi. Melalui divisi JC Ventures, Evan memupuk ide-ide yang berpotensi mengubah dunia. Sebagian besar investasi ini adalah rahasia, namun setiap kali JC Ventures menyuntikkan dana ke suatu perusahaan, dalam beberapa bulan, perusahaan tersebut biasanya naik menjadi pemimpin dalam industri yang digelutinya. Pendekatan ini membuat JC Ventures sangat disegani, dan hampir setiap perusahaan rintisan yang ingin berkembang bermimpi mendapat investasi dari JC Investment.

Dengan semua aset ini, JC Investment kini memiliki nilai total sekitar $24 miliar. Nilai yang tidak hanya berasal dari angka-angka kering, tetapi dari pengaruh yang tak terlihat, sebuah kekuatan yang tersembunyi di balik lembaran kertas laporan keuangan dan catatan transaksi.

Di Ariston, JC Investment bukan sekadar perusahaan. Ia adalah raksasa yang diam dalam dunia bisnis, namun kehadirannya selalu terasa di setiap aspek kehidupan kota. Dari bisnis hingga medis, teknologi hingga properti, perusahaan ini telah menancapkan pengaruh yang tak bisa lagi dilepaskan. Dan meskipun tidak ada yang tahu siapa pemilik sejatinya, nama JC Investment selalu diucapkan dengan hormat atau ketakutan.

Namun, tak ada yang tahu bahwa sosok di balik kerajaan bisnis ini adalah seorang pemuda yang jarang muncul di permukaan yaitu Evan.

Meski identitasnya sebagai pemilik perusahaan dirahasiakan dari publik, Evan menikmati aliran kekayaan dari berbagai dividen dan keuntungan perusahaan. Setiap tahunnya, dividen yang ia ambil secara pribadi dari saham utamanya bernilai puluhan juta dolar, menjadikannya salah satu orang terkaya di kota Ariston, walau namanya jarang disebut-sebut dalam majalah bisnis atau daftar orang kaya. Dengan laba tahunan JC Investment yang melampaui 15 hingga 20 persen dari nilai total perusahaannya, Evan menghasilkan lebih dari $5 juta per bulan hanya dari dividen.

Namun, itu belum termasuk gaji dan kompensasinya sebagai pengendali utama JC Investment. Meski ia menghindari sorotan sebagai CEO, Evan menetapkan struktur gaji yang layak untuk posisinya, mencapai $10-20 juta per tahun. Semua ini masih ditambah lagi dengan keuntungan besar dari berbagai proyek sampingan seperti rumah sakit berkelas internasional, fasilitas kesehatan berteknologi tinggi, dan investasi pada sektor teknologi masa depan. Penghasilan ini membuat pendapatan pribadinya menyentuh angka $80-100 juta per tahun.

Note Author: sudah ada sistem yang ngasi uang, dapat pendapatan milyaran juga

Setiap keputusan bisnis yang diambil Evan, baik di pasar lokal maupun internasional, didorong oleh visinya yang tak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi untuk menciptakan pengaruh besar di balik layar. Ia bukan sekadar pengusaha ia adalah pemain catur yang dengan hati-hati menempatkan bidaknya pada posisi terbaik, merancang pergerakan yang berani dan mendominasi tanpa diketahui dengan keterampilan pembisnis legendaris yang ia beli dengan menggunakan poin sistem.

Hari itu, langit cerah memayungi kota Ariston. Jalanan sibuk dengan lalu lintas yang mengalir lancar, dan di depan Universitas Ariston, sebuah mobil sport hitam berkilauan berhenti dengan tenang. Begitu pintu mobil terbuka, sosok Evan melangkah keluar dengan percaya diri. Jas hitamnya yang elegan, dipadukan dengan kemeja putih tanpa dasi, memberikan kesan berwibawa namun tetap santai. Matanya menyapu sekeliling, mencari sosok Stella yang ia tahu masih berada di dalam gedung universitas.

Menunggu bukanlah hal yang ia suka, terlebih dengan perhatian yang mulai mengarah padanya. Dalam hitungan detik, beberapa mahasiswi mulai memperhatikan sosok Evan. Pandangan mereka terpaku pada pria muda yang tampan dengan aura karismatik yang memancar begitu kuat.

Mereka mendekat, tampak tertarik. Seorang gadis dengan rambut panjang yang digerai tersenyum manis dan bertanya dengan nada malu-malu, “Hai! Kamu baru di sini? Kayaknya aku belum pernah lihat kamu sebelumnya.”

Evan tersenyum tipis, mengalihkan pandangannya. "Tidak, saya hanya sedang menunggu seseorang."

Namun, kerumunan di sekelilingnya malah semakin bertambah. Satu per satu gadis mencoba berbicara dengannya, beberapa bahkan berani meminta kontaknya. Evan mulai merasa risih, seolah menjadi sorotan pusat tanpa keinginannya. Dia tetap tenang, meskipun jelas bahwa situasi ini mengganggu.

