Bab 4
Di sebuah perusahaan besar, seorang laki-laki sedang duduk di kantornya dan tiga pria berdiri di depannya. Tiga pria itu adalah orang yang ingin menculik Stella kemarin. “Kalian bisa melakukan pekerjaan tidak! Membawa seorang perempuan saja tidak bisa!” tengking laki-laki itu
Laki- laki itu adalah Arka, pewaris dari Hensen Group. Dia sedang memarahi ketiga pria itu. “Tapi tuan, kami dihalang orang seorang pemuda dan sangat susah bagi kami mengalahkan dia, bahkan kami sudah mengancamnya dengan pistol, dari matanya tiada rasa takut sekalipun” jelas salah satu pria
“Kalian begitu bodoh! Jika kau mengancam saja mana mungkin dia takut! Bunuh saja dia bodoh!” Teriak Arka dengan menghentak meja kantornya.
“Dasar tidak berguna!! .. Andre kemari!”
Seorang lelaki dengan badan besar mukanya di penuhi bekas luka dengan setelan jasnya masuk kedalam ruangan tersebut. “Andre, kau bawa tiga sampah ini ke danau! Kau tau kan apa maksudku Andre!” ucap Arka dengan kesal
Dari yang dimaksud Arka adalah, dia menyuruh bodyguardnya Andre untuk membunuh tiga pria yang tidak berguna itu lalu membuang mayatnya ke danau. Andre memangkil rekan nya dan kemudian menyeret mereka bertiga. Mereka menjerit minta pengampunan dan meminta peluang tapi sayangnya, Arka bukan ornag yang begitu.
Arka adalah pewaris satu-satunya dari Hensen Group. Sejak dia kecil dia sudah sangat licik sekali. Dia sering sekali meng-kambing hitamkan orang yang dia benci. Dia sangat pintar untuk berakting membuat dirinya sangat tidak bersalah.
Flashback
Semasa kecil, Arka bertemu Evan di sebuah taman tidak jauh dari panti asuhan. Dia melihat Evan sebagai budak yang dia akan siksa nanti. Tapi siapa sangka ketika dia berpura-pura bermain dengan Evan dan hari sudah mulai hendak gelap, orang tua Arka mengenali siapa Evan sebernarnya. Dan itu membuat Arka Kesal. Orangtuanya tidak memperhatikan Arka yang merupakan anak mereka sendiri.
Sejak itu dia hanya berpura-pura berteman dengan Evan sampai akhirnya umur mereka 18 tahun, Dia melihat Evan bekerja paruh waktu di sebuah kafe dan mulai mendekati Evan. “Evan, apa kau bekerja disini? “ tanya Arka
“Benar Arka, aku bukanlah pewaris seperti dirimu yang berasal dari keluarga sangat kaya, aku harus berjuang dengan hidupku” balas Evan
Tring
Suara pintu Kafe berbunyi, terlihat seroang perempuan masuk dan dia sangat cantik, seketika membuat Arka terpesona. Perempuan tersebut mendekati Evan “ Hallo Evan, aku ingin yang sperti biasa ya” ucap perempuan tersebut
Benar gadis itu adalah Stella, Evan tidak pernah tahu namanya dan dia hanya memanggilnya dengan sebutan Nona. “ Baik nona, aku segera siapkan.”
“Hey Evan apa kau dekat dengannya? Dia sangat cantik” tanya Arka
“tidak .. tidak, dia hanya pelanggan disini Arka”
Arka kemudian mendekati tempat duduk Stella.” Hallo, aku Arka. sepertinya aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama “ ucap Arka
“ohh..ee..haloo, aku stella.. Maaf aku tidak bisa” tolak Stella
“Kenapa? Apa sudah mempunyai pacar?” tanya Arka lagi
“Eee….eeee” Stella tidak tahu harus bagaimana, api dari matanya dia terus mencuri-curi perhatian kepada Evan yang sedang membuat kopi, Arka yang perasan oleh itu menjadi kesal.” baiklah kalau begitu.. Sampai jumpa lagi” ucap Arka pergi kearah pintu keluar kafe
Diluar kafe
“ Dasar yatim sialan, kenapa selalu dia! Dari kecil orangtuaku memperhatika dia juga, bahkan teman sekelas juga! Sekarang perempuan cantik ! “ gerutu Arka kesal
Arka kemudian menelpon bodyguardnya Andre untuk mencari tahu tentang identitas Stella. Tidak butuh waktu lama, Andre mengirim data tentang Stella. Rupanya Stella adalah anak perempuan kedua dari perusahaan kedua terbesar di kota yaitu Yin Corporate.
