Bab 5

Bab 5

Tidak disangka hari sudah menjelang sore. setelah Paman Jon berangkat pergi, Evan duduk disana sebentar memikirkan bahwa manusia baik seperti paman Jon rupanya ada juga di dunia ini. Paman Jon pasrah dengan keadaanya tapi Evan merasa dia tetap tersenyum dengan apapun masalahnya.

“Aku tidak bisa tersenyum seperti itu paman..hahaha, aku akan menantang apapun masalah yang menghampiriku dan menghapuskannya!” gumam Evan sambil tersenyum lebar seperti psychopat. “Kruyukk..” suara perut Evan berbunyi menandakan dia sudah lapar

Evan bangun dari tempat duduk itu dan pergi ke sebuah restoran, dia ingin sekali makan HotPot. “Kenyang sekali..” hari sudah mulai memasuki malam, dia pun berangkat kembali ke taman

Di sebuah rumah mewah

“ayah!, ayah hendak kemana?” tanya seorang perempuan dengan khawatir

“Stella..ayah ada janji temu dengan seorang teman. Kamu istirahat saja” balas pria itu

Pria itu adalah Jonathan, nama panjangnya adalah Jonathan Yin, Ketua dari Perusahaan kedua terbesar di Kota Ariston. Stella sudah tahu bahwa ayahnya mempunyai penyakit cancer oleh sebab itu dia khawatir dengannya. “Ayah harus istirahat! Jangan keluar ini sudah malam” ucap Stella dengan nada lembut supaya ayahnya mengikuti kata-katanya

“Putriku ini sangat sayang kepadaku, tapi jangan risau. Aku ingin berjumpa dengan seorang dokter muda. Dia bilang padaku dia bisa menyembuhkanku.” balas Jonathan sambil memegang pipi Stella

“Dokter itu pasti penipu! Bukankah banyak dokter yang ayah jumpai tidak bisa menyembuhkan ayah!” Stella sangat kesal

“Daripada ayah menunggu kematian, lebih baik bukan jika ada kesempatan”

“T..tapi..” Stella mulai mengeluarkan air mata karena ayahnya berbicara tentang kematiannya. “Sudah sudah..Ayah juga kenal dokter ini, namanya Evan dia pemuda yang baik” jelas Jonathan

“E..Evann!” Teriak Stella. Dia sangat terkejut ayahnya tahu nama Evan. dia kemudian langsung dalam mode berfikir ‘Evan? Apa Evan yang lain? Evan seorang dokter?’ pikirannya penuh dengan pertanyaan

“Baiklah, ayah berangkat dulu, dia mungkin sudah menunggu ayah disana.”

Jonathan keluar dari rumah bersama bodyguardnya, karena hari sudah malam banyak yang terjadi dimalam hari. Dia memilih bermain aman. Stella yang tidak puas dan masih bertanya-tanya berniat mengikuti ayahnya dari belakang. Dia ingin memastikan bahwa itu Evan atau bukan.

Evan sudah sampai di taman dan duduk di tempat duduk pertama kali dia bertemu dengan Paman Jonathan.tidak lama kemudian Paman Jon datang bersama dua bodyguardnya.

“Hallo paman, kita berjumpa lagi.” ucap Evan sambil menghulurkan tangan untuk bersalaman. Jonathan juga menerima niat persalaman Evan dengan baik. “Jadi paman, rumah sakit mana kita akan pergi?” tanya Evan

“Yin Medical Centre” balas Jonathan

Dari kejauhan Stella betul-betul kaget, rupanya ayahnya bertemu dengan Evan yang dikenalinya. Tapi Stella tidak bisa mendengar percakapan mereka berdua.’Evan!? Sejak kapan dia dokter!’ pikiran Stella masih dipenuhi pertanyaan. ‘Evan sangat misterius, terakhir kali aku menyuruh orang untuk mencari informasi tentang dia, tidak ada yang menarik ataupun rahasia, apa jangan-jangan dia menukar informasinya sendiri! Supaya tidak orang tahu tentangnya!’ pikiran Stella sperti detektif mencari kebenaran

15 menit kemudian, Evan, Jon dan Stella yang mengikuti mereka sudah sampai di Yin Medical Centre. Rumah sakit besar yang terkenal dan mewah.

“Inikan rumah sakit perusahaan kami…” ucap Stella pelan

Evan dan Jonathan masuk kedalam rumah sakit dan para staff disana laberdiri dan langsung membungkuk hormat pada jonathan “Selamat Datang Tuan Yin” ucap staff disana. “Tuan Yin?” ucap jonathan kebingungan.

“Itu aku Nak Evan, Aku adalah Jonathan Yin. Pemilik dari Rumah sakit ini..hahaha” balas Jonathan

“Tolong panggil Dokter Cindy” kata Jonathan kepada staff disana. Tidak lama menunggu, Dokter Cindy sudah ada didepan mereka. “ Cindy, tolong siapkan ruang pembedahan.” suruh Jonathan

“Ruang pembedahan? Untuk siapa Tuan Yin? Siapa yang akan dibedah?”Tanya Dokter Cindy dengan keliru. “Aku yang akan dibedah dan Tuan muda ini akan menjadi pembedahnya. Dia akan menyembuhkanku” balas Jonathan

“APA! Dia akan menjadi pembedah Tuan? Dia bahkan tidak seperti dokter apa anda yakin?” ucap Dokter Cindy kepada Jonathan, “Cindy!, aku sudah pergi ke semua dokter yang dikatakan hebat tapi tiada satupun yang bisa menyembuhkanku! Dan hanya Tuan muda Evan saja dengan percaya diri bisa menyembuhkanku” Jelas Jonathan dengan tegas

“T..tapin tuan Yinn..”

