Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui

Di balik tirai tebal yang menutup ruangan pribadi Ratu, keheningan menggantung berat. Ratu Kim duduk di kursi berhias ukiran naga, wajahnya tampak tegang dan penuh kekhawatiran. Selama ini, ia membayangkan bahwa putranya, Pangeran Ji-Woon, akan menjadi pewaris yang setia pada tradisi kerajaan, mengikuti jalur yang sudah ia susun dengan teliti. Namun, kenyataan kini terasa seolah berbalik melawannya. Pangeran Ji-Woon, pewaris takhta yang seharusnya tunduk pada kehendak istana, justru menginginkan seorang wanita yang tidak pernah ia restui.

Ratu Kim mengingat percakapannya dengan putranya beberapa hari yang lalu, yang penuh ketegangan dan kata-kata yang terasa bagai ancaman.

“Jika Ibu tidak mengizinkan Seo-Rin sebagai selirku,” ucap Ji-Woon dengan nada yang tak pernah Ratu Kim dengar sebelumnya, “maka pernikahanku dengan Kang-Ji juga tidak akan pernah terjadi.”

Kata-kata itu masih terngiang di telinga Ratu Kim, membuat dadanya sesak. Betapa Pangeran Ji-Woon, yang selama ini begitu patuh, kini berani menentangnya secara terbuka demi seorang wanita yang menurutnya hanya akan menimbulkan masalah di istana. Seo-Rin memang cantik dan memiliki pesona yang tak diragukan, tetapi ambisinya dan ketidaksukaannya pada aturan istana sangat tidak cocok untuk posisi seorang selir pangeran—apalagi calon putri mahkota.

Namun, Pangeran Ji-Woon bersikeras, bahkan seolah mengancam bahwa tanpa Seo-Rin, ia tak akan bersedia menikahi Putri Kang-Ji, pilihan istana yang paling sesuai. Ratu Kim hanya bisa menghela napas panjang, menahan emosinya agar tetap terlihat tegar di hadapan pelayan-pelayan setianya yang menunggu perintah.

“Yang Mulia, apakah saya perlu memanggil Pangeran Ji-Woon kembali untuk membahas ini?” tanya seorang dayang istana dengan hati-hati, melihat Ratu Kim yang terdiam dalam lamunan.

Ratu Kim menggeleng pelan. “Tidak perlu. Pangeran Ji-Woon sudah membuat keputusannya, dan aku tidak ingin memperpanjang pertikaian ini.”

Dayang itu hanya menunduk hormat, tidak berani menatap wajah Ratu yang penuh dengan kesedihan dan kekecewaan. Ratu Kim merasakan bahwa dirinya telah kalah dalam perang batin ini. Ji-Woon terlalu keras kepala, terlalu dalam keputusannya hingga Ratu Kim tak punya pilihan lain selain tunduk pada kehendak putranya—sesuatu yang belum pernah terjadi selama masa pemerintahannya sebagai Ratu.

Di ruangan lain di istana, Raja memperhatikan perkembangan ini dengan sikap yang jauh lebih tenang. Berbeda dengan istrinya, Raja mengerti betul karakter putra mahkotanya. Ji-Woon adalah pangeran yang bijaksana dan memiliki visi yang kuat. Meski keputusan putranya tidak selaras dengan tradisi, Raja lebih menghargai keteguhan hati Ji-Woon dalam menentukan pilihan hidupnya.

“Yang Mulia,” seorang menteri kerajaan memulai dengan hati-hati, “Pangeran Ji-Woon tampaknya bersikeras dengan keputusannya. Apakah tidak ada cara untuk mengubah pikirannya?”

Raja tersenyum tipis, menatap menteri tersebut dengan pandangan yang penuh wibawa. “Pangeran Ji-Woon telah menunjukkan bahwa ia memiliki keteguhan hati yang kuat dalam setiap keputusannya. Aku percaya bahwa seorang pemimpin harus memiliki keberanian untuk mempertahankan pilihannya, walaupun sulit. Selama ia siap mengemban semua tanggung jawabnya sebagai pewaris, maka siapa kita untuk memaksanya?”

Para menteri mengangguk, meski ada kecemasan di mata mereka. Keputusan Ji-Woon untuk memilih Seo-Rin sebagai selir akan membawa dampak besar pada keseimbangan politik istana, terutama dengan Kang-Ji yang telah lama didukung oleh banyak bangsawan.

Raja melanjutkan, suaranya penuh ketegasan. “Biarkan Pangeran Ji-Woon belajar dan mengambil keputusan berdasarkan apa yang ia yakini. Seorang pemimpin yang kuat tidak hanya dipilih berdasarkan darah, tetapi juga karena keberanian dan kebijaksanaan dalam memilih jalan hidupnya.”

Dengan restu dari Raja, posisi Seo-Rin di istana semakin jelas, meskipun tidak mudah bagi semua orang untuk menerima kehadirannya. Pangeran Ji-Woon berhasil memperjuangkan keinginannya, meskipun kini harus menghadapi berbagai tantangan dari pihak istana yang belum sepenuhnya menerima pilihannya.

Ratu Kim, meski dengan berat hati, akhirnya harus mengakui bahwa putranya tak lagi bisa ia kendalikan sepenuhnya. Hubungan mereka yang semula erat kini terasa ada jarak yang tak terucapkan. Sambil menatap keluar jendela, ia hanya bisa berharap, dalam diam, bahwa keputusan ini tidak akan membawa malapetaka bagi kerajaan.

*

Istana dipenuhi suasana selebrasi, namun aura ketegangan terasa kental, terutama di antara para selir dan dayang yang mengamati dari kejauhan. Putri Kang-Ji telah terpilih secara resmi sebagai putri mahkota, keputusan yang diambil Ratu dan penasihat istana dengan pertimbangan panjang. Kang-Ji, dengan penuh percaya diri, mengenakan gaun megah yang melambangkan status barunya. Senyumnya mengembang ketika melihat pandangan kagum dan hormat dari para bangsawan dan dayang. Ia telah berhasil meraih posisi yang ia impikan.

Di sisi lain, Aluna—yang masih terperangkap dalam tubuh Seo-Rin—merasakan perasaan campur aduk. Di dalam hatinya, ia lega karena posisi putri mahkota jatuh pada Kang-Ji, sesuai dengan yang ia tulis di dalam novel. Namun, perasaan lega itu hanya sesaat, karena ia diundang kembali ke istana atas keputusan yang tak kalah mengejutkan. Pangeran Ji-Woon ternyata masih menginginkan Seo-Rin sebagai selirnya.

Ketika pertemuan diadakan, Ratu Kim dan penasihat istana duduk bersama untuk membahas posisi Aluna yang kini menjadi sorotan. Ratu Kim menatap Seo-Rin dengan sorot mata tajam dan penuh pengawasan. Sementara itu, Pangeran Ji-Woon duduk tak jauh dari ibunya, tetap mempertahankan ekspresi tenang meski sorot matanya menunjukkan tekad yang tak tergoyahkan.

“Seo-Rin,” suara Ratu Kim terdengar dingin namun berwibawa, “keputusan istana telah menetapkan Putri Kang-Ji sebagai putri mahkota, tetapi Pangeran Ji-Woon telah mengutarakan keinginannya agar kau mendampinginya sebagai selir.”

Aluna menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri dari ketegangan yang perlahan melilitnya. “Yang Mulia, saya sangat menghargai kehormatan ini,” ucapnya hati-hati, “namun saya merasa posisi tersebut lebih pantas untuk wanita lain yang memiliki dedikasi besar pada istana.”

Sejenak keheningan menyelimuti ruangan. Tatapan semua orang tertuju padanya, dan Aluna dapat merasakan rasa terkejut di antara para penasihat. Tak seorang pun menyangka bahwa Seo-Rin yang selama ini dikenal ambisius dan penuh perhitungan justru menolak kesempatan yang ia peroleh.

Kang-Ji yang berdiri tak jauh darinya, menyeringai sinis sambil menyembunyikan kemarahannya di balik senyum anggun. Namun Pangeran Ji-Woon tetap tenang, menatap Seo-Rin dengan pandangan dalam yang penuh teka-teki.