Tiba-tiba, ia melihat Stella keluar dari gedung universitas. Sosoknya tampak anggun dengan balutan pakaian sederhana namun elegan, wajahnya tersenyum ketika berbicara dengan teman-temannya. Evan langsung memanfaatkan kesempatan ini.

“Maaf, tapi tunangan saya sudah sampai,” ucap Evan tiba-tiba, dengan suara yang cukup keras agar kerumunan di sekitarnya mendengar. Kata-kata itu berhasil menciptakan keheningan sejenak.

Para gadis yang sebelumnya mendekatinya tampak terkejut, wajah mereka penuh kekecewaan, namun tidak ada yang berani membantah atau bertanya lebih lanjut. Tatapan mereka kini beralih pada Stella yang baru menyadari apa yang sedang terjadi. Dia mendekat, alisnya terangkat penuh kebingungan ketika melihat Evan.

“T-Tunangan?” Stella tergagap, sedikit terkejut namun juga merasa geli dengan caranya mengatasi situasi.

Evan tersenyum santai, mengulurkan tangan untuk membimbingnya menuju mobil. "Ya, tunanganku. Sudah selesai kuliahnya hari ini?"

Stella, yang masih terkejut dengan situasinya, hanya mengangguk sambil tertawa kecil, membiarkan dirinya dibimbing masuk ke dalam mobil. Saat mereka berdua memasuki kendaraan, Stella tidak bisa menahan rasa penasaran.

“Kamu tahu, seharusnya aku protes. Tapi melihat wajah mereka yang kecewa itu, rasanya aku malah senang,” ujarnya dengan nada bercanda.

Evan tersenyum tipis, memasang sabuk pengamannya. “Aku tidak suka keramaian, dan mereka terus mendekat. Itu alasan terbaik yang bisa kupikirkan.”

Stella mengangguk, lalu tiba-tiba menyadari sesuatu. "Tunggu, apa mereka tahu siapa kamu sebenarnya? Kamu bilang tunangan, seolah kamu….”

“Stella, tenang saja. Mereka tidak tahu apa-apa tentangku,” potong Evan. Sambil menyalakan mesin, ia menambahkan, “Aku hanya ingin menjemputmu hari ini. Tidak ada yang perlu dirisaukan.”

Di Pusat Perbelanjaan Elit Ariston

Mereka tiba di sebuah pusat perbelanjaan kelas atas di pusat kota. Mall ini terkenal dengan butik-butik mewah, restoran eksklusif, dan suasana yang elegan. Begitu mereka masuk, Evan mengamati keramaian di sekitar mereka. Banyak pengunjung yang melihat mereka, terutama karena Evan yang tampak mencolok dengan penampilannya yang berwibawa.

Stella menyadari perhatian yang tertuju pada mereka. Dia membisikkan pertanyaan dengan nada penasaran, “Evan, apa kamu sering datang ke sini?”

Evan menggeleng pelan. “Tidak terlalu. Tempat ini sedikit terlalu mencolok bagiku.” Meski demikian, ia tampak sangat nyaman dan teratur berjalan di antara toko-toko mewah itu, seakan tempat ini adalah bagian dari dunianya.

Mereka berhenti di sebuah butik ternama. Stella mengamati baju-baju indah di etalase dengan kagum, tapi juga sedikit ragu. Evan, yang menyadari hal itu, menoleh padanya. “Pilih apa saja yang kamu suka. Anggap ini sebagai hadiah dariku.”

“Aku tidak butuh hadiah, Evan. Kamu tidak perlu…,” Stella menolak sopan, namun matanya tak bisa menutupi ketertarikannya pada salah satu gaun.

Evan menghela napas dan menatap Stella dalam-dalam. “Stella, aku bukan seseorang yang sering memberikan waktu untuk orang lain. Jika aku melakukan ini, itu karena aku mau. Pilihlah apa yang membuatmu bahagia.”

Stella tersenyum dan akhirnya mengangguk. Setelah memilih beberapa pakaian, mereka berjalan menuju restoran eksklusif yang berada di lantai atas mall. Restoran itu menawarkan pemandangan seluruh kota Ariston dari ketinggian.

Saat mereka menikmati makan siang, Stella memperhatikan Evan dengan penuh rasa ingin tahu. “Kamu ini siapa sebenarnya, Evan? Aku merasa kamu memiliki banyak rahasia.”

Evan tersenyum, sorot matanya tetap tenang. “Aku hanyalah seseorang yang berusaha menjalani hidup, Stella. Tidak lebih, tidak kurang.”

Stella mendesah, mengetahui Evan tidak akan menjawab lebih jauh. “Aku merasa kamu terlalu misterius. Terkadang aku bertanya-tanya, berapa banyak rahasia yang kamu sembunyikan.”

Evan tertawa kecil, menyesap minumannya. “Mungkin lebih baik tetap menjadi misteri. Sebagian hal tidak perlu dijelaskan.”

Terpopuler

Comments

Jumadi 0707

Jumadi 0707

knp mc gk ada wanita yng diseriusin thor biar asyik gitu bacanya

2025-01-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!