Bab 3: Pesona yang Tak Terduga

Langkah Aluna terasa berat saat ia melewati gerbang utama istana yang dihiasi ukiran emas dan lambang kerajaan. Hanbok yang indah dan elegan berwarna ungu lembut membalut tubuhnya, mengalir anggun mengikuti setiap gerakannya. Aluna tahu, tubuh yang kini ia tempati, tubuh Seo-Rin, adalah lambang dari kecantikan dan kemegahan yang mampu menarik perhatian siapa pun. Setiap orang yang berada di jalannya menatapnya dalam keheningan, seakan pesona dan anggunannya menghipnotis mereka.

Para pelayan yang biasanya menunduk, kali ini mengangkat kepala dan mencuri pandang ke arah Seo-Rin, terkejut oleh perubahan aura yang begitu kontras dari biasanya. Meski dikenal sebagai wanita yang cantik, Seo-Rin memiliki reputasi yang menakutkan. Ia terkenal sering bicara kasar, memperlakukan para pelayan dengan penuh cemooh dan penghinaan. Mereka terbiasa melayaninya dengan kepala tertunduk, hati-hati agar tidak memancing kemarahannya.

Namun hari ini, ada sesuatu yang berbeda. Ketika Aluna melewati lorong panjang menuju aula utama, seorang pelayan wanita yang tergesa-gesa berjalan membawa nampan penuh teko dan cangkir tersandung dan hampir saja jatuh. Refleks, Aluna segera bergerak, menangkap pelayan itu sebelum sempat terjatuh.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Aluna dengan lembut, matanya memandang pelayan itu dengan penuh perhatian.

Pelayan itu tergagap, wajahnya penuh keterkejutan. Matanya lebar tak percaya menatap wajah Aluna. "Saya … saya tidak apa-apa, Nona Seo-Rin," jawabnya dengan suara bergetar, seakan takut menerima perhatian dari sosok yang biasanya menakutkan ini.

Aluna tersenyum kecil, membantu pelayan itu menyeimbangkan kembali nampan yang ia bawa. “Hati-hati, ya,” katanya dengan suara ramah yang membuat pelayan itu membeku sejenak. Para pelayan lain yang menyaksikan kejadian tersebut dari jauh bertukar pandang dengan ekspresi bingung, bertanya-tanya tentang perubahan sikap Seo-Rin yang terasa hampir seperti mimpi.

Tak jauh dari tempat itu, Pangeran Ji-Woon berdiri di beranda yang menghadap lorong tersebut. Matanya mengamati setiap gerak-gerik Seo-Rin dengan tajam, memperhatikan keanggunan langkahnya dan caranya berbicara kepada para pelayan. Mata hitamnya yang tajam memancarkan sorot penuh penasaran dan sedikit ketidakpercayaan. Senyum tipis tersungging di bibirnya saat melihat Seo-Rin yang dengan lembut membantu seorang pelayan yang tersandung.

“Seo-Rin yang ramah pada pelayan?” gumam Ji-Woon pada dirinya sendiri. “Apakah ini taktik baru untuk menarik perhatianku?”

Dia mengenal Seo-Rin sebagai sosok yang angkuh, gadis yang tak akan ragu menggunakan lidah tajamnya untuk menghina siapa saja yang tak sepadan dengannya. Rasa angkuhnya begitu tinggi hingga dia biasa memandang rendah siapa pun yang bukan bangsawan. Namun kini, melihat Seo-Rin dengan cara yang berbeda, bersikap manis bahkan pada pelayan yang sebelumnya tak dianggapnya, Ji-Woon merasa ada intrik yang bersembunyi di balik sikap itu.

Di aula utama, para bangsawan dan pelayan tak mampu mengalihkan pandangan dari sosok Seo-Rin. Desas-desus mulai menyebar tentang sikap Seo-Rin yang terlihat berubah sejak seleksi. Ji-Woon hanya mengamati dari kejauhan, berusaha memahami motif di balik perubahan sikap Seo-Rin yang tiba-tiba. Baginya, Seo-Rin mungkin saja sedang mencoba memainkan permainan yang lebih halus, cara baru untuk menarik perhatiannya atau memenangkan simpati Ratu.

