Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota

Aluna berdiri di sudut aula besar istana, memandang penuh kebingungan dan rasa was-was. Balairung istana yang megah kini disulap menjadi tempat kompetisi—setiap sudutnya dihiasi kain sutra merah dan emas, sementara para dayang sibuk mengarahkan para gadis ke tempat yang sudah ditentukan. Di panggung utama, duduk seorang wanita dengan mahkota emas berkilau di kepalanya: Ratu Kim, ibu Pangeran Ji-Woon, yang memegang kuasa penuh atas jalannya pemilihan.

Aluna berusaha menyusun pikirannya yang kalut. Ini bukan adegan yang ia tulis. Di novelnya, para gadis hanya diperkenalkan sekilas, dan pangeran memilih putri mahkota tanpa banyak ritual atau kompetisi. Tapi kali ini, tampaknya kompetisi itu sangat serius. Para gadis bangsawan, termasuk dirinya—atau lebih tepatnya Seo-Rin—diuji dalam serangkaian tantangan untuk membuktikan siapa yang layak menjadi putri mahkota.

Dayang Istana berdiri di depan para gadis dengan ekspresi serius, mengumumkan aturan kontes. “Atas perintah Ratu Kim, kalian akan melalui tiga tahapan untuk menguji keberanian, kecerdasan, dan kecantikan sejati seorang calon putri mahkota. Hanya yang terbaik dari kalian yang akan maju sebagai calon pendamping Pangeran Ji-Woon.”

Para gadis mulai berbisik satu sama lain, tampak bersemangat sekaligus tegang. Kang-Ji, gadis yang selama ini terkenal karena kecantikannya, berdiri anggun di barisan depan, sesekali melirik ke arah Aluna dengan senyum meremehkan. Aluna membalas dengan anggukan tipis, mencoba mengingat karakter Kang-Ji seperti yang ia tulis: seorang gadis cerdas, tenang, namun memiliki sisi ambisius yang kuat.

Tahap Pertama: Kecakapan Menari

Pada tahap pertama, para gadis diminta untuk menampilkan tarian tradisional di depan Ratu Kim dan Pangeran Ji-Woon, yang duduk tenang memperhatikan dari kursinya. Satu per satu, mereka tampil dengan anggun di hadapan para tamu istana, mencoba menunjukkan kecantikan dan kepiawaian mereka dalam seni tari.

Saat giliran Aluna tiba, ia menarik napas dalam, mencoba mengingat gerakan tarian klasik yang pernah ia lihat. Hanbok berat yang ia kenakan, meski menambah kesulitan, memberinya penampilan yang anggun saat ia melangkah dengan gemulai. Ia bergerak perlahan, mencoba menyesuaikan irama meskipun rasa gugup tak kunjung hilang. Matanya tak sengaja menangkap tatapan Pangeran Ji-Woon, yang terlihat menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak.

Saat Aluna menyelesaikan tarian dan membungkuk, ia mendengar bisikan-bisikan kekaguman dari para dayang. Tetapi pandangan sinis dari Kang-Ji dan beberapa gadis lainnya tak bisa ia abaikan. Meskipun Aluna tahu Seo-Rin tidak ditulis sebagai tokoh yang pandai menari, dia berusaha melakukan yang terbaik—sebuah keputusan yang membuatnya semakin waspada akan perubahan yang ia alami di dunia ini.

Tahap Kedua: Ujian Kecerdasan

Di tahap berikutnya, para gadis diuji kecerdasannya. Dayang Istana memberi mereka serangkaian pertanyaan mengenai kebijakan kerajaan, sejarah, dan etika yang diharapkan dimiliki oleh seorang putri mahkota. Kang-Ji menjawab setiap pertanyaan dengan ketenangan yang membuatnya semakin menonjol di mata dewan istana.

Namun, ketika giliran Aluna tiba, ia terjebak di tengah kerumitan soal-soal yang asing. Sebagian besar yang ia pelajari hanyalah sedikit mengenai budaya dan sejarah Korea. Ia mencoba menjawab dengan diplomatis, memutar otak untuk memberikan jawaban yang sesuai. Meskipun tidak sempurna, beberapa jawaban Aluna justru memberikan perspektif yang segar, membuat Pangeran Ji-Woon sesekali tersenyum tipis.

Di balik tirai, Ratu Kim memperhatikan dengan seksama setiap gadis yang berkompetisi. Di sisinya, Ji-Woon duduk memperhatikan tanpa banyak berbicara, namun matanya mengikuti Aluna dengan penuh perhatian. Ratu Kim, yang menyadari ketertarikan putranya, sesekali melirik Ji-Woon dan memperhatikan reaksinya.

