Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit

Dengan tatapan sendu, Seo-Rin meraih tangan Pangeran Ji-Woon, menggenggamnya erat seakan menyalurkan keinginan yang tak terucapkan. "Yang Mulia," ucapnya pelan namun tegas, "tolong, demi saya ... habiskan lah malam ini bersama Putri Kang-Ji. Dengan begitu, Ratu dan para menteri tidak akan terus mendesak Anda."

Mendengar permintaan itu, Ji-Woon terdiam. Hatinya bergolak, penuh dengan ketidakrelaan. Namun, melihat tekad di mata Seo-Rin, ia menyadari bahwa ini adalah hal penting baginya. Dengan berat hati, Ji-Woon akhirnya mengangguk, meskipun hatinya terasa hampa.

Pangeran Ji-Woon perlahan berdiri, dan dengan langkah berat, ia mulai berjalan menuju paviliun Kang-Ji. Setiap langkah terasa seperti beban yang semakin mengikat hatinya. Ia melirik Seo-Rin sekali lagi, seolah ingin memastikan bahwa keputusan ini benar. Melihat senyuman tipis yang Seo-Rin berikan, Ji-Woon menyadari betapa besarnya pengorbanan yang ia lakukan, bukan untuk dirinya sendiri, tapi demi Seo-Rin dan keinginannya.

Sesampainya di paviliun Kang-Ji, Ji-Woon disambut dengan penuh persiapan. Kang-Ji sudah menunggu, mengenakan pakaian elegan yang memancarkan kemewahan, jelas menunjukkan harapan besar untuk malam ini. Tatapan penuh harapnya menyambut Ji-Woon, namun di balik itu, terlihat sorot mata penuh kemenangan.

Pangeran Ji-Woon duduk di hadapannya, mencoba menjaga ketenangan. Malam itu berlalu dalam keheningan yang terasa berat, dengan percakapan singkat dan hambar yang terasa dipaksakan. Meski Kang-Ji mencoba menciptakan suasana yang nyaman, Ji-Woon tetap merasa canggung, seakan berada di tempat yang salah. Pikirannya melayang, terus kembali pada Seo-Rin yang menunggunya dalam keheningan di paviliunnya sendiri.

Malam itu, Ji-Woon tak dapat merasakan kehangatan atau kedekatan yang nyata dengan Kang-Ji, seolah-olah ada tembok tak kasat mata yang menghalangi mereka. Ia hanya hadir di sana dalam tubuh, namun hatinya tertinggal di paviliun Seo-Rin. Meskipun ia berusaha memenuhi keinginan Seo-Rin, Ji-Woon menyadari bahwa keinginannya sendiri hanya satu — berada di sisi Seo-Rin, melewati setiap malam dengannya.

Keesokan paginya, berita bahwa Pangeran menghabiskan malam bersama Putri Kang-Ji tersebar luas di istana. Para menteri merasa lega, dan sang Ratu akhirnya bisa bernapas tenang. Namun, hanya Pangeran Ji-Woon dan Seo-Rin yang tahu betapa beratnya malam itu bagi keduanya.

Pagi itu, Pangeran Ji-Woon melangkah cepat menuju paviliun Seo-Rin dengan harapan bertemu dengannya dan menenangkan kegundahan di hatinya. Walaupun malam itu ia habiskan di paviliun Kang-Ji atas permintaan Seo-Rin, ia tetap merasa bersalah, seakan melanggar kesetiaan yang ia janjikan dalam hatinya untuk Seo-Rin seorang.

Namun, saat tiba di paviliun Seo-Rin, Ji-Woon disambut oleh keheningan yang aneh. Paviliun itu terasa hampa, sunyi, tanpa kehadiran Seo-Rin maupun para dayang yang biasanya berada di sana. Wajah Pangeran berubah cemas. Ia segera bertanya pada setiap pelayan yang ia temui, dan mencari ke tempat-tempat yang biasa dikunjungi Seo-Rin. Namun, jejak keberadaannya tetap tak ditemukan.

Saat kegelisahannya memuncak, seorang pelayan menghampiri Ji-Woon dengan wajah khawatir, menyerahkan sepucuk surat yang dititipkan oleh Seo-Rin. Pangeran membuka surat itu dengan tangan gemetar, dan mulai membaca kata-kata yang ditulis dalam goresan tinta yang ia kenali sebagai tulisan Seo-Rin.

"Pangeran, aku minta maaf karena tidak memiliki keberanian untuk berpamitan langsung pada Anda. Aku telah memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuaku untuk sementara waktu. Aku berharap Putri Kang-Ji segera mengandung keturunan Anda, dan ketika itu terjadi, aku akan kembali ke istana untuk memberi selamat."

Mata Ji-Woon memerah, dan napasnya tersendat ketika ia selesai membaca. Ia meremas surat itu dengan kuat di tangannya, seakan mengalirkan rasa sakit yang memenuhi dadanya ke dalam kertas yang kini hancur lecek di genggamannya. Matanya menatap tajam ke depan, namun pikirannya melayang, kacau oleh perasaan yang berkecamuk di hatinya.

Bagaimana bisa Seo-Rin pergi begitu saja? Mengapa ia tidak mengatakan sesuatu lebih awal? Ji-Woon merasa marah, terluka, sekaligus dilanda penyesalan yang dalam. Jantungnya berdegup keras, menciptakan rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Tiba-tiba, beban malam yang ia habiskan bersama Kang-Ji terasa tak berarti—hanya Seo-Rin yang mampu mengisi kekosongan di hatinya.