Hensen Group adaha perusahaan besar kelima, dan Yin Corporate adalah yang kedua terbesar di kota. Arka kemudian berfikir jika hanya dia yang layak mendekati Stella dan bukan Evan. “ Tunggu saja kau Evan! Aku akan membuat mu lumpuh!” dari situlah mula nya Arka memiliki niat untuk memukul Evan dan ingin melenyapkannya
Flashback End
“Aku harus membuat Stella milikku, apapun caranya” Ucap Arka sambil melihat keluar jendela kantornya
…
Evan sudah bersiap-siap dirinya sudah memakai baju casual saja, karena dia tidak mempunyai pekerjaan atau pun masuk kuliah. Dia berjalan turun menghampiri ruang tamu dimana Stella berada. “Apa kamu tidak mempunyai kelas hari ini Stella?” tanya Evan sambil turun
Stella melihat Evan dari kejauhan terpesona, karena ketampanan Evan dan tubuhnya yang sempurna. “Ada. tapi bagaimana aku mau pergi? Kamu harus menghantarkan ku Evan ke kampur” Balas Stella sambil tersenyum manis
Evan pun mengajak Stella masuk kedalam mobil, dia akan menghantar Stella ke kampus sambil menunggu misi dari sistem. Mereka dua langsung berangkat dengan cepat keluar dari perumahan, Bear ataupun Vaden sang security melihat mobil Evan langsung membuka gerbang dan membukuk ke arah Evan.
15 menit berlalu, akhirnya sampai di Universitas Stella belajar yaitu Universitas Ariston atau dikenal UA. Universitas Ariston adalah universitas terbaik dan terunggul di negara ini dan sangat susah untuk diterima. Dan juga uniersitas ini hanya memfokuskan anak dari keluarga yang elite sahaja.
Negara yang Evan tinggal sekarang adalah Kota A, dan ibukota nya adalah Ariston. Disitulah asal dari universitas Ariston. Karena kota ini adalah ibukota dari Negara A.
Mobil Evan sudah berhenti di depan gerbang Universitas, banyak siswa dan siswi melihat ke arah mobil Evan. karena mobil nya adalah mobil yang sangat mahal dan langka.
“Kau lihat itu Audi r8!”
“Orangtuaku saja tidak mampu membeli mobil itu!”
“Siapa yang orangnya ya, aku penasaran.”
Evan keluar dari mobil membuat semua siswi disana terpesona. Dari sudut pandang mereka ketika Evan keluar dari mobil seperti cahaya memancar ke arah mereka.
“Kyaaaa, tampan sekali!” teriak salah satu siswi
Evan tidak menghiraukan hal itu, dia langsung berjalan menuju pintu mobil di mana Stella menjadi penumpangnya. Evan membuka pintu dan menghulurkan tangannya ke arah Stella. “Mari Stella..” ucap Evan
Stella sangat malu dan hanya bisa meraih tangan Evan dan keluar dari mobil. Kejadian itu membuat satu sekolah kaget total seperti disambar petir. “I..tukan Peri Stella!!” teriak salah satu siswa
“Apakah pria itu pacarnya!!... siall hatiku hancur!!”
“Tapi mereka terlihat sangat serasi bukan” ucap seorang siswa memakai kacamata bulat dan rambut mangkok.
Stella perasan bahwa dirinya sudah menjadi pusat perhatian, tapi ketika melihat Evan yang tidak mempertimbangkan semua itu hanya bisa membuatnya senyum tipis saja.
“Jika ada apa-apa telfon saja aku, penculik kemarin mungkin akan datang kembali, hati hati Stella.. Aku pergi dulu” Ucap Evan dan langsung meluncur pergi. Stella berdiri melihat mobil Evan pergi dan akhirnya tidak terlihat lagi barulah dia berjalan masuk ke Universitasnya dengan hati yang berdegup-degup dan pipi nya menjadi merah
Evan pergi ke sebuah taman dan berjalan-jalan melihat suasana taman. “hik ..hikk…hikk” tiba tiba dia mendengar suara tangisan dan berjalan mengikuti suara tersebut. Disana dia melihat seorang pria sedang duduk menangis dengan sebuah kertas di tanganya.