Tahap Ketiga: Ujian Keberanian

Tahap terakhir adalah ujian keberanian, sebuah tradisi yang dibuat oleh Ratu Kim untuk melihat bagaimana seorang calon putri mahkota menghadapi tantangan yang mungkin mengancam keselamatan atau reputasinya di masa depan. Dalam ujian ini, setiap gadis diminta untuk berjalan di taman rahasia kerajaan pada malam hari, sendirian, dengan hanya ditemani satu lentera kecil. Ada kisah tentang taman itu yang katanya berhantu, dan banyak pelayan istana yang enggan melewati jalan tersebut di malam hari.

Ketika Aluna melangkah di jalanan taman yang gelap, rasa takut menyelimutinya. Pohon-pohon tua menjulang di sekelilingnya, membuatnya merasa seolah berada di tengah mimpi buruk yang sunyi. Bayangan cabang pohon bergerak seperti tangan yang siap meraih dan menariknya masuk. Sesekali, ia mendengar suara gemerisik di semak-semak, membuat bulu kuduknya meremang.

Namun, ia tahu bahwa untuk bertahan hidup di dunia ini, dia harus menunjukkan keberanian. Aluna terus melangkah, menahan napas ketika merasakan tatapan dari kegelapan. Ia tahu bahwa sang Pangeran mungkin sedang memperhatikannya dari kejauhan, menilai setiap gerakannya. Setelah beberapa waktu, ia berhasil menyelesaikan jalan penuh kegelapan itu dan tiba kembali di depan para dewan istana dengan tenang, meskipun di dalam hatinya ia masih diliputi ketegangan.

Ketika ujian ketiga selesai, para gadis dikumpulkan kembali di aula utama. Ratu Kim berdiri di depan mereka, tersenyum anggun, dan memberikan kata-kata pujian kepada mereka yang berhasil menunjukkan kualitas terbaik mereka.

“Aku terkesan dengan keberanian, kecerdasan, dan keanggunan yang ditunjukkan oleh kalian semua. Namun, ada satu yang menunjukkan keberanian dan ketangguhan lebih dari yang lain. Seseorang yang tampak siap menghadapi tantangan apa pun, terlepas dari posisinya di mata para dayang.”

Aluna menahan napas saat suara Ratu Kim bergema di balairung istana, mengumumkan hasil akhir dari seleksi. Di sampingnya, Kang-Ji berdiri dengan senyum penuh percaya diri. Aluna tahu, sesuai dengan yang ia tulis, Kang-Ji memanglah sosok putri mahkota yang pantas—ambisius, cerdas, dan tegas. Ratu Kim menatap para gadis dengan tatapan anggun yang menuntut kesetiaan mereka.

“Kang-Ji, kau telah menunjukkan kualitas terbaik sebagai seorang putri mahkota,” ujar Ratu Kim dengan suara lantang namun lembut. “Dengan ini, aku menetapkanmu sebagai calon pendamping untuk Pangeran Ji-Woon.”

Riuh tepuk tangan mengiringi keputusan itu, dan Kang-Ji melangkah maju, menerima mahkota kecil tanda kehormatan dari Ratu. Namun, Aluna yang berdiri sedikit di belakang, menyadari bahwa tatapan Ratu tak sesaat pun lepas dari dirinya. Di antara semua orang di ruangan itu, hanya Ratu Kim yang tampaknya menyadari ketertarikan Ji-Woon pada Aluna.

Pangeran Ji-Woon yang duduk di sisi Ratu tampak diam, namun matanya mencuri pandang ke arah Aluna—atau tepatnya, Seo-Rin—seolah mencari tahu lebih banyak tentang gadis yang mulai menarik perhatiannya. Aluna membalas tatapannya sekejap, namun cepat-cepat mengalihkan pandangan, merasa dirinya seperti karakter yang terjebak dalam dunia yang ia sendiri bangun.

Setelah acara usai, semua gadis kembali ke kediaman mereka masing-masing. Aluna mengikuti rombongan kembali ke paviliun tempat tinggalnya, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Kang-Ji memang telah menjadi putri mahkota, sesuai dengan apa yang ia tulis dalam novelnya. Namun, ketertarikan Ji-Woon padanya—padahal dalam cerita, Seo-Rin adalah antagonis yang harusnya berakhir tragis—membuat Aluna merasa seolah ia telah membuka sebuah jalan cerita yang tak pernah ia rencanakan.

