Bab 11: Pertanda Buruk

Aluna memandangi gadis yang ditangkap itu dengan tatapan tak percaya. "Mengapa ini terjadi?" gumamnya dalam hati. Gadis muda itu tampak tak bersalah, namun wajahnya memancarkan tekad yang kuat, seakan ada misi yang harus ia penuhi malam itu. Rasa gelisah Aluna semakin dalam, dan ia bertanya-tanya, apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah kejadian-kejadian dalam novelnya akan terus terulang tanpa peduli perubahannya sebagai Seo-Rin?

Saat itu, di tengah suasana yang canggung, penjaga sedikit lengah, dan sesuatu yang tak terduga terjadi dalam sekejap. Gadis yang tadinya berlutut ketakutan itu tiba-tiba berdiri dan berlari menuju Aluna, tangannya menghunus pisau tajam yang disembunyikannya di balik gaun. Gerakannya cepat dan gesit, sementara mata gadis itu menatap Aluna dengan kemarahan yang mendalam, seolah ia memiliki dendam yang membara.

Aluna hanya bisa membeku di tempat, terlalu terkejut untuk bereaksi. Detik-detik berikutnya terasa lambat, ketika gadis itu semakin mendekat dengan pisau terangkat, siap menghunuskan senjata tajam itu ke arah Aluna.

Namun sebelum pisau itu mencapai tubuh Aluna, sebuah bayangan cepat melintas dan memeluknya erat, menghalangi serangan itu. Pangeran Ji-Woon, yang berdiri di sisi lain aula, melihat kejadian tersebut dan langsung berlari ke arah Aluna. Wajahnya dipenuhi kepanikan yang jarang terlihat, dan tanpa pikir panjang ia merengkuh Aluna, menariknya ke pelukan agar terhindar dari serangan tajam.

Sayatan kecil terdengar ketika pisau berhasil menggores lengan Pangeran Ji-Woon yang memeluk Aluna. Ia mendengus menahan sakit, tetapi tetap tak melepaskan pelukannya dari Aluna. “Kau tak apa-apa, Seo-Rin?” bisiknya dengan suara serak, matanya memandang wajah Aluna dengan khawatir.

Sementara itu, Panglima Han yang melihat serangan mendadak tersebut langsung bergerak cepat. Ia menahan tangan gadis itu dengan kekuatan yang tak terbendung, membelokkannya dan mendorong gadis itu ke tanah dengan cekatan. Pisau terjatuh dari tangannya, dan para penjaga segera mengelilingi gadis itu, memastikan ia tak lagi bisa melukai siapa pun. Panglima Han menatap gadis tersebut dengan tatapan tajam, “Siapa kau, dan mengapa kau mencoba menyerang Selir Seo-Rin?”

Gadis itu terdiam, namun tatapan matanya menyiratkan kebencian yang mendalam terhadap Aluna, atau lebih tepatnya, terhadap sosok Seo-Rin. Ia menggigit bibirnya, seolah enggan menjawab pertanyaan tersebut, dan matanya tetap tertuju pada Aluna dengan kebencian yang membara.

Para tamu yang tadinya bercengkerama kini mulai berbisik-bisik, menciptakan suasana penuh spekulasi dan kegemparan. Mereka menatap Aluna dengan berbagai ekspresi, sebagian bersimpati, sebagian lagi heran mengapa seorang selir menjadi sasaran serangan. Aluna merasa seluruh tatapan itu seolah menekannya, membuatnya semakin tak nyaman.

Di tengah keramaian itu, Pangeran Ji-Woon menenangkan Aluna, perlahan melepaskan pelukannya dan mengangguk pada para prajurit, memberi isyarat untuk membawa gadis itu pergi dan menginterogasinya di tempat terpisah. Sementara itu, Panglima Han tetap berada di sisi Aluna, memberikan rasa aman dan menenangkan.

Pangeran Ji-Woon memeriksa lukanya, namun ia tampak tak peduli pada rasa sakit itu. Matanya fokus pada Aluna, memastikan keadaannya. “Seo-Rin … apakah kau baik-baik saja? Mengapa gadis itu menyerangmu?”

Aluna hanya bisa menunduk, hatinya berkecamuk. Ia tidak tahu jawaban pasti untuk pertanyaan itu, tetapi yang jelas, ada sesuatu yang tak beres. Gadis itu tidak mungkin menyerangnya tanpa alasan, dan ingatannya tentang kejadian serupa dalam novelnya kembali menghantuinya.

Ia menggenggam tangan Pangeran Ji-Woon yang terluka, dengan perasaan bersalah. “Maafkan aku, Yang Mulia … aku … aku tidak tahu mengapa semua ini terjadi.” Aluna berbisik dengan nada penuh ketakutan dan kebingungan. Di satu sisi, ia merasa bersalah karena tanpa sadar menyeret orang-orang dalam bahaya. Namun di sisi lain, ia semakin yakin bahwa ada kekuatan yang membuat semua kejadian dalam novelnya terus terulang, seolah-olah dirinya terjebak dalam kisah yang tak bisa ia ubah sepenuhnya.

Pangeran Ji-Woon memegang tangan Aluna dengan lembut. “Jangan khawatir. Aku akan memastikan keselamatanmu, apapun yang terjadi.” Ia menatap dalam-dalam, seolah ingin menenangkan hatinya yang resah.

Panglima Han, yang sejak tadi mengamati, kemudian berkata dengan nada tegas, “Yang Mulia, saya akan menyelidiki lebih jauh siapa dalang di balik insiden ini. Gadis itu pasti dikirim oleh seseorang. Saya tidak akan membiarkan siapa pun membahayakan Selir Seo-Rin.”

Pangeran Ji-Woon mengangguk setuju, dan dengan suara rendah ia berpesan pada Panglima Han, “Lakukan apa yang harus kau lakukan, Han. Aku ingin tahu siapa yang berani melakukan ini.”

Aluna hanya bisa menghela napas panjang, merasa semakin terjebak dalam pusaran takdir yang tak terduga. Ia tahu, malam ini adalah pertanda bahwa banyak hal dari novel yang tak bisa ia hindari begitu saja. Namun, ia bersumpah dalam hatinya untuk mencoba memahami lebih jauh apa yang sebenarnya sedang terjadi.

*

Berita serangan terhadap Seo-Rin menyebar cepat ke seluruh penjuru istana, tak terkecuali ke Paviliun Ratu. Gemuruh amarah terdengar ketika Ratu mengetahui insiden tersebut, dan tanpa menunggu lama, ia langsung memerintahkan pelayan untuk membawanya ke paviliun Seo-Rin.

Saat tiba di kamar Seo-Rin, tanpa basa-basi Ratu menerobos masuk dengan tatapan tajam dan penuh kemarahan. Pelayan-pelayan Seo-Rin terlihat cemas dan tak berani menatap langsung ke arah Ratu, sementara Aluna, yang masih duduk di tepi ranjang, hanya bisa menatap dengan gugup. Dalam hatinya, Aluna sudah bisa menebak bahwa Ratu tak akan membiarkannya tenang setelah kejadian ini.

"Seo-Rin!" suara Ratu menggema di dalam ruangan, dingin dan penuh tekanan. "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa kau telah membuat musuh di luar sana hingga seseorang begitu berani mencoba menyerangmu di tengah pesta kerajaan?”

Aluna menunduk, mencoba menyusun jawaban yang tak menimbulkan kemarahan lebih lanjut. “Maafkan saya, Yang Mulia. Saya sendiri tidak mengerti mengapa hal ini bisa terjadi. Saya tak mengenal gadis itu, dan tidak tahu apa alasannya.”

Ratu menghela napas panjang, tatapannya tak bergeming dari Aluna. “Selir yang menciptakan masalah di dalam istana akan membawa bencana bagi keluarga kerajaan! Kau tahu apa dampaknya jika berita ini menyebar? Banyak yang akan menganggap ini sebagai tanda kelemahan kita!”

Di saat yang sama, Aluna menyadari betapa genting posisinya. Ratu tidak hanya marah, tetapi juga kecewa karena insiden ini bisa mencoreng citra keluarga kerajaan, terutama posisi Pangeran Ji-Woon yang seharusnya kuat dan tak tergoyahkan. Ratu menatap Aluna dengan penuh evaluasi, seakan menimbang apakah kehadirannya sebagai selir lebih banyak membawa keuntungan atau malah menjadi ancaman.

Sementara itu, di paviliun lain, Pangeran Ji-Woon sedang duduk di kursi, menahan nyeri ketika tabib perlahan membersihkan dan merawat luka di lengannya. Di sampingnya, Putri Kang-Ji duduk dengan ekspresi tegang, namun senyum tipis tersungging di wajahnya, seakan menikmati kenyataan bahwa kejadian buruk telah menimpa Seo-Rin. Baginya, insiden ini adalah celah untuk menunjukkan bahwa Seo-Rin hanyalah sumber masalah.

“Yang Mulia, luka Anda tidak terlalu dalam, tetapi sebaiknya Anda beristirahat dan menghindari gerakan yang berlebihan,” ujar tabib sambil membalut luka tersebut dengan hati-hati.

Putri Kang-Ji menatap Pangeran Ji-Woon dengan penuh perhatian, mendekat dengan senyum halus. “Yang Mulia, mungkin ada baiknya menghindari orang-orang yang bisa menimbulkan bahaya seperti ini di istana. Saya sangat mengkhawatirkan keselamatan Anda.”

Pangeran Ji-Woon mengalihkan pandangannya, ekspresinya dingin. “Seo-Rin bukanlah masalah, dan aku yang akan memastikan keamanannya,” ucapnya singkat, menyiratkan keteguhan hatinya untuk melindungi selirnya meski insiden ini menimbulkan kecurigaan. Ia merasa bahwa serangan terhadap Seo-Rin adalah tanda adanya sesuatu yang lebih besar, mungkin musuh tersembunyi di dalam istana yang hendak merongrong keluarganya.

Kang-Ji berusaha menahan kejengkelannya, namun ia tak bisa mengelak dari rasa iri yang membara. “Tentu saja, Yang Mulia. Saya hanya berharap tidak ada lagi masalah serupa yang terjadi di masa depan.”

Pangeran Ji-Woon berdiri, memberi isyarat pada tabib bahwa ia sudah cukup dirawat, lalu memutuskan untuk menemui Seo-Rin secara langsung, mengabaikan saran untuk beristirahat. Namun, sebelum ia sempat meninggalkan paviliunnya, Ratu tiba dengan langkah tegas dan memblokir jalannya.

“Ji-Woon,” suara Ratu tegas. “Kau terlalu cepat melibatkan perasaanmu pada Seo-Rin, hingga membahayakan dirimu sendiri dan citra kerajaan. Kau tak menyadari konsekuensi dari semua ini?”

Pangeran Ji-Woon menatap Ratu dengan tatapan tenang namun penuh determinasi. “Yang Mulia, saya akan melindungi Seo-Rin, apapun risikonya. Jika ada yang mencoba menyakitinya, itu sama saja mereka menantang saya secara langsung.”

Ratu terdiam sejenak, lalu menatap putranya dengan sorot mata penuh kekhawatiran. “Jika kau terus bersikap seperti ini, kau hanya akan melemahkan kedudukanmu sendiri, Ji-Woon. Ingat, sebagai penerus tahta, keselamatanmu adalah prioritas utama.”

Kang-Ji menatap dari kejauhan, menahan senyum puas melihat Ratu berpihak padanya. Namun dalam hatinya, ia tahu bahwa posisi Seo-Rin belum sepenuhnya tergeser, apalagi dengan tekad kuat Pangeran Ji-Woon yang tak menunjukkan tanda-tanda surut.

Di sisi lain, Aluna masih terdiam di kamar, memikirkan apa yang baru saja terjadi. Ia sadar bahwa konflik di dalam istana ini tidak akan berhenti hanya karena satu insiden. Dengan tekad baru, Aluna berjanji pada dirinya sendiri untuk mencari tahu siapa yang berada di balik serangan itu dan menjaga dirinya agar tidak semakin tenggelam dalam bahaya istana yang penuh intrik.

Bersambung >>>

Terpopuler

Comments

Hasna 💙

Hasna 💙

𝐬𝐞𝐨 𝐫𝐢𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐣𝐝𝐢 𝐜𝐞𝐰𝐞 𝐥𝐞𝐦𝐚𝐡 𝐝𝐨𝐧𝐠

2024-11-11

0

Andini marlang

Andini marlang

/Rose//Doge//Doge//Doge//Doge//Doge//Smirk//Smirk//Smirk/

2024-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66 Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67 Bab 66: Salju yang Lembut
68 Bab 67: Perang Tak Terlihat
69 Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70 Bab 69: Hanya Dunia Novel
71 Bab 70: Pernikahan yang Megah
72 Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73 Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74 Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75 Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76 Bab 75: Hadiah Kecil
77 Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78 Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79 Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80 Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81 Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82 Pertemuan di Kedai Teh
83 Api di Balik Pengkhianatan
84 Rahasia yang Terungkap
85 Tangisan dan Rasa Frustasi
86 Sedikit Rasa Lega
87 Jalan yang Tidak Akan Mudah
88 Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89 Keputusan Diluar Kendali
90 Di Ambang Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66
Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67
Bab 66: Salju yang Lembut
68
Bab 67: Perang Tak Terlihat
69
Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70
Bab 69: Hanya Dunia Novel
71
Bab 70: Pernikahan yang Megah
72
Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73
Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74
Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75
Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76
Bab 75: Hadiah Kecil
77
Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78
Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79
Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80
Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81
Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82
Pertemuan di Kedai Teh
83
Api di Balik Pengkhianatan
84
Rahasia yang Terungkap
85
Tangisan dan Rasa Frustasi
86
Sedikit Rasa Lega
87
Jalan yang Tidak Akan Mudah
88
Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89
Keputusan Diluar Kendali
90
Di Ambang Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!