Ketika Ji-Woon akhirnya beranjak dari tempatnya, ia berjalan perlahan ke arah aula di mana Seo-Rin berdiri di tengah ruangan setelah pertemuan singkatnya dengan Ratu Kim. Melihatnya dari dekat, ia kembali terperangkap oleh kecantikan dan keanggunannya yang seakan bercahaya, namun tetap memasang ekspresi tenang. Aluna yang berada dalam tubuh Seo-Rin, merasa gugup di bawah tatapan sang pangeran yang begitu tajam.

Pangeran Ji-Woon berhenti beberapa langkah di depannya, menatapnya lekat-lekat. “Seo-Rin,” sapanya dengan nada suara yang rendah namun dalam, penuh dengan pengamatan. “Kau tampak … berbeda hari ini.”

Aluna menelan ludah, merasa harus menahan detak jantung yang berdebar lebih cepat dari biasanya. Berusaha menenangkan diri, ia tersenyum tipis dan membungkuk hormat. “Yang Mulia Pangeran,” balasnya, mencoba menyelaraskan dengan karakter Seo-Rin tanpa menampakkan keterkejutan yang sesungguhnya.

Ji-Woon mengamati wajahnya, senyum tipisnya menyiratkan ketertarikan yang enggan ia akui. “Entah kenapa,” lanjut Ji-Woon, “aku merasa ini semua adalah bagian dari strategimu.”

Aluna terdiam sejenak, bingung dan tak mengerti apa yang ia maksud. Namun, Ji-Woon tampaknya menikmati kebingungan di wajahnya. Pangeran itu menyipitkan matanya, memerhatikan setiap detail ekspresi yang tergambar di wajahnya, seolah mencari celah untuk menebak maksud tersembunyi di balik sikapnya.

“Strategi, Yang Mulia?” jawab Aluna dengan hati-hati, mencoba menjawab tanpa menimbulkan kecurigaan.

Ji-Woon hanya mengangkat alisnya sedikit, senyum samar masih terlukis di wajahnya. “Seo-Rin, kau selalu memiliki cara unik untuk mendapatkan apa yang kau inginkan. Jangan khawatir, aku hanya menikmati permainannya.”

Dengan kata-kata terakhir yang penuh teka-teki itu, Ji-Woon melangkah mundur, membiarkan Aluna kembali sendiri. Hatinya berdebar penuh tanda tanya—apakah dirinya benar-benar telah tertangkap oleh permainan yang tak pernah ia rencanakan, atau justru telah menarik perhatian sang pangeran tanpa sadar?

*

Aluna berdiri di tengah aula, memperhatikan punggung Pangeran Ji-Woon yang semakin menjauh. Kata-katanya masih menggema di kepalanya, membuat perasaan campur aduk berkecamuk dalam hatinya. Sebagai seorang penulis, ia seharusnya tahu setiap langkah dan jalan pikir karakter-karakter di novelnya. Namun, berada di dalam tubuh Seo-Rin ternyata membuat segalanya terasa tak terduga.

Setelah beberapa saat, dayang istana mendekat untuk menuntunnya ke kamar pribadi yang telah disediakan untuknya di istana. Aluna mengikuti langkah dayang itu, masih merenungkan interaksinya dengan Pangeran Ji-Woon. Perubahan kecil dalam sikap Seo-Rin yang diambil alih oleh dirinya tampaknya sudah menarik perhatian sang pangeran—sesuatu yang tak pernah ia duga.

Saat tiba di kamar, dayang yang mendampinginya, seorang wanita muda bernama Yeon-Hee, membungkuk dengan hormat. Dayang itu tampak gugup, seolah khawatir akan sikap yang akan Aluna tunjukkan. Aluna tersenyum lembut, mencoba membuat Yeon-Hee merasa nyaman.

"Yeon-Hee, tidak perlu tegang begitu," ujar Aluna dengan nada lembut, sambil menepuk pelan punggung tangan dayang tersebut.

Yeon-Hee tampak terkejut, matanya terbuka lebar seperti tak percaya dengan kehangatan yang diberikan Seo-Rin. “Terima kasih, Nona,” jawabnya dengan suara bergetar. “Saya akan memastikan segala kebutuhan Nona terpenuhi.”

Saat Yeon-Hee pergi, Aluna menghela napas panjang. Ia menatap sekeliling ruangan mewah itu, dengan dinding berlapis kain sutra dan ukiran kayu halus yang menandakan kemegahan istana. Perasaan aneh memenuhi hatinya; betapa pun mewahnya kamar ini, semua itu tidak berarti apa-apa jika ia tetap terjebak di dalam dunia yang seharusnya hanya ada di imajinasinya.

Sambil duduk di tepi ranjang, Aluna merenungkan kejadian yang baru saja ia alami. Dunia di dalam novelnya, yang tadinya terasa seperti dongeng semata, kini menjadi realitas yang begitu nyata dan tak terduga. Interaksinya dengan para karakter, terutama Ji-Woon, membuatnya mulai mempertanyakan keputusannya di dalam cerita.

Di saat yang sama, di seberang aula istana, Pangeran Ji-Woon tampak tengah berbincang dengan penasihatnya, Joon-Ho . Penasihat itu mengenali ekspresi pangeran yang terlihat lebih bersemangat dari biasanya.

“Apa yang membuat Yang Mulia tampak begitu terpikat?” tanya Joon-Ho dengan nada penuh penasaran.

Ji-Woon menyipitkan matanya, menatap ke luar jendela dengan senyum kecil. “Aku tak yakin,” jawabnya pelan. “Seo-Rin. Dia terlihat berbeda. Tidak seperti biasanya … ada sesuatu yang menarik tentang dirinya, yang membuatku merasa seolah ada misteri yang ia sembunyikan.”

“Apakah Yang Mulia mencurigai ada sesuatu yang terjadi?” Joon-Ho mengernyit, sedikit khawatir. Sebagai penasihat setia, ia tahu bahwa Pangeran Ji-Woon selalu berhati-hati terhadap para sekutunya, terutama terhadap wanita-wanita yang dekat dengannya.

Ji-Woon hanya tersenyum samar. “Mungkin. Tapi, aku lebih tertarik untuk menelusuri misteri ini daripada menaruh curiga.”

Dengan sikap yang begitu tenang, Pangeran Ji-Woon memutuskan untuk memperhatikan Seo-Rin lebih dekat lagi. Ia ingin memastikan apakah perubahan sikap Seo-Rin hanyalah sebuah sandiwara, atau ada sesuatu yang lebih dalam di balik mata tajam dan senyum lembut yang ia tunjukkan.

Di kamar pribadinya, Aluna mendadak merasa seolah ada mata yang terus memantau gerak-geriknya. Ia menatap sekeliling, merasa gelisah dengan kesadaran bahwa kini, perannya sebagai Seo-Rin lebih besar dari sekadar antagonis. Pangeran Ji-Woon—sosok utama di dalam cerita yang seharusnya tak memedulikannya—kini tertarik padanya.

Aluna menyandarkan punggungnya di dinding, menyadari bahwa langkah selanjutnya akan menentukan banyak hal. Dengan setiap perubahan kecil yang ia buat, ia tidak hanya mengubah cerita, tapi mungkin juga takdir setiap karakter, termasuk dirinya sendiri. Apakah ia akan mengikuti takdir Seo-Rin, ataukah ia akan menulis ulang ceritanya sendiri?

Bersambung >>>

Terpopuler

Comments

Momy Fatma

Momy Fatma

Ehemm ehemm, ada yang diam² merhatiin 🤭

2024-11-08

0

Putroe

Putroe

Ok lanjuuutttt ....

2024-11-05

0

Aja Nisa

Aja Nisa

/Drool//Drool//Drool/

2024-11-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66 Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67 Bab 66: Salju yang Lembut
68 Bab 67: Perang Tak Terlihat
69 Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70 Bab 69: Hanya Dunia Novel
71 Bab 70: Pernikahan yang Megah
72 Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73 Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74 Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75 Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76 Bab 75: Hadiah Kecil
77 Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78 Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79 Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80 Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81 Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82 Pertemuan di Kedai Teh
83 Api di Balik Pengkhianatan
84 Rahasia yang Terungkap
85 Tangisan dan Rasa Frustasi
86 Sedikit Rasa Lega
87 Jalan yang Tidak Akan Mudah
88 Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89 Keputusan Diluar Kendali
90 Di Ambang Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66
Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67
Bab 66: Salju yang Lembut
68
Bab 67: Perang Tak Terlihat
69
Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70
Bab 69: Hanya Dunia Novel
71
Bab 70: Pernikahan yang Megah
72
Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73
Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74
Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75
Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76
Bab 75: Hadiah Kecil
77
Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78
Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79
Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80
Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81
Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82
Pertemuan di Kedai Teh
83
Api di Balik Pengkhianatan
84
Rahasia yang Terungkap
85
Tangisan dan Rasa Frustasi
86
Sedikit Rasa Lega
87
Jalan yang Tidak Akan Mudah
88
Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89
Keputusan Diluar Kendali
90
Di Ambang Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!