Di kamarnya yang sepi, Aluna memandang ke luar jendela, menatap istana yang megah namun terasa seperti kurungan baginya. Di dalam novel, Seo-Rin memang merasa tidak puas dengan hasil seleksi dan mencoba menyusup masuk ke dalam istana secara diam-diam untuk mendekati Ji-Woon. Seo-Rin ingin merebut kekuasaan, menggunakan segala cara untuk mendapatkannya. Namun kini, Aluna tak merasakan ambisi yang sama.

"Apa aku benar-benar harus melakukan itu?" Aluna bergumam pada dirinya sendiri. Seluruh pikirannya terasa kacau. Ia bukannya ingin mendekati Pangeran atau merebut kekuasaan; ia hanya ingin pulang, kembali ke kehidupannya sebagai penulis di dunia nyata.

Perlahan, ingatan terakhir yang samar-samar sebelum ia terbangun di dunia ini kembali membayanginya. Sebuah acara temu penggemar ... ia duduk di dalam mobil ... dan lalu ada cahaya terang ... kecelakaan. Aluna terkejut, seakan potongan puzzle mulai menyatu.

“Apakah aku sudah mati?” gumamnya lirih, menatap kedua tangannya yang terasa nyata namun seakan memiliki batas yang tak bisa ia tembus. Kengerian merayapi dirinya, dan ia meringkuk di atas kasur sambil mencoba mencerna kemungkinan itu.

Aluna memejamkan mata, berharap ketika ia membukanya kembali, semua ini hanyalah mimpi buruk dan ia akan terbangun di rumah sakit, atau di rumahnya. Namun ketika ia kembali membuka mata, ruangan itu tetap gelap dan sepi, dinding-dinding kamar Seo-Rin di dalam istana ini tetap menyelimutinya.

"Kalau memang aku sudah mati," Aluna bergumam lemah, "kenapa aku harus terjebak di dalam cerita yang kubuat sendiri?"

Keesokan paginya, sebuah ketukan halus di pintu memecah keheningan. Seorang dayang masuk, membawa pesan dari istana. “Seo-Rin, Yang Mulia Ratu ingin bertemu denganmu,” katanya dengan hormat.

Aluna menggigit bibirnya, menenangkan degup jantung yang mulai berdetak lebih cepat. "Baiklah," jawabnya pelan, meskipun di dalam hati, ia bertanya-tanya apakah ini akan membawanya lebih dekat pada jawabannya ... atau semakin jauh dari jalan pulang yang ia inginkan.

Bersambung >>>

Terpopuler

Comments

Hasna 💙

Hasna 💙

𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐩𝐚𝐧𝐠𝐠𝐢𝐥 𝐬𝐞𝐨 𝐫𝐢𝐧 𝐚𝐣𝐚 𝐬𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 , 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐠𝐚 𝐫𝐢𝐛𝐞𝐭
𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐥𝐮𝐧𝐚 𝐤𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐨 𝐫𝐢𝐧, 𝐣𝐝𝐢 𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐞𝐧𝐚𝐤 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐜𝐚
𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐚𝐠𝐮𝐬 , 𝐭𝐭𝐞𝐩 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭

2024-11-11

1

Livy

Livy

next

2024-11-09

0

Livy

Livy

semangat Aluna 🤗🤗🤗

2024-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66 Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67 Bab 66: Salju yang Lembut
68 Bab 67: Perang Tak Terlihat
69 Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70 Bab 69: Hanya Dunia Novel
71 Bab 70: Pernikahan yang Megah
72 Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73 Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74 Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75 Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76 Bab 75: Hadiah Kecil
77 Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78 Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79 Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80 Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81 Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82 Pertemuan di Kedai Teh
83 Api di Balik Pengkhianatan
84 Rahasia yang Terungkap
85 Tangisan dan Rasa Frustasi
86 Sedikit Rasa Lega
87 Jalan yang Tidak Akan Mudah
88 Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89 Keputusan Diluar Kendali
90 Di Ambang Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66
Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67
Bab 66: Salju yang Lembut
68
Bab 67: Perang Tak Terlihat
69
Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70
Bab 69: Hanya Dunia Novel
71
Bab 70: Pernikahan yang Megah
72
Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73
Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74
Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75
Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76
Bab 75: Hadiah Kecil
77
Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78
Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79
Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80
Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81
Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82
Pertemuan di Kedai Teh
83
Api di Balik Pengkhianatan
84
Rahasia yang Terungkap
85
Tangisan dan Rasa Frustasi
86
Sedikit Rasa Lega
87
Jalan yang Tidak Akan Mudah
88
Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89
Keputusan Diluar Kendali
90
Di Ambang Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!