Evan pun mendekati pria tersebut dan bertanya apa yang terjadi. Pria itu melihat Evan sebentar dan mulai menagis kembali.” ada apa ini? Kenapa anda menangis ?” tanya Evan tapi tiada juga balasan. Pria tersebut hanya menunjukkan sebuah kertas meminta Evan membacanya
Evan mengambil kertas tersbut dan mulai membacanya. Rupanya pria tersebut memegang kertas hasil Diagnosis dari sebuah rumah sakit. Pria tersebut mempunyai cancer paru-paru
Evan turut bersimpati dengan pria tersebut. “Paman namaku Evan, aku turut bersimpati pada anda” ucap Evan dengan nada sopan. Pria itu lalu mulai berhenti menangis dan mulai tersenyum “tidak apa anak muda, aku hanya tidak menyangka bahka aku akan mati seperti ini” balas nya
“Aku jonathan, panggil saja jon”
(Ding!)
Sembuhan penyakit Jonathan
Status : berlangsung
Melihat layar sistem tiba tiba muncul dan memberikan Evan misi yang sangat tidak masuk akal. Bagaimana dirinya bisa menyembuhkan penyakit ini? Dia bahkan belum pernah menjadi dokter dan ahli bedah malah tidak pernah belajar tentang materi tersebut.
Tidak lama setelah itu, dia kemudian berfikir, dan menemukan ide. Dia mencari keterampilan Doktor dan pakar bedah di dalam toko sistem.
Akhirnya dia menemukan sebuah keterampilan yaitu keterampilan Doktor dan pakar bedah Dewa didalam sistem, dia membaca informasi tentang keterampilan tersebut
Keterampilan Doktor Dewa
Anda akan mendapakat semua informasi dan pengalaman semua dalam bidak kedokteran dan pembedahan.
Harga : 50 poin
Melihat harganya yang lumayan mahal, membuat Evan berdilema. Tapi kemudian dia berfikir logic, jika dia menyelesaikan misi ini, ada kemungkinan dia akan mendapat poin kembali. Tanpa basa-basi lagi dia langsung membeli keterampilan itu.
Kepala Evan tiba-tiba merasa pusing, dan hal itu membuat jonathan risau, dia menepuk pelan bahu Evan. tapi Evan terus fokus mencerna informasi doktor dewa di kepalanya.
Lima menit berlalu, Evan akhrnya sadarkan diri. Dan melihat kearah Jonathan yang khawatir dengan Evan. “Apa kau tidak apa-apa?” tanya Jonathan
Evan melihat Jonathan yang risau akan dirinya terharu. Rupanya jonathan adalah pria yang baik dan mempunyai hati. “Aku tidak apa-apa paman jon…sepertinya aku bisa menyembuhkanmu paman” Balas Evan serius
Mendengar kata-kata Evan membuat Jon sangat tidak percaya kepadanya.”nak jangan bagi aku harapan palsu, aku sudah di hujung hidupku”
“Aku serius Paman Jon, Aku adalah dokter !” Evan berusaha meyakinkan Jon. melihat John yang menatap langit dengan tatapan kosong membuat Evan tergerak hati. “Paman, lebih baik ada peluang daripada diam dan menunggu kematian!” ucap Evan tegas
Jon tersentak mendengar kata kata Evan, dan memandangi Evan dan lansung menangis kembali dengan memeluk Evan dengan keras. “Tapi sekarang bagaimana kita akan masuk ke dalam rumah sakit supaya aku bisa menjalani pembedahan” gumam Evan pelan tapi masih terdengar oleh Jon.
“Rumah sakit biar aku yang uruskan” ucap jon
“Anda serius paman jon? Apa kita akan masuk tanpa izin?..hmm boleh juga” ucap Evan sambil berfikir. Mendengar itu Jon tiba tiba tertawa dengan keras.
‘Pemuda ini dengan senang berkata padaku jika dia bisa menyembuhkanku yang sudah dua tahun mendapat cancer ini, tapi tiada dokter satupun yang bisa menyembuhkanku.’ benak Jonathan
“Malam hari nanti, temui aku di taman ini lagi nak Evan..aku harus pergi dulu, sampai jumpa” ucap Jonathan sambil berjalan keluar dari taman
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments