Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?

Pagi itu, setelah merenung panjang dan menghadapi dilema batinnya, Pangeran Ji-Woon akhirnya memutuskan untuk menerima kenyataan dan menghadapi tugas yang telah lama dihindarinya. Jika memiliki keturunan dari Kang-Ji adalah satu-satunya jalan agar Seo-Rin bisa kembali ke istana, maka ia harus melakukannya—meski hatinya dipenuhi perasaan berat dan enggan.

Saat malam tiba, Ji-Woon berjalan pelan menuju paviliun Kang-Ji. Ada ketegangan di setiap langkahnya. Ia menyadari betul bahwa ini adalah malam yang bisa mengubah banyak hal dalam hidupnya, dan terutama dalam hubungan rumit yang telah ia jalani dengan Seo-Rin. Namun, setiap kali ia mengingat tekadnya untuk membawa Seo-Rin kembali, ia meneguhkan hatinya lagi.

Di paviliun, Kang-Ji sudah menanti dengan senyuman yang tenang namun penuh harapan. Dengan mata berkilau, ia menyambut Pangeran Ji-Woon, berharap malam itu menjadi malam yang berbeda—malam yang akan menguatkan posisinya sebagai putri mahkota dan membawa harapan baru untuk memiliki seorang putra yang akan memperkokoh tempatnya di sisi Pangeran.

Ji-Woon menghela napas dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia duduk di dekat Kang-Ji, dan mereka mulai berbincang dengan formalitas yang menutupi kecanggungan di antara mereka. Namun, Kang-Ji dapat merasakan ada keengganan di dalam sikap Pangeran Ji-Woon yang sulit disembunyikan. Tatapannya terasa jauh, seakan hati dan pikirannya sedang melayang ke tempat lain—mungkin, menuju Seo-Rin.

Setelah beberapa saat, Kang-Ji berani mengulurkan tangan dan menyentuh lengan Ji-Woon dengan lembut. Ia tersenyum, mencoba mencairkan suasana.

"Pangeran, malam ini hanya milik kita berdua," ujar Kang-Ji dengan suara yang lembut namun penuh harapan.

Ji-Woon tersenyum tipis, lalu mengangguk perlahan. Ia mencoba untuk mengabaikan keraguannya, berusaha menjalani peran sebagai suami yang diharapkan istana. Ketika ia menatap Kang-Ji, ia mencoba menemukan sisi lembut dari putri mahkotanya, sisi yang selama ini mungkin diabaikannya karena fokusnya selalu tertuju pada Seo-Rin.

Saat malam semakin larut, Ji-Woon menutup matanya sejenak, mencoba melupakan semua pikiran yang mengganggu. Di dalam hatinya, ia berbisik, berharap bahwa langkah ini akan membawa Seo-Rin kembali ke sisinya. Meski terasa sulit dan menguras emosinya, ia rela melakukannya demi kebahagiaan Seo-Rin.

Namun, saat Ji-Woon mulai menyerahkan dirinya pada keputusannya itu, bayangan Seo-Rin kembali muncul dalam benaknya. Hatinya berdegup, teringat pada senyum Seo-Rin, suaranya, dan caranya memperhatikan setiap kata yang diucapkannya. Seketika itu juga, ia merasa kembali terbelah antara tanggung jawabnya sebagai pangeran dan cinta tulusnya yang selalu mengarah pada Seo-Rin.

Meski akhirnya malam itu berlalu dengan keintiman yang Kang-Ji harapkan, Ji-Woon tetap merasakan kehampaan yang tak tergantikan. Dalam diamnya, ia berharap bahwa upayanya malam ini akan segera membuahkan hasil. Sebuah kabar yang ia harapkan bisa membawanya lebih dekat pada Seo-Rin, untuk menghapus jarak yang terbentang antara mereka.

*

Beberapa hari berlalu sejak malam itu, dan Pangeran Ji-Woon berusaha menjalani harinya seperti biasa. Namun, kegelisahan terus menghantui, membuatnya tak tenang. Ia terus menunggu kabar yang akan memastikan masa depannya dengan Seo-Rin, namun tidak ada tanda atau berita apa pun yang datang dari paviliun Kang-Ji.

Di tengah-tengah penantiannya, sebuah kabar lain datang. Salah satu tabib istana datang membawa pesan bahwa Putri Kang-Ji mengalami keletihan luar biasa dan memerlukan waktu untuk beristirahat. Berita itu membuat Ji-Woon tertegun, dan hati kecilnya mulai berharap bahwa keletihan Kang-Ji adalah tanda awal kehamilan. Dengan setengah harap, ia memutuskan untuk bersabar dan menanti perkembangan selanjutnya.

Namun, dalam kesunyian hatinya, bayangan Seo-Rin tetap tak bisa ia lepaskan. Setiap kali ia menutup mata, kenangan wajah Seo-Rin selalu hadir, membuatnya rindu dan merasa hampa tanpa kehadirannya. Keputusan untuk membawa Seo-Rin kembali ke istana kian menguat dalam dirinya, meskipun itu harus menunggu berita kehamilan Kang-Ji sebagai penutup desakan para menteri dan ratu.