“Kau meremehkan dirimu sendiri, Seo-Rin,” kata Pangeran Ji-Woon, suaranya lembut namun tegas. “Aku telah memutuskan bahwa kau adalah seseorang yang dapat menjadi selir terbaik ku. Posisi ini bukan semata untuk wanita lain, tetapi untuk seseorang yang mampu berpikir bijak dan berdedikasi tinggi.”

Aluna terdiam, merasa hatinya berdebar. Ucapan Pangeran Ji-Woon mengingatkannya pada sosoknya sendiri, seorang penulis yang selalu memikirkan alur dan nasib para karakter yang ia tulis. Namun kini, ia menjadi bagian dari cerita ini, dan tak ada pilihan lain selain menerima takdir yang menghadapinya.

Dengan tenang, Pangeran Ji-Woon melanjutkan, “Kang-Ji akan menjadi putri mahkotaku, tetapi sebagai selir, kau akan menjadi sekutuku dalam banyak hal. Jadi, aku meminta kau menerima ini sebagai tanggung jawab baru.”

Dengan berat hati, Aluna akhirnya menunduk. “Jika itu kehendak Yang Mulia Pangeran, saya akan menghormatinya dan menjalankan tugas saya sebaik mungkin.”

Ratu Kim memandang putranya dengan perasaan campur aduk, antara kecewa dan pasrah. Meskipun tidak sepenuhnya setuju, ia tahu bahwa tekad Ji-Woon sangat sulit untuk diubah. Sementara itu, Kang-Ji menyimpan kemarahan yang nyaris tak terbendung. Ia tahu bahwa meskipun dirinya adalah putri mahkota, perhatian Pangeran Ji-Woon tampak terpusat pada Seo-Rin.

Ketika pertemuan itu berakhir, Aluna melangkah keluar dari ruangan dengan hati yang masih diliputi keraguan. Dalam pikirannya, ia terus bertanya-tanya, mengapa takdir Seo-Rin kini berjalan begitu berbeda dari apa yang ia tulis? Dan bagaimana semua ini akan berakhir, jika ia tidak lagi memiliki kendali atas alur cerita ini?

Kini, Seo-Rin akan berada di dalam istana, bukan lagi sebagai penonton, melainkan sebagai pemain utama dalam permainan intrik dan cinta yang tak terduga.

Bersambung >>>

Terpopuler

Comments

Wan Trado

Wan Trado

tidak dijelaskan latarbelakang seo rin dan juga kang ji, sebelum ikut pemilihan

2024-11-09

0

Itoh

Itoh

hyuh gk ush menye² aluna kurg gregett klau bca novell yg pemernnya lemahh tuh

2024-11-10

1

Livy

Livy

antagonis yang jadi pemeran utama, Aluna kamu pasti bisa 💪💪💪

2024-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66 Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67 Bab 66: Salju yang Lembut
68 Bab 67: Perang Tak Terlihat
69 Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70 Bab 69: Hanya Dunia Novel
71 Bab 70: Pernikahan yang Megah
72 Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73 Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74 Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75 Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76 Bab 75: Hadiah Kecil
77 Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78 Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79 Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80 Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81 Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82 Pertemuan di Kedai Teh
83 Api di Balik Pengkhianatan
84 Rahasia yang Terungkap
85 Tangisan dan Rasa Frustasi
86 Sedikit Rasa Lega
87 Jalan yang Tidak Akan Mudah
88 Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89 Keputusan Diluar Kendali
90 Di Ambang Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66
Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67
Bab 66: Salju yang Lembut
68
Bab 67: Perang Tak Terlihat
69
Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70
Bab 69: Hanya Dunia Novel
71
Bab 70: Pernikahan yang Megah
72
Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73
Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74
Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75
Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76
Bab 75: Hadiah Kecil
77
Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78
Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79
Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80
Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81
Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82
Pertemuan di Kedai Teh
83
Api di Balik Pengkhianatan
84
Rahasia yang Terungkap
85
Tangisan dan Rasa Frustasi
86
Sedikit Rasa Lega
87
Jalan yang Tidak Akan Mudah
88
Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89
Keputusan Diluar Kendali
90
Di Ambang Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!