“Tiada tapi, aku ingin kamu menyiapkan ruangan pembedahan cepat” ucap Jonathan. “ Aku akan siapkan ruangan itu, dengan satu permintaan, aku akan menjadi penolongnya!” balas Cindy bersikeras tidak percaya dengan Evan

“Baiklah, kau boleh menjadi penolongku, tapi jika kau menjadi penghambat atau beban, kau tidak diperlukan. Cepat siapkan ruangnya.” kata-kata dari Evan membuat Cindy tidak terkata, dia pun dengan cepat menyiapkan Ruangan pembedahan.

“Semua sudah siap” kata Cindy

“ Baiklah.” balas Evan sambil menarik dan menghembuskan nafasnya

Evan memasuki ruang operasi setelah melakukan scrub-up. Dia mengenakan sarung tangan steril, masker, dan baju bedah, bersiap dengan tim medis yang telah menyiapkan Jonathan, yang sudah teranestesi dan terhubung ke alat pemantau detak jantung dan pernapasan.

Kemudian Evan melakukan thoracotomy, membuat sayatan di antara tulang rusuk untuk membuka akses ke paru-paru kanan Jonathan. Dengan tenang, dia memotong lapisan demi lapisan jaringan, mencapai rongga dada. Suasana ruang operasi tegang namun terkendali, semua fokus pada instruksi Evan.

Cindy yang melirik Evan sangat tidak percaya dengan apa yang dilihat olehnya, Evan sangat fokus dan tenang tidak menghiraukan sekitarnya dan hanya bertuju kepada Jonathan pasiennya. Jantung Cindy tiba-tiba berdegup kencang dan perasaan yang tidak pernah dia rasai mulai tumbuh seketika membuat wajahnya memerah.

Evan memperluas pandangannya ke paru-paru yang terinfeksi, dengan hati-hati menggunakan retractor untuk membuka area tersebut. Dia menemukan tumor di lobus kanan bawah paru-paru, yang sesuai dengan hasil pemindaian pra-operasi.

Dengan presisi, Evan mulai memisahkan jaringan tumor dari jaringan paru-paru sehat di sekitarnya. Dia menggunakan perangkat untuk memotong pembuluh darah utama yang mengarah ke lobus yang terinfeksi, lalu mengamankan ujung pembuluh darah dengan staples bedah untuk mencegah perdarahan.

Setelah lobus yang terinfeksi diangkat, Evan memeriksa seluruh area paru-paru dan memastikan tidak ada jaringan tumor yang tersisa. Dia meminta asisten untuk memeriksa jaringan dengan bantuan mikroskop lapangan di ruang operasi untuk memastikan bahwa semua bagian kanker telah terangkat.

Evan memasukkan drainase ke rongga dada untuk mencegah penumpukan cairan atau udara, lalu menutup sayatan paru-paru dengan hati-hati. Setelah yakin bahwa semuanya aman, dia mulai menjahit lapisan demi lapisan jaringan untuk menutup dada Jonathan.

Sebelum menutup seluruh insisi, Evan memastikan bahwa fungsi paru-paru Jonathan berjalan normal dengan alat bantu pernapasan. Dia mengecek sekali lagi agar tidak ada perdarahan atau udara bocor di sekitar paru-paru yang tersisa.

Setelah memastikan semuanya aman, Evan menutup kulit Jonathan dengan jahitan akhir, lalu tim operasi mulai membersihkan area operasi. Dengan napas lega, Evan menyadari bahwa prosedur berjalan lancar.

Jonathan dibawa ke ruang pemulihan, di mana tim medis terus mengawasinya untuk memastikan tidak ada komplikasi pasca operasi. Evan, dengan hati-hati, memantau hasil dan menunggu tanda-tanda positif dari pasiennya yang kini telah bebas dari tumor.

Operasi berjalan dengan lancar dan memakan waktu 8 Jam. Evan sangat lemah saat ini, setelah operasi dia langsung duduk di sofa dengan penuh keringat. Cindy berjalan mendekati Evan dan menawarkannya Air minuman buah kepadanya.

Cindy kemudian duduk di sebelah Evan dan minum bersama. “A..ku minta maaf sudah meragukanmu. Kamu sangat hebat disana. Banyak sekali dokter tidak bisa melakukannya karena posibilitasnya rendah. Evan.. sepertinya aku jatuh cinta padamu.” Ucap Cindy

“Uhukk..uhukk.. Apa-apaan? Kenapa tiba-tiba begini?” balas Evan sambil terbatuk-batuk. Evan memandangi Cindy dengan wajah bingung. Cindy adalah dokter muda yang mengurus Yin Medical Centre, umurnya baru 25 tahun tapi pencapaiannya sangat luar biasa.

Siapa yang tidak suka dengan Cindy, dia mempunyai bentuk tubuh yang bagus dan menarik, wajah cantik dan elegan, mandiri dan seksi. “Evan…apa kau tidak menyukaiku? Aku sangat kasar padamu ketika pertama bertemu, dan aku sudah minta maaf. Apa kau ingin..”

“Dokter cindy, Tuan Evan.. ..apa aku mengganggu kalian?” seorang perawat datang ketika melihat Evan berada dibawah dan Dokter Cindy berada di atas Evan dan itu membuat dirinya salahpaham, perawat itu berlari kembali dan bercerita kepada teman-temannya, kejadian itu kemudian diketahui banyak Tim medis.

“Aku ingin pulang dulu dan beristirahat, jika Paman Jonathan sudah bangun kabari aku” ucap Evan kepada Cindy dan berganjak meninggalkan Rumah sakit

Terpopuler

Comments

R€§§∆H

R€§§∆H

sementara masih suka ngikuti ceritanya, walaupun sering kurang paham oleh kata2 yg entah typo atw memang itu bahasa outhor..🤭

2025-04-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!