Di tempat lain, Seo-Rin—yang kini berada di rumah keluarganya—merasakan kebebasan sekaligus kekosongan yang bertentangan. Meski ia tak lagi merasa tertekan oleh kehadiran Kang-Ji di istana, hatinya masih terikat erat pada Ji-Woon, pria yang telah membuatnya jatuh cinta meskipun dalam keadaan yang begitu rumit.

Suatu sore, saat Seo-Rin berjalan menyusuri taman belakang rumah keluarganya, seorang pelayan mendatanginya dengan wajah gugup. Ia membawa kabar bahwa Pangeran Ji-Woon sering kali terlihat murung dan sulit tidur sejak kepergiannya dari istana. Kabar itu membuat hati Seo-Rin bergetar. Meski ia tahu keputusannya untuk menjauh adalah yang terbaik, rasa rindunya pada Ji-Woon semakin mendalam.

*

Di ruang makan keluarga, Seo-Rin duduk di antara ayah dan ibunya, berusaha menyantap hidangan yang disajikan. Namun, aroma sup yang biasa ia nikmati tiba-tiba terasa menusuk hidung, membuatnya merasa tak nyaman. Ia menutup mulutnya, berusaha menahan rasa mual yang tiba-tiba datang.

Ibunya menyadari perubahan ekspresi Seo-Rin. “Seo-Rin, ada apa? Kau baik-baik saja?”

Seo-Rin menggelengkan kepala pelan, lalu dengan cepat berdiri dan bergegas keluar dari ruangan untuk muntah di halaman luar. Orang tuanya, yang terkejut melihat keadaan itu, segera memanggil pelayan untuk memanggil tabib. Kekhawatiran mereka makin bertambah ketika melihat putri mereka yang tampak pucat dan lemah.

Tak lama, tabib tiba dan langsung memeriksa Seo-Rin. Ia memeriksa denyut nadi dan gejala-gejala yang dialami Seo-Rin. Setelah beberapa saat, tabib itu mengangguk sambil tersenyum kecil.

“Tuan dan Nyonya, saya membawa kabar baik. Nyonya Seo-Rin sedang hamil—sekitar delapan minggu.”

Ruangan itu hening seketika. Seo-Rin menatap tabib dengan mata membulat penuh keterkejutan. Sementara orang tuanya, yang tak menyangka akan kabar ini, terlihat begitu bahagia sekaligus khawatir.

“Hamil?” Seo-Rin berbisik, masih tak percaya. Pikirannya segera melayang ke sosok Ji-Woon. Berbagai perasaan berputar dalam dirinya—antara bahagia, haru, dan juga takut. Kehadiran seorang anak tentu akan mengubah segalanya.

Ibunya langsung memeluknya erat, menepuk punggung Seo-Rin dengan penuh kasih. “Seo-Rin, ini adalah berkah. Kau akan menjadi seorang ibu. Pangeran Ji-Woon pasti akan sangat senang mendengar kabar ini.”

Namun, Seo-Rin tak dapat menyembunyikan kecemasannya. Bagaimana ia akan menghadapi reaksi Ji-Woon dan keluarga istana? Akankah kehamilannya ini menjadi alasan untuk kembali ke istana, atau justru menjadi tantangan baru?

Malam itu, saat Seo-Rin duduk di tepi tempat tidurnya, ia menatap perutnya yang masih datar. Hatinya penuh dengan rasa tak menentu, tetapi di balik kegelisahan itu, ada perasaan hangat yang perlahan tumbuh. Kini, ia memiliki sebuah alasan untuk melangkah ke depan, terlepas dari apapun rintangan yang harus dihadapinya.

Bersambung >>>

Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66 Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67 Bab 66: Salju yang Lembut
68 Bab 67: Perang Tak Terlihat
69 Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70 Bab 69: Hanya Dunia Novel
71 Bab 70: Pernikahan yang Megah
72 Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73 Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74 Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75 Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76 Bab 75: Hadiah Kecil
77 Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78 Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79 Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80 Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81 Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82 Pertemuan di Kedai Teh
83 Api di Balik Pengkhianatan
84 Rahasia yang Terungkap
85 Tangisan dan Rasa Frustasi
86 Sedikit Rasa Lega
87 Jalan yang Tidak Akan Mudah
88 Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89 Keputusan Diluar Kendali
90 Di Ambang Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66
Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67
Bab 66: Salju yang Lembut
68
Bab 67: Perang Tak Terlihat
69
Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70
Bab 69: Hanya Dunia Novel
71
Bab 70: Pernikahan yang Megah
72
Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73
Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74
Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75
Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76
Bab 75: Hadiah Kecil
77
Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78
Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79
Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80
Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81
Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82
Pertemuan di Kedai Teh
83
Api di Balik Pengkhianatan
84
Rahasia yang Terungkap
85
Tangisan dan Rasa Frustasi
86
Sedikit Rasa Lega
87
Jalan yang Tidak Akan Mudah
88
Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89
Keputusan Diluar Kendali
90
Di Ambang Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!