Dengan cepat, Ji-Woon memutuskan untuk bertindak. Ia memanggil pelayannya dan memerintahkan persiapan keberangkatan. Bagi Ji-Woon, tak ada yang lebih penting saat ini selain menemukan Seo-Rin dan memintanya kembali. Ia tak ingin kehilangan wanita yang ia cintai, apapun risiko yang harus ia hadapi dari desakan para menteri atau tuntutan istana. Dalam hatinya, Ji-Woon tahu bahwa Seo-Rin adalah satu-satunya tempat hatinya berlabuh, dan ia bersumpah tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.

Saat berita mengenai niat Pangeran Ji-Woon menyusul Seo-Rin terdengar di seluruh istana, sang Ratu dengan segera mengambil tindakan untuk menghalangi rencananya. Pagi itu, saat Ji-Woon baru saja melangkah keluar paviliunnya, siap menunggang kuda untuk meninggalkan istana, beberapa prajurit dan pejabat tinggi telah berkumpul atas perintah Ratu, mengadang jalan Pangeran.

Tak lama, Ratu tiba dengan wajah tenang namun penuh ketegasan, berjalan mendekati Ji-Woon dan menatapnya tajam. "Pangeran, keputusan Anda meninggalkan istana demi seorang selir adalah tindakan yang amat gegabah," ucap Ratu dengan nada yang penuh perintah. "Di saat seperti ini, sebagai calon penerus tahta, Anda harus menunjukkan sikap yang dapat diandalkan oleh rakyat dan istana, bukan sebaliknya."

Ji-Woon menatap ibunya dengan tatapan yang tak kalah tegas. "Baginda Ratu, Seo-Rin telah pergi tanpa sebab yang jelas, dan aku tak akan diam begitu saja membiarkannya merasa tersingkirkan. Aku tidak bisa mengabaikan wanita yang telah mengorbankan banyak hal untukku." Suaranya tenang namun penuh ketegasan yang mencerminkan rasa sakit yang ia rasakan.

Ratu menghela napas, dan ekspresinya berubah dingin. "Jika Seo-Rin benar-benar memahami posisinya, ia seharusnya mengerti bahwa tugas utama Anda adalah meneruskan garis keturunan kerajaan dengan seorang putri mahkota, bukan menghabiskan waktu dengan selir." Ia memberi isyarat pada para pejabat yang telah berkumpul di belakangnya. "Pangeran, demi kebaikan Anda dan kerajaan, saya meminta Anda kembali ke istana dan merenungkan posisi Anda sebagai putra mahkota."

Pangeran Ji-Woon mengepalkan tangannya, merasakan desakan dan keterbatasan yang seakan mengikatnya semakin kuat. Dia tahu, untuk menentang perintah ibunya di hadapan para pejabat adalah tindakan yang sulit dan bisa berisiko pada kedudukannya. Namun, hatinya masih bergolak dengan keinginan kuat untuk menemukan Seo-Rin dan membawa wanita itu kembali ke sisinya.

Ratu mendekatkan wajahnya pada Ji-Woon dan berbisik dengan nada lembut namun mengancam, "Jika Anda benar-benar mencintai Seo-Rin, tunjukkanlah dengan cara yang tidak akan membahayakan posisinya maupun posisi Anda. Pikirkan masak-masak, Ji-Woon. Seorang pangeran yang menempatkan emosinya di atas tugasnya tidak akan bertahan lama di istana ini."

Sadar bahwa langkahnya untuk sementara tertahan, Ji-Woon menundukkan kepala, mencoba mengendalikan amarah dan kesedihannya. Akhirnya, ia berbalik, mengalah pada tekanan sang Ratu, meskipun rasa kecewa dan keputusasaannya tetap bergemuruh di hatinya. Namun, dalam hati ia bersumpah bahwa ini bukanlah akhir. Jika istana tak mengizinkannya menyusul Seo-Rin, maka ia akan menemukan jalan lain, dengan cara apa pun, untuk membawanya kembali.

Bersambung >>>

Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66 Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67 Bab 66: Salju yang Lembut
68 Bab 67: Perang Tak Terlihat
69 Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70 Bab 69: Hanya Dunia Novel
71 Bab 70: Pernikahan yang Megah
72 Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73 Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74 Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75 Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76 Bab 75: Hadiah Kecil
77 Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78 Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79 Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80 Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81 Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82 Pertemuan di Kedai Teh
83 Api di Balik Pengkhianatan
84 Rahasia yang Terungkap
85 Tangisan dan Rasa Frustasi
86 Sedikit Rasa Lega
87 Jalan yang Tidak Akan Mudah
88 Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89 Keputusan Diluar Kendali
90 Di Ambang Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66
Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67
Bab 66: Salju yang Lembut
68
Bab 67: Perang Tak Terlihat
69
Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70
Bab 69: Hanya Dunia Novel
71
Bab 70: Pernikahan yang Megah
72
Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73
Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74
Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75
Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76
Bab 75: Hadiah Kecil
77
Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78
Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79
Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80
Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81
Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82
Pertemuan di Kedai Teh
83
Api di Balik Pengkhianatan
84
Rahasia yang Terungkap
85
Tangisan dan Rasa Frustasi
86
Sedikit Rasa Lega
87
Jalan yang Tidak Akan Mudah
88
Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89
Keputusan Diluar Kendali
90
Di Ambang Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!